Kamis, 22 November 2018

Kasus Jamal Khashoggi, Politikus Amerika Mengecam Trump


Presiden Amerika Serikat Donald Trump memegang grafik penjualan perangkat keras militer saat berbincang dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 20 Maret 2018. (AP Photo/Evan Vucci)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memegang grafik penjualan perangkat keras militer saat berbincang dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 20 Maret 2018. (AP Photo/Evan Vucci)

CB, Washington – Sejumlah tokoh politik Amerika Serikat seperti senator dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat mengkritik keputusan Presiden Donald Trump terkait kasus pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi.

Mereka beralasan keputusan Trump untuk tidak mengenakan sanksi kepada Arab Saudi dan malah menyebutnya sebagai sekutu kuat telah mengedepankan kepentingan negara jazirah itu di atas kepentingan Amerika.
“Saya meyakini pernyataan ini merupakan Arab Saudi yang pertama dan bukan Amerika yang pertama,” kata Rand Paul, senator asal Partai Republik, lewat akun @RandPaul pada 20 November 2018 waktu setempat.
Paul, yang merupakan salah satu sekutu dekat Trump, mengatakan menolak keputusan Trump membela Saudi terkait kontrak pembelian senjata, yang bernilai sekitar US$110 miliar atau sekitar Rp1.600 triliun.

“Kita seharusnya, minimal, tidak menghadiahkan Arab Saudi dengan senjata canggih kita, yang mereka gunakan untuk mengebom warga sipil,” kata Paul. “Saya akan terus menekan dibuatnya legislasi untuk menghentikan penjualan senjata ke Saudi dan perang di Yaman.”
Senator dari Partai Republik yang juga sekutu Trump, Lindsey Graham, ikut mengkritik keputusan Trump terkait pembunuhan Jamal Khashoggi, 59 tahun.

Kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, tewas di bunuh tim pembunuh dari Arab Saudi yang berjumlah 15 orang. Middel East Eye
“Mengabaikan pembunuhan Khashoggi bukan bagian dari kepentingan keamanan kita.” Dia mengaku meyakini harus ada dukungan bipartisan untuk mengenakan sanksi serius terhadap Arab Saudi. “Termasuk terhadap sejumlah anggota keluarga kerajaan atas tindakan barbar yang melanggar semua norma peradaban,” kata Graham.

Menurut Graham,”Meskipun Arab Saudi merupakan sekutu strategis, perilaku putra mahkota – dalam banyak hal – telah menunjukkan rasa tidak hormat atas hubungan ini dan membuat dia, menurut pandangan saya, lebih dari sekadar beracun.”
Selain itu, Senator Bob Corker dan Bob Menendez berkirim surat kepada Trump untuk memintanya menginvestigasi peran MBS, yang merupakan sebutan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman, dalam pembunuhan Khashoggi. Terutama setelah CIA membuat laporan yang meyakini pembunuhan itu diperintah oleh putra mahkota.

“Terkait perkembangan akhir-akhir ini, termasuk pengakuan dari pemerintah Saudi bahwa pejabat Saudi membunuh Khashoggi di konsulat Istanbul, kami meminta Anda untuk menangani isu ini untuk menentukan apakah MBS bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi,” kata Corker, yang berasal dari Republik, dan Menendez, yang berasal dari Demokrat, dalam surat itu.

Seperti dilansir Reuters, Trump mengatakan lembaga intelijen AS masih mempelajari bukti-bukti dan siapa yang merencanakan pembunuhan Khashoggi, yang terjadi di dalam kantor Konsulat Jenderal Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018.
“Bisa jadi Putra Mahkota tahu mengenai peristiwa tragis ini – mungkin dia tahu dan mungkin dia tidak tahu,” kata Trump dalam pernyataan tertulis yang disampaikan Gedung Putih seperti dilansir Reuters pada 21 November 2018.



Senator Rand Paul dari Partai Republik (kiri) dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Reuters
Trump memulai pernyataan tertulisnya, seperti dilansir CNN, dengan kalimat singkat “Amerika yang Pertama”. Ini dilanjutkan dengan pernyataan “Dunia merupakan tempat yang berbahaya”.
Jamal Khashoggi, yang merupakan jurnalis senior dari Arab Saudi dan memiliki status penduduk Virginia, AS, tewas di kantor Konjen Saudi pada 2 Oktober 2018 saat mengurus dokumen. Dia ditangkap, dipukuli, dan dibunuh oleh tim pembunuh dari Arab Saudi, yang dikirim Deputi Kepala Direktorat Intelijen Umum Saudi, Mayor Jenderal Ahmed Al Assiri.
Saudi telah menangkap 21 orang dan menyiapkan tuntutan hukum terhadap 11 orang yang terlibat pembunuhan ini. 5 orang diantaranya terkena tuntutan hukuman mati. Hingga kini, pemerintah Saudi mengaku tidak tahu dimana jasad Jamal Khashoggi.





Credit  tempo.co