Selasa, 13 Juni 2017

Jepang kini tak lagi "ragu" tawarkan industri pertahanannya



Jepang kini tak lagi
Ilustrasi - Tentara Pasukan Pertahanan-Diri Jepang berada di sebelah peluncur misil Patriot Advanced Capability-3 di Ishigaki perfektur Okinawa dalam foto yang diambil Kyodo, Minggu (7/2/2016). (REUTERS/Kyodo)


Tokyo (CB) - Perusahaan pertahanan dijadwalkan mempertontonkan dagangan mereka pada Senin, dalam satu-satunya pertunjukan senjata khusus Jepang, wadah bagi pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe untuk mempromosikan hubungan industri militer yang akan memperkuat pengaruh Jepang di Asia Tenggara.

Kementerian Pertahanan Jepang telah mengundang perwakilan militer Asia Tenggara dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam ke sebuah seminar teknologi militer terpisah, yang bertujuan untuk memastikan kehadiran dalam pameran Teknologi dan Pranata Maritim-Udara Asia (MAST) tiga hari di dekat Tokyo, kata nara sumber.

"Kementerian Pertahanan menjadi tuan rumah seminar tepat setelah MAST tutup," kata salah satu nara sumber yang mengetahui agenda tersebut seperti dikutip Rueters.

Pemerintahan Abe ingin membuat penjualan senjata dan kolaborasi teknologi militer sebagai landasan baru diplomasi Jepang di Asia Tenggara untuk menghambat pengaruh China yang berkembang di Laut Cina Selatan.

Perdagangan senilai lima triliun dolar amerika dikirim melalui kapal melewati jalur strategis itu sepanjang tahun, sebagian besar dari dan ke Jepang.

Pada tahun 2014, Abe mengakhiri larangan ekspor senjata yang telah berlangsung puluhan tahun, sebagian untuk mengurangi biaya pengadaan dengan memperlebar jumlah produksi senjata.

Namun rencana penjualan itu juga menjadi yang pertama kalinya sejak Perang Dunia Kedua, dan memungkinkan Jepang menawarkan teknologi senjata sebagai iming-iming untuk hubungan militer yang lebih dekat.

Pasar senjata Asia Tenggara tumbuh seiring pertumbuhan ekonomi yang mendorong belanja pertahanan. Jepang kemungkinan akan melawan tawaran China untuk memasok peralatan militer ke wilayah tersebut.

"Satu-satunya hal yang benar-benar penting di Asia Tenggara adalah harga dan China akan menawarkan produknya dengan biaya rendah," kata Paul Burton, Direktur Kedirgantaraan, Pertahanan dan Keamanan di IHS Markit Singapura.

"Mereka dengan senang hati akan memberikan rahasia teknologinya demi memungkinkan dilakukannya produksi lokal, melatih angkatan kerja lokal dan mengimbangi sektor lain," pungkas Burton.

Dalam pertunjukan pertama mereka di MAST Asia pada tahun 2015, perusahaan Jepang masih enggan untuk mengiklankan karya pertahanan mereka, khawatir publik merasa kembalinya militerisme. Hanya NEC Corp yang memamerkan sendiri, dengan perusahaan lain berkumpul bersama dalam satu tampilan.

Keragu-raguan itu sepertinya telah mereda. Sedikitnya 16 perusahaan Jepang akan mengisi pameran, mulai dari pembuat senjata terkemuka Mitsubishi Heavy Industries, hingga pembuat pesawat jet patroli P-1 Kawasaki Heavy Industries, dan ShinMaywa Industries yang membangun pesawat amfibi AS-2.

"Kami bermaksud untuk menampilkan berbagai produk dan teknologi kepada peserta acara," kata juru bicara dari Mitsubishi.

Barang yang dipamerkan mencakup kapal perusak berpeluru kendali, model purwarupa kendaraan amfibi, teknologi pembersih ranjau dan demonstrasi pranata pengawasan radar laser.

Pameran selama tiga hari tersebut akan mencakup peserta pameran dari luar negeri, seperti pembuat jet silman F-35 Lockheed Martin Corp dan Thales SA dari Prancis, yang akan menggunakan dua lantai dalam agenda tersebut, kata juru bicara penyelenggara.






Credit  antaranews.com