PYONGYANG
- Korea Utara (Korut) mengklaim tak lama lagi akan menguji tembak rudal
balistik antar-benua (ICBM) yang akan digunakan untuk melawan
“kebijakan bermusuhan” Amerika Serikat (AS). Negara itu juga yakin, AS
tak berani perang jika Pyongyang memiliki nuklir.
Klaim Korut yang dpimpin rezim Kim Jong-un itu muncul di media pemerintah, Rodong Sinmun. ”Rangkaian uji senjata strategis baru-baru ini menunjukkan bahwa kita tidak terlalu jauh dari uji coba rudal balistik antar-benua,” tulis media pemerintah Korut dalam editorialnya.
”Keberhasilan uji coba sebuah ICBM akan menandai titik balik bersejarah dalam kegagalan kebijakan AS yang bermusuhan,” lanjut editorial tersebut.
”Secara historis, AS tidak pernah berani berperang dengan negara yang memiliki senjata nuklir atau ICBM.”
AS sendiri memperkirakan bahwa Pyongyang dapat menguji rudal tersebut pada tahun ini. ”Mereka membuat kemajuan lebih jauh dalam kemampuan mereka untuk mengembangkan kendaraan yang masuk kembali dalam tes terakhir mereka,” kata Robert Soofer, Asisten Deputi Menteri Pertahanan AS untuk Kebijakan Rudal Pertahanan dan Nuklir dalam wawancaranya dengan Kyodo News, yang dikutip semalam (11/6/2017).
“Kecepatan ancaman meningkat lebih cepat daripada yang saya kira ketika kami melakukan tinjauan pertahanan rudal balistik pertama di tahun 2010,” lanjut Soofer.
Ketegangan di semenanjung Korea semakin memanas. Pada akhir Mei, Korea Utara meluncurkan rudal balistik jarak pendek yang mendarat di Laut Jepang, sekitar 300 kilometer dari pantai Jepang.
Pada bulan yang sama, Pyongyang mengatakan bahwa mereka telah berhasil menguji rudal balistik jarak menengah Pukguksong-2 setelah sebuah proyektil terdeteksi mendarat di perairan internasional di lepas pantai timur Jepang. Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un secara pribadi mengawasi uji coba rudal baru tersebut.
Masih pada bulan Mei, Korea Utara mengklaim telah berhasil menguji rudal balistik jarak jauh Hwasong-12. ”Dari semua rudal yang telah ditembakkan Korea Utara sampai sekarang, Hwasong-12 adalah yang terdekat dengan ICBM,” kata Yang Uk, peneliti senior di forum pertahanan dan keamanan yang berbasis di Seoul.
Klaim Korut yang dpimpin rezim Kim Jong-un itu muncul di media pemerintah, Rodong Sinmun. ”Rangkaian uji senjata strategis baru-baru ini menunjukkan bahwa kita tidak terlalu jauh dari uji coba rudal balistik antar-benua,” tulis media pemerintah Korut dalam editorialnya.
”Keberhasilan uji coba sebuah ICBM akan menandai titik balik bersejarah dalam kegagalan kebijakan AS yang bermusuhan,” lanjut editorial tersebut.
”Secara historis, AS tidak pernah berani berperang dengan negara yang memiliki senjata nuklir atau ICBM.”
AS sendiri memperkirakan bahwa Pyongyang dapat menguji rudal tersebut pada tahun ini. ”Mereka membuat kemajuan lebih jauh dalam kemampuan mereka untuk mengembangkan kendaraan yang masuk kembali dalam tes terakhir mereka,” kata Robert Soofer, Asisten Deputi Menteri Pertahanan AS untuk Kebijakan Rudal Pertahanan dan Nuklir dalam wawancaranya dengan Kyodo News, yang dikutip semalam (11/6/2017).
“Kecepatan ancaman meningkat lebih cepat daripada yang saya kira ketika kami melakukan tinjauan pertahanan rudal balistik pertama di tahun 2010,” lanjut Soofer.
Ketegangan di semenanjung Korea semakin memanas. Pada akhir Mei, Korea Utara meluncurkan rudal balistik jarak pendek yang mendarat di Laut Jepang, sekitar 300 kilometer dari pantai Jepang.
Pada bulan yang sama, Pyongyang mengatakan bahwa mereka telah berhasil menguji rudal balistik jarak menengah Pukguksong-2 setelah sebuah proyektil terdeteksi mendarat di perairan internasional di lepas pantai timur Jepang. Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un secara pribadi mengawasi uji coba rudal baru tersebut.
Masih pada bulan Mei, Korea Utara mengklaim telah berhasil menguji rudal balistik jarak jauh Hwasong-12. ”Dari semua rudal yang telah ditembakkan Korea Utara sampai sekarang, Hwasong-12 adalah yang terdekat dengan ICBM,” kata Yang Uk, peneliti senior di forum pertahanan dan keamanan yang berbasis di Seoul.
Credit sindonews.com