Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu kembali menggunakan isu Palestina sebagai alat dalam kampanyenya. Foto/Reuters
TEL AVIV
- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu kembali menggunakan isu
Palestina sebagai alat dalam kampanyenya. Netanyahu akan kembali
bertarung dalam pemilihan pemilihan umum, yang dijadwalakan akan digelar
pada pekan depan.
Dalam sebuah wawancara dengan Arutz 7, sebuah
media berbahasa Ibrani, Netanyahu menegaskan bahwa jika terpilih
kembali, dia tidak akan membiarkan pembentukan negara Palestina merdeka.
"Negara
Palestina tidak akan dibentuk, tidak seperti yang dibicarakan orang.
Itu tidak akan terjadi," kata Netanyahu dalam wawancara tersebut,
seperti dilansir Spuntik pada Senin (8/4).
Sementara
itu, sebelumnya, Netanyahu bersumpah untuk sepenuhnya mencaplok Tepi
Barat, jika ia memenangkan pemilihan umum Israel. Dia mengatakan akan
memberlakukan kedaulatan atas permukiman di Yudea dan Samaria di Tepi
Barat, jika dia menang dalam pemilihan umum pekan depan.
Pria
yang merupakan pemimpin partai sayap kanan Israel, Likud, mengatakan
pemerintahannya berikutnya tidak akan memisahkan antara blok permukiman
besar Israel dan pos-pos kecil di Tepi Barat.
"Bahkan tidak ada
satu pemukiman pun yang akan dievakuasi dan wilayah lembah Yordania akan
tetap berada di tangan kita," ungkapnya.
Presiden AS Donald Trump memberikan dekrit kepada PM Israel
Benjamin Netanyahu, yang mengakui Dataran Tinggi Golan milik Israel, 25
Maret 2019.[REUTERS]
CB, Jakarta - PM Israel
Benjamin Netanyahu mengatakan akan menganeksasi permukiman di Tepi
Barat, Palestina, jika dia menang pemilu untuk masa jabatan kedua.
Dalam
wawancara dengan Channel 21 pada Sabtu, Netanyahu menjanjikan
pendudukan lebih luas wilayah Palestina tiga hari menjelang pemilu pada 9
April, seperti dikutip dari Reuters, 7 April 2019.
"Siapa bilang
kami tidak akan melakukannya?" kata Netanyahu ketika ditanya kenapa
tidak mencaplok Tepi Barat seperti Dataran Tinggi Golan.
"Kami sedang mengarah ke sana dan membahasnya," tambahnya.
"Anda
bertanya apakah kami maju ke tahap berikutnya, jawabannya adalah ya,
kami akan bergerak ke tahap berikutnya. Saya akan memperluas kedaulatan
(Israel) dan saya tidak membedakan antara blok permukiman dan permukiman
terisolasi."
Benjamin Netanyahu, tokoh politik senior sayap kanan
Israel, ingin menancapkan kembali kekuasaannya dari saingan beratnya
mantan petinggi jenderal Benny Gantz, yang maju dari kubu sentris.
Namun Netanyahu terjerat isu korupsi, berupaya meraup dukungan kubu garis keras dengan mengutamakan isu aneksasi.
Presiden
Palestina Mahmoud Abbas (kiri), berjabat tangan dengan PM Israel
Benjamin Netanyahu pada pemakaman Shimon Peres di Yerusalem, 30
September 2016. Pemakaman ini dihadiri oleh ribuan pengagum dan puluhan
pejabat internasional. AP
Menanggapi rencana Netanyahu,
juru runding Palestina sekaligus ajudan dekat Presiden Mahmoud Abbas
mengatakan, "Israel akan kembali melanggar hukum internasional seiring
komunitas internasional memberikan Israel kekebalan, terutama dari
dukungan pemerintahan Trump."
Sementara
pejabat Hamas di Gaza, Sami Abu Zuhri, menyarankan Abbas agar
menghentikan kerja sama keamanan dengan Israel di Tepi Barat.
"Mimpi Netanyahu untuk menganeksasi Tepi Barat tidak akan pernah tercapai dan kami tidak akan membiarkannya terwujud," katanya.
Sami menyerukan agar Otoritas Palestina (Tepi Barat) bersatu dengan Gaza untuk menghadapi Israel.
Permukiman adalah bola panas dalam konflik Palestina-Israel sejak perundingan berakhir buntu pada 2014.
Kini
ada lebih dari 400.000 permukiman Israel di Tepi Barat menurut data
Israel, dan 2,9 juta Palestina menurut Biro Statistik Palestina.
Sementara PBB mencatat ada 212.000 pemukim Israel tinggal di Yerusalem
Timur.
Palestina dan banyak negara dunia mengatakan permukiman
yang dibangun Israel melanggar Konvensi Jenewa, yang melarang
pembangunan di tanah rampasan perang. Namun Israel
menegaskan tanah Tepi Barat, Palestina, adalah hak mereka berdasarkan
fakta kitab suci, isu keamanan, kilas sejarah dan hubungan politik di
sana.
Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan dia membuat keputusan untuk mengakui dataran tinggi Golan merupakan bagian dari Israel tahun 1981 setelah mempelajari sejarah secara kilat.
Ketika
berbicara dalam pertemuan Koalisi Yahudi Republik di Las Vegas, Trump
mengatakan ia membuat keputusan cepat itu dalam diskusi dengan para
penasehat perdamaian mengenai Timur Tengah, termasuk Duta Besar AS untuk
Israel David Friedman, dan mantunya Jared Kushner.
"Saya
katakan, Sobat berilah masukan tentang sejarah sedikit, cepat. Ingin
bergerak cepat. Saya punya banyak tugas mengerjakan soal China, Korea
Utara, Berilah saya dengan cepat," kata Trump yang mengundang tawa
hadirin dalam pertemuan itu seperti dikutip dari Reuters, Minggu (7/4).
"Bagaimana
Anda menyukai gagasan saya mengakui dengan tepat apa yang kita
bicarakan," ujar Trump, menceritakan kembali pembicaraan tersebut.
Trump menyatakan keputusan itu sudah diambil dengan cepat. "Kami
membuat keputusan cepat. Dan kami membuat keputusan-keputusan baik."
Perdana
Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya mengunjungi Trump pada 25
Maret. Dalam pertemuan itu, Trump menandatangani pernyataan secara resmi
atas pengakuan AS kepada Golan sebagai wilayah Israel.
Langkah
yang diumumkan Trump lewat cuitan bebebrapa hari sebelumnya itu dinilai
banyak pihak sebagai upaya AS untuk mendorong Netanyahu kembali terpilih
dalam pemilihan pada 9 April.
Sekadar diketahui Israel menguasai Golan dalam perang Timur Tengah
tahun 1967 dan mencaploknya tahun 1981 dalam suatu langkah yang tak
diakui internasional.
Netanyahu sedang berjuang untuk
keberlangsungan masa depan politiknya melawan Jenderal Benny Gantz, yang
masih pemula di bidang politik.
Las Vegas (CB) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump
mengatakan pada Sabtu, dia membuat keputusan kontroversial untuk
mengakui pencaplokan Dataran Tinggi Golan oleh Israel tahun 1981 setelah
memperoleh pelajaran sejarah secara kilat dalam pembicaraan mengenai
subyek yang beragam.
Ketika berbicara dalam pertemuan Koalisi Yahudi Republik di Las Vegas,
Trump mengatakan ia membuat keputusan cepat itu dalam diskusi dengan
para penasehat perdamaian mengenai Timur Tengah, termasuk Duta Besar AS
untuk Israel David Friedman, dan mantunya Jared Kushner.
"Saya katakan, Sobat berilah masukan tentang sejarah sedikit, cepat.
Ingin bergerak cepat. Saya punya banyak tugas mengerjakan soal China,
Korea Utara, Berilah saya dengan cepat," kata Trump yang mengundang tawa
hadirin dalam pertemuan itu.
"Bagaimana Anda menyukai gagasan saya mengakui dengan tepat apa yang
kita bicarakan," ujar Trump, menceritakan kembali pembicaraan tersebut.
Trump, tipikal pemimpin yang menuntut pemberian taklimat singkat dan
tajam dan dikenal karena menceritakan kembali kisahnya yang warna-warni,
mengatakan Friedman kaget,"seperti bayi cantik dan membuat terpesona,"
dan bertanya kepada Presiden apakah ia betul-betul akan melakukannya."
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi Trump bulan lalu.
Dalam pertemuan pada 25 Maret, Trump menandatangani pernyataan secara
resmi memberikan pengakuan AS kepada Golan sebagai wilayah Israel,
perubahan dramatis dari kebijakan AS yang telah berlangsung selama
beberapa dekade. Langkah itu yang Trump umumkan lewat cuitan bebebrapa
hari sebelumnya, dipandang sebagai usaha untuk mendorong Netanyahu untuk
terpilih kembali dalam pemilihan pada 9 April.
Israel menguasai Golan dalam perang Timur Tengah tahun 1967 dan
mencaploknya tahun 1981 dalam suatu langkah yang tak diakui
internasional.
Pada Sabtu Trump menyatakan keputusan itu sudah diambil dengan cepat.
"Kami membuat keputusan cepat. Dan kami membuat keputusan-keputusan
baik."
Ketika Trump bertanya kepada hadirin tentang siapa yang akan menang
dalam pemilihan di Israel - hadirin berteriak-teriak menyebut "Bibi.
Lalu Trump menanggapinya,"Saya pikir sudah dekat. Dua orang yang baik."
Netanyahu sedang berjuang untuk keberlangsungan masa depan politiknya
melawan Jenderal Benny Gantz, yang masih pemula di bidang politik.
Khalifa Haftar, dianggap orang yang dapat mempersatukan Libya. [Reuters]
CB, Jakarta - Para
pemimpin dunia bersama sejumlah organisasi HAM menyerukan agar pasukan
yang setia kepada Tentara Nasional Libya yang dipimpin jenderal Khalifa
Haftar untuk menghentikan pertempuran dan rencananya menguasai Tripoli,
ibu kota Libya.
Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat, 5 April 2019
telah memerintahkan Haftar untuk menghentikan serangan ke Tripoli karena
dikhawatirkan akan menimbulkan perang sipil.
"Anggota
Dewan Keamanan menyampaikan kekhawatiran yang mendalam terhadap
aktivitas militer dekat Tripoli, yang berisiko pada stabilitas Libya dan
prospek mediasi PBB dan penyelesaian politik yang komprehensif pada
krisis ini," kata Duta Besar Jerman untuk PBB, Christoph Heusgen kepada
wartawan, seperti dikutip dari Deutsche Welle.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres melalui akun Twitter
mengatakan, dirinya meninggalkan Libya dengan hati berat dan sangat
khawatir.
"Saya berharap ada kemungkinan untuk menghindari konfrontasi berdarah di dalam dan di sekitar Tripoli.
Guterres menegaskan, PBB memfasilitasi penyelesaian politik dan apapun yang terjadi, PBB mendukung rakyat Libya.
Guterres
berkunjung ke Tripoli pada hari Jumat, 5 April 2019 untuk mempersiapkan
pemilu di Libya. Guterres juga berkunjung ke kota Tobruk untuk bertemu
ketua parlemen Libya.
Guterres kemudian bertemu Haftar di Benghazi untuk menghindari konfrontasi berdarah di Tripoli.
Menurut
utusan PBB Ghassan Salame ke Dewan Keamanan PBB d, Haftar membuat
pernyataan jelas kepada Guterres bahwa dirinya tidak bermaksud
melanjutkan serangan ke Tripoli.
Para
pemimpin G-7 bersuara bulat untuk menyerukan kembali permintaan PBB
agar Haftar menghentikan seluruh gerakan militernya karena membuat
instabilitas di Libya.
Human Rights Watch menyerukan agar semua pihak untuk tetap tenang dan meminimalkan bahaya terhadap warga sipil.
"Semua
pihak yang terlibat dalam pertempuan di ibu kota Libya, harus mengambil
semua langkah yang perlu untuk mengurangi bahaya kepada warga sipil dan
mematuhi hukum perang," ujar Human Rights Watch.
Pasukan loyalis pemerintah Libya dukungan PBB tiba di pinggiran ibu kota Tripoli.[Sky News]
CB, Jakarta - Pasukan loyalis Jenderal Khalifa Haftar mengklaim telah merebut bandara utama Libya di Tripoli, dua hari setelah perintah menyerang pemerintahan Libya yang didukung PBB.
Melalui
pernyataan online pasukan Haftar seperti dikutip dari Sky News, 7 April
2019, mereka mengklaim telah mengambil alih bandara internasional
Tripoli dan mengamankan fasilitasnya.
"Kami berdiri di jantung bandara internasional Tripoli," menurut unggahan foto pasukan Haftar.
Serangan meningkat ketika PBB hendak menggelar konferensi untuk memastikan pemilu digelar tepat waktu.
Pandangan udara menunjukkan kendaraan militer di jalan di Libya, 4 April 2019.[TV Reuters/REUTERS]
Setelah
kejatuhan Gaddafi, Libya dipimpin oleh dua pemerintahan, yang pertama
pemerintahan yang didukung oleh PBB yang dipimpin Fayez Al Sarraj, dan
di timur yang dipimpin oleh Haftar. Keduanya sama-sama didukung oleh
militer dan milisi.
Meskipun dikuasai, bandara Tripoli tidak terlalu berfungsi sejak hancur pada pertempuran 2014.
Selain menyerbu bandara, tentara Haftar juga merebut Wasi el Rabeia di selatan Tripoli.
Juru
bicara Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin Haftar, Ahmed Al
Mesmari mengatakan, 14 tentara tewas sejak serangan diumumkan.
Dia
mengklaim militer Fayez mengerahkan empat serangan udara ke posisi
pasukan Haftar di kota Aziziya, namun tidak ada korban tewas.
Pada kamis kemarin, Haftar memerintahkan pasukannya dari Zawiya dan Misrata maju ke Tripoli yang bisa memicu perang saudara.
Komandan
Libya yang berbasis di timur, Khalifa Haftar menghadiri konferensi
Keamanan Umum, di Benghazi, Libya, 14 Oktober 2017. [REUTERS / Esam
Omran]
Pada
hari Sabtu, DK PBB mendesak agar Haftar menghentikan pasukannya dan
seluruh faksi militer untuk menghentikan aktivitas militer.
Serangan Haftar menandakan konflik baru setelah kejatuhan Muammar Gaddafi pada 2011.
Sebelum
serangan, awalnya PBB akan mengadakan konferensi pada 14-16 April di
Ghadames, sebagai persiapan pemilu demi mengakhiri persaingan dua
pemerintahan di Libya.
Khalifa
Haftar, jenderal angkatan darat Libya berusia 75 tahun, dilihat oleh
negara Barat sebagai diktator Gaddafi baru. Dia menyatakan akan
melanjutkan serangan sampai terorisme dihancurkan.
Perwira era Gaddafi ini mendapat dukungan dari Mesir dan UEA yang melihatnya sebagai pencegah kelompok Islamis di Libya.
Serangan udara jet-jet tempur Koalisi Arab menghantam Ibu Kota Yaman, Sanaa, Minggu (7/4/2019). Foto/REUTERS/Mohamed al-Sayaghi
SANAA
- Pesawat-pesawat jet tempur Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi
membombardir Ibu Kota Yaman, Sanaa. Kementerian Kesehatan setempat yang
dikontrol pemberontak Houthi melaporkan 11 warga sipil, termasuk
anak-anak, terbunuh dalam serangan udara tersebut.
Serangan udara
yang berlangsung pada hari Minggu menghantam perumahan di Sanaa. Juru
bicara Kementerian Kesehatan yang dikontrol pemberontak, Youssef
al-Hadrii, mengatakan lebih dari 39 orang terluka akibat pemboman udara.
Youssef al-Hadrii, sebagaimana dikutip DPA, Senin (8/4/2019), menambahkan sebagian besar yang tewas adalah siswa karena pemboman juga menghantam sebuah sekolah.
Laporan lain dari The Associated Press
yang mengutip sumber-sumber medis setempat, mengatakan jumlah korban
tewas mencapai 13 orang, termasuk tujuh anak. Lebih dari 100 orang
lainnya terluka.
"Semua orang histeris, ada yang menangis dan
berteriak panik," kata kepala sekolah Al Raei, Fatehiya Kahlani.
"Situasinya mengerikan karena populasi sekolah 2.100 jiwa."
"Beberapa
siswi tewas dan yang lainnya terluka, dan kini berada di rumah sakit
akibat serangan rudal. Bangunan sekolah juga hancur," imbuh dia.
"Kami
tiba-tiba mendengar jet tempur saat kami berada di sekolah. Kami
kemudian mendengar serangan pertama. Kami tetap tenang. Lalu datang
serangan kedua dan kemudian yang ketiga, yang merupakan yang terkuat
dari semuanya," kata Ali Ahmed, seorang siswa yang terluka.
"Bangunan itu rusak dan kami terluka oleh pecahan kaca. Ketika serangan udara keempat datang, kami panik dan berlari pulang."
Namun,
Koalisi Arab yang memerangi pemberontak Houthi mengatakan jet-jet
tempurnya menyerang sebuah kamp militer di pinggiran Sanaa di Sawan.
Koalisi tidak memberikan rincian jumlah korban.
Kantor berita
yang dikelola pemerintah di Aden yang pro-pemerintah Presiden Abd-Rabbo
Mansour Hadi mengatakan sebuah gudang yang digunakan oleh Houthi untuk
menyimpan senjata menjadi sasaran. Pemerintah Presiden Hadi adalah kubu
yang didukung Koalisi Arab.
Konflik terbaru di Yaman dimulai
dengan pengambilalihan Sanaa oleh pemberontak Houthi tahun 2014.
Pemberontak itu hendak menggulingkan pemerintah Hadi.
Sejak
invasi di Yaman tahun 2015, jet-jet tempur Koalisi Arab dilaporkan
menghantam sekolah, rumah sakit, dan pesta pernikahan. Data berbagai
laporan menyatakan ribuan orang tewas dalam konflik di negara tersebut.
Pemberontak Houthi terus melawan dengan menembakkan rudal jarak jauh ke Arab Saudi dan menargetkan kapal-kapal di Laut Merah.
Pertempuran
di negara termiskin di dunia Arab itu juga menyebabkan jutaan orang
menderita kekurangan makanan dan medis. Kondisi itu mendorong Yaman
menjadi negara di ambang kelaparan.
Kepala Kemanusiaan PBB Mark
Lowcock mengatakan sekitar 80 persen populasi Yaman, sekitar 24 juta
orang, membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Jakarta, CB -- Tentara Arab Saudi menembak mati dua dari empat tersangka warga Syiah yang menyerang pos pemeriksaan keamanan di provinsi bagian timur. Keduanya ditembak mati saat melarikan diri usai penangkapan.
Dikutip dari AFP, Senin (8/4) dalam laporan media setempat, kedua tersangka bersenjatakan bahan peledak.
Serangan
oleh para tersangka terjadi di Abu Hadriyah, sebuah jalan raya yang
menghubungkan Provinsi Timur yang kaya minyak dengan Bahrain dan Kuwait,
ketika para penyerang berusaha melarikan diri dari negara itu, kata
televisi Al-Arabiya dan media lokal lainnya.
Tiga dari empat
tersangka yang dianggap teroris itu berasal dari wilayah Qatif yang
mayoritas muslim Syiah, tambah laporan itu tanpa menyebutkan kapan
serangan itu terjadi.
Sementara itu Bahrain mengutuk serangan itu. Melalui kementerian
luar negerinya, Bahrain menyatakan solidaritas dengan Arab Saudi dalam
memerangi semua bentuk terorisme.
Provinsi Timur Arab Saudi telah
mengalami serangan dan kerusuhan sejak 2011 ketika pengunjuk rasa Musim
Semi Arab turun ke jalan menuntut diakhirinya diskriminasi oleh
pemerintah yang didominasi Sunni. Pemerintah Arab Saudi menyangkal telah
berlaku diskriminasi terhadap kaum Syiah.
Namun salah satu
pemimpin gerakan protes, ulama Syiah Nimr al-Nimr pernah dieksekusi pada
tahun 2016 atas dakwaan terorisme. Hal ini memperburuk ketegangan
sektarian di Teluk dan dengan saingan regional utama Arab Saudi, Iran.
Otoritas
Saudi pada tahun 2017 merebut kendali atas distrik Awamiya yang
bergejolak, sebuah kota di wilayah Qatif yang telah menjadi pusat
protes.
Human Rights Watch mengatakan pada saat itu memiliki bukti satelit
yang menunjukkan pasukan keamanan Saudi telah sepenuhnya mengepung dan
menutup kota itu.
Pihak berwenang Saudi menyalahkan teroris dan pengedar narkoba karena kerusuhan mematikan di Awamiya.
Komunitas
Syiah diperkirakan berjumlah antara 10 dan 15 persen dari populasi 32
juta kerajaan Arab Saudi, tetapi pemerintah belum merilis statistik
resmi.
Jakarta, CB -- Kendaraan polisi diserang oleh sejumlah pria bersenjata di pinggiran kotaKairo pada Minggu (7/4) dini hari waktu setempat. Aksi itu menewaskan seorang polisi dan supir, serta melukai dua korban lainnya.
Mengutip AFP,
Kementerian Dalam Negeri setempat menyebut hingga kini belum ada
kejelasan mengenai identitas penyerang pihak keamanan di Mesir.
Negara
itu memang sudah sering menjadi target serangan sejak masa pemerintahan
Abdel Fattah al-Sisi memerangi pemberontakan dari kelompok ekstremis
Islam.
Penyerangan terjadi saat polisi sedang melakukan
patroli rutin di New Nozha. Menggunakan mobil berwarna hitam, mereka
terus menembaki kendaraan polisi.
Polisi yang tewas dalam tragedi itu bernama Kapten Mohamed Ahmed
Abdel Razek. Penembakan terjadi setelah seorang perwira terluka dan
tujuh tersangka gerilyawan tewas dalam baku tembak di Kairo yang belum
lama ini terjadi.
Kejadian serangan seperti ini bukanlah yang
pertama terjadi di Mesir. Sejak militer Mesir menggulingkan Presiden
Islam Mohamed Morsi pada 2013, pasukan keamanan di negara itu terus
menjadi sasaran kelompok ekstremis.
Bukan satu dua lagi yang menjadi korban. Tapi, ratusan tentara dan polisi telah menjadi korban atas serangan kelompok ekstremis.
Pada
Februari lalu, Mesir melancarkan serangan militer terhadap kelompok
Islam di Semenanjung Sinai. Penyerangan itu menewaskan 600 tersangka
jihadis dan 40 tentara.
Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat Kirstjen Nielsen (kiri) mengundurkan diri. Foto/ REUTERS/Carlos Barria/File Photo
WASHINGTON
- Menteri Keamanan Dalam Negeri (DHS) Amerika Serikat (AS) Kirstjen
Nielsen mengundurkan diri. Dia menjadi terkenal karena membela kebijakan
Presiden Donald Trump untuk memisahkan anak-anak migran dari orang tua
mereka.
Mundurnya Nielsen pertama kali dilaporkan CBS News. Seorang pejabat senior administrasi Gedung Putih mengatakan Trump mengabulkan permintaan pengunduran diri Nielsen.
"Menteri
Keamanan Dalam Negeri Kirstjen Nielsen akan meninggalkan posisinya, dan
saya ingin mengucapkan terima kasih atas pelayanannya," tulis Trump di
Twitter, seperti dikutip Reuters, Senin (8/4/2019).
Dalam
tweet lain, Trump mengatakan Kevin McAleenan, Komisaris Bea Cukai dan
Perlindungan Perbatasan AS akan menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Menteri
DHS.
Nielsen, 46, telah menjadi Menteri DHS sejak Desember 2017.
Dia mendukung kebijakan Trump soal pemisahan anak-anak dengan orang tua
imigran di perbatasan AS-Meksiko.
Kebijakan Trump yang
kontroversial itu sebagai upaya untuk mengurangi jumlah pendatang baru,
terutama imigran ilegal. Targetnya orang-orang Meksiko dan Amerika
Tengah yang memasuki Amerika Serikat tanpa dokumen yang sah.
Mundurnya
Nielsen diumumkan dua hari setelah Presiden Trump tiba-tiba mengatakan
pada hari Jumat bahwa dia mencalonkan kandidatnya sendiri untuk menjadi
pejabat tinggi di Penegakan Hukum dan Imigrasi (ICE) AS. Kandidat Trump
itu adalah Ronald Vitiello.
ICE berada di bawah yurisdiksi DHS.
Nielsen berulang kali menjadi sasaran pertanyaan keras oleh para
politisi Demokrat di sidang kongres. Dia menjadi "penangkal petir" atas
kritik terhadap kebijakan Trump. Dia pernah terlibat konfrontasi dengan
pengunjuk rasa tahun lalu di sebuah restoran Meksiko di Washington.
Sebagai
pemimpin DHS, Nielsen bertanggung jawab untuk melakukan beberapa upaya
Trump seperti perjuangannya untuk membangun tembok di perbatasan
AS-Meksiko, meningkatkan deportasi dan perawatan anak-anak migran.
Ketua
Komite Keamanan Dalam Negeri Parlemen AS Bennie Thompson, yang
merupakan politisi Demokrat, mengatakan masa kepemimpinan Nielsen di DHS
adalah "bencana sejak awal".
Mundurnya
Nielsen telah dikabarkan berulang kali. Berbagai laporan berita
mengatakan Trump telah meremehkannya dalam rapat kabinet, tidak senang
dengan upayanya untuk memperketat imigrasi.
The New York Times
melaporkan hampir setahun yang lalu, tepatnya pada Mei 2018, bahwa
Nielsen hampir mengundurkan diri setelah Trump memarahinya di depan
menteri kabinet lainnya karena peningkatan jumlah imigran yang
menyeberang secara ilegal dari Meksiko.
Sebelum dia dinominasikan
sebagai Menteri DHS, Nielsen bekerja sebagai wakil mantan Jenderal John
Kelly yang memimpin DHS sebelum menjadi Kepala Staf Gedung Putih.
Kelly
mengundurkan diri sebagai Kepala Staf Gedung Putih pada 2 Januari di
tengah laporan yang menyebutkan bahwa dia bersitegang dengan Trump.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (REUTERS/Scott Morgan)
Jakarta, CB -- Salah satu anggota kabinet Presiden Amerika Serikat, Donald Trump,
memutuskan mengundurkan diri. Menteri Keamanan Dalam Negeri, Kirstjen
Nielsen, memilih menanggalkan jabatannya setelah kebijakannya soal
imigrasi dan perbatasan berulang kali dikecam.
"Menteri Keamanan
Dalam Negeri, Kirstjen Nielsen, akan meninggalkan posisinya dan saya
ingin menyampaikan terima kasih atas jasanya," demikian cuitan Trump
melalui akun Twitternya, seperti dilansir Reuters, Senin (8/4).
Trump
menyatakan menunjuk Komisioner Imigrasi dan Penjaga Perbatasan, Kevin
McAleenan, sebagai pelaksana tugas Menteri Keamanan Dalam Negeri.
Nielsen menduduki jabatan itu sejak Desember 2017. Dia sebelumnya sudah beberapa kali dilaporkan akan mundur.
Hal itu terjadi setelah masyarakat AS murka terhadap kebijakan imigrasi
yang diterapkan Trump di perbatasan dengan Meksiko pada tahun lalu.
Yakni pemisahan anak imigran dengan orang tua mereka.
Selain itu,
penasihat keamanan Trump, John Bolton, mengusulkan supaya Nielsen
dipecat karena perkara itu. Trump juga dilaporkan marah karena jumlah
pendatang dari kawasan Amerika Selatan di sepanjang perbatasan dengan
Meksiko terus bertambah.
Trump bahkan mengancam akan menutup seluruh perbatasan dengan Meksiko jika hal itu terus terjadi.
Dalam
surat pengunduran diri, Nielsen menyatakan meminta supaya Kongres dan
pengadilan bisa mendukung penggantinya. Padahal, dua lembaga itu selama
ini menentang kebijakan imigrasi Trump untuk membatasi pendatang dari
negara-negara mayoritas Muslim dan soal tembok perbatasan.
"Saya
berharap pengganti saya nantinya didukung oleh Kongres dan pengadilan
yang bisa memperbaiki kemampuan kami untuk menjaga perbatasan Amerika,
yang turut mengancam negara kita," tulis perempuan berusia 46 tahun itu.
Menurut
Ketua Partai Republik, Ronald Vitiello, mereka memang tidak
mempertimbangkan Nielsen untuk memimpin Badan Penindakan Imigrasi AS
(ICE). Dia berasalan ingin ketua lembaga adalah sosok yang lebih
tangguh.
ICE saat ini berada di bawah kewenangan Kementerian
Keamanan Dalam Negeri (DHS). DHS didirikan sebagai respon setelah aksi
teror di Menara WTC, New York, pada 11 September 2001.
Sedangkan
menurut anggota Dewan Perwakilan fraksi Demokrat, Bennie Thompson,
keutusan Trump menunjuk Nielsen sebagai Menteri Keamanan Dalam Negeri
sejak awal sudah menjadi bencana.
Nielsen sebelumnya adalah wakil
Panglima Angkatan Laut AS, John Kelly. Kelly sempat menjadi Menteri
Keamanan Dalam Negeri sebelum didaulat menjadi kepala staf kepresidenan.
Akan tetapi, pada 2 Januari Kelly memilih mengundurkan diri karena berselisih dengan Trump.
Anggota Garda Revolusi Iran menjaga pesawat mata-mata tanpa
awak RQ 170 milik Amerika Serikat yang jatuh di Iran (8/12). Iran
menyatakan bahwa mereka berhasil menembak pesawat tersebut di Iran
Timur. REUTERS/Sepah News.ir
CB, Jakarta - Iran
mengancam akan memasukkan militer AS dalam daftar hitam teroris sebagai
balasan jika Washington pada esok hari, 8 April 2019 resmi memasukkan
pasukan Garda Revolusi Iran dalam daftar teroris internasional.
"Jika
Garda Revolusi ditaruh dalam daftar kelompok teroris AS, kami juga akan
memasukkan militer negara itu dalam daftar hitam terir setelah Daesh
(ISIS)," kata Heshmatollah Falahatpisheh, kepala komisi keamanan
nasional di parlemen melalui akun Twitter, seperti dilansir dari
Reuters, Sabtu, 6 April 2019.
Menurut
tiga sumber Reuters di pemerintahan AS mengungkapkan, AS akan
memasukkan pasukan Garda Revolusi Iran dalam daftar organisasi teroris
internasional. Ini menandai untuk pertama kali Washington secara resmi
menyebut pasukan militer satu negara sebagai kelompok teroris.
Sinyalemen AS akan memasukkan Garda Revolusi Iran dalam daftar kelompok teroris sudah berlangsung bertahun-tahun.
Departemen
Keuangn AS pada tahun 2007 telah memasukkan Quds, unit Garda Revolusi
Iran yang melakukan operasi militer di luar negeri, dalam daftar sebagai
pendukung organisasi teroris dan pemberontak.
Komandan Pasukan Garda Revolusi Iran,
Mohammad Ali Jafari mengeluarkan peringatan pada tahun 2017 akan
menganggap pasukan militer AS seperti ISIS di seluruh dunia, jika AS
memasukkan pasukan elit Iran ini dalam daftar teroris internasional.
Anggota Garda Revolusi Iran berbaris selama parade militer
untuk memperingati perang Iran-Irak 1980-88 di Teheran 22 September
2007.[REUTERS / Morteza Nikoubazl]
CB, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat pekan depan mengumumkan secara resmi bahwa Pasukan Garda Revolusi Iran sebagai organisasi teroris internasional.
Dengan
begitu, Washington untuk pertama kali memasukkan pasukan militer negara
asing dalam daftar teroris internasional. Ini akan menjernihkan rumor
yang berseliweran selama bertahun-tahun .
Dilansir
dari Reuters, Sabtu, 6 April 2019, keputusan ini akan diumumkan oleh
Kementerian Luar Negeri AS pada hari Senin, 8 April ini.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo merupakan sosok yang mendorong
kebijakan keras AS di bawah pemerintahan presiden Donadl Trump terhadap
Teheran.
Keputusan AS memasukkan pasukan elit militer Iran dalam
daftar organisasi teroris internasional bertepatan dengan setahun
keputusan presiden Trump menarik diri dari perjanjian nuklir dengan Iran
tahun 2015. AS kemudian menjatuhkan kembali sanksi yang dulunya
melumpuhkan perekenomian Iran.
Sebelumnya, AS telah membuat daftar
hitam puluhan entitas yang terkait dengan pasukan elit Iran, namun
tidak secara keseluruhan organisasi.
Departemen Keuangan AS pada
tahun 2007 menetapkan Quds, unit dalam Pasukan Garda Revolusi Iran yang
melakukan operasi militer di luar negeri, sebagai pendukung organisasi
teroris dan pemberontak.
Iran telah memperingatkan akan memberikan tanggapan menghancurkan begitu AS menetapkannya.
Komandan
Pasukan Garda Revolusi Iran, Mohammad Ali Jafari mengeluarkan
peringatan pada tahun 2017 bahwa jika Trump melanjutkan langkah
tersebut, maka Pengawal Revolusi Iran akan menganggap tentara AS seperti
ISIS di seluruh dunia.
Pasukan Garda Revolusi Iran berdiri tahun 1979, saat Revolusi Islam, untuk melindungi ulama Syiah yang memerintah Iran.
Pasukan
Garda Revolusi Iran merupakan organisasi keamanan yang paling berkuasa
yang mengendalikan sejumlah sektor perekonomian Iran dan memiliki
pengaruh sangat luas dalam sistem politik Iran.Pasukan Garda Revolusi Iran berjumlah sekitar 125 ribu personil yang ditempatkan di angkatan darat, angkatan laut, dan udara.
Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) besutan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuntut penghitungan ulang semua
surat suara pemilihan wali kota Istanbul. (Reuters).
Jakarta, CB -- Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) besutan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuntut penghitungan ulang semua surat suara yang dilakukan dalam pemilihan Wali Kota Istanbul setelah kandidat oposisi mendapat kemenangan dengan perolehan suara yang tipis.
AKP
memenangkan suara terbanyak secara nasional dalam pemilihan hari Minggu
lalu, tetapi mereka kehilangan kekuasaan dalam pemilihan di kota Ankara
dan juga kalah tipis di Istanbul. Ini disebut menjadi kemunduran
terburuk mereka dalam satu setengah dekade berkuasa di Turki.
"Hari
ini, kami akan membawa kasus kami ke cabang provinsi YSK (dewan
pemilihan tertinggi) provinsi untuk menghitung ulang semua suara dari
semua distrik (Istanbul)," kata Wakil Presiden AKP Ali Ihsan Yavuz
dikutip dari AFP, Senin (8/4).
Dewan Pemilihan Umum
Turki (YSK) sudah melakukan penghitungan ulang di sejumlah distrik di
Ankara dan di Istanbul, di mana hasilnya menunjukkan kandidat dari
Partai Rakyat Republik (CHP) Ekrem Imamoglu mengalahkan kandidat dari
AKP, yang juga mantan perdana menteri Turki, Binali Yildirim.
Pada hari Sabtu, juru bicara partai Omer Celik bersikeras AKP akan
menerima hasil penghitungan ulang di Istanbul dan juga Ankara, tidak
peduli partai mana yang dinyatakan sebagai pemenang.
Kehilangan
kekuasaan di Istanbul akan menjadi pukulan bagi Erdogan, yang membangun
karier politiknya sebagai wali kota sebelum menjadi perdana menteri dan
kemudian menjadi presiden.
Sebelumnya Ketua Dewan Pemilihan Umum Turki (YSK), Sadi Guven,
mengatakan berdasarkan hasil hitung cepat pada Senin (1/4), kandidat
Wali Kota Istanbul dari oposisi, Ekrem Imamoglu, unggul dengan perolehan
suara 4.159.650.
Sementara itu, kandidat dari AKP Binali Yildirim, hanya mendapat suara sebanyak 4.131.761, selisih 28 ribu suara.
Menurut
Guven, masih ada 84 kotak suara yang masih harus dihitung. Namun, baik
Imamoglu dan Yildirim sama-sama telah mengklaim kemenangan sejak Senin
(1/4) pagi.
Recep Tayyip Erdogan. (Murat Cetinmuhurdar/Presidential Press Office/Handout via REUTERS)
Jakarta, CB -- Pimpinan partai Partai
Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang juga Presiden Turki Recep Tayyip Erdoganmenuduh Amerika Serikat dan Uni Eropa ikut campur urusan dalam negeri Turki.
Pernyataan
Erdogan itu menanggapi pernyataan Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS
Robert Palladino dan Juru Bicara Uni Eropa Maja Kocijancic yang
mengomentari kekalahan AKP dalam Pemilu Lokal Turki. AKP mengalami
kekalahan di dua kota yakni Ankara dan Istanbul dalam Pemilihan
Gubernur.
AKP kemudian memprotes dan melakukan banding terhadap
hasil Pemilu dan menuntut Komisi Tinggi Pemilu Turki melakukan
penghitungan suara ulang. Protes itu dikritik AS dan Uni Eropa. Mereka
menyarankan, sebaiknya AKP menerima hasil pemlihan tersebut, dan tidak
perlu melakukan protes, apalagi hitung ulang.
Erdogan meminta agar AS dan Uni Eropa tak mencampuri urusan dalam negeri negaranya.
"Amerika dan Eropa ikut campur dalam urusan internal Turki," kata Erdogan seperti dikutip AFP, Jumat (5/4).
Kata Erdogan, Turki justru telah memberi pelajaran demokrasi kepada seluruh dunia
Menurut
Erdogan pernyataan Amerika Serikat yang meminta Turki untuk menerima
hasilnya, dan Uni Eropa yang mendesak Ankara agar menerima pejabat
terpilih untuk "menjalankan mandat mereka secara bebas", merupakan
bentuk intervensi. Uni Eropa juga menilai jalannya Pemilu di sejumlah
daerah di Turki tidak demokratis.
Erdogan bahkan meminta AS dan UE tahu diri dan tak mencampuri urusan internal Turki.
"Di negaramu sendiri, kamu telah meluncurkan banding," kata Erdogan.
Erdogan
mengajukan protes hasil pemilihan gubernur di Ankara dan Istanbul,
karena menemukan perbedaan perolehan suara di Tempat Pemungutan Suara
(TPS) dengan data yang ada di komisi Tinggi Pemilu.
Berdasarkan
perhitungan Komisi Pemilu setelah Pemilu Minggu (31/3), kandidat
gubernur untuk Istanbul dari Partai Rakyat Republik (CHP), Ekrem
Imamoglu, menang tipis atas kandidat dari AKP, Binili Yildirim.
Imamoglu meraih 4.159.650 suara, berbanding 4.131.761 suara yang
diperoleh Yildirim.
Di Ankara, kandidat dari CHP, Mansur Yavas,
meraih 50,90 persen suara berbanding 47,06 persen suara yang diraih
kandidat dari AKP, Mehmet Ozhaseki.
Sementara itu, usai hitung ulang dilakukan, Partai AKP dan Partai CHP saling mengklaim kemenangan.
Di
Istanbul, Imamoglu mengklaim dirinya tetap unggul dari Yildirim. Kata
dia, hampir seluruh suara yang sebelumnya dibatalkan telah dihitung
ulang di 17 distrik Istanbul, dan hasilnya 2.184 suara tambahan
diizinkan untuk Yildirim, dan 785 untuk dirinya sendiri.
Imamoglu memperkirakan selisih akhir bisa berakhir antara 18.000 hingga 20.000 setelah penghitungan berakhir, pekan ini.
Namun, AKP membantah klaim CHP. Menurut AKP, penghitungan ulang menunjukkan Yildrim unggul atas imamoglu.
HAVANA
- Presiden Kuba, Miguel Diaz Canel, mengutuk keras sanksi baru yang
dijatuhkan Amerika Serikat (AS) kepada Venezuela. Sanksi baru AS itu
menargetkan kapal dan perusahaan yang terkait dengan raksasa minyak
PDVSA Venezuela.
"AS memberlakukan sanksi pada hari Jumat ini
untuk kapal dan perusahaan yang bergerak dalam pengiriman minyak antara
Kuba dan Venezuela, kegiatan yang sah berdasarkan kontrak komersial.
Tindakan ini adalah tindakan ekstrateritorial, campur tangan dan
arogansi kekaisaran," tulis Diaz-Canel di Twitter seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (7/4/2019).
Kementerian
Luar Negeri Venezuela juga mengecam keras langkah AS dan mencatat bahwa
Caracas akan menanggapi sanksi-sanksi ini dengan cara hukum yang
sesuai.
AS
menjatuhkan sanksi terhadap 34 kapal yang terikat PDVSA, yang
dikendalikan oleh pemerintah Presiden Venezuela Nicolas Maduro, dan dua
perusahaan yang diduga mengangkut minyak dari Venezuela ke Kuba.
Selain
itu, seorang pejabat senior dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump
mengatakan putaran sanksi terbaru diperkenalkan atas permintaan Majelis
Nasional pimpinan oposisi Venezuela.
Venezuela
telah lama menderita krisis ekonomi akut yang diperburuk oleh sanksi AS
terhadap negara itu. Pada bulan Januari, pemimpin oposisi Juan Guaido
menyatakan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela setelah menolak
terpilihnya kembali Maduro pada pemilu bulan Mei. Washington segera
mendukung Guaido dan meminta Maduro untuk mundur.
Maduro lantas
menuduh AS berusaha mengatur kudeta dengan memasang Guaido sebagai
bonekanya. Rusia, China, Kuba, Bolivia, Turki, dan sejumlah negara lain
telah menyuarakan dukungan mereka untuk Maduro sebagai satu-satunya
presiden Venezuela yang sah.
Nicolas Maduro (kiri), Donald Trump (tengah), Juan Guaido (kanan)
CB, Houston – Amerika Serikat menarget pengiriman minyak dari Venezuela ke Kuba dengan sanksi baru untuk menekan Presiden Nicolas Maduro.
Langkah ini juga untuk menghentikan suplai minyak mentah ke Kuba, yang mendukung rezim Maduro.
AS
menuding Kuba mengirim sekitar 2.500 tentara dan petugas intelijen
untuk menjaga rezim Maduro dari ancaman kelompok oposisi, yang mendesak
Maduro untuk mundur.
“Kementerian Keuangan mengambil langkah terhadap kapal dan perusahaan
transportasi minyak, yang memberikan bantuan agar rezim Maduro agar
tetap bertahan,” kata Steve Mnuchin, menteri Keuangan AS seperti
dilansir Reuters pada Sabtu, 6 April 2019.
Mnuchin
mengatakan pemerintah Kuba memperoleh manfaat dari rezim Maduro, yang
tidak memiliki legitimasi. Dia menyebut kerja sama ini sebagai mekanisme
minyak ditukar dengan tindakan represi untuk menjaga rezim Maduro tetap
berkuasa.
Kemenkeu AS mengenakan sanksi kepada 34 kapal termasuk
kapal tanker, yang dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan minyak
Venezuela yaitu Petroleos de Venezuela atau PDVSA. Juga ada perusahaan
lain dan sebuah kapal pengantar minyak ke Kuba pada Februari dan Maret
ikut terkena sanksi.
Amerika
Serikat mendukung tokoh oposisi Juan Guaido dan mencoba melemahkan
pemerintahan Maduro. Guaido mendapat banyak dukungan dari negara Barat
dan mayoritas negara di Amerika Latin.
Sebaliknya, Maduro mendapat dukungan dari Rusia, Cina, Turki, Kuba dan Meksiko.
Pemerintah
Rusia, seperti dilansir Sputnik News, telah mengirim sekitar seratus
pasukan spesialis ke Venezuela untuk melakukan pelatihan militer.
Pasukan ini didukung oleh logistik dan peralatan sebanyak sekitar 35
ton.
Amerika
meminta pasukan Rusia agar segera keluar dari Venezuela. Namun, Rusia
mengatakan ini bagian dari kerja sama militer yang telah diteken
sebelumnya.
CB, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluhkan jumlah uang yang dihabiskan AS, Cina, dan Rusia untuk memproduksi berbagai jenis senjata termasuk senjata nuklir.
Trump mengatakan jumlah uang yang besar itu bisa digunakan untuk tujuan yang lebih baik.
“Seperti
Anda tahu, Cina menghabiskan banyak dana untuk militer, kami juga
begitu, juga Rusia. Ketiga negara ini saya pikir dapat bertemu dan
menghentikan penggunaan uang ini dan menggunakannya untuk hal-hal yang
lebih produktif menuju perdamaian jangka panjang,” kata Trump saat
bertemu dengan Wakil Perdana Menteri, Liu He, di Ruang Oval, Gedung
Putih, pada Kamis, 4 April 2019.
Trump
menjamu Liu dalam konteks pembicaraan perjanjian dagang dengan Cina
untuk mengakhiri perang dagang yang sedang berlangsung. Trump mengatakan
perlu ada fase kedua pembicaraan antara ketiga negara untuk membahas
isu belanja militer dan produksi berbagai senjata.
“Saya pikir,
akan lebih baik jika kita semua bersama dan kita tidak membuat
senjata-senjata ini,” kata dia. Saat ditanya Trump soal ini, Liu He
menjawab bahwa itu adalah ide yang bagus.
Cina,
seperti dilansir media SCMP, menganggarkan dana pertahanan sekitar
Rp2500 triliun atau turun sekitar tujuh persen dibandingkan 2018.
Penurunan ini terjadi karena melambatnya pertumbuhan ekonomi negara itu
terkait perang dagang dengan AS.
Sedangkan pemerintahan AS di bawah Presiden Trump menganggarkan dana pertahanan sebesar sekitar US686.1 miliar atau sekitar Rp9.700 triliun untuk tahun ini.
Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi
membacakan sumpah jabatan di Majelis Konstituen, Tunis, Tunisia, Rabu
(31/12). Politisi veteran Essebsi disumpah sebagai presiden Tunisia Rabu
kemarin, menjadikannya presiden pertama yang dipilih secara demokratis
sejak gerakan kebangkitan yang menggulingkan otokrat Zine El-Abidine Ben
Ali. (REUTERS/Zoubeir Souissi )
Tunis (CB) - Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi mengatakan pada
Sabtu ia tidak ingin mencalonkan diri dalam pemilihan presiden untuk
periode kedua yang dijadwalkan tahun ini kendati seruan-seruan dari
partainya agar mencalonkan diri.
Aksi-aksi unjuk rasa massal yang membuat Presiden Aljazair Abdelaziz
Bouteflika mengundurkan diri telah menggerakkan oposisi di Tunisia, dan
kampanye-kampanye di media sosial telah mulai menolak Essebsi yang
berusia 93 tahun untuk mencalonkan diri lagi.
Konstitusi Tunisia yang disahkan oleh parlemen tahun 2014 memberinya hak untuk menjadi presiden selama dua periode.
"Saya akan katakan terus terang bahwa saya tidak ingin mencalonkan diri
lagi untuk periode kedua karena Tunisia memiliki banyak orang berbakat,"
kata Essebsi dalam satu pertemuan partainya Nidaa Tounes di Monastir.
Tunisia akan menyelenggarakan pemilihan parlementer pada 6 Oktober dan pemilihan presiden mulai 17 November.
Pemilihan-pemilihan tersebut akan menjadi rangkaian pemungutan suara
ketiga dan rakyat Tunisia dapat memberikan suara dengan bebas setelah
revolusi tahun 2011 yang menggulingkan Zine El Abidine Ben Ali, yang
telah berkuasa selama 23 tahun.
Pada Desember 2014, Essebsi menang dalam pemilihan presiden bebas
pertama, menjadikannya presiden pertama Tunisia yang dipilih secara
bebas dan langsung.
Sejauh ini belum ada tokoh yang menyatakan pencalonan mereka untuk menjadi presiden dalam pemilihan tahun ini.
Essebsi, mantan ketua parlemen di bawah Ben Ali, telah menjadi tokoh
dominan di negara Afrika Utara itu sejak pemilihannya tahun 2014,
kendati undang-undang yang membatasi kekuasaannya untuk hubungan luar
negeri dan pertahanan. Tetapi dia telah kehilangan pengaruh sejak
Youssed Chaded naik ke tampuk kekuasaan sebagai perdana menteri tahun
2016.
Jakarta, CB -- Pemandangan di Pyongyang
Minggu pagi (7/4), nampak berbeda dibanding hari-hari lain bahkan akhir
pekan sekali pun. Hari itu ratusan turis hadir di ibukota Korea Utara untuk terlibat dalam acara maraton tahunan.
Acara pariwisata berbasis olahraga (sport tourism)
ini, merupakan andalan dalam agenda pariwisata Korea Utara. Tak hanya
itu saja, acara ini menjadi bagian dalam peringatan ulang tahun Kim Il
Sung.
Mengutip AFP, Minggu (7/4), tahun lalu wisatawan
mancanegara yang hadir di acara ini berjumlah 450 orang namun jumlah
untuk ini melonjak lebih dari dua kali lipat atau sekitar 950 orang.
Peningkatan ini diperkirakan karena meredamnya tensi politik
antara Korea Utara dan Korea Selatan, pasca pertemuan dua pemimpin
negara tersebut.
Sebelum ketegangan dua negara tersebut meredam, banyak warga dunia berpikir ulang untuk mengunjungi Korea Utara.
Bahkan
Amerika Serikat sempat melarang warganya untuk mengujungi Korea Utara,
lantaran insiden yang menimpa seorang warga negaranya.
Maraton
seakan menjadi pintu gerbang bagi wisatawan dari luar negeri untuk
kembali mengunjungi Korea utara. Meskipun Amerika Serikat belum mencabut
larangan bagi warganya, namun sebagian besar penduduk dunia seakan
tidak menggubrisnya.
Bagi para peserta Maraton, tantangan dan kesempatan untuk
menjelajahi Korea Utara jauh lebih menyenangkan ketimbang memperhatikan
ketegangan politik. Setidaknya turis dari beberapa negara yang jauh
seperti Demnark dan Australia nampak hadir di perhelatan tersebut.
Sebelumnya,
Badan Pariwisata Korea Utara mengatakan kalau sepanjang bulan Juli
sampai Agustus tahun lalu jumlah turis mancanegara yang datang mencapai
1.800 orang.
Meski suasana di Korea Utara masih terdengar angker,
namun negara ini memiliki pemandangan yang indah, terutama gedung yang
megah dan kebersihan jalanannya.
Ada juga beragam kegiatan wisata yang menarik, seperti Pyongyang Marathon dan wisata ke pabrik bir.