AL
Korea Selatan: Para pelaut menghadiri upacara peringatan keempat tahun
pemboman Pulau Yeonpyeong oleh Korea Utara pada tahun 2010. Korea
Selatan mengumumkan bahwa negara ini telah membuat komando kapal selam
untuk meluaskan armadanya dan membela negara terhadap ancaman Korea
Utara yang semakin menggebu. [AFP]
Korea Selatan telah membuat komando kapal selam dan meluaskan
armadanya yang kecil untuk membela negara terhadap ancaman kekuatan
kapal selam Korea Utara yang jauh lebih besar.
Pada 1 Februari, AL Korea Selatan meresmikan komando kapal selam
sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kemampuannya di bawah air
dan kesiapan tempur melawan Korea Utara, demikian yang dilaporkan kantor
berita resmi Yonhap di Korea Selatan.
“Armada komando, berpangkalan di kota pelabuhan bagian selatan,
Jinhae [di Gyeongsang Selatan] dan dipimpin oleh laksamana muda, terdiri
atas 13 kapal selam di bawah Armada Kapal Selam Kesembilan,” Yonhap
melaporkan.
AL memiliki sembilan kapal selam berbobot 1.200-ton dan empat yang
berbobot 1.800-ton, dan tengah merencanakan untuk menambah lima lagi
kapal selam berbobot 1.800-ton pada tahun 2019. Selain itu, negara ini
berencana mengerahkan sembilan kapal selam berbobot 3.000-ton yang mampu
meluncurkan rudal balistik, mulai pada tahun 2020, Yonhap melaporkan.
Korea Selatan, yang memesan kapal selam pertamanya dari Jerman pada
tahun 1992, adalah negara keenam di dunia dengan komando kapal selam
setelah Amerika Serikat, Jepang, Prancis, Inggris dan India.
Analis: Korea Selatan akan memperoleh keuntungan dengan membangun armada kapal selam
Seorang analis dan pakar keuangan tentang perekonomian negara
berkembang, Martin Hutchinson mengatakan kepada Asia Pacific Defense
Forum [APDF] bahwa Korea Selatan berada di tempat yang tepat untuk
memenuhi beban industri, teknologi dan keuangan dari pembangunan armada
kapal selam yang lebih besar, dan kemungkinan akan mendapatkan
keuntungan dengan melakukannya.
“Tidak setiap negara dapat membuat kapal selam: Pada kenyataannya,
sejumlah negara industri yang mampu membuatnya, hanya segelintir. Namun
demikian, Korea Selatan memiliki salah satu industri pembuatan kapal
terbesar di dunia, dan sukses dalam pengalaman membangun kapal selam,”
kata Hutchinson. "Selain itu, persentase pembelanjaan pemerintah dan
bidang pertahanan terhadap PDB sangat rendah, jauh lebih rendah daripada
Jepang, misalnya. Jadi, dengan secara cepat meluaskan kekuatan kapal
selam, bukan merupakan beban signifikan bagi pemerintah.”
Malahan, dengan meluaskan kemampuannya untuk membangun kapal selamnya
sendiri, kemungkinan akan memberikan kesempatan luas kepada Korea
Selatan untuk membangun dan menjual kapal salam untuk ekspor di pasar
global, kata seorang analis.
Korea JoongAng Daily di Seoul menafsirkan perluasan angkatan
kapal selam negeri ini sebagai bagian dari perlombaan senjata umum dan
perluasan kekuatan bersenjata di seluruh Asia Timur Laut. Perluasan ini
hadir di tengah-tengah persaingan yang intensif di Asia Timur Laut untuk
meningkatkan kemampuan militer bawah air.
“Dengan meningkatkan kemampuan armada ke pusat komando independen,
Angkatan Laut memberikan wewenang yang setara dengan armada yang
pertama, kedua dan ketiga. Komando kapal selam akan dikendalikan oleh
laksamana muda [paruh atas] – satu peringkat lebih tinggi daripada
sebelumnya – dan Yun Jeong-sang akan menjadi komandan perdana," kata
surat kabar.
Kapal selam dianggap sebagai senjata strategis
“Sampai sekarang, komandan operasi AL bertanggung jawab atas
pengoperasian kapal selam, sedangkan komandan armada bertanggung jawab
atas pendidikan dan pelatihan," demikian yang disampaikan oleh
purnawirawan Kapten AL, Mun Geun-sik kepada
Korea JoongAng Daily.
“Komando Perbekalan AL tadinya bertanggung jawab atas perbaikan dan
pemeliharaan kapal selam, jadi kami pernah mengalami beberapa kesulitan.
Dengan dibangunnya komando kapal selam, maka semua kapal selam akan
mampu melaksanakan operasi yang semakin tidak tercela, dan menerima
bantuan logistik yang lebih baik.”
Karena kapabilitas kapal siluman mereka dan kemampuan untuk membawa
rudal dengan jangkauan lebih dari 1.000 kilometer [sekitar 620 mil],
kapal selam dianggap sebagai senjata strategis. Korea adalah negara
ke-12 di dunia yang merancang dan membangun kapal selamnya sendiri.
Namun demikian, negara ini masih mengimpor komponen kunci, termasuk
mesin dan sistem sonar, kata surat kabar.
“Dengan tujuan untuk mengerahkan kapal selam secara operasional pada
tahun 2020, Angkatan Laut Korea Selatan juga mulai membangun kapal selam
3.000 ton yang dirancang secara domestik, dengan tujuan untuk
mengerahkannya pada tahun 2020. Kapal selam ini akan dilengkapi dengan
sistem peluncuran vertikal untuk menembakkan rudal balistik dari bawah
air, suatu peningkatan dramatis dalam kemampuan serang jangkauan jauh
Korea Selatan, demikian yang dilaporkan
Korea Herald tanggal 3 Februari.
Korea Utara mengoperasikan sekitar 20 kapal selam kelas Romeo yang
dulu dikembangkan oleh Uni Soviet pada tahun 1950. Negara ini juga
memiliki 40 kapal selam kelas Shark diesel-listrik berbobot 300 ton dan
10 kapal selam kelas salmon berbobot 120 ton, menurut otoritas militer
Korea Selatan.
Pada tahun 2010, penyelidikan internasional menyimpulkan bahwa kapal
selam kerdil Korea Utara menembakkan torpedo ke kapal perusak Korea
Selatan, ROKS Cheonan
pada Maret 2010, yang menewaskan 46 orang yang berada di kapal. Korea
Utara telah menyangkal keterlibatannya dalam bencana tersebut.
Pada tahun 2014, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan memperingatkan bahwa Korea Utara mungkin tengah membangun rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam.
Intelijen Korea Selatan dan Amerika Serikat melaporkan telah mendeteksi
tanda dari Korea Utara yang membangun tabung peluncuran rudal vertikal
untuk kapal selam.
AL Korea Selatan bertekad memenuhi tantangan
“Peluncuran komando kekuatan kapal selam adalah tampilan yang jelas
dari keinginan kami untuk secara sempurna membela laut kami di bagian
Timur, Barat dan Selatan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas
kemampuan kapal selam kami," kata Angkatan Laut Korea Selatan dalam
sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada tanggal 1 Februari.
Korea Selatan tidak sendirian di antara bangsa-bangsa Asia Timur dalam meluaskan kekuatan kapal selamnya. Jepang dan Vietnam juga
telah mengumumkan rencana untuk menambah armada kapal selam mereka
selama beberapa tahun ke depan, karena kedua negara ini masih khawatir
atas peningkatan ancaman maritim dari Tiongkok.
Tiongkok tengah meningkatkan kemampuan persenjataan kapal selamnya dan bahkan telah menyoroti armada kapal selam nuklirnya.
Credit
APDForum