Wellington (CB) - Kepala badan intelijen Selandia Baru, Kamis,
mengatakan badan tersebut prihatin dengan kegiatan aktor negara asing,
termasuk upaya terselubung untuk memengaruhi politikus dan mengawasi
komunitas ekspatriat yang tinggal di negara Pasifik Selatan tersebut.
Campur tangan asing dalam pemilu Selandia Baru juga dimungkinkan karena maraknya upaya global untuk ikut campur dalam politik nasional meningkat, kata direktur Dinas Intelijen Keamanan Selandia Baru, Rebecca Kitteridge.
"Secara umum dapat saya katakan, kita melihat banyak aktivitas oleh aktor negara yang memprihatinkan kita," ungkap Kitteridge, merujuk upaya untuk memengaruhi politikus termasuk melalui sumbangan terselubung.
"Saya juga dapat katakan, bahwa para aktor negara yang termotivasi mahir menemukan kelemahan atau wilayah abu-abu untuk membantu mereka membangun dan memproyeksikan pengaruh secara terselubung," kata dia di hadapan komite parlemen yang meninjau kembali risiko campur tangan asing dalam pemilu terakhir 2017. Selandia Baru kembali menggelar pemilu pada 2020 mendatang.
Kitteridge mengungkapkan bahwa badan keamanan tersebut berencana menanggapi ancaman campur tangan asing meskipun tidak menjumpai adanya hal itu pada pemilu 2017 lalu.
"Campur tangan oleh aktor negara dalam pemilu Selandia Baru merupakan hal yang masuk akal dan tetap demikian," kata dia.
Menurutnya, badan tersebut mengetahui upaya-upaya negara asing untuk mengawasi kelompok diaspora secara diam-diam, namun ia menolak menyebutkan negara tersebut demi alasan keamanan.
Perdana Menteri Jacinda Ardern menuturkan pemerintah telah meminta komite parlemen untuk melihat risiko seputar campur tangan asing dalam pemilu untuk memeriksa bahwa undang-undangnya memadai.
"Kami perlu memastikan bahwa kami cekatan". "Yang saya harapkan adalah kita dapat menghasilkan konsensus yang nyata di seluruh parlemen tentang apakah perubahan undang-undang perlu dilakukan dan seperti apa perubahan tersebut," kata Ardern kepada wartawan, Kamis.
Campur tangan asing dalam pemilu Selandia Baru juga dimungkinkan karena maraknya upaya global untuk ikut campur dalam politik nasional meningkat, kata direktur Dinas Intelijen Keamanan Selandia Baru, Rebecca Kitteridge.
"Secara umum dapat saya katakan, kita melihat banyak aktivitas oleh aktor negara yang memprihatinkan kita," ungkap Kitteridge, merujuk upaya untuk memengaruhi politikus termasuk melalui sumbangan terselubung.
"Saya juga dapat katakan, bahwa para aktor negara yang termotivasi mahir menemukan kelemahan atau wilayah abu-abu untuk membantu mereka membangun dan memproyeksikan pengaruh secara terselubung," kata dia di hadapan komite parlemen yang meninjau kembali risiko campur tangan asing dalam pemilu terakhir 2017. Selandia Baru kembali menggelar pemilu pada 2020 mendatang.
Kitteridge mengungkapkan bahwa badan keamanan tersebut berencana menanggapi ancaman campur tangan asing meskipun tidak menjumpai adanya hal itu pada pemilu 2017 lalu.
"Campur tangan oleh aktor negara dalam pemilu Selandia Baru merupakan hal yang masuk akal dan tetap demikian," kata dia.
Menurutnya, badan tersebut mengetahui upaya-upaya negara asing untuk mengawasi kelompok diaspora secara diam-diam, namun ia menolak menyebutkan negara tersebut demi alasan keamanan.
Perdana Menteri Jacinda Ardern menuturkan pemerintah telah meminta komite parlemen untuk melihat risiko seputar campur tangan asing dalam pemilu untuk memeriksa bahwa undang-undangnya memadai.
"Kami perlu memastikan bahwa kami cekatan". "Yang saya harapkan adalah kita dapat menghasilkan konsensus yang nyata di seluruh parlemen tentang apakah perubahan undang-undang perlu dilakukan dan seperti apa perubahan tersebut," kata Ardern kepada wartawan, Kamis.
Credit antaranews.com