Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Kamis, 04 April 2019
Najib Didakwa Tujuh Kasus Korupsi
KUALA LUMPUR
- Sepuluh tahun sebelumnya, Najib Razak dilantik sebagai perdana
menteri (PM) Malaysia. Najib Razak kemarin disidang dengan dakwaan
mega-skandal miliaran dolar yang mengakibatkan pemerintahannya jatuh. Najib
yang mengenakan setelan jas berwarna biru gelap, harus duduk menghadapi
persidangan selama tiga jam. Itu baru satu persidangan dari banyak
persidangan yang akan dihadapinya terkait dakwaan korupsi 1MDB
(1Malaysia Development Berhad). Dia jatuh ke titik terbawah dalam proses
kehidupannya, padahal setahun lalu dia adalah orang paling berkuasa di
Malaysia.
Jaksa Agung Malaysia Tommy Thomas mengungkapkan setahun
lalu sangat tidak mungkin menghadirkan Najib ke persidangan. “Terdakwa
tidak di atas hukum dan penuntutan ini dan persidangan ini seharusnya
bisa berfungsi sebagai preseden,” kata Thomas dalam pernyataan pembuka
sidang dilansir Reuters.
Sangat jarang jaksa agung
memimpin penyidikan, dan kehadirannya di persidangan menjadi sinyal
bahwa pemerintahan PM Mahathir Mohamad memiliki kepentingan besar
terhadap kasus tersebut. Rakyat Malaysia memilih menggulingkan kekuasaan
Najib pada Mei 2018 lalu karena skandal korupsi dan peningkatan biaya
hidup.
Najib
menghadapi tujuh dakwaan: tiga dakwaan merupakan pelanggaran
kepercayaan dan tiga kasus pencucian uang, satu dakwaan lainnya
berkaitan dengan penyalahgunaan kekuasaan. Kasus tersebut terkait
transfer senilai USD10,3 juta ke rekening bank Najib dari SRC
International, salah unit bisnis 1MDB.
Najib mengklaim dirinya
tetap tidak bersalah. Dakwaan tersebut hanya pecahan dari penyelidikan
korupsi senilai USD1 miliar terkait 1MDB.
Setelah persidangan,
Najib meninggalkan pengadilan sambil tersebut. Dia melambaikan tangan
kepada para pendukungnya sambil berteriak, “Allahu akbar”. Namun, dia
enggan berbicara kepada reporter. Pengacara Najib, Muhammad Shafee
Abdullah mengungkapkan dirinya sangat percaya diri menang dalam kasus
ini.
1MDB, didirikan oleh Najib pada 2009, menjadi subjek korupsi
dan pencucian uang di sedikitnya enam negara. Departemen Kehakiman
Amerika Serikat (AS) menyatakan USD4,4 miliar telah disalah gunakan dari
lembaga tersebut.
Najib dilarang bepergian meninggalkan Malaysia
dan ditangkap hanya dua bulan setelah pemilu. Dia menghadapi dakwaan
sedikitnya 42 dakwaan, sebagian besar terkait kasus 1MDB. Dia tetap
mengaku dirinya tidak bersalah. Dia menuding kasus hukum tersebut
bermotif politik dan balas dendam. Kasus korupsi Najib mulai terkuak
pada 2015 ketika ada tagihan hutang dari bank kepada 1MDB.
Kehidupan
mewah Najib dan keluarganya menjadi sorotan setelah penemuan barang
mewah dan uang tunai senilai USD300 juta di properti miliknya. Rosmah
Mansor, istri Najib yang dikenal kerap memakai perhiasan dan tas mewah,
juga didakwa kasus korupsi dan pencucian uang. Dia menyatakan dirinya
tidak bersalah. Thomas mengungkapkan bukti penuntutan terhadap kartu
kredit Najib menunjukkan pengeluaran senilai USD130.625 di butik Chanel
di Honolulu.
Target lain penyelidikan kasus korupsi tersebut
adalah pengusaha Malaysia, Low Tae Jho atau Jho Low. Dia adalah dalang
dalam berbagai kesepakatan korupsi 1MDB. Dia mencuci uang untuk dirinya
dan koleganya. Hingga kini, dia belum ditangkap.
Kapal pesiar
super mewah Equanimity senilai USD250 juta yang dibeli dari hasil
korupsi itu telah disita pada 2018. Pengadilan kemarin menyepakati
penjualan kapal senilai USD126 juta kepada perusahaan kasino di Genting
Malaysia. Itu menjadi pendapatan terbesar yang diperoleh dari kerugian
akibat korupsi 1MDB.
Malaysia
awalnya menetapkan harga kapal tersebut pada kisaran USD130 juta. Tapi,
mereka tidak menemukan pembeli yang mau membeli pada harga tersebut.
“Hanya sedikit yang menawar di atas USD100 juta,” kata Thomas. Akhirnya,
Genting mau membayar USD126 juta pada akhir April ini. Proses negosiasi
langsung bisa menghemat USD4,4 juta untuk komisi bagi agen penjualan.
Dalam
pernyataan terpisah, Gentng mengungkapkan pembelian kapal itu akan
digunakan pelanggan bisnis premium. “Pembelian itu tidak berdampak pada
pengeluaran 2016 ini,” kata mereka.
Sementara itu, bank
investasi, Goldman Sachs merupakan salah satu pemain besar dalam skandal
tersebut. Pemerintah Malaysia juga mengajukan gugatan kriminal terhadap
bank tersebut karena diduga membantu korupsi 1MDB.
Tim Leissner,
yang menjabat sebagai chairman Goldman Sachs Asia Tenggara, mengakui
dirinya bersalah dalam skandal suap dan pencucian uang. CEO Goldman
David Solomon meminta maaf kepada rakyat Malaysia atas peranan Leissner
dalam skandal tersebut.