Demonstrasi yang semakin tak terkendali memaksa Bouteflika mengundurkan diri.
CB,
ALJIR – Mantan presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika meminta maaf
kepada rakyat dan rekan senegaranya atas kegagalan yang dilakukannya
selama dua dekade memimpin negara tersebut. Hal itu dia ungkapkan dalam
surat perpisahan publik yang dirilis kantor berita Aljazair,
APS, pada Rabu (3/4).
“Saya meminta maaf kepada Anda atas segala kegagalan terhadap Anda.
Saya meninggalkan panggung politik tanpa kesedihan atau ketakutan, untuk
masa depan negara kita,” ujar Bouteflika dalam suratnya, dilaporkan
laman
Aljazirah.
Selama beberapa pekan lalu,
rakyat Aljazair melakukan demonstrasi menuntut Bouteflika mundur dari
jabatannya. Setelah memimpin negara tersebut selama 20 tahun, dia
berencana mencalonkan diri kembali menjadi presiden.
Demonstrasi
yang semakin tak terkendali, ditambah hilangnya dukungan dari militer,
memaksa Bouteflika mengundurkan diri. Dewan Konstitusi Aljazair telah
menerima pengunduran dirinya. Dewan juga telah mengumumkan kepada
parlemen jabatan presiden secara resmi kosong.
Demonstran dan polisi antihuru-hara dalam protes menuntut lengsernya Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika di Aljir, Aljazair, 29 Maret 2019.
Konstitusi
Aljazair mengatur ketua majelis tinggi parlemen, dalam hal ini
Abdelkader Bensalah, harus bertindak sebagai pemimpin sementara. Jabatan
tersebut dia emban selama 90 hari di mana pemilihan presiden harus
diselenggarakan.
Sekitar 20 kelompok masyarakat sipil
Aljazair menolak proses transisi dengan mempertahankan struktur yang
sama. “Pengunduran diri Bouteflika adalah kemenangan pertama, tapi itu
tidak cukup,” kata mereka dalam pernyataan bersama.
Mantan
kepala partai Front Pembebasan Nasional (FLN) Ali Benfis mengatakan,
tokoh-tokoh yang memiliki kedekatan dengan Bouteflika tidak boleh
dilibatkan dalam proses transisi kekuasaan. “Rakyat Aljazair baru saja
menutup salah satu bab paling gelap dalam sejarah kita,” katanya seraya
menyebut aksi demonstrasi yang berlangsung selama berpekan-pekan
merupakan revolusi rakyat yang damai.
Sekretaris
Jenderal PBB Antonio Guterres memuji hasrat rakyat Aljazair dalam
menghendaki perubahan. Dia berharap proses transisi berlangsung damai,
demokratis, dan mencerminkan rakyat Aljazair.