CB, Pada 21 Oktober 1950 tentara Cina menginvasi
Tibet. Padahal Tibet telah mendeklarasikan kemerdekaan dari Cina pada
1913. Namun rupanya Cina tak pernah menggubris dan terus menganggap
Tibet bagian dari Cina.
Akibat invasi Cina, Tibet mengalami kekalahan dan terpaksa menandatangani 17 pokok perjanjian yang menyatakan pengakuan Pemerintahan Cina terhadap Tibet. Dalam perjanjian itu, Cina memperbolehkan adanya administrasi otonomi yang dipimpin oleh Dalai Lama.
Perjanjian tersebut baru diratifikasi di Lhasa sebulan setelah ditandatangani. Dalam perjanjian itu disebutkan kalau Dalai Lama memerintah di Tibet yang merupakan bagian dari wilayah Cina.
Perdana Menteri Tibet Lukhangwa kala itu tak pernah mau menerima perjanjian dengan Cina. Ia menganggap Cina adalah penjajah yang tak perlu dipatuhi.
Sebaliknya, Majelis Nasional Tibet meminta agar Perdana Menteri Tibet Lukhangwa menerima perjanjian itu sebab tentara Tibet telah dikalahkan oleh tentara Cina yang jumlahnya sangat banyak. Faktanya kala itu, Tibet tak mampu melawan Cina.
Akibat invasi Cina, Tibet mengalami kekalahan dan terpaksa menandatangani 17 pokok perjanjian yang menyatakan pengakuan Pemerintahan Cina terhadap Tibet. Dalam perjanjian itu, Cina memperbolehkan adanya administrasi otonomi yang dipimpin oleh Dalai Lama.
Perjanjian tersebut baru diratifikasi di Lhasa sebulan setelah ditandatangani. Dalam perjanjian itu disebutkan kalau Dalai Lama memerintah di Tibet yang merupakan bagian dari wilayah Cina.
Perdana Menteri Tibet Lukhangwa kala itu tak pernah mau menerima perjanjian dengan Cina. Ia menganggap Cina adalah penjajah yang tak perlu dipatuhi.
Sebaliknya, Majelis Nasional Tibet meminta agar Perdana Menteri Tibet Lukhangwa menerima perjanjian itu sebab tentara Tibet telah dikalahkan oleh tentara Cina yang jumlahnya sangat banyak. Faktanya kala itu, Tibet tak mampu melawan Cina.
Credit REPUBLIKA.CO.ID