Jumat, 14 Oktober 2016

Rusia: Hancurkan Hubungan, AS Gunakan Kebijakan "Bumi Hangus"

 
Rusia: Hancurkan Hubungan, AS Gunakan Kebijakan Bumi Hangus
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menuduh Amerika Serikat menghancurkan hubungan dengan Rusia menggunakan kebijakan 'bumi hangus'. Foto/Sputnik/Valeriy Melnikov
 
MOSKOW - Pemerintah Rusia melalui Kementerian Luar Negeri-nya menuduh Washington terus menghancurkan hubungan biltareral dengan Moskow dengan melakukan kebijakan ”bumi hangus” kebijakan yang dapat mempengaruhi stabilitas internasional. Tuduhan itu disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.

Selama konferensi pers pada hari Kamis, Zakharova mengatakan bahwa AS terus menyebar kebohongan terhadap Rusia diiiringi ancaman sanksi. Selain itu, AS melalui NATO juga menumpuk kekuatan militer di dekat perbatasan Rusia.

Berbagai tindakan AS itulah yang dianggap Zakharova telah menghancurkan hubungan kedua negara. ”Ada persepsi yang berkembang bahwa Pemerintah AS keluar dengan menerapkan kebijakan ‘pembumihangusan’ hubungan bilateral,” kata Zakharova, seperti dikutip Reuters, Jumat (14/10/2016).

“Ini adalah kebijakan yang berbahaya yang penuh dengan konsekuensi negatif bagi stabilitas internasional. Yang tidak akan menyebabkan sesuatu yang baik, "katanya lagi.

Pada tanggal 7 Oktober 2016, Menteri Luar Negeri AS; John Kerry menyerukan agar Rusia diselidiki atas dugaan melakukan kejahatan perang di Suriah. Sehari kemudian, pejabat intelijen AS menuduh Pemerintah Rusia berada di balik serangkaian cyber yang ditargetkan terhadap Konvensi Nasional Partai Demokrat (DNC) dan tim kampanye Hillary Clinton.

”Apa yang kita dengar pada format harian, itu hanya sebuah kebohongan, misalnya, tentang 'hacker Rusia', yang belum terlihat oleh siapa pun,” kata Zakharova.”Rata-rata warga Amerika sedang digiring ke persepsi bahwa Rusia adalah musuh,” lanjut diplomat Moskow ini.

Menurutnya, Washington telah menggunakan cara apapun untuk menekan Moskow. “Moskow  berharap bahwa pemerintahan berikutnya di AS akan lebih bijaksana dari sebelumnya ini,” ujarnya.



Credit  Sindonews