Jumat, 21 Oktober 2016

Mimpi Bos Kereta Api ASEAN: Bangun Jaringan dari China Hingga Asia Tenggara


Mimpi Bos Kereta Api ASEAN: Bangun Jaringan dari China Hingga Asia Tenggara
Foto: Angling Adhitya Purbaya

Semarang - Bos perusahaan kereta api dari 7 negara berkumpul di Indonesia untuk membahas isu-isu hangat dunia perkeretapian hingga kerjasama antar negara. Salah satunya yaitu impian konektivitas kereta api cepat antar negara di ASEAN.

Hal itu diungkapkan Direktur Logistik dan pengembangan PT. KAI, Budi Noviantoro di sela acara ASEAN Railways CEO's Conference (ARCEO) di stasiun dan museum Ambarawa, Kabupaten Semarang.

"Pertemuan ini tujuannya saling memberikan informasi, cek progres terhadap perkembangan operasional di ASEAN. Contoh lagi hangat isu high speed train, nah ya kami ngomongin itu," kata Budi, Kamis (20/10/2016).

Untuk menjawab tantangan era Masyarakat Ekonomi ASEAN maka perlu dibahas soal konektivitas kereta api antar negara di Asia Tenggara. Sedangkan Indonesia sudah mulai dengan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.

"Di Indonesia proses high speed train di Jakarta-Bandung. Vietnam proses membuat kereta cepat, Thailand juga. Ke depannya kita berharap ada ASEAN Railway Network," terangnya.

Menurut Budi, perkembangan kereta cepat di berbagai negara diharapkan bisa terkoneksi. Contohnya saat ini di China sudah ada kereta cepat Beijing-Guangzhou yang diharapkan bisa terkoneksi ke negara ASEAN termasuk Indonesia.

"Nanti dari China bisa turun ke Vietnam, Thailand, Malaysia. Mudah-mudahan kita punya dana, bersama kita membuat crossing melewati laut bisa lewat tunnel atau roll-on, masuk ke Dumai kemudian ke sini, ke Palembang terus network ke Jawa," pungkas Budi.

"Kebayang tidak, Kereta cepat dari Beijing bisa sampai Banyuwangi," tuturnya.

Budi menjelaskan Indonesia merupakan salah satu negara yang perkembangan perkeretaapian paling kuat. Kerjasama jangka pendek antar negara akan dilakukan salah satunya operator dari Indonesia akan dikirim ke Myanmar untuk menjadi operator di sana.

"Dari 7 ini yang kuat Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam. Laos, Myanmar, Kamboja proses juga. Kita diminta teman Myanmar usulan sebagai operator. Kalau dicek di sana sudah layak nanti kita jadi operator di sana," ujarnya.

Diketahui, selain PT KAI, peserta yang hadir dalam ARCEO yaitu dari Kereta Api Tanah Melayu Berhad (KTMB) Malaysia, State Railway of Thailand, Vietnam Railway, Royal Railways of Cambodia, Lao Railway Authority Laos, dan Myanmar Railways. Turut datang pula PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), PT KCJ, PT KA Pariwisata, dan PT Railink.

Acara sudah dimulai sejak hari Selasa (18/10) lalu dan hari ini rombongan peserta merasakan sensasi naik kereta uap kuno dari stasiun Tuntang sampai Ambarawa. Selain Ambarawa, lokasi yang sudah dikunjungi yaitu PT INKA di Madiun.




Credit  detikFinance