"Promosi tersebut dilakukan bersama fengan Bank of China dan China Classification Society, Sehingga peserta yang hadir benar-benar para pelaku di sektor tersebut yang sudah terseleksi," kata Kepala Desk Tiongkok BKPM Harri Susanto kepada Antara, Rabu.
Promosi investasi tersebut dilakukan di dua wilayah yakni Zhejiang dan Fujian, mulai 8 hingga 10 Juli. "Dipilihnya dua lokasi tersebut, berdasar masukan dari pihak Tiongkok, yang sangat paham dengan tempat serta pelaku industri di sektor galangan kapal," tutur Harri.
Ia mengemukakan Indonesia membutuhkan 1.500 unit kapal dengan berbagai kategori dengan nilai investasi sebesar 13,4 miliar dolar AS. Saat Ini terdapat 250 galangan kapal di Indonesia yang tersebar di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Batam.
"Selain itu, 70 persen kebutuhan komponen kapal di Indonesia masih harus diimpor, karena itu kita membutuhkan investor untuk industri galangan kapal," ucap Harri, menambahkan.
Dengan adanya investor diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia atas impor barang sekaligus membantu memperbaiki neraca perdagagan Indonesia bila komponen tersebut dapat dihasilkan di Indonesia, lanjut Harri.
"Terlebih Presiden juga telah menginstruksikan pelarangan pembelian kapal dari luar negeri, agar industri galangan kapal dalam negeri dapat berkembang," tambah dia.
Secara umum target kerja sama Indonesia - Tiongkok hingga 2020, neraca perdagangan sebesar 150 miliar dolar AS, investasi RRT di Indonesia sebesar 80 miliar dolar AS dan jumlah kunjungan turis mencapai sepuluh juta orang.
Credit ANTARA News