Militer Rusia tidak hanya dipersenjatai dengan persenjataan misil
saja, tetapi juga dengan program analisis intelijen di dunia maya.
Korporasi Gabungan Obyedinnyonnaya Priborostroitelnaya Korporatsiya
(OPK) diketahui bertanggung jawab dalam pembuatan sistem pengawasan dan
analisis kondisi politik-militer di Rusia dan dunia ini.
Program analisis intelijen tersebut akan dikembangkan oleh Pusat
Pengendalian Pertahanan Nasional yang resmi dibuka pada 2014 lalu di
Moskow. Sistem perangkat lunak dan keras dari sistem program analisis
intelijen canggih tersebut akan memantau berbagai informasi yang
tersebar dunia maya. Program ini kemudian akan menentukan tingkat
kepentingan informasi tersebut berdasarkan jumlah pembaca dan komentar.
Selain mengolah data yang didapat, sistem pengawasan ini juga akan menganalisis jejaring sosial beserta komentar-komentar publik di internet. Oleh karena itu, sistem ini mampu mengenali potensi serangan informasi, sumber informasi, dan juga imbas dari serangan tersebut.
Dengan demikian, sistem ini diharapkan dapat menjad "antidot" atau
penangkal serangan dunia maya bagi para analis dan spesialis perangkat
perang dunia maya. Itu semua berhubungan dengan pembuatan jaringan
"media tempur" informasi baru yang memiliki kendali penuh terhadap
pertahanan informatika dan juga "organ operasi" dalam jaringan internet.
Saat ini pembuatan sistem pengawasan tersebut tengah memasuki tahap
pembuatan prototipe dan juga persiapan uji coba tahap awal. Proyek ini
direncanakan akan rampung pada pertengahan tahun 2016.
Kepada kantor berita RIA Novosti, Andrey Riznyk, direktur utama proyek pengembangan sistem pengawasan yang masuk dalam korporasi OPK mengatakan, "Kami juga memperkenalkan fitur Cross Language Information Retrieval. Sistem ini mampu memilih data dalam arus informasi media massa dunia yang berkaitan dengan kata kunci yang ditentukan, serta menerjemahkan dan menganalisis berbagai teks dalam bahasa asing, lalu memasukkan data ke dalam statistik hingga menyajikan laporan akhir. Pada tahap awal pengerjaan, kompleks sistem ini akan bekerja dalam lima sampai enam bahasa. Jumlah tersebut dapat bertambah di kemudian hari berdasarkan permintaan dari pemesan."
Selain itu, sistem ini tidak hanya mampu menganalisis data teks,
tetapi juga data siar (seperti perbincangan di media televisi) dengan
mengolah berbagai materi dari siaran langsung. Tak lupa, fungsi
pemilihan grafis juga dimasukkan ke dalam sistem ini. Dengan demikian,
sistem ini mampu mengenal data berupa gambar dan juga mengidentifikasi
orang serta objek-objek lainnya, berita berjalan, dan bahkan
pembicaraan lewat radio.
Perusahaan "Ashmanov dan Rekan" disebut dapat menjadi pengembang dan sekaligus penyedia komponen-komponen sistem analisis intelijen tersebut . Perusahaan ini mempunyai pengalaman besar dalam penelitian dan juga pengumpulan statistik keaktifan di ruang media. Juru bicara Igor Ashmanov menolak permintaan RBTH untuk berkomentar terkait kegiatan yang tengah dilakukan oleh pemimpin perusahaan tersebut. Namun, menurut narasumber kami yang berasal dari lingkaran dekat perusahaan tersebut, ada kemungkinan saat ini sedang berlangsung negosiasi mengenai kemungkinan kerja sama perusahaan Ashmanov dalam proyek pengembangan sistem ini.
Upaya untuk membuat sistem serupa pernah dilakukan oleh perusahaan Sistema Upravleniya pada tahun 2003-2005. Namun, usaha tersebut tidak berhasil. Masalah utama dari kegagalan tersebut adalah rumitnya proses pengerjaan yang terdiri dari dua kelompok: kelompok pemrogram dan pengembang perangkat lunak, serta kelompok analis kemiliteran yang memberikan tugas kepada pemrogram.
Saat itu, tugas yang diemban oleh pemrogram jauh lebih sederhana, yaitu membuatan program bot yang dapat memilih pemberitaan yang dibutuhkan untuk melakukan analisis lanjutan berdasarkan kata kunci. Hal ini mengingatkan kepada program jaringan analisis intelijen legendaris "Echelon". Namun, proyek tersebut tidak dilanjutkan karena alasan finansial.
Seorang pakar bidang analisis data, Petr Ivanov, mengatakan kepada
RBTH bahwa pengembangan kompleks sistem analisis intelijen berdasarkan
kata kunci, sangat mungkin diwujudkan. "Dengan adanya database perkiraan
khusus yang didasari atas analisis situasi, kita harus mencari
algoritma penganalisisan situasi baru yang diperlukan. Selanjutnya pada
tahap ketiga, kita perlu membuat dan menyempurnakan database prakiraan
berdasarkan analisis situasi."
Menurut Ivanov, jika menelaah misi utama dalam pembuatan kompleks sistem analisis intelijen tersebut, seperti yang diumumkan oleh kepala pengembang utama, maka ini berhubungan dengan penciptaan teknologi Artificial Intelligence, yang merupakan sebuah terobosan bagi sejarah umat manusia di dunia.
Terkait penerjemahan dan fungsi pengenalan bahasa, sang pakar menilai bahwa sampai saat ini masih belum diciptakan program khusus untuk mendeteksi dan menganalisis pembicaraan dan gambar. Oleh karena itu, menurut Ivanov, keinginan besar instansi militer Rusia hingga saat ini tidak sebanding debgan kemampuan teknis yang ada.
Selain mengolah data yang didapat, sistem pengawasan ini juga akan menganalisis jejaring sosial beserta komentar-komentar publik di internet. Oleh karena itu, sistem ini mampu mengenali potensi serangan informasi, sumber informasi, dan juga imbas dari serangan tersebut.
Kepada kantor berita RIA Novosti, Andrey Riznyk, direktur utama proyek pengembangan sistem pengawasan yang masuk dalam korporasi OPK mengatakan, "Kami juga memperkenalkan fitur Cross Language Information Retrieval. Sistem ini mampu memilih data dalam arus informasi media massa dunia yang berkaitan dengan kata kunci yang ditentukan, serta menerjemahkan dan menganalisis berbagai teks dalam bahasa asing, lalu memasukkan data ke dalam statistik hingga menyajikan laporan akhir. Pada tahap awal pengerjaan, kompleks sistem ini akan bekerja dalam lima sampai enam bahasa. Jumlah tersebut dapat bertambah di kemudian hari berdasarkan permintaan dari pemesan."
Perusahaan "Ashmanov dan Rekan" disebut dapat menjadi pengembang dan sekaligus penyedia komponen-komponen sistem analisis intelijen tersebut . Perusahaan ini mempunyai pengalaman besar dalam penelitian dan juga pengumpulan statistik keaktifan di ruang media. Juru bicara Igor Ashmanov menolak permintaan RBTH untuk berkomentar terkait kegiatan yang tengah dilakukan oleh pemimpin perusahaan tersebut. Namun, menurut narasumber kami yang berasal dari lingkaran dekat perusahaan tersebut, ada kemungkinan saat ini sedang berlangsung negosiasi mengenai kemungkinan kerja sama perusahaan Ashmanov dalam proyek pengembangan sistem ini.
Upaya untuk membuat sistem serupa pernah dilakukan oleh perusahaan Sistema Upravleniya pada tahun 2003-2005. Namun, usaha tersebut tidak berhasil. Masalah utama dari kegagalan tersebut adalah rumitnya proses pengerjaan yang terdiri dari dua kelompok: kelompok pemrogram dan pengembang perangkat lunak, serta kelompok analis kemiliteran yang memberikan tugas kepada pemrogram.
Saat itu, tugas yang diemban oleh pemrogram jauh lebih sederhana, yaitu membuatan program bot yang dapat memilih pemberitaan yang dibutuhkan untuk melakukan analisis lanjutan berdasarkan kata kunci. Hal ini mengingatkan kepada program jaringan analisis intelijen legendaris "Echelon". Namun, proyek tersebut tidak dilanjutkan karena alasan finansial.
Menurut Ivanov, jika menelaah misi utama dalam pembuatan kompleks sistem analisis intelijen tersebut, seperti yang diumumkan oleh kepala pengembang utama, maka ini berhubungan dengan penciptaan teknologi Artificial Intelligence, yang merupakan sebuah terobosan bagi sejarah umat manusia di dunia.
Terkait penerjemahan dan fungsi pengenalan bahasa, sang pakar menilai bahwa sampai saat ini masih belum diciptakan program khusus untuk mendeteksi dan menganalisis pembicaraan dan gambar. Oleh karena itu, menurut Ivanov, keinginan besar instansi militer Rusia hingga saat ini tidak sebanding debgan kemampuan teknis yang ada.
Credit RBTH Indonesia