Al Baghdadi diklaim tewas terbunuh dalam serangan udara yang dilakukan Rusia di Raqqa, akhir Mei lalu. (REUTERS/Social Media Website)
Jakarta, CB --
Tentara Rusia mengklaim berhasil membunuh teroris
yang paling dicari di dunia, pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, melalui
serangan udara mereka sekitar 28 Mei lalu, saat para petinggi kelompok
militan itu berkumpul di suatu lokasi di utara Raqa, Suriah.
Meski begitu, Amerika Serikat menyebut klaim itu belum bisa dikonfirmasi. Sebab, kabar mengenai kematian Baghdadi sudah sering terjadi tapi tak ada yang bisa mengonfirmasi.
Pria berusia 46 tahun ini kerap dijuluki "Si Hantu." Baghdadi belum pernah terlihat lagi ke publik sejak dirinya memproklamasikan negara kekhalifahannya di Mosul, Irak, pada 2014 lalu.
Dia sempat bergabung dengan al-Qaidah dan berhasil membangkitkan kembali organisasi afiliasi kelompok binaan Osama bin Laden itu yakni Negara Islam Irak atau (ISI).
Baghdadi lalu mengubah ISI menjadi kelompok independen ISIS, melebarkan cakupan okupasinya di Suriah pada 2013 dan ke Irak pada 2014 silam.
Sejak itu, koalisi internasional mengincar kelompoknya di Irak dan Suriah dan sebisa mungkin membinasakan mereka.
Tanda terakhir yang menyatakan kalau Baghdadi masih hidup adalah rekaman suaranya yang beredar sekitar November lalu, saat pasukan ISIS semakin tertekan oleh pasukan Irak di Mosul--kota terpenting bagi ISIS.
Dalam rekaman audio tersebut, buronan intelijen Barat ini mendesak anak buahnya untuk membela Mosul hingga akhir hayat mereka, di mana pasukan Irak berangsur-angsur berhasil merebut sebagian besar wilayah itu dari tangan pemberontak.
Sejak awal tahun lalu, Baghdadi dikabarkan sudah meninggalkan Raqqa, Suriah. Dia dilaporkan beberapa kali sempat terlihat di sejumlah wilayah dekat perbatasan Suriah-Irak.
Tapi tak ada satu pun juga pihak yang bisa mengonfirmasi keberadaannya. Kepala Baghdadi bahkan dihargai US$25 juta bagi siapa saja yang mengetahui keberadaan dan bisa menangkapnya.
Lahir di tengah keluarga sederhana di Samarra, utara Baghdad, Baghdadi memiliki nama asli Ibrahim Awad al-Badri.
Tak disangka, pria tertutup itu, dikenal di lingkungannya sebagai pesepakbola yang lihai.
Riwayat pendidikan Baghdadi disebut terlalu rendah sehingga tak bisa menghantarkannya mengenyam pendidikan sekolah hukum yang didambakannya. Buruknya penglihatan Baghdadi juga menyebabkan dirinya tak dapat bergabung menjadi militer.
Lantas, Baghdadi muda hijrah ke ibu kota untuk memperdalam ilmu Islam dan menetap di wilayah Tobchi.
"Baghdadi tak pernah tampil sebagai anak yang brilian, namun sabar dan pekerja keras," kata Sofia Amara, penulis cerita dokumenter yang mengungkap kisah kehidupan Baghdadi.
"Dia mempunyai visi sejak awal, mengenai organisasi apa yang ingin dia buat. Dia adalah perencana rahasia," kata Amara, seperti dikutip AFP, Jumat (16/6).
Baghdadi dibesarkan dari sebuah keluarga religius. Dia dikabarkan memiliki tiga orang istri yakni Asma al-Kubaysi dari Irak, Isra al-Qaysi dari Suriah, dan salah seorang lainnya yang belum diketahu identitasnya.
Sejak memimpin negara kekhalifahannya, dia dituding telah berulang kali memperkosa anak perempuan yang ia simpan sebagai budak seks, termasuk gadis-gadis kaum Yazidi yang menjadi sandera ISIS.
Meski begitu, Amerika Serikat menyebut klaim itu belum bisa dikonfirmasi. Sebab, kabar mengenai kematian Baghdadi sudah sering terjadi tapi tak ada yang bisa mengonfirmasi.
Pria berusia 46 tahun ini kerap dijuluki "Si Hantu." Baghdadi belum pernah terlihat lagi ke publik sejak dirinya memproklamasikan negara kekhalifahannya di Mosul, Irak, pada 2014 lalu.
Dia sempat bergabung dengan al-Qaidah dan berhasil membangkitkan kembali organisasi afiliasi kelompok binaan Osama bin Laden itu yakni Negara Islam Irak atau (ISI).
Baghdadi lalu mengubah ISI menjadi kelompok independen ISIS, melebarkan cakupan okupasinya di Suriah pada 2013 dan ke Irak pada 2014 silam.
Sejak itu, koalisi internasional mengincar kelompoknya di Irak dan Suriah dan sebisa mungkin membinasakan mereka.
Tanda terakhir yang menyatakan kalau Baghdadi masih hidup adalah rekaman suaranya yang beredar sekitar November lalu, saat pasukan ISIS semakin tertekan oleh pasukan Irak di Mosul--kota terpenting bagi ISIS.
Dalam rekaman audio tersebut, buronan intelijen Barat ini mendesak anak buahnya untuk membela Mosul hingga akhir hayat mereka, di mana pasukan Irak berangsur-angsur berhasil merebut sebagian besar wilayah itu dari tangan pemberontak.
Sejak awal tahun lalu, Baghdadi dikabarkan sudah meninggalkan Raqqa, Suriah. Dia dilaporkan beberapa kali sempat terlihat di sejumlah wilayah dekat perbatasan Suriah-Irak.
Tapi tak ada satu pun juga pihak yang bisa mengonfirmasi keberadaannya. Kepala Baghdadi bahkan dihargai US$25 juta bagi siapa saja yang mengetahui keberadaan dan bisa menangkapnya.
Lahir di tengah keluarga sederhana di Samarra, utara Baghdad, Baghdadi memiliki nama asli Ibrahim Awad al-Badri.
Tak disangka, pria tertutup itu, dikenal di lingkungannya sebagai pesepakbola yang lihai.
Riwayat pendidikan Baghdadi disebut terlalu rendah sehingga tak bisa menghantarkannya mengenyam pendidikan sekolah hukum yang didambakannya. Buruknya penglihatan Baghdadi juga menyebabkan dirinya tak dapat bergabung menjadi militer.
Lantas, Baghdadi muda hijrah ke ibu kota untuk memperdalam ilmu Islam dan menetap di wilayah Tobchi.
"Baghdadi tak pernah tampil sebagai anak yang brilian, namun sabar dan pekerja keras," kata Sofia Amara, penulis cerita dokumenter yang mengungkap kisah kehidupan Baghdadi.
"Dia mempunyai visi sejak awal, mengenai organisasi apa yang ingin dia buat. Dia adalah perencana rahasia," kata Amara, seperti dikutip AFP, Jumat (16/6).
Baghdadi dibesarkan dari sebuah keluarga religius. Dia dikabarkan memiliki tiga orang istri yakni Asma al-Kubaysi dari Irak, Isra al-Qaysi dari Suriah, dan salah seorang lainnya yang belum diketahu identitasnya.
Sejak memimpin negara kekhalifahannya, dia dituding telah berulang kali memperkosa anak perempuan yang ia simpan sebagai budak seks, termasuk gadis-gadis kaum Yazidi yang menjadi sandera ISIS.
Credit CNN Indonesia