Gedung Putih (REUTERS/Joshua Roberts)
Jakarta, CB -- Berdasarkan intersepsi intelijen Amerika Serikat, Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, disebut memerintahkan operasi untuk menargetkan Jamal Khashoggi.
Ia adalah wartawan pengkritik Raja Salman yang hilang di Turki pada
pekan lalu. Khashoggi dinyatakan hilang setelah memasuki gedung
Konsulat Saudi di Istanbul pada Selasa (2/10) siang. Sejak itu, ia tak
pernah terlihat keluar dari gedung diplomatik tersebut.
Berdasarkan
keterangan pejabat AS yang tak ingin disebut identitasnya,
The Washington Post menyebut sejumlah pejabat senior Saudi diketahui
merencanakan untuk melacak keberadaan Khashoggi, Kamis (11/10).
Mengutip AFP, beberapa kolega Khashoggi yang juga wartawan mengatakan
beberapa pejabat senior Saudi telah mendekatinya dan menawarkan
perlindungan hingga jabatan tinggi di pemerintah jika ia mau pulang ke
Saudi.
Namun, sejauh ini Khashoggi skeptis dan menolak tawaran-tawaran itu
"Apakah
kalian bercanda? Tentu saya tidak percaya mereka (Saudi) sedikit pun,"
ucap salah satu kerabat, Khaled Saffuri, menceritakan kembali ucapan
Khshoggi kepadanya seperti ditulis
The Washington Post.
Percakapan
itu papar Sauffir terjadi beberapa jam setelah Khashoggi menerima
telepon dari Saud al-Qathani, Penasihat Pengadilan Kerajaan Saudi.
Sementara itu, seorang mantan pejabat intelijen AS memungkinkan operasi
"penghilangan" Khashoggi dieksekusi oleh sejumlah utusan pangeran
Mohammed yang diterbangkan langsung ke Istanbul.
Utusan-utusan
itu terdiri dari 15 orang dan tergabung dalam dua tim. Mereka disebut
terbang menggunakan pesawat pribadi yang tiba dalam waktu yang berbeda.
Pejabat itu menganggap tim-tim tersebut diutus untuk membawa Khashoggi kembali ke Saudi untuk kemudian ditahan.
Namun,
otoritas Turki memiliki spekulasi berbeda. Ankara menyimpulkan bahwa
operasi apapun yang menargetkan Khashoggi, wartawan The Washington Post
itu telah dibunuh di dalam gedung konsulat.
TIm penyelidik belum
memang belum menemukan jasad Khashoggi, namun otoritas Turki telah
melihat rekaman CCTV konsulat yang menunjukkan bahwa Khashoggi memasuki
gedung tersebut, namun tidak pernah terlihat keluar lagi.
Rekaman itu menunjukkan seorang pria yang diyakini sebagai Khashoggi
memasuki gedung konsulat sekitar puklu 13.14 waktu Istanbul pada Selasa
(2/10).
Salah satu rekaman CCTV lainnya menunjukkan beberapa
warga Saudi tiba di bandara Istanbul di hari yang sama sekitar pukul
03.30. Dari bandara, pria-pria tersebut langsung bergegas menuju sebuah
hotel.
Sebuah kendaraan juga tertangkap CCTV memasuki gedung
konsulat tak lama setelah Khashoggi masuk. Mobil itu lalu keluar menuju
kediaman Konsul Jenderal Saudi yang berjarak tak jauh dari kantor
diplomatik tersebut sebelum pukul 15.00.
Media lokal berspekulasi Khashoggi telah dibawa dalam kendaraan tersebut.
Khashoggi
merupakan salah satu kolumnis The Washington Post. Sebelum berkiprah di
media, dia merupakan mantan penasihat pemerintah Saudi yang kabur ke
Amerika Serikat pada tahun lalu untuk menghindari kemungkinan ditahan
otoritas Saudi.
Khashoggi mengaku otoritas Saudi memblokir akun Twitter-nya sebelum dia meninggalkan negaranya itu.
Selama berkiprah sebagai wartawan, Khashoggi kerap menulis kritik
terhadap pemerintahan Saudi, tertutama kebijakan-kebijakan Putra Mahkota
Mohammed bin Salman.
Dia juga kerap menentang intervensi Saudi selama ini dalam perang sipil di Yaman.
Insiden
hilangnya Khashoggi menyorot perhatian publik internasional. Amerika
Serikat bahkan mendesak Saudi menjelaskan perkara tersebut.
Sejumlah
analis menilai kasus Khashoggi juga berpotensi memicu krisis politik
antara Washington dan Riyadh, di mana keduanya merupakan sekutu dekat.
Credit
cnnindonesia.com