Majid Khan mengaku digantung
berhari-hari, ditelanjangi, disirami air es, tanpa makanan. Saat itu,
dia lebih memilih mati ketimbang terus disiksa. (Penjara
Guantanamo/Getty Images)
Washington, CB
--
Penyiksaan sadis di penjara Guantanamo kembali
diungkapkan salah satu mantan tahanan. Pengungkapan kali ini sebelumnya
tidak disebutkan dalam laporan penyiksaan CIA yang dihadirkan ke Senat
tahun lalu.
Diberitakan Reuters, Selasa (2/6), Majid Khan,
tahanan Guantanamo yang saat ini menjadi saksi dalam kasus CIA
mengatakan petugas menyiram kemaluannya dengan air dingin, dua kali
merekamnya dalam keadaan telanjang dan beberapa kali menyentuh alat
vitalnya. Tercium bau alkohol dari mulut para petugas, Khan juga
beberapa kali diancam dengan palu, tongkat baseball, kayu dan ikat
pinggang kulit.
Pengakuan ini tercantum dalam dokumen setebal 27
halaman yang merupakan hasil wawancara dengan pengacara selama tujuh
tahun terakhir. Pemerintah AS memberi izin bulan lalu untuk
mempublikasikan dokumen itu setelah melalui proses peninjauan.
Penyiksaan
tahanan kerap terjadi di Guantanamo setelah pemerintahan George W. Bush
menyatakan perang terhadap al-Qaidah usai serangan teroris 11 September
2001.
Khan mengaku memilih mati saat dia mengalami sakit luar biasa karena
digantung telanjang selama beberapa hari, tanpa makan, hanya diberi
minum, diawasi terus dan disirami air dingin ketika diinterogasi.
"Nak,
kami akan merawatmu. Kami akan membawamu ke tempat yang tidak bisa kau
bayangkan," kata Khan, menirukan ucapan petugas sebelum
menginterogasinya. "Saya berharap mereka membunuh saya saja."
Pada
pengacaranya, Khan mengatakan siksaan terparah dialaminya pada Mei
2003. Saat itu dia ditelanjangi, digantung selama tiga hari. Dia hanya
diturunkan pada hari pertama, lalu diborgol, ditutupi wajahnya dan
direndam di air es.
Penginterogasi berulangkali memasukkan kepala
Khan ke dalam air, hingga dia merasa hampir mati tenggelam. Petugas
juga memasukkan air dan es dari ember ke mulut dan hidung Khan saat
proses interogasi ini.
Disirami air esDia
kemudian digantung lagi. Setiap dua atau tiga jam, petugas menyirami
air es ke seluruh tubuhnya dan menyalakan kipas angin ke arahnya,
membuat Khan tidak bisa tidur. Setelah digantung dua hari, Khan mengaku
mulai berhalusinasi, merasa melihat sapi dan kadal raksasa.
"Saya
hidup dalam keresahan setiap harinya karena ketakutan dan antisipasi
hal-hal yang akan saya alami," kata Khan yang mengaku sering terserang
panik dan mimpi buruk.
Pada Juli 2003 penyiksaan berlanjut. Khan
mengatakan, agen CIA menutupi wajahnya dengan kantong dan
menggantungnya di tiang besi selama beberapa hari, menyirami mulut,
hidung dan alat kelaminnya dengan air es.
Satu kali, dia dipaksa
duduk telanjang di kotak kayu selama 15 menit dan direkam video dalam
sebuah interogasi. Setelah itu dia diikat ke dinding, dipaksa terjaga.
Saat
dokter datang untuk mengecek kondisinya, Khan sempat meminta
pertolongan. Namun bukannya membantu, dokter itu malah meminta penjaga
untuk menggantungnya lagi di batangan besi. Setelah tergantung selama 24
jam, Khan dipaksa untuk menulis "pengakuan" sambil kembali direkam
dalam keadaan bugil.
Khan juga mengaku pernah diborgol kakinya di
dalam sebuah belenggu besi seperti sepatu boot yang memaksanya tetap
berdiri. Dia mengatakan kakinya bisa patah jika dia terjatuh ke depan
dalam keadaan terborgol seperti itu.
Pengakuan Khan ini belum
bisa dikonfirmasi. Namun, penyiksaan yang disebutkannya mirip dengan apa
yang disampaikan oleh tahanan lainnya dalam laporan Senat.
Khan
mengatakan semua tahanan yang disiksa diletakkan di dalam sel gelap
tersendiri. Untuk membuat mereka tetap terjaga, petugas menyalakan lampu
terang dan memasang musik keras-keras. Beberapa tahanan lainnya mengaku
ditahan di sel mirip peti mati.
Makan dari anusSebelumnya,
Khan mengaku dipaksa makan dengan memasukkan makanan yang telah
dihaluskan melalui anus. Menurut para ahli nutrisi, tindakan ini sama
sekali tidak memberikan efek apapun terhadap kesehatan narapidana.
Kondisi
mereka membaik setelah Kongres AS mengeluarkan Undang-undang Perlakuan
terhadap Tahanan pada 2005 yang digagas oleh Senator John McCain yang
pernah disiksa saat ditahan pada Perang Vietnam.
Khan, warga
negara Pakistan yang bersekolah di Maryland, ditangkap di Pakistan dan
divonis bersalah pada 2012 atas dakwaan konspirasi, dukungan material,
pembunuhan dan mata-mata. Dia divonis 19 tahun setelah mendapat
keringanan karena bersedia menjadi saksi.
Pria 35 tahun ini
mengaku telah memberikan uang sebesar US$50 ribu untuk operasi al-Qaidah
di Indonesia. Uang itu digunakan untuk pengeboman di depan hotel
Marriot di Jakarta tahun 2003, menewaskan 11 orang dan melukai 80
lainnya.
Khan juga mengatakan bahwa dalang serangan 9/11 Khalid
Sheikh Mohammed berencana meracuni pasokan air, meledakkan pom bensin
dan bertindak sebagai "agen tidur" al-Qaidah di AS.
Credit
CNN Indonesia