Selasa, 20 Juni 2017

Israel dilaporkan danai pemberontak Suriah



Israel dilaporkan danai pemberontak Suriah
Pasukan Israel bersiaga saat terjadi bentrokan dengan pengunjuk rasa Palestina menyusul aksi protes solidaritas terhadap tahanan Palestina yang ditahan Israel, di kota Betlehem, Tepi Barat, Senin (17/4/2017). (REUTERS/Ammar Awad)


Jakarta (CB) - Berita tentang rumah sakit Israel yang merawat pemberontak Suriah telah beredar, namun laporan Wall Street Journal mengungkap bahwa Israel mendanai para pemberontak, bahkan para pemberontak mengatakan mereka "tidak akan bertahan" tanpa bantuan tersebut.
Menurut laporan Wall Street Journal, Israel secara diam-diam memberikan bantuan kepada pemberontak Suriah di Dataran Tinggi Golan selama bertahun-tahun, dengan tujuan untuk mempertahankan kekuatan persahabatan di zona penyangga, menjaga ISIS dan pasukan yang selaras dengan Iran di teluk.

Dukungan tersebut bersifat substansial dan langsung, di mana menurut laporan itu, dukungan diberikan berupa dana tunai, makanan, bahan bakar dan persediaan medis, yang nyatanya beberapa kelompok bersenjata dan sebagian besar penduduk sipil di wilayah tersebut bergantung pada bantuan Israel.

Adapun laporan The Wall Street Journal tersebut berdasarkan temuan dan informasi yang diberikan oleh setengah lusin pemberontak dan tiga orang yang akrab dengan pemikiran Israel.

Mereka mengatakan bahwa transaksi rahasia Israel dengan pemberontak dimulai pada awal 2013 di bawah mantan Menteri Pertahanan Moshe Ya'alon dan terus ada sampai hari ini. Tujuannya, untuk menjaga kelompok pro-Iran, seperti Hizbullah, jauh dari perbatasan.

Sumber-sumber ini mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa sebuah unit khusus dipahat dari tentara Israel untuk mengawasi operasi bantuan tersebut. Selain itu, Israel dikatakan telah mempertimbangkan situasi tersebut cukup jauh sebelumnya sehingga menetapkan sebuah anggaran khusus untuk diinvestasikan dalam upaya itu.

Pemberontak di Suriah mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa Fursan al-Joulan (Knights of the Golan) adalah kelompok utama yang berkoordinasi dengan Israel dan menerima dana sekitar 5.000 dollar per bulan, namun kelompok ini tidak menerima dukungan dari negara-negara Barat lainnya dan tidak terafiliasi dengan tentara Suriah.

"Israel berdiri di pihak kita dengan cara yang heroik. Kami tidak akan bertahan tanpa bantuan Israel," kata juru bicara kelompok tersebut, Moatasem al-Golani kepada Wall Street Journal. 

Al-Golani mengatakan bahwa kerja sama dimulai ketika pejuang yang terluka dari kalangan kelompok tersebut berhasil mencapai perbatasan Israel, di mana mereka meminta bantuan dari tentara Israel yang berbicara dalam bahasa Arab. Korban luka-luka tersebut dirawat secara medis di Israel, sekaligus membuka saluran rahasia tersebut.

Fusan al-Joulan dikatakan memiliki sekitar 400 pejuang dan mempertahankan aliansi longgar dengan empat kelompok lain di sisi perbatasan Suriah dan Israel, yang semuanya dilaporkan menerima sejumlah bantuan dari Israel. 

Tidak seperti Fursan al-Joulan, beberapa kelompok mendapat keuntungan dari dukungan Barat dan berafiliasi dengan Tentara Suriah, menurut laporan itu.

Sementara bantuan medis Israel kepada orang-orang Suriah yang terluka yang tiba di perbatasan telah menjadi pengetahuan umum sejak awal perang sipil, informasi baru yang merinci kedalaman dukungan Israel untuk pemberontak ini dapat meningkatkan ketegangan dengan pemerintah Suriah dan pasukan Presiden Bashar Assad.

Informasi tersebut juga menguak dengan siapa Israel telah secara teknis berada dalam keadaan perang selama beberapa dekade.

Serangan udara Israel telah menargetkan pasukan di Suriah dalam banyak kesempatan, terutama yang bertujuan pengiriman senjata ke Hizbullah Libanon.

Seorang sumber mengkonfirmasi Wall Street Journal bahwa uang melintasi perbatasan ke Suriah namun digunakan untuk tujuan kemanusiaan. Namun, pejuang pemberontak menentang klaim ini, dengan mengatakan bahwa dana tersebut digunakan untuk membayar gaji dan membeli amunisi.

The Wall Street Journal melaporkan, tentara Israel tidak akan mengomentari klaim pemberontak tersebut, namun mereka berkomitmen untuk mengamankan perbatasan Israel.

"Mereka berkomitmen menjaga perbatasan dan mencegah pembentukan sel teror serta pasukan yang bermusuhan, selain memberikan bantuan kemanusiaan kepada Orang-orang Suriah yang tinggal di daerah itu," ungkap laporan itu. Demikian dilaporkan Haaretz.




Credit  antaranews.com








Saudi Tangkap dan Tahan 3 Perwira Garda Revolusi Iran


Saudi Tangkap dan Tahan 3 Perwira Garda Revolusi Iran
Pasukan Arab Saudi menangkap tiga perwira Garda Revolusi Iran di kawasan ladang minyak Marjan, lepas pantai Saudi. Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian


RIYADH - Pasukan angkatan laut Riyadh menangkap dan menahan tiga perwira Garda Revolusi Iran di dekat ladang minyak Marjan di lepas pantai Arab Saudi. Penangkapan ini diumumkan Kementerian Informasi Saudi dalam sebuah pernyataan.

Insiden tersebut terjadi pada hari Jumat, ketika tiga kapal Teheran memasuki perairan teritorial Saudi dan menuju ke struktur lepas pantai di ladang minyak. Demikian pengumuman kantor berita Saudi (SPA) pada hari Senin, mengutip sumber resmi.

”Pada hari Jumat, 16 Juni, tiga kapal kecil, dengan bendera merah dan putih, memasuki perairan teritorial Saudi di Teluk Arab. Mereka menuju ke ladang minyak Saudi di Marjan. Segera, pasukan angkatan laut Saudi melepaskan tembakan peringatan, tapi kapal tidak merespons,” kata sumber dikutip SPA.



Salah satu kapal disergap, sementara dua lainnya berhasil lolos. “Kapal yang ditangkap berisi setumpuk senjata untuk tujuan subversif dan membawa tiga orang di kapal. Ketiga orang tersebut ternyata adalah anggota Korps Garda Revolusi Iran,” kata Kementerian Informasi Saudi dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Selasa (20/6/2017).

”Ini adalah satu dari tiga kapal yang dicegat oleh pasukan Saudi. (Kapal) ini ditangkap dengan tiga orang di kapal. Dua lainnya lolos,” lanjut pernyataan tersebut, seperti dilansir Reuters.
”Tiga anggota Garda Revolusi Iran yang ditangkap sekarang diinterogasi oleh otoritas Saudi,” imbuh pernyataan tersebut.

Sementara itu, Iran menolak klaim Saudi atas penahanan tiga perwira Garda Revolusi. Kepala urusan perbatasan di Kementerian Dalam Negeri Iran, Majid Aghababaie, mengatakan bahwa tiga orang yang ditahan adalah nelayan asal pelabuhan Bushehr, Iran selatan.

”Tidak ada bukti bahwa mereka adalah personel militer," katanya yang dilansir kantor berita ILNA. Insiden tersebut terjadi di tengah ketegangan antara Riyadh dan Teheran yang semakin memburuk setelah krisis Qatar.

Pada hari Minggu, Iran telah meluncurkan serangan enam rudal balistik ke Suriah, yang menargetkan posisi teroris Islamic State atau ISIS sebagai pembalasan atas serangan kembar di Teheran awal bulan ini.

Serangan tersebut tidak hanya ditujukan untuk mengirim pesan kepada ISIS, tapi juga kepda AS dan Arab Saudi. Teheran berulang kali menuduh Riyadh dan Washington mendukung teroris dan berusaha mengacaukan Iran.

”Orang-orang Saudi dan Amerika pihak utama penerima pesan ini,” kata Jenderal Ramazan Sharif dari Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan pada hari Senin, mengacu pada serangan enam rudal balistik terhadap target teroris di Suriah.

Pada hari Sabtu pekan lalu, Iran mengatakan bahwa penjaga pantai Saudi melepaskan tembakan terhadap dua kapal nelayan Iran di Teluk Persia.  Satu nelayan tewas. 


Credit  sindonews.com



AL Saudi sita kapal pengangkut senjata di dekat ladang minyak



Dubai (CB) - Angkatan laut Arab Saudi menyergap kapal pengangkut senjata saat mendekati ladang minyak Marjan di lepas pantai Teluk pada Jumat malam, kata kantor berita resmi Saudi Press Agency pada Senin.

Dua kapal lain, yang juga mendekati Marjan, berhasil melarikan diri setelah angkatan laut Saudi melepaskan tembakan peringatan, kata kantor berita itu seperti dilansir Reuters.

Kapal yang disergap itu membawa senjata untuk disalurkan kepada "gerakan bawah tanah", kata laporan singkat SPA.

SPA tidak merinci registrasi kapal atau kewarganegaraan awak kapal itu, namun memberikan keterangan tambahan tanpa menguraikannya bahwa kapal tersebut berbendera putih dan merah.

Tidak ada pertanda langsung apakah penangkapan kapal itu terkait dengan peristiwa di Teluk pada Jumat, yang dilaporkan media Iran.

Kantor berita Tasnim Iran mengatakan pada Sabtu bahwa penjaga perbatasan Arab Saudi menembaki kapal nelayan Iran di Teluk, menewaskan seorang nelayan. Dikatakan bahwa kapal itu adalah satu dari dua kapal Iran yang sedang memancing di perairan Teluk Persia yang terdorong oleh gelombang.

Hubungan antara kedua negara berada pada posisi terburuk mereka dalam beberapa tahun belakangan. Pekan lalu Riyadh, bersama dengan pemerintah Arab lainnya, memutuskan hubungan dengan Qatar, dengan alasan dukungan Qatar terhadap Iran.

Beberapa hari kemudian, bom bunuh diri dan penembakan di Teheran terjadi, menewaskan 17 orang. Muslim Syiah Iran mengulangi tuduhan bahwa Arab Saudi mendanai petempur Sunni, termasuk kelompok ISIS.

Riyadh membantah terlibat dalam serangan tersebut.

Iran dan Arab Saudi saling menuduh merusak keamanan wilayah dan mendukung pihak yang berbeda dalam perang di Suriah, Yaman dan Irak. 



Credit antaranews.com



AS Tak Takut Jet Tempurnya Diancam Ditembak Jatuh Rusia


AS Tak Takut Jet Tempurnya Diancam Ditembak Jatuh Rusia

Pesawat jet tempur F/A-18E Super Hornet Amerika Serikat. Foto/US Navy



WASHINGTON - Pentagon tidak takut dengan ancaman Rusia yang akan menembak jatuh pesawat jet tempur Amerika Serikat (AS) dan koalisinya di langit Suriah. Pentagon tegaskan akan membela diri AS maupun sekutunya diancam.

Ancaman Rusia muncul setelah pesawat jet tempur F/A-18E Super Hornet Pentagon  menembak jatuh pesawat jet tempur Su-22 Damaskus di wilayah udara atau langit Raqqa, Suriah pada Minggu malam. Pilot tempur Suriah dilaporkan tewas dalam insiden itu.



Tak hanya mengancam, Rusia telah menangguhkan saluran komunikasi dengan koalisi internasional anti-ISIS yang dipimpin AS. Saluran komunikasi itu telah menjadi solusi untuk mencegah konflik udara antara Moskow dan Washington yang sama-sama beroperasi di Suriah.

Pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad menyatakan, pesawatnya ditembak jatuh saat memerangi basis kelompok Islamic State atau ISIS. Namun, versi Pentagon, pesawat ditembak jatuh karena mengebom basis Pasukan Demokratik Suriah (SDF), pasukan oposisi atau pemberontak Suriah yang didukung Barat, serta pasukan Kurdi.



”Kami tidak mencari konflik dengan pihak manapun di Suriah selain ISIS, tapi kami tidak akan ragu membela diri atau mitra kami jika diancam,” kata juru bicara Pentagon Kapten Jeff Davis kepada Fox News, yang dikutip Selasa (20/6/2017).

Kepala Staf Gabungan Militer AS Jenderal Joseph Dunford melipatgandakan retorika tersebut pada pidato hari Senin di National Press Club.

”Saya yakin bahwa kita masih berkomunikasi antara pusat operasi kami dan pusat operasi federasi Rusia, dan saya juga yakin bahwa kekuatan kita memiliki kemampuan untuk menjaga diri sendiri,” ujar Dunford.

Juru bicara Pentagon lainnya, Mayor Adrian JT Rankine-Galloway mengatakan bahwa pesawat koalisi akan terus melakukan operasi di seluruh Suriah, yang menargetkan pasukan ISIS dan memberikan dukungan udara untuk pasukan mitra koalisi di lapangan.

”Sebagai hasil pertemuan baru-baru ini yang melibatkan rezim pro-Suriah dan pasukan Rusia, kami telah mengambil langkah-langkah bijaksana untuk memposisikan ulang pesawat di Suriah sehingga terus menargetkan pasukan ISIS sambil memastikan keamanan awak pesawat kami mengingat ancaman yang diketahui di ruang pertempuran,” ujar Rankine-Galloway dalam sebuah pernyataan. 


Credit  sindonews.com




Ancam Tembak Jatuh Jet Tempur AS di Suriah, Rusia Diledek



Ancam Tembak Jatuh Jet Tempur AS di Suriah, Rusia Diledek
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat AS Jack Keane meledek ancaman Rusia yang akan tembak jatuh jet tempur Washington di Suriah. Foto/Fox News



WASHINGTON - Pensiunan jenderal ternama Amerika Serikat (AS) Jack Keane meledek ancaman Rusia yang akan menembak jatuh pesawat jet tempur AS dan koalisinya di langit Suriah. Menurutnya, Moskow tidak akan mampu melakukannya.

Ancaman Rusia muncul setelah pesawat jet tempur F/A-18E Super Hornet AS menembak jatuh pesawat jet tempur Su-22 Suriah di wilayah udara atau langit Raqqa, pada Minggu malam. Pilot tempur Suriah dilaporkan tewas dalam insiden itu.

Pemerintah Damaskus menyatakan, pesawatnya ditembak jatuh saat memerangi basis kelompok Islamic State atau ISIS. Namun, versi Pentagon pesawat ditembak jatuh karena mengebom basis Pasukan Demokratik Suriah (SDF), pasukan oposisi atau pemberontak Suriah yang didukung Barat, serta pasukan Kurdi.

”Itu sampah, mereka tidak akan menembak pesawat AS. Mereka tidak akan mengambil alih AS,” kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat Washington itu yang dilansir Fox News, Selasa (20/6/2017).

“Mereka memiliki kemampuan yang sangat terbatas di Suriah dibandingkan dengan kemampuan AS,” lanjut Keane.



Ini adalah pertama kalinya dalam hampir 20 tahun sebuah pesawat jet tempur AS menembak jatuh sebuah pesawat tempur dalam pertempuran udara. Terakhir kali sebuah pesawat jet tempur Serbia jatuh di Kosovo pada tahun 1999 diduga akibat ditembak.

Pemerintah Presiden Donald Trump maupun Pentagon belum merespons ancaman Moskow. Ancaman ini diumumkan Kementerian Pertahanan Rusia, di mana setiap pesawat jet tempur AS dan koalisinya yang terbang di sebelah barat Sungai Efrat akan jadi target pasukan Moskow.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan serangan AS tersebut sama halnya dengan membantu teroris.

“Apa ini, jika bukan tindakan agresi?” tanya Riyabkov mengacu aksi penembakan pesawat Suriah oleh jet tempur AS. 




Credit  sindonews.com






Ini Alasan AS Tembak Jatuh Jet Suriah


Ini Alasan AS Tembak Jatuh Jet Suriah
Koalisi mengatakan, jet tempur tersebut ditembak jatuh karena memberikan ancaman kepada Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung oleh AS. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) mengungkapkan alasan mengapa mereka menembak jatuh jet tempur Suriah. Koalisi mengatakan, jet tempur tersebut ditembak jatuh karena memberikan ancaman kepada Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung oleh AS.

SDF adalah pasukan gabungan yang terdiri dari sejumlah kelompok oposisi Suriah dan juga Kurdi Suriah. Beberapa anggota SDF masuk dalam daftar serangan pemerintah Suriah, karena dianggap bersekongkol dengan al-Nusra, kelompok pecahan al-Qaeda di Suriah.

"Pada pukul 6:43, SU-22 milik rezim Suriah menjatuhkan bom di dekat pejuang SDF di selatan Tabqah, dan sesuai dengan peraturan pendekatan dan pembelaan diri secara kolektif terhadap pasukan koalisi, pesawat itu segera ditembak jatuh oleh F/A AS-18E Super Hornet," kata pihak koalisi, seperti dilansir Sputnik pada Senin (19/6).

Koalisi kemudian mengatakan, mereka langsung menghubungi perwakilan Rusia untuk mengurangi ketegangan akibat serangan tersebut, tidak lama setelah mereka menjatuhkan jet tempur Suriah.

Sebelumnya, pemerintah Presiden Bashar al-Assad, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa pesawat jet tempurnya ditembak jatuh saat menyerang basis kelompok ISIS.

”Serangan tersebut menekankan koordinasi antara AS dan ISIS, dan ini mengungkapkan maksud jahat AS dalam mengadministrasikan terorisme dan menginvestasikannya untuk menjalankan proyek AS-Zionis di wilayah tersebut,” bunyi pernyataan pemerintah Suriah.



Credit  sindonews.com



Teluk Krisis Diplomatik, Turki Kirim Tentara ke Qatar


Teluk Krisis Diplomatik, Turki Kirim Tentara ke Qatar Tentara Turki disebut telah tiba di Qatar untuk melakukan latihan militer gabungan. (REUTERS/Umit Bektas)


Jakarta, CB -- Kementerian Pertahanan Turki mengatakan pasukannya telah tiba di Qatar untuk mengikuti latihan militer gabungan, seiring meningkatnya ketegangan di Teluk.

Latihan gabungan pertama itu akan berlangsung pada Minggu (25/6) mendatang di kamp militer Tariq bin Ziyad di Doha, ungkap Kementerian Pertahanan, dalam pernyataan yang dirilis oleh kantor berita negara, Senin (19/6).

Adapun, latihan tersebut bertujuan meningkatkan "efisiensi tempur pasukan Qatar dan Turki di tengah rencana melakukan operasi gabungan guna memberantas ekstremisme dan terorisme, serta operasi penjaga perdamaian sebelum dan sesudah operasi militer," menurut pernyataan dalam bahasa Arab itu, seperti dikutip AFP.



Kemhan Turki menambahkan, kendati latihan gabungan itu berlangsung saat krisis diplomatik dengan negara-negara Arab, kedua negara ”sudah merencanakan selama beberapa waktu.”

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir dan negara-negara lain memutuskan hubungan dengan Qatar atas tuduhan dukungan terhadap ekstremisme.

Doha menyangkal tuduhan itu dan mengatakan tindakan yang diberlakukan terhadap Qatar oleh negara-negara tetangganya di Teluk bisa dikategorikan sebagai blokade, karena mereka juga sekaligus menutup akses darat, laut, dan udara, yang mengacaukan lalu lintas ekspor-impor serta bisa memicu krisis pangan.





Credit  CNN Indonesia



Tentara Turki lakukan latihan gabungan di Qatar

Tentara Turki lakukan latihan gabungan di Qatar
Peta negara-negara di Jazirah Arab dan Timur Tengah. (Repro: World Atlas)


Doha (CB) - Pasukan Turki tiba di Doha untuk mengikuti latihan gabungan, kata Kementerian Pertahanan Qatar pada Senin, seiring meningkatnya ketegangan di Teluk.

Latihan gabungan pertama itu berlangsung pada Minggu di kamp militer Tariq bin Ziyad di Doha, ungkap Kementerian Pertahanan dalam pernyataan yang dirilis oleh kantor berita negara.

Latihan tersebut bertujuan meningkatkan "efisiensi tempur pasukan Qatar dan Turki di tengah rencana untuk melakukan operasi gabungan guna memberantas ekstremisme dan terorisme, serta operasi penjaga perdamaian sebelum dan sesudah operasi militer," menurut pernyataan dalam bahasa Arab itu.

Latihan "sudah direncanakan selama beberapa waktu," imbuh pernyataan itu sebagaimana dilansir AFP.

Latihan gabungan berlangsung saat krisis doplomatik di Teluk memasuki pekan ketiga.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir dan negara-negara lain memutuskan hubungan dengan Qatar atas tuduhan bahwa negara emirat tersebut mendukung ekstremisme.

Doha menyangkal tuduhan itu dan mengatakan tindakan yang diberlakukan terhadap Qatar oleh negara-negara tetangganya di Teluk bisa dikategorikan sebagai "blokade."



Credit  antaranews.com











AS Tembak Pesawat Suriah, Rusia Beri Peringatan



AS Tembak Pesawat Suriah, Rusia Beri Peringatan Rusia mengecam tindakan Amerika Serikat menembak jatuh pesawat tempur Suriah. (Reuters/Kim Hong-Ji)



Jakarta, CB -- Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengecam Amerika Serikat karena menembak jatuh pesawat tempur Suriah, menyebutnya sebagai aksi agresi.

“Serangan ini mesti dilihat sebagai kelanjutan tindakan Amerika melanggar norma hukum internasional,” kata Ryabkov kepada wartawan di Moskow, berdasarkan laporan TASS yang dikutip AFP, Senin (19/6).


Jet tempur Amerika Serikat dilaporkan menembak jatuh pesawat tempur Suriah di selatan Raqqa, Minggu (18/6). 

Washington menyebut serangan itu dilakukan karena jet tempur Suriah menjatuhkan bom dekat pasukan koalisi AS, sementara Damaskus mengatakan pesawat mereka diserang ketika tengah menggempur militan ISIS.

Pernyataan tentara Suriah yang dirilis melalui televisi nasional mengungkapkan pesawat tempur tersebut jatuh dan pilotnya dilaporkan hilang. Dikatakan insiden itu terjadi di dekat Desa Rasafah, pada Minggu petang.

Dalam laporan Interfax yang dikutip Reuters, Ryabkov juga mengatakan aksi Amerika adalah satu langkah menuju eskalasi yang berbahaya. Moskow juga memperingatkan agar Washingon tidak mengerahkan kekuatan terhadap pasukan Suriah.

Dalam kesempatan yang sama, dia juga mengatakan serangkaian sanksi yang mungkin dijatuhkan AS ke Rusia akan memicu pembalasan Moskow. Ryabkov juga menyatakan akan bertemu dengan perwakilan Amerika Serikat pada 23 Juni di St Peterseburg untuk membicarakan masalah bilateral.






Credit  CNN Indonesia




Rusia Akan Tembak Jatuh Setiap Objek Terbang di Suriah

Rusia Akan Tembak Jatuh Setiap Objek Terbang di Suriah
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, mereka akan menargetkan semua objek terbang di wilayah jet tempur Rusia beroperasi di Suriah. Foto/Istimewa
MOSKOW -  Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, mereka akan menargetkan semua objek terbang di wilayah jet tempur Rusia beroperasi di Suriah. Pernyataan ini muncul tidak lama setelah Amerika Serikat (AS) menembak jatuh jet tempur Suriah.

"Kami juga akan menangguhkan interaksi dengan AS dalam hal pencegahan insiden di udara Suriah mulai dari 19 Juni. AS tidak menggunakan saluran komunikasi dengan Rusia saat akan menembak jatuh jet tempur Suriah," kata kementerian itu, seperti dilansir Reuters pada Senin (19/6).

Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov menyatakan, koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) telah mendukung teroris dengan menembak jatuh jet tempur Suriah. "Moskow melihat penembakan jet tempur pemerintah Suriah oleh AS sebagai tindakan agresi dan dukungan terhadap teroris," kata Ryabkov.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan pihak koalisi mengatakan, jet tempur tersebut ditembak jatuh karena memberikan ancaman kepada Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung oleh AS. Sedangkan pemerintah Suriah menuturkan, jet tempur mereka ditembak saat hendak menyerang ISIS.

Ini adalah kali pertama AS menembak jatuh jet tempur milik pemerintah Suriah. AS sebelumnya memang telah menyatakan mereka akan merespon dengan keras setiap tindakan yang membahayakan pasukan koalisi dan mitra mereka di Suriah, yakni SDF. 



Credit  sindonews.com









Mahasiswa AS Tewas, Trump Sebut Rezim Kim Jong-un Brutal


Mahasiswa AS Tewas, Trump Sebut Rezim Kim Jong-un Brutal 
Donald Trump menyebut rezim Korut brutal setelah mahasiswa negaranya dipulangkan dari Pyongyang dalam keadaan koma dan akhirnya meninggal dunia. (REUTERS/Kyodo)


Jakarta, CB --Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengecam dan menganggap Korea Utara sebagai “rezim brutal” menyusul kematian mahasiswa asal negaranya, Otto Warmbier, yang baru-baru ini dibebaskan dari Pyongyang setelah sempat ditahan selama 17 bulan di negara paling terisolasi itu.

“[Korut] ini adalah rezim yang brutal. Hal buruk telah terjadi tapi setidaknya kami sempat membawanya [Warmbier] pulang kepada orang tuanya,” tutur Trump dalam sebuah acara di Gedung Putih, Selasa (20/6).

“AS sekali lagi mengutuk kebrutalan rezim Korut menyusul munculnya korban terakhir [dari pemerintah tersebut],” ujarnya menambahkan.

Dalam pernyataan terpisah, taipan real estate itu juga mengungkapkan bela sungkawa dan duka citanya kepada keluarga atas “kepergian Warmbier yang terlalu cepat.”



“Tidak ada yang lebih tragis bagi orang tua yang kehilangan anaknya. Pikiran dan doa kami selalu bersama Otto, keluarga, dan kerabat yang mencintainya,” tutur Trump seperti dikutip AFP.

Dalam kesempatan itu, Trump juga bersumpah untuk mencegah tragedi semacam ini kembali menimpa warganya. Dia bahkan menyebut pemerintahan Kim Jong-un sebagai rezim “yang tidak menghormati peraturan hukum dan norma kemanusiaan.”

Sebelum meninggal, Otto dipulangkan dari Korut dalam kondisi koma pada Rabu (14/6). Dokter yang memeriksa Warmbier di AS menyebut dia menderita kerusakan otak parah dan tidak responsif terhadap pengobatan.

Otto bahkan disebut sudah berada dalam kondisi koma selama lebih dari setahun. Ayah Otto, Fred, meyakini bahwa putranya mendapat perlakuan semena-mena selama menjadi tahanan di negara itu.



Mahasiswa 22 tahun itu akhirnya meninggal pada Senin sekitar pukul 14.20 waktu setempat. Dia dikelilingi oleh keluarganya di Rumah Sakit University of Cincinnati, Ohio.

Pemerintah Korut sempat menahan Warmbier lantaran dirinya diduga mencuri spanduk propaganda ketika berkunjung ke negara itu sekitar Februari 2016 lalu.

Setelah diplomasi panjang, Pyongyang akhirnya mau membebaskan Warmbier dari hukuman penjara dan kerja paksa selama 15 tahun atas dasar “kemanusian.”

Selama ini Washington menuding Pyongyang memanfaatkan tahanan warga AS sebagai instrumen politik. Hingga kini, masih ada tiga warga AS yang ditahan di Korut.




Credit  CNN Indonesia


Mahasiswa AS yang Dievakuasi dari Korea Utara Meninggal


Mahasiswa AS yang Dievakuasi dari Korea Utara Meninggal 
Mahasiwa Amerika Serikat yang ditahan selama setahun di Korea Utara, Otto Warmbier, meninggal. (Foto: REUTERS/Kyodo)


Jakarta, CB -- Mahasiwa Amerika Serikat yang ditahan selama setahun di Korea Utara, Otto Warmbier, meninggal setelah sebelumnya dipulangkan dalam kondisi koma. Hal itu dinyatakan oleh pihak keluarganya.

Dokter yang memeriksa Warmbier sebelumnya menyebut pasiennya itu menderita kerusakan otak parah dan tidak responsif terhadap pengobatan.

Warmbier dievakuasi secara medis dari Korea Utara ke negaranya pada Rabu (13/6). Ia meninggal pada pukul 14.20 waktu setempat, dikelilingi oleh keluarganya di Rumah Sakit University of Cincinnati, Ohio.

“Menjadi kewajiban kami untuk melaporkan bahwa putra kami, Otto Warmbier, telah menuntaskan perjalanannya kembali ke rumah,” ujar pihak keluarga dalam pernyataan resmi mereka.

“Penganiayaan menyiksa yang diterima putra kami di tangan para warga Korea Utara meyakinkan bahwa tidak ada hasil yang memungkinkan,” imbuh mereka.

Pemerintah Korut membebaskan Warmbier dari hukuman penjara dan kerja paksa selama 15 tahun, setelah pebasket Dennis Rodman mengunjungi negara paling terisolasi di dunia tersebut.

Warmbier dipulangkan ke keluarganya di Ohio, namun tidak dalam kondisi sehat. Dia dinyatakan koma akibat kerusakan otak parah yang dideritanya.

Dokter yang memeriksa Warmbier, dikutip Guardian, menyebut mahasiswa berusia 22 tahun itu dalam kondisi stabil, namun “tidak menunjukkan tanda-tanda kesadaran, dia tidak mengerti bahasa ataupun bisa merespon perintah verbal,” sebut Dokter Daniel Kanter, Direktur Unit Perawatan Saraf Intensif di Rumah Sakit University of Cincinnati.

“Dia belum berbicara sama sekali. Dia juga belum bisa merespons keluarganya,” papar Dokter Kanter, kendati menambahkan Warmbier bisa bernapas sendiri tanpa bantuan mesin.

Korea Utara menyatakan mereka membebaskan Warmbier atas alasan kemanusiaan. Media Korut KCNA menyebut Warmbier dihukum kerja paksa, namun tidak menginformasikan mengenai kondisi medis mahasiswa University of Virginia tersebut.

Mantan Gubernur New Mexico yang juga duta besar AS bagi PBB, Bill Richardson, menyerukan penyelidikan mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada Warmbier.

Dia juga mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri harus memberi pernyataan tegas pada pemerintah Korut, terlebih jika terdapat “indikasi adanya informasi yang ditutup-tutupi dan jika Warmbier tidak mendapatkan perawatan yang seharusnya.”

Warmbier dihukum 15 tahun penjara dan kerja paksa setelah dia mengaku mencoba mencuri spanduk propaganda Korut dari sebuah hotel ketika berkunjung ke negara tersebut. 

Hal itu menambah ketegangan antara Washington dan Pyongyang. Terlebih, masih ada tiga warga AS yang ditahan di Korut.

AS menuduh rezim Kim Jong-un mempergunakan tahanan sebagai pion politik, sementara Korut menuding AS dan Korsel mengirimkan mata-mata guna menggulingkan pemerintahan mereka.

Menlu AS Rex Tillerson mengatakan pada Selasa, bahwa kantornya terus melakukan dialog dengan Pyongyang untuk membebaskan tiga warga AS lainnya.






Credit  CNN Indonesia













Remaja Muslim AS Tewas Dipukuli Usai Salat Tarawih


Remaja Muslim AS Tewas Dipukuli Usai Salat Tarawih  
Ilustrasi: Seorang gadis tewas usai dipukuli setelah salat tarawih di daerah Virginia, AS. (Foto: Unsplash/Pixabay)


Jakarta, CB -- Komunitas Muslim di pinggiran kota Washington dikejutkan dengan insiden tewasnya seorang gadis berusia 17 tahun pada Senin (19/6) malam. Remaja itu dilaporkan tewas akibat dipukuli dan kemudian mayatnya dibuang ke sebuah kolam di dekat masjid setempat.

Kepolisian wilayah Fairfax County, Virginia, menuduh seorang pria berusia 22 tahun, Darwin Martinez Torres, bertanggung jawab atas kematian gadis tersebut.

Sementara itu, identitas sang korban hingga kini belum diketahui secara resmi oleh polisi. Namun, warga dan kerabat mengidentifikasi korban sebagai Nabra Hassanen yang berasal dari daerah Reston.


Insiden pembunuhan ini dilaporkan terjadi pada Senin malam sesaat setelah sekelompok remaja selesai menunaikan salat tarawih di sebuah masjid lokal yang terletak di Komunitas Area Muslim All Dulles, Sterling.

“Seorang pria yang terlihat mabuk tiba-tiba keluar dari mobilnya dengan tongkat pemukul,” ujar Tasneem Khan, seorang saksi mata, melalui media sosial.

Sekelompok remaja yang melihat pria itu, dikabarkan langsung berlari kembali ke masjid, kecuali sang korban.

Sejak itu, Hassanen dilaporkan hilang sekitar pukul 04.00 dini hari waktu setempat, sebelum jenazahnya ditemukan di suatu kolam dekat masjid pada sore harinya sekitar pukul 15.00.

Pihak berwenang tak melihat dan menyelidiki kasus ini sebagai kejahatan kebencian yang menargetkan kaum minoritas.

“Kasus ini tampaknya merupakan insiden kekerasan di jalanan yang melibatkan sang pelaku dan kini [pelaku] telah dituntut atas tindakan pembunuhan,” tutur juru bicara kepolisian Fairfax County, Don Gotthardt, kepada AFP.


 

“Tidak terdapat informasi yang bisa mengaitkan agama korban dengan tindakan kekerasan tersebut,” katanya.

Kini, polisi menuturkan autopsi dan penyelidikan masih dilakukan demi mengusut tuntas kasus ini. Polisi juga belum memastikan penyebab kematian Hassanen dan masih menunggu ulasan pemeriksaan utama tim medis.

Sejumlah warga memprotes penanganan polisi terhadap kasus ini. Mereka tak percaya bahwa polisi tidak menganggap kasus ini sebagai kejahatan dengan kebencian.

“Seseorang bisa jelaskan kenapa kasus ini tidak diselidiki sebagai kejahatan kebencian? Saya merasa sangat sedih dan jijik dengan [pernyataan polisi] ini,” ujar seorang warga dengan akun Twitter @MaisieRae.

“Kita butuh pemimpin yang kuat untuk mengecam kejahatan-kejahatan kebencian atau seorang pemimpin baru yang tegas akan hal ini,” Twitter @paulshread menambahkan, seperti dikutip AFP.

Belakangan, kejahatan kebencian yang menargetkan kaum Muslim di AS dilaporkan meningkat. Bulan lalu, dua orang ditikam saat hendak menghentikan seorang pria yang ingin melukai dua remaja Muslim di Portland.






Credit  CNN Indonesia






Media Ungkap Identitas Pelaku Serangan Masjid London



Media Ungkap Identitas Pelaku Serangan Masjid London 
Media Inggris menyebut bahwa pelaku serangan di Masjid Finsbury Park, utara London, Senin (19/6), bernama Darren Osborne dan berusia 47 tahun. (Foto: REUTERS/Neil Hall)


Jakarta, CB -- Media Inggris mengungkap identitas pelaku serangan di Masjid Finsbury Park, utara London, Senin (19/6).

Pelaku diketahui bernama Darren Osborne. Pria berusia 47 tahun tersebut memiliki empat anak.

Sembilan korban dilarikan ke rumah sakit setelah sopir berkulit putih berteriak, “Saya ingin membunuh seluruh Muslim,” kemudian menabraki orang-orang di dekat masjid yang terletak di Finsbury Park.

Seorang pria tua yang ambruk setelah mobil itu muncul dinyatakan tewas, meski polisi belum mengonfirmasi apakah dia meninggal akibat dari serangan tersebut atau tidak.

Warga sekitar menangkap pelaku sampai pria tersebut ditahan oleh aparat kepolisian dengan tuduhan “komisi, persiapan atau dorongan terorisme termasuk pembunuhan dan upaya pembunuhan.”

Pemeriksaan teror menggiring para penyelidik ke ibu kota Welsh, Cardiff, di mana mereka mencari sebuah properti yang disebut media sebagai rumah Darren Osborne.

Lima warga membeberkan informasi kepada asosiasi jurnalis setelah mengidentfikasi gambar pelaku. Kelimanya menyebut Osborne sebagai tetangga mereka.

“Saya tahu dia. Saya hidup di sini selama tahun, dia sudah tinggal di sini ketika saya pindah ke sini,” ujar Saleem Naema.

“Jika saya butuh apapun, dia [Osborne] akan datang. Saya hanya tidak percaya bahwa dia melakukannya. Saya seorang Muslim,” katanya.

Tetangga lain, Khadijeh Sherizi, mengatakan bahwa Osborne adalah seorang ayah dan tinggal bersama keluarganya di sebelah rumahnya.

“Saya melihatnya di berita dan saya pikir, ‘Ya Tuhan,’ Dia adalah tetangga saya. Dia sangat normal. Dia sempat berada di dapurnya kemarin sore bernanyi bersama anak-anaknya,” ujarnya kepada AFP.

Seorang tetangga lainnya mengungkapkan bahwa Osborne sering terlihat tengah beradu mulut dengan istrinya di jalan.





Credit  CNN Indonesia





Mobil Pria Bersenjata Tabrak Kendaraan Polisi di Perancis


Mobil Pria Bersenjata Tabrak Kendaraan Polisi di Perancis 
Seorang pria bersenjata menyetir mobil dan menabrak kendaraan polisi di dekat lokasi ikonis Kota Paris, Champs Elysees, pada Senin (19/6) sore waktu setempat. (Foto: REUTERS/Benoit Tessier)


Jakarta, CB -- Seorang pria bersenjata menyetir mobil dan menabrak kendaraan polisi di dekat lokasi ikonis Kota Paris, Champs Elysees, pada Senin (19/6) sore waktu setempat.

Seorang turis yang menjadi saksi mata mengungkapkan bahwa sang pelaku terlihat sengaja menabrak mobil polisi hingga muncul kepulan asap dari kendaraannya.

Polisi mencoba untuk memecahkan kaca dan mengeluarkan pelaku dari mobilnya. Mereka juga menembaki dan melempar gas air mata, sebelum akhirnya mendapati bahwa pria tersebut tewas di tempat.

Belum diketahui penyebab matinya pelaku. Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian ini.

“Kami tengah menunggu untuk menyeberang jalan dan tiba-tiba mendengar sebuah ledakan dan mobil itu terbakar. Polisi bergerak cepat,” ujar Eugenio Morcilla, saksi mata yang merekam video setelah tabrakan terjadi, melansir CNN.

Ini merupakan seri terbaru dari serangan teror melawan pasukan keamanan di ibu kota Perancis tahun ini. Kantor Jaksa Paris telah membuka investigasi antiteror terkait peristiwa yang terjadi pada pukul 15.40 waktu setempat ini.

“Sekali lagi, aparat keamanan Perancis telah ditarget dalam sebuah upaya seragan di Champs Elysees,” ujar Menteri Interior Gerard Collomb.

“Mobil itu membawa senjata dan bahan peledak, yang cukup untuk meledakkan mobilnya,” katanya.

Aparat keamanan lalu mengidentifikasi senjata yang ada di mobil pelaku dan menginvestigasi terkait rekam jejak pelaku dan melihat motif yang mendorong pelaku menjalankan aksinya.

“Ini memperlihatkan sekali lagi bahwa level ancaman di Perancis semakin tinggi,” kata Collomb. 




Credit  CNN Indonesia


Penabrak Mobil Polisi di Perancis Awak Gerakan Islam Radikal

 
Penabrak Mobil Polisi di Perancis Awak Gerakan Islam Radikal 
Seorang jihadis menembak mati aparat kepolisian dua bulan lalu. Kini, seorang anggota gerakan islam radikal menabrak mobil polisi. (Foto: Christian Hartmann)


Jakarta, CB -- Pria bersenjata yang secara sengaja menyetir dan menabrak mobil polisi di Champs Elysees, Paris, Perancis merupakan salah seorang anggota gerakan islam radikal.

Melansir AFP, seorang sumber yang dekat dengan penyelidik kasus tersebut mengungkapkan bahwa pelaku penabrakan adalah seorang pria berusia 31 tahun yang telah tercatat di daftar pantauan keamanan sejak 2015 karena keanggotaannya dalam gerakan islam radikal.

Pada Senin (19/6) pukul 15.40 waktu setempat, sebuah mobil putih yang dikendarai pria bersenjata terlihat dengan sengaja menabrak mobil polisi hingga muncul kepulan asap dari kendaraannya.

Polisi mencoba untuk memecahkan kaca dan mengeluarkan pelaku dari mobilnya. Mereka juga menembaki dan melempar gas air mata, sebelum akhirnya mendapati bahwa pria tersebut tewas di tempat.

Belum diketahui penyebab matinya pelaku. Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian ini.

Dua bulan lalu, seorang jihadis menembak mati polisi di Champ Elysees.
 
“Sekali lagi, aparat keamanan Perancis telah ditarget dalam sebuah upaya seragan di Champs Elysees,” ujar Menteri Interior Gerard Collomb.

“Ini memperlihatkan sekali lagi bahwa level ancaman di Perancis semakin tinggi,” kata Collomb.

Polisi menemukan sebuah senjata api jenis Kalashnikov, senjata tangan, dan tabung gas di mobil pelaku.

Pasukan keamanan lalu mengidentifikasi senjata yang ada di mobil pelaku dan menginvestigasi terkait rekam jejak pelaku dan melihat motif yang mendorong pelaku menjalankan aksinya.






Credit  CNN Indonesia












PM Inggris Sebut Insiden Masjid London Diduga Serangan Teror


PM Inggris Sebut Insiden Masjid London Diduga Serangan Teror 
May juga mengucapkan belasungkawa kepada para korban dalam insiden yang menewaskan satu orang dan melukai 10 lainnya tersebut. (Reuters/Toby Melville)


Jakarta, CB -- Perdana Menteri Inggris, Theresa May, mengatakan bahwa insiden truk yang menabraki kerumunan di dekat Masjid Finsbury Park pada Senin (19/6) diduga merupakan aksi terorisme.

“Polisi mengonfirmasi insiden ini diduga merupakan serangan teroris. Saya akan memimpin rapat darurat pagi ini,” ujar May sebagaimana dikutip Reuters.

Melalui pernyataan tersebut, May juga mengucapkan belasungkawa kepada para korban dalam insiden yang menewaskan satu orang dan melukai 10 lainnya tersebut.

Hingga kini, belum ada keterangan jelas dari kepolisian mengenai insiden ini. Kepolisian hanya mengatakan, mereka sudah membekuk satu orang insiden di pusat ibu kota Inggris ini.

Insiden ini terjadi di ruas jalan Seven Sisters Road di Islington. Menurut pantauan CNN, daerah tersebut merupakan pusat komunitas Muslim terbesar di Islington. Dengan 10 persen populasi Muslim, Islington memiliki setidaknya empat masjid besar.

Meski penyelidikan masih terus dilakukan, Dewan Muslim Inggris (MCB) mengatakan bahwa insiden ini merupakan serangan teror bagi warga yang sedang ingin beribadah.

“Pada malam hari, masyarakat Inggris diserang saat mereka menjalankan sesuatu untuk kehidupannya, menunaikan ibadah malam mereka. Doa saya bagi para korban dan keluarganya,” demikian bunyi pernyataan resmi MCB.

Serangan ini pun menambah panjang daftar insiden yang meneror warga London sepanjang tahun 2017. Rangkaian teror ini bermula pada Maret lalu, ketika seorang pria mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi ke arah pejalan kaki di Jembatan Westminster.

Pelaku kemudian keluar dari mobil dan menusuk seorang petugas di depan gedung parlemen Inggris. Insiden yang terjadi dalam waktu 82 detik ini merenggut empat nyawa dan melukai puluhan orang.


Setelah itu, teror masih mengguncang London. Pada 3 Juni, tiga pria menabrakkan mobilnya ke arah kerumunan di London Bridge dan menewaskan 22 orang.

Tak hanya London, Manchester juga menjadi target aksi teror ketika serangan bom bunuh diri mengguncang arena konser Ariana Grande hingga menewaskan 22 orang pada 22 Mei lalu.




Credit  CNN Indonesia



Satu Orang Tewas dan 8 Terluka dalam Insiden Masjid London


Satu Orang Tewas dan 8 Terluka dalam Insiden Masjid London 
Polisi berjaga di sekitar Masjid Finsbury Park, London, usai sebuah kendaraan menabraki pejalan kaki dekat masjid tersebut. (REUTERS/Neil Hall)


Jakarta, CB -- Setidaknya satu orang tewas dan delapan lainnya terluka dalam insiden kendaraan yang menabraki pejalan kaki dekat masjid Finsbury Park di utara London, Senin (19/6).

Peristiwa itu terjadi lepas tengah malam, usai umat Muslim menunaikan salat Tarawih di bulan Ramadan.

Polisi menyebut peristiwa itu sebagai ‘insiden besar’ dan langsung menutup Seven Sisters Road, perempatan sibuk yang merupakan tempat kejadian perkara. Helikopter dan kendaraan tanggap daraurat lainnya langsung memenuhi lokasi kejadian.

Selain itu, pasukan keamanan terlihat berjaga sementara polisi langsung memasang garis keamanan sepanjang radius satu kilometer di sekeliling area masjid. Anjing pelacak pun diturunkan di lokasi kejadian.

“Kami melihat banyak orang berteriak dan banyak yang terluka,” ujar salah satu saksi mata David Robinson, 41, kepada AFP.



Cynthia Vanzella, yang tinggal dekat lokasi insiden menulis di Twitter, “sangat mengerikan melihat polisi melakukan CPR, berusaha menolong orang-orang yang bergelimpangan di jalan. Saya harap mereka semua selamat.”

Organisasi Muslim terbesar di London, Muslim Council of Britain (MCB) menyebut insiden itu terjadi di luar Muslim Welfare House di Seven Sisters Road, dekat masjid.

Adapun Layanan Ambulans London mengatakan mereka telah mengirimkan sejumlah ambulans, petugas medis dan kru tanggap darurat ke lokasi kejadian.

“Prioritas kami adalah memeriksa tingkatan luka dan memastikan mereka yang paling membutuhkan dirawat terlebih dahulu dan dibawa ke rumah sakit.”

Perdana Menteri Inggris Theresa May mengecam kejadian itu dan menyebutnya sebagai ‘insiden mengerikan’, adapun Ketua Partai Buruh Jeremy Corbyn mengatakan dia sangat terkejut dengan peristiwa itu dan terus berkomunikasi dengan pihak pengurus masjid serta polisi.



Sementara Wali Kota London Sadiq Khan mengatakan sejak awal tahun 2017, terjadi 40 persen peningkatan serangan rasisme di London dan kenaikan 5 kali lipat insiden anti-Muslim.

Di laman Facebooknya, Khan mengajak warga London untuk “bersama-sama mengirimkan pesan yang jelas kepada dunia bahwa kota kita tidak akan bisa dipecah-belah oleh individu yang ingin mencelakakan dan menghancurkan kebebasaan kita.”

Sebelumnya, pada April sebuah mobil menabraki pejalan kaki di Jembatan Westminster, dekat Gedung Parlemen Inggris. Setelah itu, pada Maret London diguncang aksi bom bunuh diri usai konser bintang pop Amerika Serikat Ariana Grande.

Dua minggu berselang, serangan teror kembali terjadi di Jembatan London dan Borough Market.

Semua serangan diklaim dilakukan oleh ISIS.



Credit  CNN Indonesia













Senin, 19 Juni 2017

Microsoft Berencana Simpan Data di dalam DNA


Penyimpanan data menggunakan DNA.
Penyimpanan data menggunakan DNA.


CB, JAKARTA -- Raksasa teknologi Microsoft berencana menyimpan data di dalam DNA. Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan di MIT Techonology Review, arsitek komputer Microsoft Research mengatakan bahwa mereka berencana menyimpan data mereka pada DNA dalam beberapa tahun ke depan. Mereka berharap untuk memiliki sistem penyimpanan operasional yang menggunakan DNA di dalam pusat data pada akhir dekade ini. 

Salah satu cara terbaik untuk menyimpan banyak informasi di ruang kecil saat ini adalah pita magentik kuno yang bagus. Karena tidak hanya harganya murah, pita magnetik dinilai cukup kasar untuk menyimpan informasi hingga 30 tahun, dan bisa menampung sebanyak terabyte data per roll.

Ketika dalam dua tahun terakhir data yang dihasilkan semakin banyak, maka pita magentik mungkin tidak akan cukup dalam beberapa dekade mendatang. Bahan meterial biologis seperti DNA mungkin tampak sebagai pilihan yang terdengar aneh untuk mencadangkan sejumlah besar informasi digital, namun kemampuannya untuk mengemas sejumlah besar data dalam ruang mungil telah jelas selama lebih dari dari 70 tahun.

Dilansir dari Sciencealert.com, string asam nukleat telah digunakan untuk menjejalkan informasi ke dalam sel hidup selama miliaran tahun. Perannya dalam penyimpanan data ditunjukkan untuk pertama kalinya lima tahun yang lalu, ketika seorang ahli ahli genetika Universitas Harvard menyandi bukunya - termasuk data jpg untuk ilustrasi - hanya di bawah 55 ribu helai DNA.

Sejak saat itu, teknologi telah berkembang sampai pada titik di mana para ilmuwan dapat merekam sekitar 215 petabyte (215 juta gigabyte) informasi pada satu gram DNA. Tahun lalu, Microsoft mendemonstrasikan teknologi penyimpanan data DNA dengan mengenskripsi sekitar 200 megabyte dalam bentuk 100 literatur klasik dalam empat basis DNA dalam satu proses tunggal.

Menurut MIT Review, proses ini akan menghabiskan biaya sekitar 800 ribu dolar AS, yang berarti perlu ribuan kali lebih murah untuk membuatnya menjadi pilihan yang kompetitif.

Meskipun begitu, kemungkinan itu hanya akan digunakan dalam keadaan tertentu bagi pelanggan yang bersedia membayar solusi penyimpanan khusus - seperti arsip data medis atau hukum yang penting - dan bukan sebagai pengganti metode penyimpanan berskala besar saat ini.

Sementara solusi penyimpanan DNA Microsoft akan berbasis pada chip, ada kemungkinan bahwa versi penyimpanan di masa depan dapat melibatkan enzim atau bakteri yang direkayasa.





Credit  REPUBLIKA.CO.ID





Pesawat Tempur Gripen E, Penantang F-35 dari Swedia, Unjuk Gigi


Pesawat Tempur Gripen E, Penantang F-35 dari Swedia, Unjuk Gigi
Pesawat tempur Gripen E, penantang F-35 dari Swedia, melakukan terbang perdana. Kredit: Daily Mail


CB, Stockholm - Pesawat tempur penantang F-35 buatan Saab dari Swedia, Gripen E, telah melakukan penerbangan perdananya. Dalam penerbangan selama 40 menit melintasi bagian timur Ostergotland, jajaran Gripen terbaru itu melakukan serangkaian manuver untuk menguji sistemnya, sebagaiaman dilaporkan Daily Mail akhir pekan lalu.



Smart Fighter Gripen E ditujukan untuk pasar yang belum disapu oleh pesawat tempur Joint Strike Fighter F-35 milik Lockheed Martin. Pesawat senilai US$ 85 juta (Rp 1,1 triliun) itu sepenuhnya didesain ulang dengan peralatan avionik baru dan perangkat lunak yang memungkinkannya dimodifikasi dalam waktu singkat.

Pesawat ini sepenuhnya dioperasikan oleh NATO dan mencakup teknologi Network Centric Warfare (NCW) untuk komunikasi data tingkat lanjut, tautan data ganda, komunikasi satelit, dan tautan video.

Seri E, varian keenam dalam keluarga Gripen, sedikit lebih besar dari versi sebelumnya, memiliki mesin yang lebih kuat dan sistem radar yang diperbarui. Pesawat ini dirancang untuk membawa lebih banyak senjata, dan untuk melacak banyak ancaman menggunakan jenis radar terbaru.

Senjatanya termasuk bom yang dipandu, rudal udara-ke-udara jarak jauh, dan persenjataan anti-kapal. Ia juga memiliki senjata Mauser BK27 27 mm, yang dapat digunakan dalam serangan udara-ke-permukaan terhadap sasaran darat dan laut.

"Pesawat ini seperti yang diharapkan, dengan kinerja pesawat yang sesuai dengan pengalaman dalam simulasi kami," kata pilot Marcus Wandt setelah penerbangan itu. "Performa akselerasinya sangat mengesankan dengan penanganan yang halus. Tak perlu dikatakan, saya sangat senang bisa melakukan penerbangan perdana ini."

Seperti pesawat lainnya yang setara, Gripen E memiliki sayap delta dan avionik penerbangan fly-by-wire (sistem kendali yang menggunakan sinyal elektronik dalam memberikan perintah).

Tapi pesawat ini memiliki perbedaan. Ia memiliki kapasitas bahan bakar lebih besar, dorongan lebih besar 20 persen, kemampuan pengisian bahan bakar saat terbang, dan peningkatan berat lepas landas.

Memiliki panjang 15,2 meter (50 kaki) dan lebar sayap 8,6 meter (28 kaki), memungkinkan pesawat ini untuk mengatur berat lepas landas sebesar 16.500 kg (36.376 lb). Pesawat bisa mencapai kecepatan Mach 2 (1.522 mph, 2.450 km/jam).

Sensor pesawat termasuk radar Active Electronically Scanned Array (AESA), paket Infra-Red Search and Track (IRST), Electronic Warfare (EW) dan teknologi data link. Saab mengklaim bahwa gabungan sensor ini akan memberi pilot dan tim informasi yang dibutuhkan setiap saat.

Sekitar 500 orang, termasuk Menteri Pertahanan Swedia Peter Hultqvist dan komandan angkatan udara Brasil Nivaldo Luiz Rossato, menyaksikan peluncuran Gripen E baru minggu lalu. Acara berlangsung di Linkoping, sekitar 170 km tenggara Stockholm.

“Gripen E memastikan bahwa Gripen sebagai merek terus melawan Rafale, Typhoon, dan F-35,” kata Francis Tusa, editor Defence Analysis.

Dijual sekitar US$ 85 juta (sekitar Rp 1,1 triliun) tidak termasuk senjata, Gripen E sedikit lebih murah daripada Rafale atau Typhoon dan jauh lebih murah daripada F-35 bermesin tunggal. Brasil telah memesan 36 Gripen untuk pengiriman antara 2019 dan 2024.



Versi pesawat sebelumnya beroperasi di angkatan udara Swedia, Afrika Selatan, Republik Cek, Hungaria dan Thailand.








Credit  TEMPO.CO







Su-35: Pantaskah Ia Disebut Jet Tempur Generasi Kelima?


Pada akhir 2017, Rusia akan dipersenjatai dengan jet tempur Su-35 berkemampuan manuver bagus, yang merupakan salah satu senjata pertama yang diuji coba di Suriah. Apakah sistem-sistem yang ada di Su-35 cukup untuk membuatnya disebut "jet tempur generasi kelima"?


 Sukhoi Su-35
Sebuah jet tempur Sukhoi Su-35 terbang dalam rangka Pertunjukan Udara Paris ke-50. Sumber: Reuters
Di Barat, jet tempur Sukhoi Su-35 dianggap sebagai jawaban Rusia terhadap jet tempur generasi kelima buatan AS, F-22 Raptor. Namun begitu, ada yang menganggap Su-35 “modernisasi terakhir” untuk evolusi jet tempur terbaik dunia di abad ke-20, Su-27. Atau, bisa saja ia merupakan langkah pertama dalam penciptaan sistem tempur generasi kelima T-50, yang sering disebut sebagai PAK FA.

Model Transisi

Dari bentuk luarnya, Su-35 pada dasarnya merefleksikan jet tempur generasi kelima Rusia di masa depan. Harganya juga setidaknya tiga kali lebih murah dari harga jet tempur Rusia di masa depan. Ini merupakan salah satu alasan mengapa Kementerian Pertahanan Rusia memutuskan untuk menunda peluncuran PAK FA.
Su-35, seperti T-50, memiliki kabin digital. Ia tidak memiliki peralatan navigasi tradisional yang memiliki panah. Sebagai gantinya, ada dua penampil kristal cair (liquid-crystal display atau LCD) guna memberikan semua informasi yang pilot butuhkan dalam format picture-in-picture, demikian menurut Vadim Kozyulin, profesor di Akademi Ilmu Militer.
Engineers check specials vectored thrust jet engines of a Sukhoi Su-35 fighter after a flying display. / Photo: ReutersSeorang teknisi mengecek mesin Su-35. Sumber: Reuters
Juga, aktuator hidrodinamik dari sistem tenaga Su-35 diganti dengan yang bertenaga listrik, yang menurut para pembangunnya tidak hanya mengurangi luas dan berat, tapi juga membantu memperkenalkan sistem panduan jarak jauh paralel dari mesin.
“Secara praktik, ini berarti peran pilot semakin berkurang. Komputerlah yang menentukan pada kecepatan berapa dan cara apa mesin akan menemukan targetnya, dan pada momen apa ia akan membuat senjata dapat digunakan oleh pilot. Selain itu, jet tempur ini dapat melakukan sendiri sebagian manuver rumit, seperti terbang di ketinggian rendah,” tutur Kozyulin.
Sistem elektronik yang ada pada Su-35 memastikan bahwa pilot menggunakan senjata yang aman untuk mesin atau tidak akan membuat pesawat meledak, kata Kozyulin.
Selain itu, jet tempur tersebut memiliki sistem radar canggih dengan Irbis, antena phased array (gelombang radio yang dapat diarahkan secara elektronik tanpa menggerakkan antena) yang memiliki kemampuan unik dalam mendeteksi target di jarak yang sangat jauh.
“Dalam hal karakteristik, radar ini mirip dengan yang di F-22. Irbis dapat mendeteksi target yang mendekat dari jarak 350 – 400 kilometer. Di jarak tersebut, Su-35 juga dapat melihat kapal induk, di jarak 150 – 200 kilometer dapat melihat jembatan kereta api, di jarak 100 – 120 kilometer perahu motor, dan di jarak 60 – 70 kilometer sistem misil taktis yang bergerak atau sejumlah kendaraan lapis baja dan tank,” kata Kozyulin. “Dan ia (Su-35) dapat menyerang mereka semua.”
Su-35 juga akan menggunakan mesin pesawat buatan Rusia, AL-41F-1S, yang tidak hanya memberikan mesin kecepatan dan kemampuan bermanuver hebat, tapi juga kemungkinan untuk menyimpan banyak senjata. Secara khusus, Su-35 dapat terbang dengan delapan ton bom dan misil berpresisi tinggi.
Su-35 memiliki 12 suspension hitches untuk menyimpan misil dan bom udara berpresisi tinggi ini. Ada dua hitches di ujung sayap untuk menampung wadah dengan sistem peperangan elektronik. Jet tempur ini dilengkapi dengan seluruh koleksi misil dan bom udara berpresisi tinggi.

Apa Yang Su-35 Tak Punya untuk Menjadi Jet Generasi Kelima

Menurut Wakil Menhan Rusia Yuri Borisov, uji coba mesin yang lebih canggih untuk T-50 sudah hampir selesai.
A Sukhoi Su-35 multirole fighter takes off at the Hmeymim airbase. / Photo: Valery Sharifulin/TASS Jet tempur Su-35 akan lepas landas dari pangkalan udara Hmeimim, Suriah. Sumber: TASS
Su-35, oleh karena itu, harus memiliki mesin canggih yang merupakan prasyarat jet tempur generasi kelima: kemampuan untuk melakukan penerbangan supersonik tanpa pembakaran lanjut (afterburning). Jet tempur modern seperti T-50 hanya membutuhkan sedikit pembakaran lanjut untuk penerbangan supersonik.




Credit  indonesia.rbth.com








Rusia Sukses Uji Coba Misil Khusus Pertahanan Udara Negara


Sistem ini merupakan amunisi milik Pasukan Misil Strategis serta Pasukan Kedirgantaraan Rusia, dan digunakan untuk melindungi Moskow serta wilayah industri pusat dari serangan misil balistik.
A-135 missile
Misil pertahanan antimisil balistik A-135. Sumber: PhotoXPress

Rusia telah sukses mengadakan uji coba sebuah jenis misil penangkal yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan jaringan pertahanan udara negara, demikian menurut Kementerian Pertahanan Rusia.
"Selama uji coba, misil penangkal tersebut berhasil melakukan tugasnya dan menghancurkan target buatan," ujar Kolonel Andrei Prikhodko, seorang komandan pertahanan misil senior di Pasukan Kedirgantaraan Rusia, kepada Sputnik, Jumat (16/6).
Sistem pertahanan misil ini merupakan amunisi milik Pasukan Misil Strategis serta Pasukan Kedirgantaraan Rusia, dan digunakan untuk melindungi Moskow serta wilayah industri pusat dari serangan misil balistik.
Saat ini, Moskow adalah salah satu kota di Rusia yang telah sepenuhnya dilindungi payung antimisil, yaitu sistem pertahanan antimisil balistik A-135.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan sebuah opsi pertahanan udara berupa ‘payung’ antimisil yang akan melindungi seluruh wilayah negara.







Credit  indonesia.rbth.com







Trump: Ada 'Pemburu Penyihir' yang Ganggu Pekerjaan Saya



Trump: Ada Pemburu Penyihir yang Ganggu Pekerjaan Saya
Trump menyatakan, ada sejumlah pihak yang dia sebut sebagai pemburu penyihir, yang menganggu pekerjannya sebagai Presiden AS. Foto/Reuters


WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan, ada sejumlah pihak yang dia sebut sebagai "pemburu penyihir", yang menganggu pekerjannya sebagai Presiden AS. Dia menyebut, orang-orang inilah yang menciptakan krisis di pemerintah AS saat ini.

"Agenda "Make America Great Again" berjalan dengan sangat baik, meski ada gangguan dari para "pemburu penyihir"." kata Trump melalui akun twitternya, seperti dilansir Channel News Asia pada Minggu (18/6).

"Banyak pekerjaan baru, antusiasme bisnis yang tinggi. Pemeliharaan Infrastruktur, kesehatan dan pajak!" sambungnya.

Tweets terbaru ini mengikuti kicauan pada hari Jumat. Di mana dia mengumumkan bahwa ia sedang diselidiki sehubungan dengan penyelidikan terhadap dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu presiden AS tahun lalu dan dugaan kolusi dengan tim kampanyenya.

"Saya sedang diselidiki karena memecat Direktur FBI oleh orang yang menyuruh saya untuk memecat Direktur FBI! Perburuan penyihir," kicau Trump.

Trump tidak mengidentifikasi "pria itu", namun tampaknya ia mempertanyakan integritas Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein. Rosenstein adalah sosok yang menunjuk Jaksa Khusus Robert Mueller pada 17 Mei lalu dan mengawasi penyelidikan tersebut. Ia juga yang menulis memo kepada Trump yang kritis terhadap Comey, yang berujung pada pemecatannya.

Tidak lama kemudian seorang sumber yang dekat dengan tim hukum Trump mengatakan, bahwa Trump tidak bermaksud melakukan tweet untuk menjadi konfirmasi penyelidikan, namun bereaksi terhadap sebuah berita Washington Post pada hari Rabu tentang penyelidikan tersebut. Sumber tersebut berbicara tanpa menyebut nama. 





Credit  sindonews.com






Korsel Jadi Taruhan, Alasan AS Tak Segera Perang dengan Korut


Korsel Jadi Taruhan, Alasan AS Tak Segera Perang dengan Korut
Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Norman Mattis. Foto/REUTERS


WASHINGTON - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) James Mattis menjelaskan kepada parlemen mengapa Pentagon tidak berperang untuk menghentikan Korea Utara (Korut) mengembangkan kemampuan untuk menyerang Washington. Menurutnya, jika perang terjadi Korea Selatan (Korsel) akan menderita karena jadi target serangan besar-besaran oleh Pyongyang.

Pertanyaan mengapa AS tak segera perang melawan rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korut itu disampaikan anggota parlemen dari Partai Republik Tim Ryan.

”Saya akan menyarankan agar kita menang,” kata Mattis tentang kemungkinan perang dengan Pyongyang. ”Ini akan menjadi perang yang lebih serius dalam hal penderitaan manusia daripada yang pernah kita lihat sejak 1953.”

“Ini akan melibatkan penembakan besar-besaran di ibu kota sekutu, yang merupakan salah satu kota yang paling padat di bumi,” ujar Mattis mengacu pada Seoul, ibu Kota Korsel yang memiliki populasi sebesar 25 juta jiwa.

”Ini akan menjadi perang yang pada dasarnya tidak kami inginkan,” lanjut Mattis. ”Namun kami akan menang dengan biaya tinggi,” imbuh Kepala Pentagon ini, seperti dikutip Business Insider, semalam (17/6/2017).

Mattis menjelaskan bahwa ancaman dari Korut sangat besar dan sebuah konfrontasi militer akan menghancurkan begitu banyak. Dia bersama Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson telah membuat solusi damai sebagai prioritas utama.

Mattis mengatakan bahwa topik krisis Pyongyang telah mendominasi pertemuan Trump dengan Presiden China Xi Jinping. Menurutnya, China yang merupakan sekutu utama Korut kini menganggap rezim Kim Jong-un sebagai beban strategis, bukan aset strategis.

Menteri Pertahanan AS ini mengakui bahwa upaya diplomatik untuk mengatasi rezim Pyongyang telah melelahkan.

Korea Utara baru-baru ini mengejek Presiden Trump bahwa mereka mampu menyerang New York dengan sebuah rudal nuklir. Namun Mattis memperjelas bahwa jika perang pecah pada hari ini sebagian besar akan menyakiti sekutu AS di Asia.

”Ini akan menjadi perang yang serius dan serius, terutama bagi orang-orang yang tidak bersalah di beberapa negara sekutu kita, termasuk kemungkinan besar Jepang,” papar Mattis. 




Credit  sindonews.com





Kuwait menyeru Arab Teluk akhiri krisis diplomatik Qatar



Kuwait menyeru Arab Teluk akhiri krisis diplomatik Qatar
Emir Kuwait Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah. (Official White House Photo by Pete Souza)


Dubai (CB) - Pemimpin Kuwait menyeru negara-negara Arab Teluk untuk mengatasi sengketa diplomatiknya dengan Qatar yang sudah menjadi sengketa regional paling buruk dalam tahun-tahun terakhir ini. Dia menyatakan semua pihak punya tugas menjaga kesatuan kawasan.

Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah, yang memimpin upaya mediasi setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dua pekan lalu. Dia mengharapkan krisis ini diatasi lewat dialog.

Sheikh Sabah berharap pada hari-hari terakhir Ramadan ini akan tercipta "atmosfer untuk mengatasi perbedaan yang tak dikehendaki dan pengakhiran sengketa melalui dialog dan komunikasi" di Teluk.

Saudi, UEA dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada 5 Juni yang dituduh mereka telah mendanai kelompok-kelompok militan dan memicu ketidakstabilan. Tudingan ini dibantah Qatar.

Sheikh Sabah, yang juga diplomat veteran, menyatakan negara-negara Teluk punya satu takdir, berkat ikatan historis dan hubungan keluarga lintas-perbatasan. Kepentingan bersama ini telah membuat negara-negara Teluk punya tugas untuk tetap bersatu, kata dia seperti dikutip Rueters.

Dia mendoakan upaya-upaya untuk merukunkan negara-negara Teluk dan rakyatnya, serta menghindarkan semua hal yang bisa mengganggu hubungan erat mereka dan yang mengancam keamanan dan keselamatan mereka.

Dia menyatakan kawasan Teluk dan seluruh penjuru dunia tengah menghadapi fenomena semakin besarnya terorisme. Sheikh menyatakan solidaritas Kuwait untuk masyarakan internasional dalam memerangi terorisme dan membantu akar masalahnya.




Credit  antaranews.com

Turki lakukan pembicaraan "positif" dengan Saudi soal Qatar


Turki lakukan pembicaraan
Warga menyerukan slogan sambil membawa bendera Turki dan Qatar dalam aksi demo mendukung Qatar di pusat kota Istanbul, Turki, Rabu (7/6/2017). (REUTERS/Murad Sezer)


Makkah (CB) - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu melakukan pembicaraan dengan Raja Salman di Arab Saudi pada Jumat waktu setempat, melanjutkan upaya untuk membantu menyelesaikan krisis diplomatik terbesar di Teluk Arab dalam beberapa tahun terakhir.

Sumber-sumber diplomatik mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa "pertemuan tersebut positif" namun tidak ada yang spesifik.

Riyadh, Uni Emirat Arab, Mesir dan beberapa negara lain memutuskan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Qatar hampir dua pekan lalu, menuduh Doha mendukung kelompok-kelompok, termasuk yang didukung Iran, "yang ingin mengganggu stabilitas kawasan".

Qatar membantah memberikan dukungan semacam itu kepada ekstremis.

Cavusoglu mengunjungi Makkah tempat Raja Salman tinggal selama hari-hari terakhir Ramadan, setelah menemui menteri luar negeri Kuwait pada Kamis. Emir Kuwait, yang tidak memutuskan hubungan dengan Qatar, juga berusaha melakukan mediasi.

Pemimpin diplomat Turki berada di Doha pada Rabu, di mana dia menyeru dialog setelah pertemuan dengan Emir dan menteri luar negeri Qatar menjelang kunjungan ke Arab Saudi.

"Walaupun kerajaan ini adalah pihak yang terlibat krisis, kami tahu bahwa Raja Salman adalah pihak yang ingin menyelesaikannya," kata Covusoglu sebelumnya.

"Kami ingin mendengar pandangan Arab Saudi mengenai kemungkinan solusi dan akan menyampaikan pandangan kami kepada mereka dengan cara transparan... Kami memberikan perhatian besar pada hubungan kami dengan mereka," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.


Credit  antaranews.com


Turki minta Saudi selesaikan masalah dengan Qatar sebelum akhir Ramadhan


Turki minta Saudi selesaikan masalah dengan Qatar sebelum akhir Ramadhan
Presiden Turki Tayyip Erdogan (REUTERS/Kayhan Ozer/Presidential Palace/Handout via Reuters)



Ankara (CB) - Presiden Turki Tayyip Erdogan meminta Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud untuk menyelesaikan keretakan hubungan dengan Qatar sebelum akhir bulan suci Ramadan, menurut sebuah wawancara dengan media penyiaran Portugis, RTP pada Kamis.

Erdogan juga mengatakan bahwa negara-negara muslim seharusnya tidak menjatuhkan sanksi seperti itu kepada sesama negara muslim.

Qatar menghadapi boikot ekonomi dan diplomatik dari Arab Saudi dan sekutunya yang memutus hubungan pekan lalu, dalam peristiwa keretakan hubungan terburuk di antara negara-negara Teluk Arab selama bertahun-tahun.

Mereka menuduh Qatar mendanai terorisme dan terlalu dekat dengan Iran, dan semua tuduhan tersebut dibantah oleh Qatar.

Turki, yang mendukung Qatar, telah berusaha memecahkan masalah ini melalui diplomasi, dengan mengatakan bahwa keretakan hubungan tersebut merugikan umat Islam dunia.

"Kami ingin permasalahan ini dapat diselesaikan melalui diskusi sampai akhir Ramadhan. Saat ini, Raja Arab Saudi dapat mengambil langkah tersebut untuk mengatasi krisis", kata Erdogan kepada RTP seperti dilansir Reuters.

"Seorang muslim seharusnya tidak menjatuhkan sanksi semacam itu terhadap muslim lainnya, terutama di bulan Ramadhan," tambahnya.

Ramadhan akan berakhir pada akhir Juni.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dijadwalkan berkunjung ke Arab Saudi pada Jumat, dalam upaya mereka untuk membantu mengatasi krisis.




Credit  antaranews.com









Catatan peristiwa besar hubungan AS & Kuba



Catatan peristiwa besar hubungan AS & Kuba
Dokumen foto tangan kanan Presiden Kuba Raul Castro secara unik, layaknya wasit tinju ke pemenang pertandingan, memegang tangan kiri Presiden Amerika Serikat (AS) Barrack Obama dalam pertemuan 22 Maret 2016 di Havana, Ibu Kota Kuba. (Reuters/Carlos Barria)
... maka saya akan menghentikan kesepakatan."

Washington (CB) - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Jumat (16/6) menetapkan kebijakan barunya mengenai Kuba, yang sekaligus membatalkan kebijakan Presiden AS sebelumnya Barrack Obama, dengan memperketat peraturan bagi warga AS bepergian ke Kuba.

Trump juga melarang perusahaan dan orang AS melakukan kegiatan komersial dengan lembaga usaha Kuba milik militer di negeri pimpinan Presiden Raul Castro itu.

Kebijakan baru, yang diumumkan Trump selama pidatonya di Miami, tempat masyarakat terbesar AS-Kuba, telah mengeruhkan hubungan bekas dua musuh Perang Dingin tersebut pasca-pemulihan hubungan diplomatik yang dipelopori Barack Obama,

Berikut ini catatan yang disarikan dari kantor berita Xinhua China mengenai kronologi peristiwa besar dalam hubungan AS dan Kuba setelah Revolusi Kuba 1959 yang dipimpin oleh Fidel Castro menggulingkan Presiden Fulgencio Batista, yang bersahabat dengan AS:

3 Januari 1961: Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba dan menutup kedutaan besarnya di Havana.

April 1961: Pemerintah AS mendukung serbuan yang gagal oleh orang Kuba di pengasingan di Teluk Babi di bagian barat-daya Kuba. Castro mengumumkan Kuba sebagai negara Komunis dan mulai bersekutu dengan Uni Sovyet.

Februari 1962: Presiden AS saat itu John F. Kennedy mengeluarkan embargo permanen atas Kuba di berbagai bidang seperti ekonomi, keuangan dan perdagangan.

Oktober 1962: Pesawat mata-mata AS menemukan bukti bahwa Uni Sovyet membangun pangkalan peluru kendali (rudal) di Kuba, yang memicu krisis yang membuat kedua negara adidaya ke ambang perang nuklir.

Krisis Rudal Kuba selanjutnya diselesaikan ketika Uni Sovyet setuju untuk memindahkan rudal sebagai imbalan bagi penarikan rudal nuklir AS dari Turki.

Oktober 1992: Kongres AS mensahkan Cuban Democracy Act, yang melarang cabang perusahaan AS yang bermarkas di luar negeri untuk melakukan perdagangan dengan Kuba, bepergian ke Kuba oleh warga negara AS, dan pengiriman uang ke Kuba.

Rancangan undang-undang yang menetapkan bahwa setiap kapal yang telah mengirim barang ke atau memberi layanan untuk Kuba tak diperkenankan merapat di pelabuhan AS selama 180 hari.

Maret 1996: Setelah Kuba menembak-jatuh dua pesawat sipil AS, Kongres AS mensahkan Helms-Burton Act, yang memperkuat dan melanjutkan embarga AS terhadap Kuba.

Peraturan itu memperpanjang permohonan wilayah embarga awal yang berlaku untuk perusahaan asing yang berdagang dengan Kuba.

Oktober 2003: Presiden AS saat itu George W. Bush mengumumkan tindakan baru yang dirancang untuk mempercepat diakhirinya kekuasaan komunis di Kuba, termasuk memperketat embargo perjalanan ke Kuba, menindak pengiriman uang kontan tidak sah, dan kegiatan penerangan yang lebih aktif yang ditujukan terhadap Kuba. Satu badan baru, Commission for Assistance to a Free Cuba, diciptakan AS sebagai kampanye mengakhiri komunisme ala Castro.

17 Desember 2014: Presiden AS saat itu Barack Obama dan Presiden Kuba Raul Castro mengumumkan awal proses untuk memulihkan hubungan bilateral, setelah percakapan telepon dua hari sebelumnya.

15 Januari 2015: Departemen Keuangan AS mengumumkan Departemen itu akan mengendurkan pembatasan atas eksport, perjalanan dan pertukaran uang dengan Kuba.

11 April 2015: Obama dan Raul Castro secara resmi bertemu untuk pertama kali dalam Summit of the Americas di Panama. Mereka telah bertemu dengan tak resmi dan berjabat tangan saat acara mengenang Nelson Mandela di Afrika Selatan pada Desember 2013.

1 Juli 2015: AS dan Kuba mengumumkan kedua negara tersebut akan memulihkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan besar di ibu kota negara masing-masing.

20 Juli 2015: Hubungan diplomatik AS-Kuba secara resmi dipulihkan setelah 54 tahun, enam bulan dan 17 hari.

21-22 Maret 2016: Obama melakukan kunjungan resmi ke Kuba. Ia adalah presiden AS pertama yang mengunjungi Kuba tersebut dalam 88 tahun terakhir.

9 November 2016: Presiden Raul Castro, yang notabene adik Fidel Castro, menyampaikan pesan kepada Donald Trump untuk mengucapkan selamat kepadanya karena terpilih sebagai presiden baru AS untuk menggantikan Barrack Obama.

25 November 2016: Fidel Alejandro Castro Ruz alias Fidel Castro, Presiden Kuba periode 1961 hingga 2011, meninggal dunia. Presiden AS Barrack Obama menyampaikan salam duka cita secara khusus bagi tokoh Kuba kelahiran 13 Agustus 1926 itu.

29 November 2016: Trump berkicau di akun Twitter, "Jika Kuba tak bersedia membuat kesepakatan yang lebih baik buat rakyat Kuba, rakyat Amerika/Kuba dan AS secara keseluruhan, maka saya akan menghentikan kesepakatan."

Komentar keras yang meminta konsesi lebih besar dari Kuba adalah tanda sikap garis keras dan diperkirakan akan meningkatkan lebih banyak spekulasi dan ketidak-pastian mengenai kebijakan Trump mengenai Kuba. Hal ini juga memicu pendapat bertentangan dari sejumlah negara, termasuk Kanada.

Dari sekian banyak peristiwa yang menandai naik-turunnya tensi hubungan AS dan Kuba, ternyata selama ini ada pula kisah menarik lantaran Pemerintah AS sejak 1898 memiliki fasilitas pangkalan militer angkatan laut di Guantanamo, yang langsung berhadap-hadapan dengan wilayah Kuba. Guantanamo dikenal pula sebagai lokasi pemenjaraan teroris musuh AS.

Berkaitan dengan keputusan terbaru Presiden Trump, pemerintah dan masyarakat Kuba menyebutnya sebagai hal kuno dan kemunduran yang jauh karena Kuba merasa selama ini sudah terbiasa dimusuhi Pemerintah AS.





Credit  antaranews.com



Trump cabut kebijakan Obama terkait Kuba


Trump cabut kebijakan Obama terkait Kuba
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. (REUTERS/John Sommers II )
Kita tidak akan lagi berdiam diri melihat penindasan komunis."

Miami (CB) - Setelah membatalkan sejumlah kebijakan Presiden ke-44 Amerika Serikat (AS) Barrack Obama, Presiden Donald Trump pada Jumat (16/6) mencabut kebijakan Obama terkait Kuba dengan memerintahkan pengetatan warganya berwisata ke Kuba sekaligus larangan perdagangan dengan militer negara di Amerika Latin itu.

Trump mengatakan dirinya membatalkan "kesepakatan buruk dan menyesatkan" yang dicapai mantan Presiden Barack Obama.

Sambil meletakkan kebijakan yang baru menyangkut Kuba saat menyampaikan pidato di Miami, Trump menandatangani keputusan presiden.

Keputusan itu mencabut terobosan-terobosan bersejarah yang dilakukan Obama menyangkut Kuba. AS dan negara komunis itu, yang merupakan musuh saat Perang Dingin, membuat terobosan diplomatik pada 2014.

Namun, Trump masih menyisakan beberapa kebijakan Obama untuk tetap dijalankan, yaitu keberadaan kedutaan besar AS yang baru dibuka kembali di Havana, Ibu Kota Kuba.

Trump berupaya memperlihatkan bahwa menjalankan janjinya saat kampanye untuk mengambil garis yang lebih tegas terhadap Kuba, terutama terkait catatan penegakan hak asasi manusia (HAM) di pemerintahan negara pulau Karibia tersebut.

"Kita tidak akan lagi berdiam diri melihat penindasan komunis," kata Trump, disambut sorakan dukungan dari kerumunan orang di kantong masyarakat Kuba-Amerika, Little Havana.

Di antara mereka ada Senator Marco Rubio dari Florida, yang membantu memajukan pembatasan terhadap Kuba.

"Untuk diberlakukan segera, saya mencabut kesepakatan dengan Kuba yang dibuat benar-benar secara sepihak oleh pemerintahan sebelumnya," teriak Trump, saat mengumumkan "pukulan" bagi pemerintahan Kuba pimpinan Presiden Raul Castro.

Berdasarkan kebijakan baru Trump itu, warga negara AS akan semakin ketat dilarang berkunjung ke Kuba sebagai wisatawan.

Aturan itu berupaya mencegah dolar AS dijadikan sumber pendapatan oleh Pemerintahan Kuba, yang dianggap Pemerintahan Trump didominasi militer penindas.

Kebijakan baru tersebut melarang sebagian besar kegiatan bisnis dengan Armed Forces Business Enterprises Group, yaitu sebuah perusahaan besar Kuba yang bergerak di seluruh bidang perekonomian didukung militer.

Namun, menurut sejumlah pejabat AS, masih ada pengecualian larangan, termasuk untuk perjalanan udara dan laut. Pengecualian itu akan melindungi bisnis pelayaran kapal-kapal pesiar AS yang melayani jalur ke Kuba.

"Kita tidak mau dolar-dolar Amerika Serikat menopang monopoli militer yang memeras dan menyiksa rakyat Kuba," kata Trump.

Ia menjanjikan bahwa berbagai sanksi AS tidak akan dicabut sampai Kuba membebaskan para tahanan politik dan menjalankan pemilihan umum secara bebas.

Berdasarkan perintah Trump, departemen keuangan dan perdagangan AS akan diberi waktu 30 hari untuk mulai menyusun peraturan-peraturan baru terkait Kuba. Peraturan baru itu belum akan diberlakukan sampai penyusunan secara lengkap selesai.

Sebelumnya, Trump juga membatalkan sejumlah kebijakan dari Obama, antara lain jaminan asuransi kesehatan masyarakat (Obamacare), menekan dan memberi label musuh AS bagi pemerintahan di Republik Iran, dan keluar dari Kesepakatan Paris 2015 mengenai komitmen pemerintahan di berbagai belahan dunia untuk mengurangi emisi zat asam arang (karbon dioksida).








Credit  antaranews.com