Senin, 05 November 2018

Jamal Khashoggi Tewas, Pengamat: Erdogan Terus Menekan Saudi



Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (kanan), dan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman (kiri), Anadolu
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (kanan), dan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman (kiri), Anadolu

CB, Ankara – Kolumnis Daily Sabah, Hilal Kaplan, mengatakan sikap Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam kasus pembunuhan Jamal Khashoggi menunjukkan adanya upaya agar kasus ini terus menjadi perhatian dunia internasional.

Menurut Kaplan, ini terlihat dari bocoran informasi dari otoritas keamanan Turki, yang terus menerus dipublikasikan berbagai media di negara itu mengenai kasus ini.
“Dengan strategi komunikasi ini, Turki mampu mengontrol narasi dan menjaga kasus pembunuhan Khashoggi menjadi perhatian media global. Dan pada saat bersamaan, debat publik berlanjut seiring berjalannya investigasi,” kata Kaplan seperti dilansir Aljazeera pada Ahad, 4 November 2018.
Kaplan menanggapi munculnya artikel opini yang ditulis Erdogan dan dipublikasikan di Washington Post pada akhir pekan lalu. Dia melanjutkan,”Ini menekan pemerintah Saudi agar menerima fakta bahwa ini merupakan pembunuhan berencana.”

Pada awalnya, pemerintah Saudi mencoba membantah hal ini namun kemudian ‘terpaksa’ mengubah penjelasannya beberapa kali sebelum akhirnya mengakui ini merupakan kasus pembunuhan berencana.
Erdogan juga terkesan menyasar Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman, sebagai dalang pembunuhan berencana ini meskipun tidak menyebut namanya dalam tulisan di Washington Post tadi.

Kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, tewas di bunuh tim pembunuh dari Arab Saudi yang berjumlah 15 orang. Middel East Eye
“Putra mahkota kemungkinan besar tahu soal ini. Dia memerintahkan ini. Setidaknya 5 orang dari 15 anggota tim pembunuh merupakan anggota militer kerajaan. Dan ketua tim pembunuh dilaporkan menelpon empat kali ke kantor MBS pada hari pembunuhan itu,” kata Kaplan. “Semua bukti menunjuk kepada dia bukan kepada orang lain.”
Secara terpisah, pengamat politik Turki, Etyen Mahcupyan, mengatakan Presiden Recep Tayyip Erdogan berusaha mengambil sikap agresif dalam mengungkap kasus pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi. Pada saat yang sama, Erdogan juga tidak ingin hubungan kedua negara terganggu.
Ini terlihat dalam tulisan artikel opini yang dibuat Erdogan dan dipublikasikan di media Washington Post pada akhir pekan lalu.
“Dia tidak ingin merusak semua dan kehilangan Arab Saudi,” kata Mahcupyan seperti dilansir Aljazeera pada Ahad, 4 November 2018.
Menurut Mahcupyan, Erdogan terkesan mengancam pemerintah Arab Saudi agar mau terbuka mengungkap kasus ini. Ini memberi kekuatan yang bisa digunakan oleh Erdogan dalam menjalankan kebijakan politik luar negeri.

Dalam artikel itu, menurut Mahcupyan, Erdogan juga mengungkapkan hubungan baik antara Turki dan Arab Saudi. Erdogan juga menekankan kasus pembunuhan Jamal Khashoggi tidak mencerminkan kebijakan luar negeri Arab Saudi.




Credit  tempo.co