BEIJING
- Kementerian Luar Negeri China menyatakan penyelesalan atas keputusan
Amerika Serikat (AS) untuk memulihkan semua sanksi terhadap Iran yang
sebelumnya dicabut di bawah kesepakatan nuklir 2015.
"Kerja sama perdagangan yang sah dengan Iran harus dihormati dan kami menyesalkan, bahwa AS memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran," kata kemlu China dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Senin (5/11).
Sementara itu, juru bicara Kemlu CHina, Hua Chunying dalam sebuah wawancara dengan media setempat tidak secara langsung mengomentari apakah China telah diberikan pengecualian dari sanksi Iran oleh AS.
Seperti diketahui, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menyatakan, pihaknya akan memberikan keringanan kepada delapan negara terkait dengan sanksi kepada Iran. Namun, tidak ada satupun dari negara Uni Eropa (UE) dalam daftar delapan negara itu.
Pompeo menyatakan, keringanan itu adalah AS akan tetap membiarkan delapan negara itu membeli minyak dari Iran. Beberapa negara yang mendapat keringanan adalah Korea Selatan (Korsel), Jepang, dan India.
"Kerja sama perdagangan yang sah dengan Iran harus dihormati dan kami menyesalkan, bahwa AS memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran," kata kemlu China dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Senin (5/11).
Sementara itu, juru bicara Kemlu CHina, Hua Chunying dalam sebuah wawancara dengan media setempat tidak secara langsung mengomentari apakah China telah diberikan pengecualian dari sanksi Iran oleh AS.
Seperti diketahui, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menyatakan, pihaknya akan memberikan keringanan kepada delapan negara terkait dengan sanksi kepada Iran. Namun, tidak ada satupun dari negara Uni Eropa (UE) dalam daftar delapan negara itu.
Pompeo menyatakan, keringanan itu adalah AS akan tetap membiarkan delapan negara itu membeli minyak dari Iran. Beberapa negara yang mendapat keringanan adalah Korea Selatan (Korsel), Jepang, dan India.
"Mereka
yang menerima keringanan telah membuat langkah penting menuju ke nol
impor minyak mentah. Dua negara telah sepakat untuk mengurangi impor ke
nol sementara enam negara lainnya akan mengimpor pada tingkat yang
sangat kecil. Negosiasi ini masih berlangsung," ucapnya.
Credit sindonews.com