Rabu, 14 Maret 2018

Menhan AS Sebut Elemen Taliban Siap Berdialog Soal Perdamaian


Menhan AS Sebut Elemen Taliban Siap Berdialog Soal Perdamaian
Menhan AS James Mattis menyebut sejumlah elemen Taliban siap merundingkan perdamaian. (Reuters/Jonathan Ernst)


Jakarta, CB -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis menyebut sejumlah elemen dari kelompok Taliban siap berdialog soal upaya perdamaian dengan pemerintah Afghanistan.

Hal itu diutarakan Mattis setelah bertemu dengan Presiden Ashraf Ghani, di Kabul, Selasa (13/3).

"Mungkin tidak semua Taliban akan datang dalam satu kesempatan, itu terlalu jauh. Tapi ada sejumlah elemen Taliban yang jelas-jelas tertarik untuk berdialog dengan pemerintah Afghanistan," kata Mattis di Kabul, Selasa (13/3).


Lawatan Mattis hari ini tidak diumumkan secara resmi oleh pemerintah kedua negara.



Kunjungan ini dilakukan berselang beberapa pekan setelah Ghani mengungkapkan niat untuk berunding dengan Taliban dan mengakui kelompok itu sebagi partai politik.

Taliban merupakan kelompok pemberontak yang sudah belasan tahun menjadi ancaman keamanan utama Afghanistan. Sampai saat ini, kelompok tersebut masih menguasai sejumlah wilayah di negara tersebut.

Meski propagandanya lebih diarahkan kepada polisi dan militer, Taliban kerap meluncurkan serangan teror yang turut menewaskan ratusan warga sipil.

Sejauh ini Taliban menganggap tawaran berembuk pemerintahan Ghani hanya tipuan. Kelompok itu juga menyatakan hanya siap bernegosiasi dengan Amerika Serikat, bukan pemerintah Afghanistan.



Menanggapi hal itu, Mattis mengatakan AS sampai saat ini masih berupaya mendorong pemerintah Afghanistan memimpin dan terlibat proses rekonsiliasi tersebut.

"Sekarang kami ingin pemerintah Afghanistan memimpin dan mempersiapkan substansi dari upaya rekonsiliasi tersebut," kata Mattis.
Sejumlah elemen Taliban disebut siap berunding.
Sejumlah elemen Taliban disebut siap berunding. (REUTERS/Jim Hollander)
Di depan wartawan sebelum meninggalkan Kabul, Mattis mengungkapkan perundingan damai ini merupakan langkah awal menuju kemenangan Amerika yang selama lebih dari 16 tahun ikut berperang di Afghanistan.

Hingga kini ada sekitar 14 ribu pasukan AS di Afghanistan. Sejak Presiden Donald Trump menjabat, AS berupaya meningkatkan jumlah personel itu demi memaksimalkan upaya memberantas Taliban.



Meski begitu, Mattis menekankan bahwa tujuan AS kali ini adalah menyelesaikan konflik di Afghanistan melalui pendekatan rekonsiliasi politik, bukan militer.

"Kemenangan itu seperti apa? Kemenangan adalah ketika sebuah negara dan pasukan keamanannya bisa menegakkan hukum dan bisa melindungi bangsa dari ancaman apa pun," kata Mattis.

"Semua pihak sedang berusaha mencapai sebuah rekonsiliasi politik, bukan kemenangan militer. Kemenangan itu sendiri akan dicapai dari rekonsiliasi politik," ujarnya seperti dikutip AFP.




Credit  cnnindonesia.com