Citra
satelit Badai Harvey yang meluluhlantakkan daerah-daerah sepanjang
pantai Texas, termasuk Houston yang merupakan kota terbesar keempat di
AS. (Reuters)
Washington (CB) - Kerugian ekonomi gabungan akibat Badai
Harvey dan Irma ditaksir mencapai 290 miliar dolar AS (sekitar Rp3,81
kuadriliun), setara dengan 1,5 persen produk domestik bruto (PDB)
Amerika Serikat (AS), menurut laporan perusahaan cuaca AccuWeather
Minggu (10/9) waktu setempat.
"Kami meyakini perkiraan kerugian
akibat (Badai) Irma mencapai sekitar 100 miliar dolar AS (sekitar Rp1,31
kuadriliun), salah satu badai paling mahal sepanjang masa,” kata CEO
dan pendiri perusahaan tersebut Joel Myers dilansir dari AFP.
Harvey,
yang menerjang Texas dan sebagian Louisiana pada akhir Agustus, akan
menjadi "bencana cuaca paling mahal dalam sejarah AS dengan kerugian 190
miliar dolar AS (sekitar Rp2,50 kuadriliun) atau satu persen lebih dari
PDB" yang mencapai 19 triliun dolar AS (sekitar Rp250 kuadriliun).
Laporan
tersebut mengatakan mendapatkan angka itu dengan menghitung gangguan
pada bisnis, lonjakan tingkat pengangguran dalam periode yang lama,
kerusakan transportasi dan infrastruktur, gagal panen termasuk penurunan
25 persen dalam panen jeruk.
Termasuk juga peningkatan biaya
bahan bakar meliputi bensin, minyak tanah dan avtur, kerusakan rumah
tangga dan hilangnya dokumen berharga.
Sayangnya, hanya sebagian kecil dari kerugian tersebut yang akan diganti oleh asuransi, menurut Myers.
Kerugian asuransi Topan Harvey dilaporkan mencapai 394,5 triliun
Ilustrasi
- Simulasi peta digital mengenai terjangan Topan Harvey di Amerika
Serikat (AS) yang diumumkan Pusat Cuaca AS pafa Jumat (25/8/2017). (US
WeatherChannel)
Monaco (CB) - Topan Harvey, yang menerjang Texas dan
Louisiana dengan hujan lebat bulan lalu, ditaksir menimbulkan kerugian
antara 25 sampai 30 miliar dolar AS (sekitar Rp328,7-394,5 triliun) bagi
perusahaan asuransi, menurut perusahaan Jerman Munich Re pada Minggu
(10/9) waktu setempat.
"Itu perkiraan besar. Biayanya bisa naik
sedikit, tapi tidak terlalu jauh," kata Torsten Jeworrek, anggota dewan
direksi manajemen Munich Re, di Monaco.
Kerugian atas kerusakan
karena Topan Harvey, yang menghantam daratan Texas pada 26 Agustus
sebelum kembali ke laut dan kemudian melanda Louisiana, berkisar antara
50 miliar dolar AS (sekitar Rp657,4 triliun) hingga paling besar 100
miliar dolar AS (sekitar Rp1,314 kuadriliun).
Namun, tidak semua properti diasuransikan atau diasuransikan secara penuh.
Selain
itu, kebijakan asuransi properti di Amerika Serikat (AS) tidak
mengganti kerugian banjir. Banyak pemilik rumah tidak mengambil asuransi
banjir yang terpisah dari pemerintah.
Houston dan wilayah
sekitarnya mengalami banjir besar yang tidak hanya merusak rumah dan
mobil, namun juga jalanan dan jembatan. Sebanyak 42 orang tewas dalam
Badai Harvey, demikian AFP.
SAINT MARTIN – Menyusul kerusakan yang disebabkan
oleh amukan Badai Irma, pria bersenjata dilaporkan melakukan penjarahan
di Saint Martin, Karibia. Saksi mata melaporkan, para penjarah
menggunakan golok dan pistol melakukan perampokan di pulau tujuan wisata
itu.
Michael Auger, seorang wisatawan di Saint Martin mengatakan,
orang-orang mempersenjatai diri mereka dengan golok dan senjata api
menyerbu masuk ke hotel dan menganiaya wisatawan. Dia juga mengatakan
telah mendengar seorang perempuan yang ditodong di kamar yang terletak
di atas kamar hotelnya.
"Ada seorang perempuan yang sedang ditodong berteriak di kamar
hotel di atas kami. Kami tidak tahu harus berbuat apa," kata Michael
sebagaimana dikutip dari ITV, Senin (11/9/2017).
Michael yang dievakuasi ke Puerto Riko oleh personil militer AS
setelah berhasil bertahan dari Badai Irma, mengatakan bahwa orang-orang
segera bersatu sesaat setelah badai tersebut lewat. Namun, sehari
kemudian kekacauan karena absennya penegak hukum mulai menjadi masalah
di wilayah Karibia tersebut.
Badai Irma telah menyebabkan hancurnya keamanan di sejumlah
wilayah di Karibia, termasuk Saint Martin dan teritori Belanda di pulau
yang sama, Sint Maarten. Selain perampokan terhadap turis-turis di
hotel, ada laporan yang menyebutkan militer Belanda tengah mencari
sejumlah pelaku dari perampokan bank yang terjadi sesaat setelah badai
berlalu.
Lebih dari 1.100 polisi, pejabat militer dan lainnya dikirim ke
Saint Martin dan pulau terdekatnya, St Barts, yang hancur akibat
terjangan Badai Irma. Sementara di Sint Maarten, korban tewas akibat
badai dilaporkan telah bertambah menjadi empat orang pada Minggu.
Presiden Turki sekaligus Ketua OKI Recep Tayyip Erdogan menegaskan
perlunya adanya dorongan untuk penyelesaian konflik di Myanmar. (Foto:
Reuters)
ASTANA - Sejumlah kepala negara dalam sambutannya
pada Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja sama Islam (KTT OKI)
tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Astana, Kazakhstan,
menyinggung tentang krisis kemanusiaan di Myanmar.
"Kita peduli pada Myanmar, kami juga akan membuka dialog untuk
membahas masalah ini di forum PBB," kata Presiden Kazakhstan Nursultan
Nazarbayev saat membuka KTT OKI tentang Iptek di The Palace of
Independence di Astana, Minggu, 10 September.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebagai Ketua OKI dalam
sambutannya juga menyatakan perlu didorong penyelesaian masalah di
Myanmar secara bersama-sama antara Pemerintah Myanmar dan Bangladesh.
"Kita berharap otoritas Bangladesh bersedia mencari jalan keluar
untuk menolong saudara-saudara muslim kita di Myanmar. Organisasi
internasional juga harus melakukan langkah-langkah untuk membantu muslim
di sana," ujar Erdogan.
Sebelumnya Pemerintah Indonesia akan segera mengirimkan bantuan
kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya di Bangladesh yang hingga saat ini
jumlahnya terus bertambah.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi sebelumnya juga sudah
bertemu dengan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan pihak Bangladesh.
Dalam pembicaraan dengan Pemerintah Bangladesh, Menlu Retno
menyampaikan bahwa dirinya diutus secara khusus oleh Presiden RI untuk
membahas masalah pengungsi itu.
Menlu mengatakan, Bangladesh mengapresiasi dukungan Indonesia untuk penanganan masalah pengungsi.
Dia menilai, hubungan bilateral yang baik antara Myanmar dan
Bangladesh merupakan keharusan, karena tanpa itu maka isu terkait
pengungsi, pengelolaan perbatasan dan sebagainya tidak akan dapat
dilakukan dengan baik.
Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelumnya juga menyatakan Pemerintah
Indonesia sudah sejak lama ikut membantu masalah kemanusiaan terkait
konflik di Rakhine, Myanmar.
Pada abad ke-20
ini, kita mendapatkan informasi kampanye, tempat penampungan, sirene dan
kesadaran akan ancaman nuklir secara luas. Apakah hari ini kita
membutuhkan sebuah kebangkitan 'pertahanan sipil'?
Jika terjadi
perang nuklir, pemerintah Inggris setidaknya telah memiliki satu bunker
yang tersembunyi di jantung kota London. Disebut Pindar. Namanya
diambil dari seorang penyair Yunani kuno - tapi rujukannya mengerikan.
Dikatakan
bahwa pada 335 tahun Sebelum Masehi, Alexander yang Agung menghancurkan
kota Thebes dan menyisakan rumah penyair Pindar- yang disisakan
terutama berkat sejumlah puisinya, yang memuja leluhur raja Yunani itu.
Implikasinya, tentu saja, bahkan andaikata pun London
menjadi rata akibat sebuah perang nuklir, Pindar akan bertahan. Apakah
bangunan secara spesifik telah dirancang untuk itu, tidak diketahui.
Hanya
beberapa foto saja dari kompleks itu yang pernah dipublikasikan- bahwa
foto-foto itu memag diambil di Pindar, dikukuhkan oleh Kementerian
Pertahanan berdasarkan yang mengacu pada UU Kebebasan Memperoleh
Informasi.
Selain markas besar militer yang sangat aman, Pindar
juga menawarkan "keberlanjutan pemerintahan"- sebagai bagian dari
rencana negara untuk memastikan bahwa pihak berwenang dapat berkuasa
bahkan selama dan setelah bencana ekstrem.
Hak atas fotoAFP/Getty Images
Sebuah tempat pengungsian yang terbengkalai di New York.
Namun kapasitas untuk pemimpin militer dan politisi
penting untuk selamat dari bencana merupakan satu hal. Bagaimana dengan
publik yang seharusnya mereka lindungi dan wakili? Apakah kita juga
siap mengahadapi keadaan bencana nuklir?
Pertanyaan itu yang
menyita perhatian Alex Wellerstein pada Institut Teknologi di New
Jersey. Dalam hal keberlangsungan pemerintah dia mengatakan,"Saya tidak
tertarik pada hal itu… itu merupakan masalah mereka."
Wellerstein baru-baru ini mengumumkan bahwa dia dan rekannya
mengambil bagian pada sebuah proyek untuk menghidupkan lagi pertahanan
sipil. Yakni metode dan kampanye informasi yang dirancang untuk membantu
publik untuk melindungi diri mereka sendiri dalam sebuah peristiwa
serangan militer atau bencana alam.
Hak atas fotoAlex Wellerstein
Salah satu dari proyek Wellerstein adalah Nukemap yang menginformasikan tentang ledakan nuklir.
Pertahanan sipil lebih banyak didiskusikan selama
masa Perang Dingin - ketika momok serangan nuklir membentuk budaya
populer dan jadi topik dalam politik. Sekarang ini kita tidak lagi
banyak berbicara mengenai jatuhnya bom atau kejadian setelahnya, tetapi
hal itu harus diubah, kata Wellerstein.
Lagi pula, masih ada
sekitar 15.000 senjata nuklir di dunia pada saat ini, sebagian besar
dimiliki oleh Rusia dan Amerika Serikat. Para pemimpin kedua negara
baru-baru ini sepakat satu sama lain bahwa hubungan antar kedua negara
mereka berada pada titik terendah dan sangat membahayakan.
Meskipun Wellerstein mengakui bahwa perang nuklir atau sebuah ledakan nuklir berskala kecil oleh negara yang nyeleneh atau kelompok teroris sangat tidak mungkin, dia yakin bahwa sangat penting bagi kita untuk berjaga-jaga.
Salah satu dari proyek Wellerstein adalah Nukemap:
sebuah versi modifikasi. Google Maps yang menyampaikan efek dasar dari
ledakan kepada pengguna - dari senjata nuklir pilihan mereka - di
seluruh lokasi manapun di bumi, termasuk kota-kota besar.
Idenya
adalah untuk mendorong orang untuk memperlakukan ancaman nuklir dalam
istilah yang sudah dikenal, untuk membuatnya tampak lebih nyata. Ini
karena banyak yang mencemooh dan menganggap ide pertahanan sipil itu tak
ada gunanya - "mereka senang sekali menertawakan hal ini," jelas dia.
Dan saat ini Wellerstein merencanakan alat yang lebih canggih.
"Bayangkan
Anda dapat menggunakan sebuah headset (realitas virtual)," kata dia.
"Anda menatap langit Manhattan dan trlihat sebuah senjata nuklir
melesat. Bayangkan Anda melihat awan jamur membumbung di depan Anda."
"Apakah itu membuatnya lebih terasa nyata?"
Hak atas fotoChung Sung-Jun/Getty Images
Sebuah tanda 'lokasi pengungsian' di dekat stasiun kereta bawah tanah di Seoul, Korea Selatan.
Proyek terbarunya akan mempertimbangkan segala jenis
bahan untuk kegunaan yang sama, kata dia. Sebagai contoh, dia yakin
tentang ide novel grafis yang diarahkan untuk menyampaikan pengetahuan
mengenai apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan peluang untuk
menyintas setelah serangan nuklir.
Sarannya sesederhana seperti
bertahan di dalam rumah dan bukan berupaya menuju lokasi yang terdampak.
Hal ini karena jalanan dalam situasi krisis seringkali macet - ini
sering terjadi menyusul peringatan terjadinya badai, misalnya. Dan
ketika sebuah bom nuklir meledak, itu akan menyedot banyak debu dan
puing-puing dan mengontaminasinya sebelum "berhamburan" di atas lahan
sekitarnya.
"Di dalam sebuah bangunan, daya lindung meningkat
secara dramatis," jelas Wellerstein. "Anda dapat bertahan di sana selama
beberapa jam dan risiko terkena radiasi turun secara dramatis."
Seiring berlanjutnya demonstrasi oleh Korea Utara dalam
meningkatkan kemampuannya untuk meluncurkan rudal nuklir yang dapat
menjangkau AS dan ketegangan yang meningkat antara pemimpin kedua
negara, sejumlah komunitas dalam jangkauan rudal itu mulai melakukan
persiapan lebih serius. Di Jepang, sebuah desa memulai latihan serangan
nuklir.
Hawaii memperbaharui pedoman untuk warganya mengenai apa
yang harus dilakukan dalam sebuah peristiwa ledakan nuklir, seperti juga
dilakukan sejumlah otoritas lokal di wilayah pesisir barat AS. Salah
satu dari wilayah AS yang diancam oleh Korea Utara, Guam, juga baru saja
menerbitkan instruksi mengenai bagaimana melindungi dari radiasi (Baca
"Pedoman Armageddon"). Sementara itu, Departemen Keamanan Dalam Negeri
AS juga baru mendesain ulang situsnya yang disebut Ready.gov, yang
antara lain membahas tentang ledakan nuklir
Di negara lain,
pentingnya pertahanan sipil tidak menjadi agenda dalam beberapa tahun
terakhir. Pada 1980, di Inggris telah dikembangkan serangkaian kebijakan
persiapan pertahanan sipil, di antaranya - pengendali regional yang
berada di seluruh pelosok- yang bisa membantu memastikan keberlanjutan
pemerintah. Lainnya, seperti sirene serangan udara dan kampanye
informasi, ditujukan khusus bagi masyarakat umum.
Sirene,
misalnya, dipasang di ribuan lokasi, bisa digunakan untuk memperingatkan
tentang akan datangnya suatu serangan rudal atau untuk mengabarkan
bahwa situasi aman ketika tingkat radiasi sudah dinetralkan.
Apakah
infrastruktur Perang Dingin benar-benar berguna jika perang nuklir
habis-habisan terjadi? Syukurlah, itu tak pernah harus diuji dalam
skenario yang nyata.
"Masalah dengan isu ini adalah suatu tingkat
darurat bisa sangat berbeda dengan tipe darurat lainnya," kata Patricia
Lewis, direktur departemen keamanan internasional pada institut
kebijakan Chatham House. "Sangat berbeda-beda."
Di masa lalu,
pertahanan sipil di Inggris tidak mendpat dana yang cukup, terbatas
jangkauannya dan terlambat dalam mengenali ancaman yang sangat nyata,
kata sejarawan dari Universitas Essex Matthew Grant. Ia menuliskan topik
ini dalam bukunya, After the Bomb: Civil Defence and Nuclear War in
Britain, 1945-68.
Dan seperti dijelaskan Jennifer Cole pada Royal
United Services Institute (RUSI), perang nuklir tidak lagi ada
tercantum dalam "Daftar Risiko Nasional" - meskipun kemungkinan sebuah
bom nuklir diledakkan oleh sebuah kelompok teroris memang "rendah tetapi
tidak boleh diabaikan".
"Sebuah serangan nuklir sudah bukan lagi sebuah skenario terburuk yang bisa terjadi," kata dia.
Hak atas fotoAFP/Nikolay Doychinov
Sebuah instalasi seni di Bulgaria untuk menandai bencana nuklir Chernobyl, yang menunjukkan bagaimana bahaya dan lamanya radiasi dapat terjadi
Koleganya di RUSI, Tom Plant, juga menyebut bahwa
kapal selam Inggris - dilengkapi dengan hulu ledak nuklir - saat ini
dalam keadaan siaga untuk menerima "pemberitahuan untuk menembak" dlam
beberapa hari. Pada puncak Perang Dingin, rudal dapat diluncurkan dalam
tempo 15 menit.
"Kita tidak berada dalam situasi seperti Perang
Dingin saat kita mengandaikan adanya ancaman dalam tingkat yang tinggi,"
kata dia.
Tanpa ancaman yang berlebihan, sebagian besar
perencanaan dan kesiapsiagaan yang disusun oleh pemerintah-pemerintah
abad 20 telah mereda atau dicantumkan sebagai bagian dari rencana
manajemen krisis lainnya. Skema untuk menghadapi banjir yang parah,
serangan teroris atau peristiwa lain yang mungkin menyebabkan banyak
orang mengungsi tampaknya merujuk pada perencanaan yang disusun terkait
Perang Dingin di masa lalu, kata Cole.
Apa yang masih ada hari
ini? Di Inggris, peraturan kuncinya adalah Regulasi (Kesiapan Darurat
dan Informasi Publik) akan radiasi - atau 'Reppir.'
Ambil
contoh, Portsmouth dan Southampton. Kedua kota di Inggris itu merupakan
tempat di mana kapal selam bertenaga nuklir dapat berlabuh. Dengan
demikian, dewan kota telah memiliki rencana darurat yang terinci
berdasarkan Reppir sebagai pedoman jika terjadi kecelakaan yang
menyebabkan radioaktivitas tersebar di kawasan itu. Pedoman itu
mencantumkan beberapa kali, bahwa reaktor itu sendiri tidak dapat
menyebabkan terjadinya ledakan nuklir.
Hak atas fotoChung Sung-Jun/Getty Images
Masker gas dan peralatan darurat di dalam kereta bawah tanah Seoul, di Korea Selatan.
Pangkalan Angkatan Laut di Portsmouth bahkan
memiliki sirene udara tua yang rutin diuji coba, jika dibutuhkan andai
terjadi kecelakaan. Di tempat lain di Inggris juga ada sistem sirene
untuk memperingatkan bahaya kimia dari pabrik, misalnya.
Pertanyaan tentang berapa jauh yang bisa dilakukan untuk mengurangi aibat suatu bom nuklir masih terlontar.
Tentu
saja, ada banyak tempat di dunia yang masih memiliki tempat pengungsian
untuk bencana nuklir, misalnya di New York. Tetapi di sana sejumlah
tempat telah berubah fungsi menjadi fasilitas lain yang membuatnya
kurang cocok sebagai lokasi perlindungan jika ada senjata nuklir meledak
sekitar mereka.
Komite Internasional Palang Merah ICRC secara
teratur membahas langkah yang dapat dilakukan terhadap sejumlah negara
untuk menghadapi berbagai jenis bencana- termasuk ledakan senjata
nuklir.
"Jika kita membahas lokasi yang terdampak dalam beberapa
menit setelahnya," jelas Johnny Nehme, kepala unit kontaminasi
senjata,"hampir tak ada yang dapat dilakukan."
"Satu-satunya bantuan kemanusiaan yang dapat saya bayangkan adalah beberapa pekan kemudian."
Hak atas fotoAFP/Getty Images
Image captionMakanan kaleng yang berasal dari sebuah bunker nuklir yang dimiliki oleh pemerintah Irlandia, dekat Ballymena di Irlandia Utara (Kredit: AFP/Getty Images)
Dia juga menekankan bahwa dalam situasi perang,
sangat memungkinkan bahwa perbatasan akan ditutup dan penerbangan
ditiadakan, benar-benar membatasi kemampuan organisasi kemanusiaan untuk
membantu para penyintas.
Kehancuran akibat ledakan nuklir di
sebuah kota modern- dan terbatasnya kemampuan lembaga kemanusiaan,
layanan darurat dan pemerintah untuk membantu - membuat skenario
terburuk ini membangkitkan keputus-asaan. Tetapi bagi Alex Wellerstein,
dan pendukung pertahanan sipil lainnya, sebenarnya ada setitik harapan:
sebuah kemungkinan bagi penduduk untuk meningkatkan peluang untuk
selamat jika mereka benar-benar lebih memiliki ksiapan dan mendapat
informasi yang lengkap.
Hal itu bukan yang sesuatu yang
benar-benar ingin dipikirkan oleh setiap orang. Tetapi jika yang sesuatu
yang tak terbayangkan terjadi, mungkin memikirkannya - bahkan kendati
hanya selewatan saja - akan memberikan pada kita peluang terbaik.
Pada tahun 1961, Uni Soviet melakukan uji ledak bom nuklir yang sedemikianbesar sehingga akan terlalu dahsyat untuk benar-benar digunakan andai terjadi perang.
Pada
pagi hari, tanggal 30 Oktober 1961, sebuah pesawat pembom Soviet Tu-95
lepas landas dari pangkalan udara Olenya di Semenanjung Kola di ujung
utara Rusia.
Tu-95 adalah versi modifikasi khusus dari jenis
pesawat yang mulai dioperasikan beberapa tahun sebelumnya. Pesawat itu
merupakan sebuah monster raksasa bermesin empat yang dirancang membawa
bom nuklir Rusia.
Pada dasawarsa terakhir itu Uni Soviet mengambil
langkah besar dalam penelitian nuklir. Perang Dunia Kedua menempatkan
AS dan Uni Soviet di kubu yang sama, namun periode pasca perang hubungan
kedua negara adidaya tersebut dingin dan kemudian membeku.
Soviet,
yang dihadapkan pada persaingan melawan negara adidaya nuklir
satu-satunya di dunia, hanya punya satu pilihan: mengejar ketinggalan
persenjataan. Dengan cepat.
Pada tanggal 29 Agustus 1949, berdasarkan hasil penyusupan
inteljen, Soviet menguji perangkat nuklir pertama mereka - yang di Barat
dikenal sebagai 'Joe-1'- di sebuah stepa terpencil yang sekarang
merupakan bagian dari Kazakhstan.
Tahun-tahun berikutnya, program
uji ledak mereka melonjak besar-besaran. Soviet melakukan lebih dari 80
uji coba ledakan. Pada tahun 1958 saja, Soviet sudah menguji-ledak 36
bom nuklir.
Tapi seluruh uji ledak itu tak ada yang bisa dibandingkan dengan yang satu ini.
Pesawat
Tupolev Tu-95 ini membawa sebuah bom yang begitu besarnya, sehingga
terlalu besar untuk dimuat di dalam pesawat, sehingga pesawat
pengangkutnya TU-95 yang sudah berukuran raksasa itu pun harus
dimodifikasi lagi.
Bom itu berukuran panjang 8 meter, diameter
hampir 2,6 meter, serta berat lebih dari 27 ton. Bentuk fisiknya sangat
mirip dengan bom 'Little Boy' dan 'Fat Man' yang telah menghancurkan
Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Bom raksasa ini dikenal oleh
serangkaian istilah teknisnya, Proyek 27000, Kode Produk 202, RDS-220,
dan Kuzinka Mat (Ibu Kuzka).
Sekarang bom itu lebih dikenal sebagai Tsar Bomba - bom 'Tsar.'
Sovfoto/UIG via Getty Images
Tsar Bomba itu - bom hidrogen terbesar sedunia yang
dijuga dijuluki 'kuzkina mat' -Ibu Kuzka, di Museum Persenjataan di
Sarov, Rusia.
Tsar Bomba bukanlah bom nuklir biasa. Ini hasil usaha gila-gilaan
para ilmuwan Uni Soviet untuk menciptakan senjata nuklir paling kuat,
yang didorong oleh tekad Perdana Menteri Nikita Khruschchev untuk
membuat dunia gemetar oleh kekuatan teknologi Soviet.
Bom ini
lebih dari sekedar benda logam raksasa yang terlalu besar untuk muat
bahkan di dalam pesawat terbesar. Bom ini adalah penghancur kota,
senjata yang digunakan sebagai pilihan terakhir alias senjata pamungkas.
Tupolev, yang dicat putih terang untuk mengurangi efek kilatan
cahaya bom, tiba di titik sasarannya,Novya Zemlya, sebuah kepulauan yang
penduduknya jarang di Laut Barents, wilayah tepi utara Uni Soviet yang
membeku.
Pilot Tupolev, Mayor Andrei Durnovtsev, menerbangkan
pesawat tersebut ke Teluk Mityushikha, sebuah tempat uji coba Soviet,
dengan ketinggian sekitar 10km. Pembom Tu-16 yang lebih kecil dan
dimodifikasi khusus, terbang di sampingnya, siap untuk memfilmkan
ledakan yang terjadi dan memantau sampel udara saat terbang menjauh
dari zona ledakan.
Agar dua pesawat tersebut bisa selamat dari
dampak ledakan -dan ini pun menurut hitung-hitungan, peluang selamatnya
tidak lebih dari 50% - Tsar Bomba dijatuhkan dengan parasut raksasa yang
beratnya hampir satu ton. Bom itu akan perlahan melayang hingga
ketinggian yang telah ditentukan - 3.940 m - baru kemudian meledak. Pada
saat itu, kedua pembom sudah akan berada hampir 50km jauhnya. Ini
diandaikan cukup jauh bagi mereka untuk selamat tak terkena dampak
ledakan.
Tsar Bomba diledakkan pada pukul 11:32 waktu Moskow. Dalam sekejap,
bom tersebut menciptakan bola api setinggi 8km. Bola api bergulung ke
atas akibat kekuatan gelombang kejutnya sendiri. Kilatan cahaya bisa
terlihat dari jarak 1.000km.
Awan jamur bom itu melambung hingga
ketinggian 64km, dengan ujung atasnya melebar terentang sampai hampir
100km dari ujung ke ujung. Pastilah itu -dari jarak yang sangat jauh,
barangkali- pemandangan yang menakjubkan.
Dampaknya terhadap
Novaya Zemlya, sangat dahsyat. Di desa Severny, sekitar 55km dari Ground
Zero, semua rumah hancur total (ibaratnya seperti Kemayoran di Jakarta
yang hancur akibat bom yang jatuh di Kebun Raya Bogor).
Di
berbagai wilayah Soviet yang jauhnya ratusan kilometer dari zona
ledakan, dilaporkan terjadinya kerusakan berbagai jenis: rumah ambruk,
atap jatuh, kerusakan pintu, jendela pecah. Komunikasi radio terganggu
lebih dari satu jam.
Getty Images
Novaya Zemlya, kawasan eksperimen ledakan bom nuklir terbesar sedunia itu.
Tupolev yang dipiloti Durovtsev sangat beruntung bisa selamat.
Gelombang ledakan dari Tsar Bomba sempat menyebabkan pembom raksasa itu
jatuh anjlok lebih dari 1.000m ke bawah sebelum pilot bisa
mengendalikannya lagi.
Seorang juru kamera Soviet yang menyaksikan peledakan tersebut berkisah:
"Awan
di bawah pesawat dan di kejauhan tampak sinar terang akibat pijar
cahaya begitu dahsyat. Lautan cahaya menyebar di bawah dan awan yang
rata mulai bersinar dan menjadi transparan. Pada saat itu, pesawat kami
menerabas dari antara dua lapisan awan dan di bawah sana, sebuah bola
raksasa oranye terang menyeruak. Bola itu kuat dan arogan bak Jupiter."
"Perlahan
dan dalam sunyi ia merambat ke atas ... Setelah menembus lapisan awan
tebal, bola terang itu terus berkembang. Seakan mengisap seluruh bumi ke
dalamnya. Tontonan itu sungguh fantastis, susah dipercaya, ajaib."
Tsar
Bomba membuncahkan energi yang hampir tidak dapat dipercaya - sekarang
diyakini secara luas besarnya 57 megaton, atau 57 juta ton TNT. Itu
lebih dari 1.500 kali bom Hiroshima dan Nagasaki digabungkan, dan 10
kali lebih kuat daripada semua amunisi yang dikerahkan selama Perang
Dunia Kedua. Sensor mencatat gelombang ledakan bom itu mengorbit Bumi
tidak sekali saja , tidak dua kali, tapi tiga kali.
STRINGER/AFP/Getty Images
Pesawat pembom strategis TU-95 dikawal pesawat
tempur MiG-29 dalam sebuah demonstrasi terbang untuk memperingati ulang
tahun Angkatan Udara Rusia.
Ledakan sedahsyat itu tidak mungkin bisa dirahasiakan. AS memiliki
pesat mata-mata yang berjarak hanya beberapa puluh kilometer saja dari
ledakan tersebut. Pesawat itu membawa perangkat optik khusus yang
disebut bhangmeter yang berguna untuk mengukur jangkauan ledakan nuklir
dari jauh. Data dari pesawat dengan kode Speedlight itu digunakan oleh
Panel Evaluasi Persenjataan Asing untuk menghitung hasil uji misterius
ini.
Kecaman internasional segera menyusul, tidak hanya dari AS
dan Inggris, tapi dari beberapa negara di Skandinavia seperti Swedia.
Satu-satunya hal yang bisa disukuri dari awan jamur ini adalah, karena
bola api itu tidak sampai bersentuhan dengan Bumi, maka radiasi yang
diakibatkannya, secara mengejutkan, sangat rendah.
Padahal uji
ledak itu bisa saja menghasilkan dampak sangat berbeda. Terkait
perubahan dalam desainnya untuk mengendalikan sebagian daya yang bisa
dilepaskannya, ledakan Tsar Bomba seharusnya dua kali lebih kuat.
Salah satu arsitek perangkat tangguh ini adalah seorang fisikawan
Soviet bernama Andrei Sakharov - pria yang kemudian terkenal di dunia
karena usahanya untuk membuat dunia terbebas dari senjata yang dia ikut
ciptakan. Dia adalah veteran program bom atom Soviet sejak awal, dan
bagian dari tim yang telah membangun sejumlah bom atom paling awal di
Uni Soviet.
Sakharov mulai mengerjakan perangkat fisi-fusi-fisi
berlapis, suatu bom yang akan menciptakan energi lanjutan dari proses
nuklir di intinya. Proses ini melibatkan pengemasan deuterium - isotop
hidrogen yang stabil - dengan lapisan uranium yang tidak diperkaya.
Uranium
akan menangkap neutron dari deuterium yang menyala dan akan bereaksi
dengan sendirinya. Sakharov menyebutnya sloika, atau kue lapis.
Terobosan ini memungkinkan Uni Soviet untuk membangun bom hidrogen
pertamanya, persenjataan yang jauh lebih kuat daripada bom atom yang
baru diproduksi beberapa tahun sebelumnya.
Sarembo/ullstein via Getty Images
IFisikawan nuklir Soviyet, Andrei Shakarov, menerima hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1975.
Sakharov mendapat perintah dari Khrushchev untuk menciptakan sebuah bom yang lebih kuat dari yang pernah diuji saat itu.
Uni
Soviet perlu menunjukkan bahwa mereka bisa unggul di depan AS dalam
lombasenjata nuklir, kata Philip Coyle, mantan kepala pengujian senjata
nuklir AS di bawah Presiden Bill Clinton, yang menghabiskan 30 tahun
membantu merancang dan menguji senjata atom.
"AS saat itu sangat
jauh di depan karena program yang telah dilakukan sebelumnya untuk
mempersiapkan bom untuk Hiroshima dan Nagasaki. Dan melakukan sejumlah
besar tes di atmosfer sebelum orang-orang Rusia melakukan uji coba
pertamanya.
"Kami sudah berada di depan dan Soviet mencoba
melakukan sesuatu untuk mengatakan kepada bahwa mereka harus
diperhitungkan. Tsar Bomba terutama dirancang untuk menyebabkan dunia
duduk dan memperhatikan Uni Soviet sebagai negara dalam posisi setara
dengan AS," kata Coyle.
Desain aslinya - sebuah bom tiga lapis,
dengan lapisan uranium yang memisahkan setiap tingkat -bisa menghasilkan
100 megaton energi- 3.000 kali ukuran bom Hiroshima dan Nagasaki.
Soviet telah menguji perangkat besar mereka di atmosfer, setara dengan
beberapa megaton, tapi yang ini jelas jauh lebih besar. Beberapa ilmuwan
mulai cemas, bahwa bom itu terlalu besar.
Dengan kekuatan yang
begitu besar, tidak akan ada jaminan bahwa bom raksasa itu tidak menyapu
bagian utara Uni Soviet dengan awan radioaktif raksasa.
ITAR-TASS / Roman Yarovitsin via Gettys Images
Tsar Bomba, di Museum Persenjataan Atom Rusia, Sarov
Itulah kecemasan khusus Sakharov, kata Frank von Hippel, seorang fisikawan di Universitas Princeton.
"Dia
benar-benar khawatir dengan jumlah radioaktivitas yang akan diciptakan
bom itu," katanya, "dan efek genetik yang mungkin terjadi pada generasi
mendatang.
"Itu adalah awal perjalanannya dari seorang perancang bom untuk menjadi pembangkang."
Sebelum
bom itu siap untuk diuji, lapisan uranium yang akan mendorong bom
mencapai hasil raksasanya digantikan dengan lapisan timbal, yang
mengurangi intensitas reaksi nuklir.
Soviet telah membangun
senjata yang begitu kuat sehingga mereka tidak mau mengujinya dalam
kapasitas penuh. Dan itu hanyalah satu dari berbagai masalah terkait
perangkat yang menghancur-leburkan ini.
AFP/Getty Images
Sebuah pesawat pembom Tu-95, di tahun 2008, di Pasifik, dalam gambar yang disebarkan Angkatan laut AS.
Pesawat pembom Tu-95 yang dibuat untuk membawa senjata nuklir Uni
Soviet dirancang untuk membawa senjata yang jauh lebih ringan. Tsar
Bomba ternyata begitu besar sehingga tidak bisa diletakkan pada suatu
rudal, dan begitu berat sehingga pesawat yang dirancang untuk membawanya
aan kehabisan bahan bakar sebelum sampai ke sasaran. Dan, jika bom itu
kekuatannya seperti yang diniakan, pesawat pasti memang hanya akan
melakukan misi sekali jalan.
Bahkan terkait senjata nuklir itu
sendiri, bisa jadi ada sesuatu yang disebut terlalu hebat, kata Coyle,
yang sekarang menjadi anggota Pusat Pengendalian Senjata dan
Non-Proliferasi, sebuah kelompok pemikir yang berbasis di Washington DC.
"Sulit untuk menemukan manfaat dari sesuatu yang diarahkan untuk
meluluh-lantakan kota-kota yang sangat besar," katanya. "(Bom semacam
itu) akan terlalu besar saja untuk digunakan."
Von Hippel setuju.
Menurutnya bom nuklir raksasa yang dijatuhkan bebas sudah tak cocok
juga. (Teknologi) bergerak dalam arah yang berbeda - yakni meningkatkan
akurasi rudal dan penggunaan multi hulu ledak."
Tsar Bomba membawa dampak lain. Itulah yang
dikhawatirkan selama pengujian - yang hanya 20% dari ukuran gabungan
setiap uji atmosfir sebelumnya kata von Hippel - bahwa hal itu
mempercepat akhir pengujian atmosfer pada tahun 1963.
Von Hippel
mengatakan bahwa Sakharov sangat khawatir dengan jumlah karbon
radioaktif 14 yang dipancarkan ke atmosfer - isotop dengan yang masa
paruh hidupnya sangat lama. "Ini antara lain diredam oleh semua karbon
bahan bakar fosil di atmosfer yang melemahkannya," katanya.
Sakharov
khawatir bahwa bom yang lebih besar dari yang diuji tidak akan
dipentalkan oleh gelombang ledakannya sendiri - seperti terjadi pada
Tsar Bomba - dan akan menyebabkan dampak global, menyebarkan debu
beracun di seluruh planet ini.
Alexander Tjagny -Rjadno via Getty Images
Andrei Dmitrievich Sakharov bersama isterinya,
Jelena Bonner dalam sebuah unjuk rasa di Moskow, 1989. Jelena Bonner
mewakili Sakharov untuk menerima Nobel Perdamaian 1975, karena suaminya
tak mendapat izin pemerintah Sovyet.
Sakharov menjadi pendukung kuat Larangan Uji-ledak Tertentu pada
1963, dan seorang yang lantang mengecam proliferasi nuklir dan, pada
akhir 1960-an, mengecam sistem pertahanan anti-rudal yang dia cemaskan
akan memacu perlombaan senjata nuklir lain lagi. Dia menjadi semakin
dikucilkan oleh negaranya.
Menjadi seorang pembangkang melawan
penindasan negara yang pada tahun 1975 dianugerahi Hadiah Nobel
Perdamaian, dan dijukuki sebagai "nurani umat manusia," kata Von Hippel.
Tampaknya dalam hal ini Tsar Bomba, memberikan dampak yang sangat berbeda.
CB – Para ilmuwan menemukan lubang hitam (black hole) berukuran sedang, atau 100 ribu kali lebih besar daripada Matahari, yang bersembunyi di Galaksi Bima Sakti.
Para astronom di Jepang mengumpulkan data yang mendukung keberadaan lubang hitam tersebut.
Mereka menjelajahi awan gas molekuler yang terletak di dekat pusat
Bima Sakti, di mana gas tersebut bergerak dengan kecepatan yang sangat
berbeda.
Menurut laman Time, Jumat 8 September 2017, saat mempelajari awan tersebut, mereka melihat segumpal gas yang tampaknya bergerak menuju pusat awan.
Akan tetapi, gumpalan tersebut hanya membentuk kumparan di sekitar pusat awan karena adanya kekuatan gravitasi masif.
Dalam sebuah laporan di Nature Astronomy yang diterbitkan pada Senin lalu, para ilmuwan mengatakan lubang hitam tidak memancarkan cahaya sendiri.
Dengan demikian, untuk menemukannya mereka kerap mencari bukti bahwa ada gangguan gravitasi di dekatnya.
Selain
itu, dekat kumpulan gas tersebut ada sumber gelombang radio yang
menyerupai Sagitarius A, lubang hitam raksasa di pusat Bima Sakti.
Kesamaan ini mengindikasikan adanya lubang hitam berukuran sedang.
Meski
para ilmuwan memiliki data yang mendukung keberadaan lubang hitam
supermasif dan kecil, tapi mereka tidak memiliki bukti mengenai lubang
hitam berukuran sedang.
Seperti diketahui, lubang hitam bisa
terbentuk setelah bekas inti dari galaksi lain diserap oleh Bima Sakti.
Jika penemuan ini terkonfirmasi kebenarannya, maka bisa dikatakan
galaksi di Tata Surya tumbuh dengan 'saling memakan' mereka sendiri.
Rudal Korea Utara yang diluncurkan dan terbang di langit Jepang
CB – Korea Utara telah mengembangkan rudal
selama beberapa dekade terakhir. Rudal ini kebanyakan berasal dari roket
artileri rancangan Perang Dunia II. Rencananya, senjata berbahaya
tersebut digunakan untuk menguji serangan jarak jauh ke Negeri Paman
Sam, Amerika Serikat.
Dikutip dari BBC, Jumat 8 September
2017, upaya terbaru Korea Utara difokuskan untuk membangun rudal jarak
jauh yang berpotensi mencapai daratan AS. Pada 4 Juli 2017, Pyongyang
mengatakan telah sukses menguji coba pertama dari sebuah rudal balistik
antar benua Intercontinental Ballistic Missile atau ICBM, Hwangsong-14.
Korea Utara menyampaikan, rudal ini bisa menghantam bagian manapun di
dunia.
Namun, militer AS menggambarkannya hanya sebagai rudal jarak menengah
dan sejumlah pakar pun mengatakan, rudal itu hanya dapat mencapai
wilayah Alaska saja.
Korea Utara tak berhenti. Pada 28 Juli 2017,
negeri yang dipimpin Kom Jong-il itu melakukan uji ICBM kedua dan
terakhir, dengan rudal yang bisa mencapai ketinggian sekitar 3.000
kilometer dan mendarat di laut lepas Jepang. Pyongyang juga menampilkan
dua jenis ICBM, yang dikenal sebagai KN-08 dan KN-14, pada parade
militer sejak 2012. Dibawa dan diluncurkan dari belakang truk yang
dimodifikasi, KN-08 tiga tingkat (three-stage) diyakini memiliki jangkauan sekitar 11.500 kilometer.
Sedangkan KN-14 nampaknya merupakan rudal dua tahap (two-stage), dengan
jarak tempuh sekitar 10.000 kilometer. Akan tetapi sejauh ini rudal ini
belum ada yang diuji dan hubungannya dengan rudal Hwasong-14 tidak
jelas. Mengapa ICBM?
Rudal balistik antar
benua dipandang sebagai 'kata terakhir' yang menggambarkan kekuatan
super dari sebuah negara. Seluruh tipe ICBM dirancang sama, yaitu roket
multi-tingkatan (multi-stage) yang didukung oleh bahan bakar padat atau cair, dan membawa muatan senjata mereka keluar dari atmosfer Bumi ke luar angkasa.
Muatan
senjata itu, yang biasanya terdiri dari bom termonuklir, kemudian masuk
kembali ke atmosfer dan langsung meledak. Entah itu di langit atau
langsung di atas sasarannya. Beberapa ICBM memiliki Multiple
Independently Reentry Vehicle yang ditargetkan (MIRV).
Ini adalah
muatan rudal balistik berisi beberapa hulu ledak, masing-masing mampu
menghantamkan diri ke salah satu dari kelompok target. Mirv memiliki
banyak hulu ledak dan perangkap yang memungkinkannya menyerang beberapa
target dan membingungkan sistem pertahanan rudal. Program rudal Korut
Program
rudal Korea Utara dimulai dengan Scud, serangkaian rudal balistik
taktis yang dikembangkan oleh Uni Soviet selama Perang
Dingin. Pengembangan pertama rudal Korut diduga pertamanya dilaporkan
datang melalui Mesir pada 1976. Lalu, pada 1984, Korea Utara mulai
membangun rudal versinya sendiri yang disebut Hwasong. Rudal ini
diperkirakan memiliki jangkauan maksimum sekitar 1.000 kilometer dan
membawa hulu ledak konvensional, kimia dan mungkin biologis.
Setelah
Hwasong, kemudian lahirlah Nodong yang merupakan perpaduan dari Hwasong
dan Scud. Jarak tempuhnya pun mencapai 1.300 kilometer. Dalam analisis
pada April 2016, lembaga riset berbasis di Inggris, International
Institute for Strategic Studies mengatakan, rudal tersebut adalah sistem
yang terbukti dapat menyerang seluruh Korea Selatan dan sebagian besar
Jepang.
Setelah Nodong, hadir lagi rudal yang lebih mumpuni
bernama Musudan, yang baru-baru ini diuji pada 2016. Beberapa pihak
memperkirakan jarak tempuh rudal ini. Intelijen Israel memprediksi
Musudan bisa terbang sejauh 2.500 kilometer, Sedangkan Badan Pertahanan
Rudal AS menyatakan Musudan bisa mencapai sekitar 3.200 kilometer, dan
sumber lain menyebut mencapai 4.000 kilometer.
Perkembangan lain
terjadi pada Agustus 2016, ketika Korea Utara mengumumkan mereka telah
menguji rudal balistik berbasis darat ke darat, sebuah rudal balistik
jarak menegah ke jarak jauh yang disebut Pukguksong. Rudal ini memiliki
jarak tempuh sejauh 1.000 kilometer.
ilustrasi: Upaya pemulihan layananan
konektivitas pelanggan satelit Telkom 1 akhirnya tuntas 100 persen. Hal
ini dikonfirmasi oleh PT Telkom Indonesia Tbk (persero).
(WikiImages/Pixabay)
Jakarta, CB --
Upaya pemulihan layanan konektivitas pelanggan satelit Telkom 1
akhirnya tuntas 100 persen. Hal ini dikonfirmasi oleh PT Telkom
Indonesia Tbk (persero).
Dikutip dari Antara, Mereka juga mengungkapkan bahwa pemulihan ini sesuai dengan target pada Minggu (10/9).
"Kami
yakin, sampai nanti pukul 00.00 WIB bisa selesai 100 persen," ujar
Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga dalam konferensi pers di Crisis
Center Telkom, Minggu (10/9).
Alex mengungkapkan bahwa sistem
pemulihan satelit ini berhasil selesai sesuai target karena bantuan
berbagai pihak. PIhak yang dimaksud Alex antara lain Kementerian BUMN,
Kemkominfo, Bank Indonesia, OJK, YLKI, TNI, dan semua warga Indonesia.
"Secara
khusus kami menyampaikan apresiasi kepada 2.195 petugas Telkom yang
selalu siaga dan bekerja keras selama 7x24 jam," katanya.
Untuk layanan ATM sendiri Alex mengungkapkan 1.151 ATM sudah normal
hari ini. Dia juga menyatakan bahwa ATM BTN sudah pulih sepenuhnya.
Dari total 15.019 sites layanan pelanggan, terdapat sebanyak 11.574 sites layanan ATM dan 3.445 layanan Non ATM.
Untuk
mempercepat recovery sejumlah sites yang mengalami kendala saat proses
repointing antena, Telkom menggunakan jaringan fiber optik sebanyak 5
persen dan menggunakan jaringan selule (machine to machine/M2M) sebanyak
14 persen.
"Repointing bukan masalah menggeser arah VSAT sesuai
transponder yang digunakan tetapi lebih pada faktor non teknisi seperti
kondisi cuaca dan wilayah yang sulit dijangkau," ucap Alex.
Ia menggambarkan, repointing sebenarnya bisa dilakukan
paling lama 2-3 jam, hanya saja banyak daerah yang sulit dijangkau dan
mencapai 2-3 hari, salah satunya adalah di Masalembo, Pulau Pani dan
Pulau Beras.
Meski pemulihan sudah selesai 100 persen, namun
Alex memastikan akan melanjutkan fungsi Crisis Center Nasional yaitu
untuk memonitor layanan untuk memastikan kestabilan dan kualitas layanan
kepada pelanggan.
Selain itu, dia juga akan mengembalikan solusi
sementara ke solusi permanen, selambatnya dalam waktu dua bulan dan
memproses pengaman slot orbit 108 derajat BT ke International
Telecommunication Union (ITU) bersama Kemkominfo.
Pesawat ulang-alik X-37B. Foto:suasnews.com. CB, Florida - Pada hari Kamis pagi, 7 September 2017, SpaceX berhasil meluncurkan drone antariksa rahasia X-37B dari Cape Canaveral di Florida, sebagaimana dilaporkan LA Times.
Misi ini dijadwalkan berlangsung 270 hari, namun Angkatan Udara
menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa durasi sebenarnya bergantung
pada tujuan pengujian, kinerja drone di orbit dan kondisi pada fasilitas
pendaratan.
Dengan kata lain, tidak ada yang tahu berapa lama drone itu akan
melakukan tugasnya. Juga tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan
pesawat ruang angkasa ini.
Di darat, X-37B terlihat mungil, tidak jauh lebih tinggi dari pada
orang. Lebar sayapnya berukuran kurang dari 15 kaki (4,5 meter), dan
beratnya hanya 11.000 pound (5 ton). Tapi selama enam penerbangan,
pesawat ini terbukti menjadi pesawat ruang angkasa kecil yang kokoh,
menghabiskan hampir enam tahun menyelidik lingkungan yang keras di
antariksa.
Pada sebuah catatan, Angkatan Udara AS mengatakan bahwa tujuan
utama X-37B ada dua: "teknologi pesawat antariksa yang dapat digunakan
kembali untuk masa depan Amerika di antariksa dan menjalankan eksperimen
yang dapat dibawa kembali dan diuji di Bumi."
Pada penerbangan kali ini, Angkatan Udara hanya mengatakan bahwa
misinya adalah untuk membawa satelit kecil. "Menunjukkan peluang lebih
besar untuk akses antariksa cepat dan pengujian orbit terhadap teknologi
antariksa yang sedang berlangsung," ujar Angkatan Udara Amerika.
Lembaga ini juga mengatakan akan menguji elektronika eksperimental di
lingkungan tanpa bobot.
Tetapi pada saat antariksa menjadi lingkungan yang diperebutkan,
memiliki pesawat antariksa yang mengorbit dengan potensi untuk tetap
waspada terhadap cuaca, musuh atau satelit, sambil menguji teknologi
baru, bisa sangat bermanfaat.
Misi drone antariksa ini juga penting karena menandai SpaceX untuk pertama kali dipilih melakukan peluncuran untuk Angkatan Udara.
WARSAWA
- Rusia menyatakan kemarahannya setelah Polandia meratakan monumen
Tentara Merah yang berjuang membebaskan negara itu dari Nazi Jerman.
Rusia mengatakan tindakan tersebut merupakan tindakan vandalisme yang
melanggar kesepakatan bilateral kedua negara.
Butuh waktu kurang
dari 20 menit bagi pihak berwenang Polandia untuk meruntuhkan monumen
tersebut, yang dibangun oleh Tentara Merah pada tahun 1945 di kota
Trzcianka di Polandia. Monumen itu dibangun untuk mengenang 56 tentara
Soviet yang menyerahkan hidup mereka di medan perang.
"Kami
menganggap insiden yang memalukan ini sebagai ilustrasi dan konsekuensi
langsung dari kebijakan anti-Rusia pemerintah Polandia antara lain di
bidang peringatan," kata Kementerian Luar Negeri Rusia, dalam sebuah
pernyataan, seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (10/9/2017).
"Kurangnya
penghormatan terhadap kenanang akan perang dan para pahlawannya yang
ditampilkan oleh Polandia mirip dengan kebiadaban," sambung penyataan
itu.
Garis anti-Rusia yang diambil oleh pemerintah incumbent dari
partai Hukum dan Peradilan, Jaroslaw Kaczynski, baru-baru ini
mengakibatkan pembatasan Rusia untuk mengambil bagian dalam proyek
multi-nasional untuk membuat sebuah monumen peringatan baru di lokasi
kamp kematian Nazi Sobibor yang terkenal. Padahal Moskow telah
menjanjikan kontribusi keuangan yang signifikan.
"Tujuan untuk
tidak membiarkan Rusia bergabung dengan para peserta proyek adalah
bagian dari Russophobia Warsawa, yang telah ditunjukkan secara terbuka
baru-baru ini. Polandia juga bertujuan untuk memaksakan versi sejarah
mereka sendiri dengan meremehkan peran Uni Soviet dan Red Army sebagai
pembebas dalam Perang Dunia II," kata Menteri Luar Negeri Rusia.
Kepala
misi peringatan militer Kementerian Pertahanan Rusia di Polandia,
Aleksey Fomichev, mengatakan Polandia telah dua kali mengajukan
permohonan ke kedutaan besar Rusia mengenai masalah itu. Namun, Warsawa
tidak bisa memberikan bukti bahwa tidak ada sisa-sisa tentara Rusia di
kuburan massal tersebut.
"Berdasarkan semua dokumen tetap ada
(di dalam kuburan massal); Tidak ada makalah tentang penggalian atau
penguburan kembali," tegas Fomichev.
Fomichev mengungkapkan bahwa
delegasi Rusia dan otoritas lokal Polandia telah membahas kemungkinan
termasuk memorial dalam daftar monumen bersejarah yang dijaga oleh
undang-undang tentang warisan budaya tiga minggu sebelum pembongkaran,
dimana kedutaan Rusia diberitahukan begitu hal itu sedang dilakukan.
Kementerian
Pertahanan Rusia juga ikut mengecam kebijakan Polandia. Kementerian
Pertahanan Rusia mengaku "sangat marah" dengan menginjak ingatan akan
orang-orang yang membebaskan dunia dari wabah fasisme.
MANILA
- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam akan memberlakukan sebuah
undang-undang darurat militer di seluruh Filipina. Darurat militer ini
akan diterapkan jika pemberontak komunis melakukan kekerasan di jalanan.
Duterte
menegaskan, ancaman ini bukanlah omong kosong belaka. Dia menyatakan,
jika ada anggota pemberontak komunis melakukan aksinya, maka dia tidak
akan segan-segan menerapkan darurat militer dan operasi besar-besaran
untuk memberangus pemberontak komunis.
"Saya tidak berusaha
menakutimu. Jangan melakukan kesalahan dengan melakukan pemberontakan,
di mana ada pertempuran di jalanan. Saya tidak akan ragu untuk
memberlakukan darurat militer di seantero negeri dan memerintahkan
penangkapan semua orang," ucap Duterte, seperti dilansir Anadolu Agency
pada Minggu (10/9).
Beberapa waktu lalu Duterte sempat
menekankan, bahwa perundingan damai dengan Partai Komunis Filipina
(CPP), yang ditangguhkan pada bulan Juli menyusul serangkaian serangan
pemberontak hanya akan dilanjutkan jika CPP mengumumkan gencatan
senjata.
Sebagai tanggapan pernyataan Duterte tersebut, pendiri
CPP yang diasingkan Jose Maria Sison, pada hari Sabtu mengumumkan
penghentian negosiasi dengan pemerintah Duterte.
"Jalur tersebut
telah ditarik untuk memisahkan, melawan dan menggulingkan rezim Duterte.
Duterte akan kesulitan untuk meyakinkan kami lagi," kata Sison yang
saat ini tinggal di Belanda.
Sison kemudian menyebut Duterte
sebagai pembohong, tidak dapat dipercaya, dan mengatakan bahwa pemimpin
Filipina itu benar-benar gila.
MANILA
- Presiden Filipina Rodrigo Duterte melemparkan kecaman kepada para
aktivis HAM, khususnya kepada Dewan HAM PBB terkait dengan krisis
Rohingya. Duterte menilai, para aktivis HAM tersebut lebih banyak diam
soal krisis yang terjadi di Myanmar.
Duterte menyatakan, para
aktivis HAM tersebut sangat keras dalam menentang operasi anti-narkoba
di Filipina, namun mereka tidak terlalu banyak bicara mengenai krisis
yang menimpa Rohingnya.
"Meskipun berada di pusat berita
internasional, kelompok HAM tidak mengkritik Aung San Suu Kyi atas
kegagalannya menyelesaikan krisis di Myanmar, dimana Muslim Rohingya
dibantai di sana," kata Duterte, seperti dilansir Anadolu Agency pada
Minggu (10/9).
Namun, bertentangan dengan pernyataan Duterte,
Human Rights Watch (HRW) telah menyatakan kecaman atas krisis Rohingya,
dan mendesak PBB untuk mengadakan pertemuan darurat untu membahas hal
ini.
Ini juga meminta PBB untuk memperingatkan pemerintah Myanmar
bahwa mereka akan menghadapi sanksi berat kecuali jika mereka
mengakhiri kampanye brutal terhadap komunitas Rohingya.
YANGON
- Myanmar menyatakan menolak sebuah gencatan senjata yang diumumkan
oleh Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA). ARSA mengusulkan gencatan
senjata untuk memungkinkan penyampaian bantuan kepada ribuan orang
terlantar di negara bagian Rakhine. Militer Myanmar menuturkan, mereka
tidak melakukan negosiasi dengan teroris.
"Kami tidak memiliki
kebijakan untuk bernegosiasi dengan teroris," kata militer Myanmar dalam
sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Minggu (10/9).
Seperti
diketahui, kemarin ARSAN mengumumkan gencatan senjata unilateral selama
sebulan dalam perang melawan tentara Myanmar. Tujuannya, untuk
memberikan kesempatan kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan menolong
warga Rohingya di Rakhine.
”ARSA sangat menganjurkan semua aktor
kemanusiaan yang peduli untuk melanjutkan bantuan kemanusiaan mereka
kepada semua korban krisis kemanusiaan, terlepas dari latar belakang
etnis atau agama selama periode gencatan senjata,” kata kelompok itu.
Dalam pernyataan, ARSA juga meminta militer Myanmar untuk sementara
waktu meletakkan senjatanya.
Hampir 300.000 orang Rohingya telah
melarikan diri dari Rakhine ke Bangladesh. Sedangkan sekitar 30.000
warga sipil non-Muslim di Rakhine telah dipindahkan ke wilayah Myanmar
yang lebih aman, setelah militer melancarkan serangan balik menyusul
serangan ARSA terhadap 30 pos polisi dan sebuah pangkalan militer pada
25 Agustus lalu yang menewaskan 12 petugas.
Para saksi mata mengatakan, beberapa desa Rohingya telah terbakar habis sejak operasi pasukan keamanan Myanmar diluncurkan.
Kelompok Bersenjata Rohingya Umumkan Gencatan Senjata
Lebih dari 300 ribu warga Rohingya
telah mengungsi ke Bangladesh dan sebanyak 30 ribu warga non-Muslim
telah direlokasi ke Myanmar. (REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)
Jakarta, CB --
Kelompok bersenjata Pasukan Penyelamat Rohingya Arakan (ARSA)
menyatakan gencatan senjata selama satu bulan, yang terhitung mulai hari
Minggu (10/9) waktu setempat, untuk memberikan kesempatan bagi kelompok
kemanusiaan memberikan bantuan di wilayah barat Myanmar.
Dilansir
dari Reuters, lebih dari 300 ribu warga Rohingya telah mengungsi ke
Bangladesh dan sebanyak 30 ribu warga non-Muslim telah direlokasi ke
Myanmar, setelah kelompok militer pemerintah melakukan perlawanan atas
serangan yang dilakukan oleh ARSA.
Serangan yang terjadi pada 25 Agustus lalu merusak 30 pos polisi dan pangkalan militer.
“ARSA
meminta seluruh kelompok kemanusiaan untuk kembali membantu seluruh
korban, terlepas dari latar belakang etnis dan agama, selama periode
gencatan senjata,” kata ARSA melalui keterangan resminya.
Tragedi
Rohingya di Myanmar membuat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan
bantuannya. PBB dan mitranya membuat rencana untuk menyediakan bantuan
bagi ratusan ribu pengungsi Rohingya.
Bantuan yang akan diberikan adalah makanan, tenda, air bersih, layanan kesehatan, dan bantuan lainnya.
Menurut
kantor berita MENA dikutip dari Antara, bantuan ini akan diberikan
sampai akhir tahun 2017. Dana untuk menyediakan bantuan senilai US$7
juta ini dikeluarkan dari dana darurat PBB.
Badan penyedia bantuan PBB tersebut sudah memiliki tim di COx's Bazar, tempat warga Rohingya bermukim sementara.
Selain
itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pun mendesar pemerintah
Myanmar untuk segera mengakhiri masalah kejam dengan Rohingya. Ia juga
meminta pemerintah Myanmar untuk menarik kebijakan lamanya serta
memberikan status warga negara kepada warga Rohingya.
NEW YORK
- Kedutaan Besar Arab Saudi di Washington, Amerika Serikat (AS) dituduh
mendanai serangan teroris 11 September 2001 atau 9/11 terhadap World
Trade Center (WTC), Pentagon dan area di Pennsylvania.
Surat kabar New York Post melaporkan, sebuah bukti baru sedang digunakan publik AS korban serangan untuk mengajukan gugatan class action terhadap pemerintah Saudi.
Laporan
yang mengutip bukti berupa dokumen itu menyebut bahwa kedutaan
tersebut membayar dua warga negara Saudi untuk terbang dari Phoenix ke
Washington dua tahun sebelum pesawat yang dibajak para teroris menabrak
menara kembar WTC, Pentagon, dan menyerang lapangan di Pennsylvania
sebagai bagian dari ”operasi kering” untuk serangan tersebut.
Arab Saudi selalu membantah terlibat dalam serangan 9/11 yang menewaskan hampir 3.000 orang.
Pengacara
korban menyatakan bahwa bukti tersebut menunjukkan pola dukungan
finansial dan operasional untuk konspirasi serangan 9/11 dari sumber
resmi Saudi.
Bukti tersebut selanjutnya dapat memperkuat klaim
bahwa karyawan dan agen Arab Saudi mengarahkan dan mendukung pembajak
pesawat yang melakukan serangan teror.
”Bukti, beserta sebagian
besar dari apa yang telah diajukan, adalah sindiran mendalam,” kata
Waleed Nassar, seorang pengacara sengketa internasional yang mewakili
dua badan amal Saudi. Dua badan amal itu ikut digugat selain pemerintah
Riyadh.
”Beban penggugat adalah untuk menunjukkan sesuatu yang
lebih langsung dan itulah satu-satunya harapan mereka untuk memiliki
Arab Saudi tetap dalam proses pengadilan,” kata Nassar.
Bukti
dokumen itu sebenarnya mengutip dokumen resmi FBI yang berisi tuduhan
bahwa mahasiswa Saudi, Mohammed al-Qudhaeein dan Hamdan al-Shalawi,
sebenarnya adalah anggota jaringan agen Kerajaan Saudi di AS, dan
berpartisipasi dalam persekongkolan tersebut.
Selama penerbangan
pada bulan November 1999, orang-orang Saudi tersebut dilaporkan telah
mencoba masuk ke kokpit pesawat untuk menguji keamanan. Pilot melakukan
pendaratan darurat karena insiden tersebut dan keduanya telah
diinterogasi oleh FBI, tapi pada akhirnya dibiarkan pergi.
FBI mengonfirmasi tiket pesawat pria tersebut dibayar oleh Kedutaan Besar Arab Saudi di Washington.
Bill Law, seorang jurnalis yang mengkhususkan diri pada urusan Teluk, mengatakan kepada Al Jazeera, yang dilansir Senin (11/9/2017), bahwa klaim tersebut hanya sebuah tuduhan.
Dia
ragu pemerintah Saudi terlibat langsung, namun ada kemungkinan
orang-orang dekat atau mungkin keluarga penguasa Saudi telah
memfasilitasi “operasi kering” dari apa yang kemudian menjadi serangan
9/11 yang mengerikan.
PYONGYANG
- Pemerintah Korea Utara (Korut) melontarkan ancaman mengerikan
terhadap Amerika Serikat (AS), termasuk menggunakan cara apa saja untuk
membuat Washington menderita sepanjang sejarah.
Pyongyang
menyebut AS sebagai “binatang haus darah” yang bermimpi membalikkan
pembangunan kekuatan nuklir Korut yang sudah sampai pada tahap
penyelesaian.
Ancaman itu sebagai balasan terhadap pemerintah
Donald Trump yang berjanji mendorong lebih banyak sanksi terhadap rezim
Kim Jong-un. Ancaman balasan disampaikan Kementerian Luar Negeri
Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK).
“AS harus sepenuhnya
sadar bahwa selama hal itu bertahan dengan konfrontasi politik, ekonomi
dan militer yang intens dengan DPRK, dengan peringatan kerasnya yang
berulang, yang pertama tidak akan pernah bisa menghindari kepunahan
permanennya,” kata kementerian itu.
Menurut kementerian tersebut,
usaha Amerika untuk benar-benar menghapuskan kedaulatan Korea Utara dan
hak atas eksistensinya telah mencapai fase yang sangat sembrono.
Pyongyang
menuduh Washington mencoba membuat resolusi sanksi paling keras dengan
memanipulasi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) terkait
uji coba bom hidrogen terbaru yang memiliki keunggulan.
”Alih-alih
membuat pilihan yang tepat berdasarkan analisis rasional terhadap
situasi keseluruhan, AS mencoba menggunakan langkah-langkah defensif
diri DPRK sebagai alasan untuk mencekik dan mencekik sepenuhnya,” lanjut
kementerian tersebut, seperti dikutip kantor berita negara Korut, KCNA, Senin (11/9/2017).
“AS
seperti binatang haus darah yang terobsesi dengan mimpi liar untuk
membalikkan pembangunan kekuatan nuklir negara Korea yang telah mencapai
tahap penyelesaian,” imbuh Kementerian Luar Negeri DPRK.
“Tidak
mungkin Korea Utara menunggu dan membiarkan pesta AS di atasnya, dan
Korea Utara akan memastikan benar bahwa AS membayar harga mahal. DPRK
siap dan mau menggunakan cara apa saja,” sambung kementerian tersebut.
Ancaman
balasan ini muncul di saat Kim Jong-un menggelar pesta besar-besaran
dengan mengundang para ilmuwan nuklirnya untuk merayakan kesuksesan uji
coba senjata nuklir jenis bom hidrogen.
”Langkah-langkah yang
akan diambil oleh DPRK akan menyebabkan rasa sakit dan penderitaan
terbesar yang pernah dialami Amerika sepanjang sejarah,” kata
Kementerian Luar Negeri DPRK.
”Dunia akan menyaksikan bagaimana
DPRK menjinakkan gangster AS dengan melakukan serangkaian tindakan lebih
keras daripada yang pernah mereka bayangkan.”
Sebelumnya, Senator top AS John McCain mengatakan bahwa Washington perlu
meningkatkan tindakan melawan Korea Utara dan mengirim pesan kepada
pemimpin “negara nakal” tersebut.
Ketua Angkatan Bersenjata Senat AS tersebut mengatakannya kepada CNN dalam program “State of the Union”. “Jika dia (rezim Kim Jong-un) bertindak secara agresif, ganjarannya akan punah,” katanya.
Komentarnya
muncul setelah Presiden Donald Trump mengatakan bahwa tindakan militer
masih menjadi pilihan, namun China, Jepang, Rusia dan negara-negara lain
akan mendorong ke solusi politik.
PARIS
- Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres, mengatakan bahwa
pertikaian mengenai program nuklir dan rudal Korea Utara (Korut) adalah
krisis terburuk di dunia selama bertahun-tahun. Guterres pun mengaku
khawatir karenanya.
"Sampai saat ini, kami telah memiliki perang
yang telah dimulai setelah keputusan yang matang," ujar Guterres dalam
sebuah wawancara dengan majalah Prancis.
"Tapi kita juga tahu
bahwa konflik lain telah dimulai melalui eskalasi yang disebabkan tidur
berjalan. Kita harus berharap bahwa keseriusan ancaman ini membuat kita
berada di jalur penalaran sebelum terlambat," sambungnya.
"Ini
adalah krisis paling serius yang harus kita hadapi bertahun-tahun,"
katanya, mengakui bahwa dia sangat khawatir seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (10/9/2017).
Guterres
mengatakan bahwa pertanyaan utamanya adalah membuat Korut menghentikan
program rudal nuklir dan balistik serta menghormati resolusi Dewan
Keamanan PBB.
"Tapi kita juga harus menjaga kesatuan Dewan
Keamanan dengan segala cara, karena ini satu-satunya alat yang bisa
melakukan inisiatif diplomatik dengan peluang sukses," jelasnya.
Amerika
Serikat (AS) telah meminta Dewan Keamanan untuk memberikan suara pada
hari Senin untuk menjatuhkan sanksi lebih keras terhadap Pyongyang,
meskipun ada perlawanan dari China dan Rusia.
Sebuah
rancangan resolusi yang disodorkan AS menyerukan embargo minyak ke
Korut, membekukan aset Kim Jong-un, larangan tekstil dan larangan
pekerja asal Korut.
Sumber
diplomatik mengatakan Rusia dan China menentang tindakan tersebut
secara keseluruhan, kecuali larangan tekstil, dalam sebuah pertemuan
para ahli pada hari Jumat.
BRUSSELS
- Seketaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg menyatakan Korea Utara
(Korut) adalah ancaman bagi dunia internasional dan membutuhkan respon
secara global. NATO, lanjut Stoltenberg, akan turut merespon ancaman
tersebut.
"Perilaku sembrono Korut adalah ancaman global dan
memerlukan respon global dan tentu saja juga termasuk NATO," kata
Stoltenberg dalam sebuah wawancara dengan BBC, seperti dilansir Reuters
pada Minggu (10/9).
Namun, dalam wawancara tersebut Stoltenberg
menolak untuk mengatakan apakah wilayah Guam di Amerika Serikat (AS),
yang terancam oleh Korut, turut masuk dalam Pasal 5 NATO, yang
mengatakan bahwa serangan terhadap satu anggota merupakan serangan
terhadap semua anggota NATO.
"Kami sekarang benar-benar fokus
pada bagaimana kita bisa berkontribusi pada penyelesaian konflik yang
damai," sambungnya dalam wawancara tersebut.
Sebelumnya,
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan bahwa pertikaian
mengenai program nuklir dan rudal Korut adalah krisis terburuk di dunia
selama bertahun-tahun. Guterres pun mengaku khawatir karenanya.
"Sampai
saat ini, kami telah memiliki perang yang telah dimulai setelah
keputusan yang matang. Tapi, kita juga tahu bahwa konflik lain telah
dimulai melalui eskalasi yang timbul. Kita harus berharap bahwa
keseriusan ancaman ini membuat kita berada di jalur penalaran sebelum
terlambat. Ini adalah krisis paling serius yang harus kita hadapi
bertahun-tahun," ucap Gutteres.
MOSKOW
- Wakil kepala Komite Urusan Luar Negeri Rusia Negara Duma, Alexei
Chepa menyatakan, Rusia tengah mempertimbangkan untuk menyetujui
resolusi baru Dewan Keamanan (DK) PBB soal Korea Utara (Korut). Negara
Duman merupakan Parlemen rendah di Rusia.
Chepa menyatakan, Rusia
mungkin saja menyetujui resolusi yang digagas oleh Amerika Serikat (AS)
tersebut, jika resolusi itu fokus pada upaya untuk menghentikan uji
coba nuklir Korut dan bukan pada sanksi tambahan yang lebih luas.
"Jika
resolusi ini menyangkut menghentikan uji coba nuklir, maka saya pikir
kami akan mendukungnya. Jika resolusi ini menyangkut semacam sanksi satu
sisi, yang tidak membawa hasil apapun, dan kami akan melihatnya, maka
kami dapat menahan diri dari mendukung resolusi seperti itu. Semuanya
bergantung pada resolusi, pada teks yang akan dipresentasikan," ucap
Chepa, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (10/9).
Dia kemudian
mengatakan, Rusia tidak pernah memegang posisi sepihak dalam masalah
internasional manapun, dengan menekankan bahwa Moskow selalu
mempertimbangkan semua faktor yang relevan sebelum mengambil keputusan
dengan baik.
Seperti diketahui, AS telah mengajukan sebuah
resolusi baru di DK PBB mengenai Korut. Resolusi itu lebih cenderang
pada pemberian sanksi baru kepada Korut, di mana ada tiga poin dalam
resolusi yang diajukan oleh AS tersebut.
Pertada adalah pembekuan
aset pemimpin Korut Kim Jong-un di luar negeri dan melarangnya
meninggalkan negaranya. Lau resolusi sanksi dari Washington berisi
embargo minyak ke Pyongyang serta larangan negara komunis tersebut
mengekspor tekstil. Selain itu, AS meminta semua negara tidak
mempekerjakan pekerja Korut di luar negeri
PYONGYANG
- Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, dilaporkan mendesak
ilmuwan negara tersebut untuk memperkuat usaha mereka untuk
mengembangkan kemampuan nuklir. Begitu laporan kantor berita Korut,
KCNA.
Menurut KCNA, Jong-un mengatakan para ilmuwan Korut harus
memajukan penelitian ilmiah mereka untuk memperkuat kekuatan penangkal
nuklir Pyongyang.
"Berkat ekonomi independen, konsorsium
ilmuwan, tentara dan rakyat, kemenangan terakhir revolusi ideologi Juche
telah ditentukan sebelumnya," kata Jong-un seperti dilansir dari Sputnik, Minggu (10/9/2017).
Juche
adalah ideologi resmi yang dianut di Korut. Juche mengandung prinsip
bahwa "manusia menguasai segala sesuatu dan memutuskan segala sesuatu".
Juche mengandung pengertian "self-reliance" atau "percaya pada kemapuan
sendiri". Ideologi ini pertama kali dicetuskan oleh Kim Il-sung sekitar
awal tahun 1955.
Pada awal bulan ini, Korut mengumumkan bahwa
mereka berhasil menguji bom hidrogen yang dapat dimuat ke rudal balistik
antar benua (ICBM) yang memicu kecaman di seluruh dunia. Beberapa hari
sebelum uji coba, Pyongyang meluncurkan rudal di atas Jepang.
Korut
mengatakan bahwa pihaknya perlu mengembangkan senjata untuk melindungi
dirinya dari agresi Amerika Serikat (AS). Negara ini terus mengejar
program nuklir dan misilnya untuk menentang kecaman internasional. Rezim
Pyongyang pun telah mengancam melakukan aksi yang lebih banyak sebagai
tanggapan atas sanksi PBB yang baru dan tekanan AS.
Pemimpin
Korea Utara Kim Jong-un terlihat dalam sebuah perayaan untuk ilmuwan
dan insinyur nuklir yang berkontribusi dalam percobaan bom hidrogen,
dalam foto tidak bertanggal yang disiarkan oleh Pusat Agensi Berita
Korea Utara (KCNA) di Pyongyang, Minggu (10/9/2017). (KCNA via
REUTERS/cfo/17)
Seoul (CB) - Korea Utara pada Senin memperingatkan bahwa
Amerika Serikat akan membayar "harga yang pantas" karena mempelopori
resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) guna menentang
uji nuklir terkininya sementara Washington menekan pemungutan suara
mengenai draf resolusi untuk menerapkan lebih banyak sanksi terhadap
Pyongyang.
Amerika Serikat (AS) ingin Dewan Keamanan PBB
menerapkan embargo minyak terhadap Korea Utara, menghentikan ekspor
utama tekstil negara itu dan menjadikan pemimpinnya Kim Jong-un sebagai
subjek pengekangan finansial dan pelarangan perjalanan menurut draf
resolusi yang dilihat kantor berita Reuters.
Juru bicara Menteri
Luar Negeri Korea Utara mengatakan AS "menjadi panik" untuk memanipulasi
Dewan Keamanan berkenaan dengan uji nuklir Pyongyang yang menurut
negara itu merupakan bagian dari "tindakan pertahanan diri sah."
"Kalau
AS akhirnya mendorong 'resolusi' ilegal dan melanggar hukum mengenai
sanksi yang lebih kuat, DPRK harus benar-benar memastikan bahwa AS
membayar harga yang pantas," kata juru bicara dalam satu pernyataan yang
disiarkan oleh kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA.
DPRK merupakan kependekan dari nama resmi Korea Utara, Democratic People’s Republic of Korea.
"Dunia
akan menyaksikan bagaimana DPRK menjinakkan gangster AS dengan
melakukan serangkaian tindakan yang lebih keras dari yang pernah mereka
bayangkan," kata sang juru bicara, yang namanya tidak disebutkan.
"DPRK
telah mengembangkan dan menyempurnakan senjata thermo-nuklir super kuat
sebagai alat untuk menghalangi langkah-langkah permusuhan yang terus
meningkat dan ancaman nuklir AS dan meredakan bahaya perang nuklir yang
membayangi semenanjung Korea dan kawasan."
Tidak ada verifikasi
mandiri mengenai klaim bahwa Korea Utara telah menguji bom hidrogen,
namun beberapa ahli mengatakan bahwa ada bukti cukup kuat yang
menunjukkan Pyongyang telah mengembangkan bom hidrogen atau mendekati
pengembangan bom jenis itu menurut warta kantor berita Reuters.
KCNA
mewartakan pada Minggu bahwa Kim menyelenggarakan perjamuan untuk
mengapresiasi para ilmuwan dan petinggi militer serta para pejabat
partai yang berkontribusi pada uji bom nuklir itu.