ilustrasi
Presiden ke-3 RI B.J. Habibie (kedua kanan) didampingi Ketua Akademi
Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Sangkot Marzuki (kanan) menerima
pengukuhan dirinya sebagai salah satu pendiri AIPI pada acara jamuan
makan malam perayaan ulang tahun ke-25 AIPI di Kediaman B.J. Habibie di
kawasan Kuningan, Jakarta, Minggu (24/5/15) malam. (ANTARA FOTO/Widodo
S. Jusuf)
Jakarta (CB) - Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI)
bersama jaringan ilmuwan mudanya,dengan dukungan dari Kementerian
Sekretariat Negara, USAID, dan Pemerintah Australia, menggagas
penyusunan dokumen yang dinamakan “SAINS” (Satu Abad INspirasi Sains)
2045: Agenda Ilmu Pengetahuan Indonesia Menyongsong 100 Tahun
Kemerdekaan.
“Perumusan agenda ini menelaah sains apa yang
dibutuhkan Indonesia untuk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapinya
dalam mewujudkan cita-cita bangsa yang bersatu, berdaulat, adil,
makmur, sejahtera, unggul, kompetitif, dan disegani dunia,” kata
Profesor Jamaluddin Jompa, Ketua Komite Studi SAINS 2045, dalam siaran
pers yang diterima ANTARA News, Selasa.
Dalam perkembangannya,
penyusunan SAINS 2045 juga tidak hanya melibatkan para ilmuwan melainkan
turut didukung oleh Tempo Institute dalam proses penyuntingan serta
Kompas untuk ilustrasi foto.
“Ini benar-benar kolaborasi berbagai bidang keahlian,” ujar Profesor Jamaluddin.
Edisi
Konsultasi SAINS 2045 diluncurkan pada 26 Mei 2015 dalam forum diskusi
kebijakan bertema “Young Scientists Promoting Scientific Culture of
Excellence” di @america.
Diskusi tersebut menghadirkan Ketua
Komite Studi SAINS 2045, Prof. Jamaluddin Jompa; Rektor Universitas
Gadjah Mada, Prof. Dwikorita Karnawati; serta Utusan Khusus Pemerintah
Amerika Serikat di Bidang Sains pada 2010-2012, Dr. Bruce Alberts.
Diskusi
yang dimoderatori Prof. Damayanti Buchori dari Institut Pertanian Bogor
itu dihadiri pula 50 anggota jejaring ilmuwan muda AIPI yang turut
menyumbangkan pikiran dalam proses penulisan SAINS 2045.
SAINS
2045 terdiri atas 45 pertanyaan mendasar yang dikelompokkan dalam
delapan gugus masalah, yaitu: (i) Identitas, Keragaman, dan Budaya; (ii)
Kepulauan, Kelautan, dan Sumber Daya Hayati; (iii) Kehidupan,
Kesehatan, dan Nutrisi; (iv) Air, Pangan, dan Energi; (v) Bumi, Iklim,
dan Alam Semesta; (vi) Bencana Alam dan Ketahanan Masyarakat terhadap
Bencana; (vii) Material dan Sains Komputasional; dan (viii) Ekonomi,
Masyarakat, dan Tata Kelola.
Setelah melalui proses penyusunan
yang cukup panjang, selama sekitar setahun, Edisi Konsultasi dokumen
tersebut kini siap disosialisasikan kepada komunitas ilmiah di perguruan
tinggi dan lembaga penelitian, masyarakat luas, serta para pengambil
kebijakan.
Dokumen tersebut diluncurkan pada 26 Mei 2015, sebagai bagian dalam peringatan 25 Tahun AIPI.
“Sudah
lama sains harus mengalah terhadap berbagai isu lain. Jika kita ingin
Indonesia menjadi negara yang maju, tidak ada waktu lagi untuk
menunggu,” kata Ketua AIPI, Professor Sangkot Marzuki.
Selain meluncurkan Edisi Konsultasi SAINS 2045, AIPI kini membentuk Akademi Ilmuwan Muda Indonesia sebagai langkah lanjutannya.
“Peran
para ilmuwan muda amatlah krusial sebagai pelaku aktif riset di masa
kini dan masa depan. Harapannya, mereka akan menjadi ujung tombak
pengembangan sains di Indonesia," ujar Professor Sangkot.
Credit
ANTARA News
AIPI bukukan dokumen ilmuwan muda Indonesia
Jakarta (CB) - Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia
membukukan karya, hasil penelitian, serta arsip-arsip dokumen milik
ilmuwan muda dari berbagai sektor bidang keilmuan.
"Perumusan agenda ini untuk menelaah sains yang dibutuhkan bangsa
Indonesia," kata Ketua Komite Studi Sains 2045, Jamaluddin Jompa, saat
meluncurkan buku SAINS (Satu Abad Inspirasi Sains) 2045, di Jakarta,
Selasa sore.
Buku ini didukung oleh Kementerian Sekretariat Negara, USAID, dan
Pemerintah Australia, dengan judul "SAINS 2045: Agenda Ilmu Pengetahuan
Indonesia Menyongsong 100 Tahun Kemerdekaan."
"Ini adalah memang benar-benar karya kolaborasi dari berbagai bidang keahlian," katanya lagi.
SAINS 2045 terdiri atas 45 pertanyaan mendasar yang dikelompokkan
dalam delapan gugus masalah atau bab, yaitu pertama identitas, keragaman
dan budaya.
Kemudian Bab II terdiri dari Kepulauan, Kelautan dan Sumberdaya Hayati, dan Bab III Kehidupan, Kesehatan dan Nutrisi.
Selanjutnya, Bab IV tentang Air, Pangan dan Energi, lalu Bab V Bumi,
Iklim dan Alam Semesta, serta Bab VI Bencana Alam dan Ketahanan
Masyarakat terhadap Bencana.
Terdapat juga Bab VII Material dan Sains Komputasional, dan Bab VIII Ekonomi, Masyarakat dan Tata Kelola.
Setelah melalui proses penyusunan sekitar enam tahun, buku tersebut
siap untuk disosialisasikan kepada komunitas ilmiah di perguruan tinggi
dan lembaga penelitian, serta masyarakat luas.
Selain itu, buku ini juga diperuntukkan bagi para pengambil kebijakan.
Dokumen tersebut telah diluncurkan pada 26 Mei 2015 sebagai bagian dalam peringatan 25 tahun AIPI.
Hadir pula 50 anggota jejaring ilmuwan muda AIPI yang turut menyumbangkan pikiran dalam proses penulisan buku SAINS 2045.
Hadir juga dalam diskusi ini adalah Rektor Universitas Gadjah Mada
Dwikorita Karnawati, dan Utusan Khusus Pemerintah Amerika Serikat di
Bidang Sains pada 2010--02012 Bruce Alberts.
Credit
ANTARA News