Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Senin, 13 Mei 2019
Belgia Pertimbangkan Tangguhkan Penjualan Senjata ke Saudi
BRUSSEL
- Para pemimpin Belgia sedang mempertimbangkan penangguhan penjualan
senjata ke Arab Saudi. Hal itu dilakukan setelah sebuah laporan
menyatakan senjata asal Belgia digunakan dalam peperangan di Yaman.
"Saya
pikir akan baik untuk menangguhkan pengiriman senjata ke Arab Saudi
jika terbukti mereka telah digunakan dalam konflik yang sedang
berlangsung, seperti di Yaman," ujar Menteri Luar Negeri Belgia Didier
Reynders seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (12/5/2019).
Dalam hal ini, Reynders mengatakan, pemerintah regional Walloonia yang harus mengambil keputusan itu.
Konstitusi
Belgia menempatkan tanggung jawab untuk keputusan seperti itu ada di
wilayah produsen, dalam hal ini Wallonia, yang memiliki pabrik senjata
FN Herstal.
Presiden regional Willy Borsus mengatakan bahwa bisa
menangguhkan lisensi ekspor senjata yang ada jika kondisi di mana mereka
berikan telah dilanggar.
Surat kabar Belgia Le Soir pada Rabu
lalu melaporkan sebuah penyelidikan menunjukkan Arab Saudi telah
menggunakan senjata dan teknologi Belgia dalam operasi melawan
pemberontak Houthi di Yaman, lokasi pertempuran lebih dari empat tahun
yang telah menewaskan puluhan ribu orang, kata lembaga bantuan.
Pertempuran
itu telah memicu apa yang PBB deskripsikan sebagai krisis kemanusiaan
terburuk di dunia, dengan 3,3 juta orang masih terlantar dan 24,1 juta -
lebih dari dua pertiga populasi - membutuhkan bantuan.
Masalah
penjualan senjata ke Saudi telah memecah belah pemerintah Eropa, dengan
Presiden Prancis Emmanuel Macron membela penjualan tersebut sebagai
bagian dari perang melawan terorisme.
Namun
Jerman menangguhkan penjualan senjata ke Riyadh setelah pembunuhan
pembangkang Arab Saudi Jamal Khashoggi di Istanbul pada tahun lalu.
Pembunuhan ini menimbulkan masalah bagi mitra Eropa karena dapat
mempengaruhi senjata yang diproduksi bersama.
Satu sumber
diplomatik mengatakan masalah itu akan dibahas Senin oleh para menteri
luar negeri Uni Eropa di Brussels, karena Arab Saudi juga mendukung
pemimpin pemberontak Libya Khalifa Haftar dalam upayanya untuk
menggulingkan pemerintah di Tripoli yang mendapat dukungan Uni Eropa.
Uni Eropa telah berkomitmen untuk menegakkan embargo senjata PBB di Libya.