WASHINGTON
- Dua jet tempur Su-30 China mencegat pesawat deteksi radiasi Angkatan
Udara Amerika Serikat (AS) pada Rabu lalu. Insiden itu terjadi di atas
Laut China Timur, menurut Komando Angkatan Udara Pasifik AS (PACAF).
Menurut juru bicara PACAF, Letkol Hodge, kru yang berada di atas pesawat WC-135 milik Angkatan Udara AS menyebut aksi pecegatan itu sebagai tindakan tidak profesional.
"Sementara kami masih menyelidiki insiden tersebut, laporan awal dari awak pesawat AS menggambarkan aksi pencegatan itu sebagai tindakan tidak profesional. Masalah tersebut ditangani dengan China melalui saluran diplomatik dan militer yang tepat," jelas Hodge seperti dikutip dari CNN, Jumat (19/5/2017).
Sebelumnya, seorang pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa jet-jet China itu berada dalam jarak 150 kaki dari pesawat AS. Ia bahkan menyebut salah satu dari pesawat Su-30 itu terbang terbalik tepat di atas pesawat AS.
Dijuluki "Phoenix Konstan," jet WC-135 empat mesin mencari elemen khas, sebuah uji coba nuklir dari jenis apapun yang memancar ke udara. Sampel yang dikumpulkan dapat dianalisis untuk mengetahui secara pasti apa yang terjadi.
Menurut pejabat AS, WC-135 telah rutin ditempatkan di misi rutin di Asia Timur Laut. Pesawat tersebut telah digunakan di masa lalu untuk mengumpulkan bukti kemungkinan uji coba nuklir oleh Korea Utara (Korut).
Sebuah pesawat WC-135W melakukan penerbangan dan latihan pendaratan di Pangkalan Angkatan Udara Offutt. Angkatan Udara AS memiliki dua jet WC-135 yang beroperasi di luar Pangkalan Angkatan Udara Offutt di Nebraska.
Insiden Rabu adalah yang kedua antara pesawat AS dan China tahun ini. Pada bulan Februari, pejabat pertahanan AS mengatakan ada pertemuan singkat yang "tidak aman" antara pesawat Orion P-3 Angkatan Laut AS dan sebuah pesawat pengawas China di atas Laut Cina Selatan.
Dalam insiden tersebut, seorang pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa pesawat Angkatan Laut AS harus mengubah jalurnya untuk memastikan tidak ada benturan dengan pesawat KJ-200 milik Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China. Pesawat itu saling berdekatan satu sama lain, kata pejabat AS.
Setelah insiden Februari, pejabat AS mengatakan bahwa pertemuan antara pasukan AS dan China sangat jarang terjadi, tanpa insiden semacam itu pada tahun 2015 dan dua di tahun 2016.
Menurut juru bicara PACAF, Letkol Hodge, kru yang berada di atas pesawat WC-135 milik Angkatan Udara AS menyebut aksi pecegatan itu sebagai tindakan tidak profesional.
"Sementara kami masih menyelidiki insiden tersebut, laporan awal dari awak pesawat AS menggambarkan aksi pencegatan itu sebagai tindakan tidak profesional. Masalah tersebut ditangani dengan China melalui saluran diplomatik dan militer yang tepat," jelas Hodge seperti dikutip dari CNN, Jumat (19/5/2017).
Sebelumnya, seorang pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa jet-jet China itu berada dalam jarak 150 kaki dari pesawat AS. Ia bahkan menyebut salah satu dari pesawat Su-30 itu terbang terbalik tepat di atas pesawat AS.
Dijuluki "Phoenix Konstan," jet WC-135 empat mesin mencari elemen khas, sebuah uji coba nuklir dari jenis apapun yang memancar ke udara. Sampel yang dikumpulkan dapat dianalisis untuk mengetahui secara pasti apa yang terjadi.
Menurut pejabat AS, WC-135 telah rutin ditempatkan di misi rutin di Asia Timur Laut. Pesawat tersebut telah digunakan di masa lalu untuk mengumpulkan bukti kemungkinan uji coba nuklir oleh Korea Utara (Korut).
Sebuah pesawat WC-135W melakukan penerbangan dan latihan pendaratan di Pangkalan Angkatan Udara Offutt. Angkatan Udara AS memiliki dua jet WC-135 yang beroperasi di luar Pangkalan Angkatan Udara Offutt di Nebraska.
Insiden Rabu adalah yang kedua antara pesawat AS dan China tahun ini. Pada bulan Februari, pejabat pertahanan AS mengatakan ada pertemuan singkat yang "tidak aman" antara pesawat Orion P-3 Angkatan Laut AS dan sebuah pesawat pengawas China di atas Laut Cina Selatan.
Dalam insiden tersebut, seorang pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa pesawat Angkatan Laut AS harus mengubah jalurnya untuk memastikan tidak ada benturan dengan pesawat KJ-200 milik Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China. Pesawat itu saling berdekatan satu sama lain, kata pejabat AS.
Setelah insiden Februari, pejabat AS mengatakan bahwa pertemuan antara pasukan AS dan China sangat jarang terjadi, tanpa insiden semacam itu pada tahun 2015 dan dua di tahun 2016.
Credit sindonews.com