Juan Guaido, oposisi pemerintahan Presiden
Nicolas Maduro, dicegat dan ditahan singkat oleh para agen intelijen
Venezuela ketika sedang dalam perjalanan. (AFP/Federico Parra)
Mereka menjalani penahanan pra-persidangan setelah dituding "menyalahkan wewenang, perampasan kebebasan secara tidak sah dan terkait dengan tindak kejahatan."
Pada Minggu (13/1) lalu, Guaido sedang menuju lokasi demonstrasi di Caracas ketika mobilnya disetop dan ia lalu ditahan oleh agen SEBIN, badan intelijen Venezuela.
Pemerintahan Presiden Nicolas Maduro sendiri membantah terlibat dalam operasi tersebut dan menyebut bahwa empat agen pelaku sudah diberhentikan.
Sebaliknya, Maduro mencap seluruh insiden itu sebagai "sirkus media" dan menuding para agen itu bersekongkol dengan oposisi Venezuela.
Sementara itu, Guaido merespons dengan mengejek Maduro dan mempertanyakan kontrol terhadap badan-badan keamanan negara.
"Jadi Maduro tidak lagi mengendalikan angkatan bersenjata karena rantai komando terputus," kata Guaido.
"Siapa yang memimpin rezim sekarang? Jika mereka mengakui bahwa mereka tidak mengendalikan badan keamanan negara, maka ada masalah serius di Miraflores," tambahnya, merujuk ke istana presiden.
Guaido sebelumnya berusaha untuk menarik dukungan dari militer saat ia memimpin upaya oposisi untuk melengserkan Maduro dan membentuk pemerintahan transisi.
Namun Maduro tetap mendapat dukungan komando tinggi militer, yang pekan lalu menjanjikan "kesetiaan absolut."
Guaido telah menjanjikan "amnesti" bagi militer mana pun yang menolak Maduro dan menyerukan protes rakyat pada pekan depan.
Majelis Nasional yang dikendalikan oposisi, yang dia pimpin, dibiarkan tidak efektif sejak majelis tertinggi yang loyal kepada Maduro mengisi badan itu dan melucuti semua kekuatan Guaido pada 2017.
Credit cnnindonesia.com