Jumat, 09 Maret 2018

Pentagon Kecewa Putin Pamer Rudal Nuklir Tak Bisa Dicegat


WASHINGTON - Pejabat tinggi Pentagon menyatakan kekecewaannya atas pengumuman Presiden Rusia Vladimir Putin tentang rudal nuklir hipersonik baru Rusia yang diklaim tak bisa dicegat oleh sistem pertahanan udara manapun di dunia. Sikap pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) itu disampaikan di hadapan anggota parlemen.

”Saya pikir pernyataan yang dibuat oleh Presiden Rusia (Vladimir) Putin yang tidak mengherankan adalah mengecewakan,” kata Wakil Menteri Pertahanan AS untuk Kebijakan, John Rood.

“Meskipun kami telah menyadari perkembangan kemampuan Rusia dan mengamati sehubungan dengan beberapa perkembangan yang telah terjadi dalam kaitannya dengan program doktrin dan latihan Rusia, namun tetap mengecewakan untuk melihat bahwa presiden Federasi Rusia memilih fitur ini dengan cara yang dia lakukan,” ujarnya dalam sebuah diskusi tentang Pasukan Strategis AS dan Permintaan Anggaran Tahun 2019 dengan parlemen, kemarin.

Rood kecewa karena pengumuman dari Putin tentang kemampuan rudal nuklir terbaru Rusia terkesan akan digunakan untuk mengintimidasi AS dan sekutu-sekutunya.

Komandan Komando Strategis AS, Jenderal John Hyten, berpendapat serupa. ”Pernyataan Putin tidak mengejutkan dan hanya memperkuat komitmen Rusia untuk mengembangkan senjata yang dirancang untuk mengintimidasi dan memaksa AS berserta sekutu-sekutunya,” kata Hayten.

Pekan lalu Presiden Putin mengumumkan bahwa Rusia telah mengembangkan enam sistem senjata nuklir strategis baru, termasuk rudal jelajah antarbenua berekekuatan nuklir, sebuah kendaraan antarbenua dan kendaraan luncur hipersonik yang dapat bermanuver.

Putin menekankan bahwa Rusia berulang kali menawarkan kompromi ketika NATO mengerahkan pasukannya di dekat perbatasan Rusia dan tindakan AS yang menyebarkan sistem anti-rudal balistik. Namun, suara Moskow tak pernah didengar.

”Kemampuan tersebut jelas sudah dalam pembangunan untuk beberapa lama. Presiden Putin berbicara tentang kedewasaannya. Kemampuan (senjata-senjata) itu jelas bukan dikembangkan dalam beberapa bulan terakhir atau tahun lalu,” imbuh Rood, seperti dikutip Russia Today, semalam (8/3/2018). 





Credit  sindonews.com