"Israel memandang dengan gravitasi peristiwa yang terjadi di Inggris Raya dan mengutuknya dengan keras," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
"Kami berharap agar masyarakat internasional dapat bekerja sama untuk menghindari kejadian lebih lanjut," lanjut kementerian itu yang pernyataannya dirilis di Twitter melalui akun @IsraelMFA, Jumat (16/3/2018).
Pada tanggal 4 Maret 2018, Skripal, mantan agen intelijen Rusia yang membelot ke Inggris, bersama dengan putrinya Yulia Skripal, dan seorang perwira polisi Inggris, terpapar racun saraf yang langka dan kuat di Salisbury, Inggris selatan. Skripal dan putrinya tetap dalam kondisi kritis di rumah sakit.
Para pemimpin AS, Prancis, dan Jerman, bergabung dengan Inggris dalam menyalahkan Rusia atas tuduhan sebagai dalang serangan racun Novichok, racun saraf terhebat yang pernah dimiliki Moskow sejak era Soviet.
Serangan tersebut sebagai serangan racun pertama di Eropa sejak Perang Dunia II. Moskow membantah terlibat dan menganggap tak ada untungnya meracuni Skripal yang dianggap sebagai pengkhianat Rusia.
Menurut laporan Channel 10, Kementerian Luar Negeri Israel hanya mengeluarkan pernyataan kecaman sehubungan dengan permintaan langsung dari Duta Besar Inggris di Israel kepada pejabat senior di Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Rabu.
Pernyataan samar-samar Israel, yang dilepaskan dirilis sehari kemudian, tidak menyebutkan secara eksplisit keracunan tersebut didalangi Moskow.
Negara yang masih bermusuhan dengan Palestina ini terus berhati-hati dalam berkomentar yang berkaitan langsung dengan Rusia. Hal itu karena mempertimbangkan posisi Moskow yang memiliki pasukan militer di Suriah, yang dekat dengan Israel.
Israel sebenarnya juga memiliki sejarah tersendiri terkait percobaan pembunuhan di luar negeri dengan racun yang kuat. Salah satu peristiwa yang paling dikenal adalah upaya tahun 1997 untuk membunuh pemimpin Hamas Khaled Mashaal yang saat itu berada di Yordania.
Agen Mossad yang kala itu hendak menyemprot Mashaal dengan racun mematikan ditangkap. Peristiwa tersebut telah memicu krisis diplomatik dengan Amman dan baru diselesaikan setelah Yordania memaksa Israel untuk menyediakan obatnya.
Credit sindonews.com