Alexey Suhorukov/Sputnik
Seorang pensiunan perwira pasukan khusus mengungkap fakta di balik mitos Spetsnaz Rusia yang legendaris.
1. Mereka tidak seperti Rambo
Nikolai Khizhniak/Sputnik
Anda mungkin mengira semua prajurit pasukan khusus terlihat seperti Sylvester Stallone dalam film Rambo. Padahal, tidak begitu. “Seseorang (dengan perawakan) seperti itu tidak bisa berbaur dengan orang banyak. Apa lagi, orang (bertubuh besar) seperti itu membutuhkan lebih banyak makanan dan air untuk menutrisi otot-ototnya selama misi dan perjalanan yang panjang,” kata narasumber yang kami wawancarai.
Seorang prajurit pasukan khusus sejati harus bisa berlari, merangkak, dan tidak makan atau tidur untuk waktu yang lama. Tinggi idealnya sekitar 170 senti, berperawakan kurus, serta mampu menembak dengan cepat dan akurat.
“Tentu saja, ada prajurit yang berperawakan seperti John Rambo. Namun, prajurit semacam itu biasanya diangkut langsung ke lokasi operasi. Mereka tidak melakukan perjalanan jarak jauh.”
2. Berlatih seni bela diri, tetapi jarang menggunakannya di lapangan
Sergey Pivovarov/Sputnik
Selain berperawakan seperti Rambo, banyak juga yang mengira semua pasukan khusus ahli kungfu.
“Pertarungan dengan tangan kosong hanya berguna jika dua orang bodoh bertemu di lapangan terbuka tanpa senapan mesin atau pistol (bahkan tanpa amunisi), pisau, penggali parit (sapper spade), batu, atau bahkan tongkat. Hanya dalam situasi seperti itulah mereka bertarung dengan tangan kosong.”
Sebenarnya, keterampilan bertarung lebih ditujukan untuk menanamkan disiplin fisik dan mental selama pelatihan. Dengan demikian, para prajurit tidak gentar atau kabur ketika peluru beterbangan di atas kepala mereka.
3. Setiap prajurit punya keahlian masing-masing
Georgiy Zimarev/Sputnik
Orang-orang juga kerap mengira bahwa personel pasukan khusus mengetahui segalanya dan dapat melakukan apa saja. Pada kenyataannya, mereka bukan manusia super.
Setiap orang memiliki keahlian dan tugas masing-masing. Beberapa ada yang beroperasi di daerah perkotaan, beberapa lainnya bertugas di daerah pegunungan dan hutan. Sementara, ada yang perlu berbicara bahasa asing seolah-olah itulah bahasa ibu mereka atau dapat menembak tupai tepat sasaran pada jarak 1,5 km (khususnya jika itu tupai yang sangat berbahaya). Setiap orang memiliki keahlian khusus.
“Spesialisasi saya adalah operasi kontrateroris di hutan dan daerah pegunungan. Saya bisa dikirim dengan helikopter atau (mobil) jip, itu tidak masalah. Kemudian, saya pergi berjalan kaki selama satu atau dua ke area target,” kata narasumber kami.
“Anda harus selalu bergerak pada malam hari supaya tidak ketahuan musuh. Pada sore hari, Anda tidur di ngarai atau tempat tersembunyi lainnya. Yang penting, selalu waspada. Kami tidur bergantian. Setelah mencapai lokasi yang dituju, Anda memiliki beberapa hari untuk menyelesaikan misi.”
4. Prajurit pasukan khusus melakukan bermacam-macam tugas
Vitaliy Timkiv/Sputnik
“Unit saya bisa jadi ditugaskan untuk membersihkan suatu daerah, pengamatan jangka panjang, pengumpulan intelijen, atau melakukan serangan. Ada masa ketika saya harus merencanakan penyergapan dan mengawasi musuh selama beberapa minggu di atas bukit atau jalan setapak. Ada juga operasi di daerah perkotaan, tetapi ini kurang umum,” kata sang mantan perwira.
Ahli operasi perkotaan dilatih secara terpisah. Pekerjaan itu bisa termasuk mendeteksi musuh di dalam sebuah bangunan dan kemudian membersihkan area itu. Terkadang, musuh harus ditangkap sambil bergerak, seperti pengejaran oleh mobil polisi.
Tugas terpisah lainnya adalah menemukan dan menangkap seseorang di lingkungan perkotaan. Misi ini membutuhkan observasi rahasia.
Ada unit yang berspesialisasi dalam misi garis depan. Tugas utama mereka adalah melakukan perjalanan ke benteng pertahanan musuh dan menghancurkan sumber dayanya. Pertama-tama, pasukan menyerang bagian samping benteng, memberikan serangan cepat, dan kemudian bergerak keluar. Operasi dapat dilakukan dengan berjalan kaki atau dengan kendaraan, helikopter, atau kapal. Misinya sama: masuk dan keluar dengan cepat.
“Terkadang pasukan khusus harus melampaui garis depan untuk mengumpulkan intelijen ‘pembidik’ dan mengoordinasikan serangan terhadap artileri atau pesawat. Anda harus pergi sejauh 3 – 5 km di belakang garis musuh, mempelajari target, mengirim informasi ke markas, dan mereka akan melancarkan serangan. Anda memiliki sedikit waktu untuk keluar dari area tersebut.”
5. Senjata buatan Rusia, kecuali pistol
Alexey Suhorukov/Sputnik
“Anda bisa pergi ke medan tempur sambil telanjang bulat, selama tidak lupa membawa senapan mesin Anda. Namun, ada empat hal yang perlu dipertimbangkan: senjata utama, senjata cadangan, alat komunikasi, dan obat-obatan. Keempat hal tersebut sangat diperlukan,” kata sang pakar operasi khusus.
Semuanya dipilih tergantung pada daya jangkau dan taktik — apakah Anda memerlukan senjata berperedam, seberapa jauh jarak musuh yang hendak disasar, apakah itu operasi siang atau malam, dan di mana operasi itu berlangsung (area terbuka atau tertutup, rumah, lapangan terbuka, hutan, gunung, dll.).
Faktor-faktor ini menentukan pilihan senjata, baik itu senapan mesin ringan, otomatis (AK atau Vityaz), atau senapan runduk (bolt action atau semiotomatis).
“Saya biasanya membawa senapan runduk, senapan mesin ringan, dan pistol standar. Tidak ada pilihan khusus — apa pun yang tersedia. Sebagian besar senjata buatan Rusia, seperti senapan Orsis T-5000 dan semua jenis senjata AK, SS-2, VAL Vintorez, VKS, dan VSV. Namun, pistol yang saya pakai adalah Glock(buatan Austria). Itu pistol yang biasa saya pilih untuk operasi.”
Credit Russia Beyond
https://id.rbth.com/technology/81065-fakta-pasukan-khusus-rusia-wyx