Rabu, 26 Desember 2018

Sistem Pertahanan Udara Suriah Cegat Rudal Israel di Atas Damaskus


Sistem Pertahanan Udara Suriah Cegat Rudal Israel di Atas Damaskus
Sistem pertahanan udara Suriah berhasil mencegat rudal Israel di atas Ibu Kota Damaskus. Foto/Ilustrasi/Istimewa

DAMASKUS - Sistem pertahanan udara Suriah menyalak pada Selasa malam menanggapi serangan rudal Israel yang menargetkan daerah-daerah pedesaan di Ibu Kota Damaskus. Demikian laporan media pemerintah Suriah.

"Serangan Israel itu dilakukan dari wilayah udara Lebanon," kata statasiun televisi pemerintah seperti dikutip dari Xinhua, Rabu (26/12/2018).

Laporan itu menambahkan bahwa pertahanan udara Suriah telah berhasil mencegat sejumlah rudal, beberapa di antaranya dicegat saat di atas Lebanon.

Penduduk di Damaskus mendengar serangkaian ledakan di Ibu Kota dan melihat rudal pertahanan udara yang menyala mengejar target di langit.

Sementara itu, laporan Lebanon mengatakan pesawat tempur Israel menyusup ke wilayah udara Lebanon pada Selasa malam pada saat serangan itu.

Outlet media resmi belum memberikan rincian tentang situs yang ditargetkan, tetapi mengatakan pertahanan udara menanggapi serangan atas pedesaan barat Damaskus.

Sementara itu monitor perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan bahwa serangan rudal Israel menargetkan area di pedesaan barat dan barat daya Damaskus.

Dikatakan sejumlah rudal menghantam tiga sasaran, yang diklaimnya adalah gudang senjata milik kelompok Hizbullah Lebanon.

Serangan Israel adalah yang terbaru dalam serangkaian serangan rudal yang menargetkan posisi Suriah selama krisis dengan dalih bahwa mereka menargetkan posisi pasukan yang didukung Iran dan sekutu pejuang Hizbullah.

Serangan terakhir adalah akhir bulan lalu dan menargetkan posisi militer di kota Kisweh di pedesaan barat Damaskus.

Pada bulan September, Moskow melengkapi Damaskus dengan sistem rudal pertahanan udara S-300, tetapi laporan lokal mengatakan bahwa sistem canggih ini belum digunakan. 



Credit  sindonews.com




Trump: Saudi akan Biayai Pembangunan Kembali Suriah


Donald Trump
Donald Trump
Foto: AP
Arab Saudi janjikan bantuan 100 juta dolar AS untuk bangun kembali Ar-Raqqah, Suriah.




CB -- Presiden AS, Donald Trump, Senin (24/12) mengatakan Arab Saudi akan mengeluarkan uang untuk membantu pembangunan kembali Suriah. Trump menegaskan bahwa bukan Amerika Serikat yang akan mengeluarkan biaya pembangunan tersebut

''Arab Saudi sekarang sudah setuju, bukan Amerika Serikat, untuk mengeluarkan uang yang diperlukan guna membantu pembangunan kembali Suriah,'' kata Trump di akun resmi Twitternya, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Anadolu yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa (25/12).


''Lihat? Bukankan bagus ketika negara yang sangat kaya itu membantu membangun kembali tetangga mereka,'' tulis Trump. ''Buka negara besar AS yang berjarak 5.000 mil jauhnya. Terima kasih kepada Arab Saudi!''


Trump mengeluarkan pengumuman yang mengejutkan pekan lalu bahwa AS akan menarik tentara dari Suriah. Pernyataan tersebut dilontarkannya setelah percakapan telepon dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Kedua pemimpin itu menyepakati perlunya bagi koordinasi yang lebih efektif mengenai negara yang dicabik perang tersebut.

Beberapa laporan menyatakan pasukan AS akan pergi dalam waktu 60 sampai 100 hari. Keputusan Trump untuk keluar dari Suriah diikuti oleh pengunduran diri Menteri Pertahanan, James Mattis dan Wakil Khusus Presiden Urusan Koalisi Global untuk Penaklukan Da'esh, Brett McGurk.

Penarikan itu dilakukan pada malam kemungkinan operasi militer Turki di bagian timur-laut Suriah terhadap kelompok teror YPG/PKK. Arab Saudi pada Agustus menjanjikan bantuan 100 juta dolar AS untuk membangun kembali Provinsi Ar-Raqqah, yang diporak-porandakan oleh kelompok teror Da'esh (ISIS).



Credit  republika.co.id



Oposisi Suriah perkuat garis depan


Oposisi Suriah perkuat garis depanDemonstran menyerukan slogan sambil mengibarkan bendera oposisi Suriah dalam aksi protes menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad di halaman masjid Fatih di Istanbul, Jumat (24/5). Tulisan pada spanduk berbunyi "Diam berarti ambil bagian dalam kejahatan Baath". (REUTERS/Murad Sezer)





Azaz, Suriah (CB) - Oposisi Suriah bersenjata di Daerah Operasi Perisai Eufrat telah mengirim bala-bantuan militer ke sepanjang daerah garis depan dengan YPG/PKK di Suriah Timur, kata seorang pejabat oposisi pada Senin (24/12).

Divisi Hamza, anggota Tentara Suriah Bebas (FSA) --yang didukung Turki, mengirim petempur dan kendaraan lapis baja ke garis perbatasan antara daerah yang diduduki YPG/PKK dan daerah yang dikuasai pemerintah, kata pejabat yang mengomandani FSA Abu Yazan kepada Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.

Ia mengatakan tentara tersebut akan melaksanakan tugas penting selama operasi militer yang diduga banyak pihak dilancarkan oleh Turki di Kota Manbij, Suriah Utara.

"Satuan kami bergerak ke wilayah kontak yang diduduki gerilyawan YPG/PKK," kata Yazan.

Ia memperingatkan warga sipil agar menjauh dari daerah yang diduduki YPG/PKK.

"Kami akan membebaskan Manbij dengan membersihkan pelaku teror dari daerah itu," katanya.

Pada hari yang sama, YPG/PKK telah merebut kekuasaan atas Kota Hajin, kubu utama kelompok Da`esh di Suriah Timur, kata beberapa sumber lokal .

Petempur YPG/PKK merebut kota itu setelah 10 hari bentrokan sengit dengan anggota Da`esh, kata sumber tersebut yang tak ingin disebutkan jati diri mereka karena alasan keamanan.

Kegiatan YPG/PKK didukung oleh pemboman udara sengit pesawat koalisi pimpinan AS, sehingga mengakibatkan kerusakan luas di kota itu, kata sumber tersebut.

Da`esh masih menguasai lima kota kecil di pinggir timur Provinsi Deir Ez-Zour di Suriah Timur dan Homs di bagian tengah negeri itu.

Dengan bantuan AS, anggota YPG/PKK menguasai sisi timur Sungai Eufrat dan daerah pedesaan di bagian barat serta timur Deier Ez-Zour, demikian laporan Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin malam. Prancis juga memberi kelompok tersebut dukungan artileri.




Credit  antaranews.com





Erdogan Bela Arab dan Kurdi Suriah



Recep Tayyip Erdogan
Recep Tayyip Erdogan
Foto: EPA
Erdogan menyebut 300 ribu pengungsi Suriah telah pulang ke kampung mereka.



CB, ANKARA -- Presiden Recep Tayyip Erdogan menegaskan Turki akan mengupayakan kebebasan orang Arab dan Kurdi menyusul kehadiran mereka di Suriah. Menurut Erdogan, masalah keamanan orang Arab di Suriah juga persoalan Turki.

"Kami menganggap keamanan dan perdamaian orang Arab di Suriah sebagai urusan kami. Kami melihat masalah suku Kurdi sebagai masalah kami sendiri," kata Erdogan dalam satu upacara di Kompleks Presiden di Ibu Kota Turki, Ankara, seperti dilansir Anadolu, Senin (24/12).

"Kami hadir di Suriah sekarang, untuk memberi dukungan buat saudara Arab dan Kurdi kita di sana, bukan kelompok teror. "

Erdogan menegaskan, Turki takkan meninggalkan suku Kurdi Suriah dalam belas kasihan kelompok teror YPG/PKK. Hal itu sama halnya saat Turki tidak akan meninggalkan orang Arab di tangan kelompok ISIS.


Turki menyebut kelompok milisi Kurdi bersenjata PKK/YPG  sebagai organisasi teror. Kelompok ini disebut telah bertanggung-jawab atas kematian hampir 40 ribu orang, termasuk perempuan dan anak-anak.



Erdogan mengatakan, hampir 300 ribu orang Suriah telah meninggalkan Turki dan pulang ke kampung halaman mereka. Para pengungsi pulang ke rumah setelah Turki berhasil mengalahkan kelompok teroris.  "Turki menjamin bahwa keamanan di Kota Jarabulus di Suriah Utara dan Afrin, kota di bagian barat-laut Suriah," kata Presiden Erdogan.
Ia menambahkan Turki juga akan menjamin keamanan di Wilayah Sinjar di Irak Utara.
Turki telah melancarkan dua operasi lintas-perbatasan ke dalam wilayah Suriah sejak 2016  yakni Operasi Euphrates Shield dan Olive Branch. Keduanya dimaksudkan untuk menghapuskan kehadiran gerilyawan garis keras ISIS dan YPG/PKK di dekat perbatasan Turki.



Credit  republika.co.id




Bahas Situasi Suriah, Erdogan Akan Temui Putin


Bahas Situasi Suriah, Erdogan Akan Temui Putin
Presiden Turki, Tayyip Erdogan mengatakan akan melakukan ke Rusia dalam waktu dekat untuk melakukan pertemuan dengan Vladimir Putin. Foto/Istimewa

ANKARA - Presiden Turki, Tayyip Erdogan mengatakan akan melakukan ke Rusia dalam waktu dekat untuk melakukan pertemuan dengan Vladimir Putin. Kunjungan Erdogan ke Rusia dimaksudkan untuk membahas situasi terkini di Suriah.

"Hari ini atau besok delegasi (Turki) akan mengunjungi Moskow, dan setelah itu saya juga akan mengadakan pembicaraan dengan Putin," kata Erdogan dalam konferensi pers pasca berbicara di depan Parlemen Turki.

Ketika ditanya mengenai format pertemuan dengan Putin, Erdogan, seperti dilansir Tass pada Selasa (25/12), mengatakan bahwa sangat mungkin bahwa ini akan menjadi pembicaraan tatap muka.

Namun, pernyataan Erdogan ini dimentahkan oleh Kremlin. Menurut juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov sejauh ini tidak ada pembicaraan mengenai kemungkinan kunjungan Erdogan ke Rusia dan bertemu dengan Putin.

"Tidak, tidak ada pembicaraan atau kesepatan seperti itu yang telah dijadwalkan. Saya tidak memiliki informasi mengenai hal ini sekarang," kata Peskov kepada awak media di Moskow. 



Credit  sindonews.com




Warga Taiz di Yaman harapkan perdamaian setelah gencatan senjata


Warga Taiz di Yaman harapkan perdamaian setelah gencatan senjata
Seorang pengunjuk rasa anti-pemerintah meneriakkan yel-yel di atas atap mobil saat aksi long march dari Taiz di Yaman selatan menuju Taiz, Sabtu (24/12). Para pengunjuk rasa tiba di Sanaa Sabtu kemarin setelah aksi unjuk rasa selama lima hari yang mereka sebut "Barisan untuk hidup" sepanjang 250km dimana mereka menuntut Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh yang mundur beberapa minggu lalu untuk dibawa ke pengadilan. (FOTO ANTARA/REUTERS/Khaled Abd)



Taiz, Yaman, (CB) - Warga Taiz, yang diporak-porandakan perang dan merupakan kota terbesar ketiga di Yaman setelah Sana`a dan Aden, berharap kehidupan akan kembali normal setelah gencatan senjata ditandatangani baru-baru ini oleh pemerintah dan gerilyawan Al-Houthi.

Wartawan Kantor Berita Anadolu mengunjungi Kabupaten Jahmaliyyah di Taiz, yang rusak parah akibat bentrokan belum lama ini antara kedua pihak yang berperang di bagian barat-daya Yaman.

Bangunan di berbagai daerah yang dulu dikuasai oleh kelompok teror Da`esh --bersama dengan sebagian besar prasarana lokal-- telah berubah menjadi puing, sementara kebanyakan warga telah menyelamatkan diri dari daerah itu.

Keperluan dasar, termasuk air dan listrik, sangat kekurangan, sementara anak-anak tak memiliki akses ke pendidikan.

Warga Jahmaliyyah, Rivad Abdullah Abdulhamid, mengatakan ia, bersama dengan tujuh anggota keluarganya, telah tinggal di permukiman tersebut sangat lama.

Menurut Abdulhamid, daerah itu dulu stabil --meskipun miskin-- sebelum perang.

Semua warga, kata Abdulhamid, telah memikul akibat dari krisis di Yaman, termasuk kekurangan pangan parah.

"Dengan meletusnya perang, permukiman kami sangat terpengaruh," kata Abdulhamid, sebagaimana dikutip Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin malam. "Pasokan listrik dan air terputus, dan akibat ledakan yang dipasang di bawah tanah, sistem saluran dan prasarana kami ambruk."

"Sebagian besar warga dipaksa pergi, sebab permukiman itu telah menjadi ajang pertempuran," ia menambahkan. "Kami pulang pada 2016, setelah Jahmaliyyah dibebaskan (dari gerilyawan Al-Houthi)."

Tapi bentrokan kadangkala masih berkecamuk, kata Abdulhamid, sekalipun pasukan pemerintah telah menguasai daerah tersebut.

"Kami menyaksikan sebanyak 70 pemboman per hari, yang dilancarkan oleh anggota Al-Houthi dan Da`esh," ia mengenang. "Da`esh berusaha memperlihatkan kepada dunia bahwa Jahmaliyyah sepenuhnya berada di bawah kendalinya."

"Pada saat itu, anggota Al-Houthi menggunakan kampung kami sebagai markas," katanya. "Anggota Al-Houthi, yang melepaskan tembakan secara membabi-buta pada satu keadaan berusaha mengusir anggota Da`esh dari daerah ini."


Abdulhamid terus mendesak Bulan Sabit Merah Turki agar terus mengirim bantuan kemanusiaan buat rakyat Yaman, yang, katanya, memiliki ikatan sangat dalam dengan rakyat Turki sejak Dinasti Usmaniyah (Ottoman).

Sementara itu, seorang warga lain Jahmaliyyah, Mohamed Al-Amiri, yang menderita luka tembak di kepalanya pada awal tahun ini, selama salah satu bentrokan, berterima kasih kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan rakyat Turki atas kemurahan hati mereka yang berlanjut.

Yaman telah dirongrong konflik sejak 2014, ketika gerilyawan Syiah Al-houthi menguasai sebagian besar wilayah negeri tersebut, termasuk Ibu Kotanya, Sana`a, sehingga memaksa pemerintah untuk sementara berpusat di Kota Aden.

Tahun berikutnya, Arab Saudi dan beberapa sekutu Arabnya melancarkan serangan udara gencar di Yaman dengan tujuan merebut kembali wilayah yang dikuasai Al-houthi atas nama pemerintah pro-Arab Saudi di negeri itu.

Operasi tersebut telah memporak-porandakan sebagian besar prasarana dasar di Yaman, termasuk sistem kebersihan dan kesehatan, sehingga PBB menggambarkan situasi itu sebagai "salah satu bencana kemanusiaan terburuk pada jaman modern".




Credit  antaranews.com




Protes Meluas, Militer Sudan Bela Bashir


Presiden Sudan Omar al-Bashir
Presiden Sudan Omar al-Bashir
Foto: Reuters
Warga turun ke jalanan memprotes kenaikan harga barang.



CB, KHARTOUM -- Militer Sudan menyampaikan dukungan buat Presiden Omar al-Bashir,di tengah protes jalanan sehubungan dengan kenaikan harga dan kurangnya komoditas dasar. Di dalam satu pernyataan baru-baru ini, militer Sudan mengatakan, seluruh pasukan mendukung pemimpin negeri tersebut.

"Angkatan Bersenjata menyatakan bahwa Angkatan Bersenjata mendukung pemimpinnya dan keinginannya dalam memelihara prestasi bangsa serta keamanan bangsa, keselamatan dengan darah, kehormatan dan asetnya," kata pernyataan militer yang dikutip oleh kantor berita Sudan, SUNA.

Pernyataan itu dikeluarkan di tengah laporan bahwa sebagian perwira senior militer telah bergabung dengan pemrotes di Kota Besar Atbara, Gadaref dan Port Sudan.


Beberapa negara bagian Sudan telah diguncang oleh protes sehubungan dengan kenaikan harga, inflasi dan berlipatnya harga roti.

Meskipun perkiraan resmi menyebutkan jumlah korban jiwa akibat protes sebanyak delapan orang, kelompok oposisi mengatakan sedikitnya 22 orang telah tewas dalam kerusuhan itu.

Pada Ahad (23/12), protes meletus di Omdurman, kota kembar Ibu Kota Sudan, Khartoum, dan Negara Bagian Kordofan Selatan serta Utara.

Beberapa saksi mata mengatakan polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan penggemar klub sepak bola yang berpawai di pusat kota Khartoum setelah pertandingan sepak bola. Mereka meneriakkan slogan yang menentang Presiden Omar Al-Bashir yang telah memangku jabatan sejak 1989.

Pemerintah Sudan telah mengumumkan keadaan darurat dan larangan orang keluar rumah di sejumlah provinsi sehubungan dengan protes tersebut. Sementara para pejabat pemerintah menuduh Israel bersekongkol dengan kelompok gerilyawan untuk menyulut kerusuhan di Sudan.

Sudan, negara dengan 40 juta warga, telah berjuang memulihkan pendapatannya setelah kehilangan tiga-perempat hasil minyaknya. Sudah kehilangan penghasilan minyak usai Sudan Selatan memisahkan diri pada 2011.





Credit  republika.co.id




Gunung Etna Meletus, Bandara Sisilia Ditutup


Gunung Etna Meletus, Bandara Sisilia Ditutup
Ilustrasi gunung meletus. (ANTARA FOTO/Adwit B Pramono)


Jakarta, CB -- Gunung Etna di Sisilia, Italia, meletus pada Senin (24/12). Hal itu membuat Bandara Catania ditutup dan membuat jalur penerbangan terpaksa dialihkan.

Seperti dilansir CNN, Selasa (25/12), letusan itu memicu gempa dengan magnitudo 3,3. Penduduk setempat sudah diminta bersiap mengungsi jika letusan semakin besar.


"Karena letusan Gunung Etna sejak 24 Desember pukul 14.00 waktu setempat, ruang udara Catania ditutup," demikian pernyataan otoritas Bandara Catania melalui Twitter.
Mereka menyarankan supaya seluruh penumpang mengontak maskapai yang akan ditumpangi untuk mendapat kepastian informasi lebih lanjut.

Gunung Etna adalah gunung api tertinggi dan paling aktif di Eropa. Menurut data Institut Nasional Vulkanologi dan Geofisika Italia, frekuensi letusannya juga cukup sering bahkan menunjukkan peningkatan dalam beberapa bulan terakhir.



Credit  cnnindonesia.com


Kementerian Luar Negeri Libya Diserang, Tiga Orang Tewas


Kementerian Luar Negeri Libya Diserang, Tiga Orang Tewas
Serangan bom bunuh diri sebelumnya juga dialami oleh perusahaan minyal Libya pada September lalu. (Reuters)



Jakarta, CB -- Sejumlah pria bersenjata senapan mesin menyerbu Kementerian Luar Negeri Libya pada Selasa (25/12), menewaskan tiga orang pegawai.

Hal ini dikonfirmasi CNN dari Juru Bicara PBB. Ia menambahkan satu korban merupakan pejabat tinggi. Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, 18 orang terluka dalam kejadian tersebut.

Tiga orang bersenjata tersebut tewas dalam serangan yang terjadi sekitar pukul 09.30 waktu setempat tersebut. 



Politisi Guma El-Gamaty yang berada dilokasi menyebut seorang pria bersenjata diketahui terbunuh setelah suara ledakan yang terdengar dari lantai atas.

"Lantai paling atas benar-benar dilalap api. Anda bisa melihat asap keluar dari gedung," terangnya.

Gamat menambahkan layanan darurat dan pasukan keamanan diyakini mampu mengendalikan situasi di lapangan.


Menteri Luar Negeri Libya Mohamed Siala berbicara terkait serangan tersebut dalam konferensi pers, menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mencabut embargo PBB terkait senjata.

"Serangan semacam itu tidak akan merusak tekad rakyat Libya untuk membangun negara demokrasi dan hukum mereka. Serangan ini tidak akan membuat staf kementerian tidak melayani Libya dan rakyat Libya," kata Siala.

Misi Dukungan PBB di Libya juga mengutuk serangan. "Kami akan bekerja dengan orang-orang Libya untuk mencegah kelompok-kelompok teroris yang ingin mengubah Libya menjadi surga atau arena kejahatan mereka." Ghassan Salamé, Perwakilan Khusus dari Sekretaris Jenderal PBB di Libya.




Credit  cnnindonesia.com





43 pejabat tewas dalam serangan terhadap gedung pemerintahan Kabul


43 pejabat tewas dalam serangan terhadap gedung pemerintahan Kabul
Sejumlah pria membersihkan jendela pecah di kantor mereka yang berlokasi dekat serangan bom bunuh diri di Kabul, Afghanistan, Jumat (2/3/2018). (REUTERS/Omar Sobhani)


Kabul, Afghanistan (CB) -  Pemerintah Afghanistan pada Selasa mengumpulkan 43 jenazah dari kompleks pemerintah di Ibu Kota Afghanistan, Kabul, yang menjadi sasaran pembom bunuh diri dan gerilyawan garis keras yang bersenjatakan senapan pada Senin (24/12), kata beberapa pejabat.

Serangan tersebut dimulai ketika pembom bunuh diri meledakkan mobilnya, yang berisi peledak, di luar satu gedung pemerintah yang menampung departemen kesejahteraan rakyat di permukiman di bagian timur Kabul.

Beberapa penyerang mengacak-acak gedung Kementerian Urusan Syuhada dan Orang Cacat untuk mengambil sandera, dan yang lain terlibat baku-tembak lama dengan pasukan keamanan lokal.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Wahid Majroh mengatakan sejauh ini 43 mayat dan 10 orang yang cedera telah diangkut oleh ambulans dari lokasi serangan, demikian laporan Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa siang. Seorang polisi tewas dan tiga gerilyawan ditembak hingga tewas selama tujuh jam baku-tembak di dalam kompleks pemerintah itu.

Pasukan Afghanistan mengungsikan lebih dari 350 warga sipil dari gedung tersebut sebelum menghentikan operasi pada Senin malam. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung-jawab atas serangan terhadap kompleks itu yang identis dengan serangan sebelumnya oleh gerilyawan Taliban terhadap kantor pemerintah, pangkalan militer, dan gedung pemerintah asing.

Serangan paling akhir itu dilancarkan cuma beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan ia sedang mempertimbangkan penarikan sedikitnya 5.000 dari 14.000 prajurit AS yang saat ini ditugaskan di Afghanistan.

Kemungkinan penarikan ribuan prajurit AS telah menyulut kebingungan dan panik di kalangan Pemerintah Kabul dan misi asing yang khawatir bahwa penarikan mendadak akan mengakibatkan kebangkitan rejim Taliban, yang berjuang untuk mengusir pasukan asing, menggulingkan pemerintah dukungan Barat serta memulihkan versi mereka mengenai hukum Syari`ah garis keras di Afghanistan.

Tapi Jenderal Marinir Joseph Dunford, Kepala Staf Gabungan yang berada di Afghanistan pada Malam Natal dan dikutip oleh saluran berita lokal, mengatakan misi buat tentara di Afghanistan berlanjut tanpa perubahan.

"Ada segala jenis desas-desus yang beredar," kata Dunford sebagaimana dikutip saluran berita lokal, saat berpidato di hadapan tentara AS yang berkumpul pada Senin di satu pangkalan di Afghanistan.

"Misi yang kalian jalani hari ini sama dengan misi yang kalian laksanakan kemarin," katanya.




Credit  antaranews.com






Kecam Barat, China Tolak Mentah-mentah Bebaskan Warga Kanada


Kecam Barat, China Tolak Mentah-mentah Bebaskan Warga Kanada
Mantan diplomat Kanada Michael Kovrig dan pengusaha asal China Michael Spavor ditahan oleh Beijing dengan tuduhan terlibat dalam kegiatan yang membahayakan keamanan China. Foto/Istimewa

BEIJING - China mengecam Kanada dan Amerika Serikat (AS) karena menuntut pembebasan warga Kanada yang ditahan. Beijing menuduh negara-negara Barat memiliki standar ganda.

"Sisi China menyatakan ketidakpuasan yang kuat dan oposisi tegas terhadap pernyataan yang dibuat oleh Kanada dan AS," kata juru bicara kementerian luar negeri China Hua Chunying pada konferensi pers seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (25/12/2018).

Beijing bulan ini menahan dua orang Kanada - mantan diplomat Kanada Michael Kovrig dan pengusaha asal China Michael Spavor - yang mereka tuduh terlibat dalam kegiatan yang membahayakan keamanan China.

Kovrig adalah penasihat senior di thinktank International Crisis Group, sementara Spavor memfasilitasi perjalanan ke Korea Utara (Korut), termasuk kunjungan oleh mantan bintang bola basket Dennis Rodman.

Meskipun tidak ada kaitan secara resmi, penangkapan itu terjadi setelah penangkapan Meng Wanzhou pada 1 Desember di Kanada, seorang eksekutif di raksasa telekomunikasi China Huawei.

Warga Kanada ketiga, seorang wanita bernama Sarah McIver, juga ditahan karena bekerja secara ilegal di Tiongkok dan sedang menunggu untuk dideportasi.

Pemerintah Prancis pada hari Senin juga menyatakan keprihatinannya atas penangkapan tersebut. Paris menuntut Kovrig dan Spavor diperlakukan secara adil.

"Kami prihatin dengan penangkapan dua warga negara Kanada di China tak lama setelah penahanan Meng Wanzhou," kata juru bicara kementerian luar negeri Prancis Agnes von der Muhll dalam sebuah pernyataan.

"Kami menyerukan pihak berwenang China untuk memastikan mereka diperlakukan secara adil dan transparan dan bahwa hak mereka sebagai tahanan dihormati," imbuhnya.

Menteri luar negeri Kanada, Chrystia Freeland, pada hari Sabtu meminta dukungan sekutu dalam mengamankan pembebasan warga Kanada yang ditahan. Ia menambahkan bahwa penangkapan itu menetapkan "preseden yang mengkhawatirkan" bagi seluruh komunitas internasional.


Inggris, Jerman dan Uni Eropa semuanya mengeluarkan pernyataan yang menyatakan keprihatinan tentang apa yang diyakini sebagai penangkapan tit-for-tat.

Uni Eropa mengatakan motif yang diumumkan untuk penangkapan dan penahanan Kovrig dan Spavor menimbulkan kekhawatiran tentang penelitian yang sah dan praktik bisnis di China.

Perwakilan dari enam thinktank yang berbasis di Berlin, termasuk Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri dan Dana Marshall Jerman, menyatakan keprihatinan tentang penahanan warga Kanada, dengan mengatakan bahwa hal itu meningkatkan ketidakpastian dan ketidakpercayaan.

Tetapi Hua menepis kekhawatiran ini, dengan mengatakan negara-negara tersebut tampaknya memiliki standar hak asasi manusia yang berbeda untuk warga negara dari negara yang berbeda. 

“Apa hubungan hal ini dengan Inggris atau UE?" tanya Hua.

"Di mana mereka ketika pihak Kanada secara ilegal menahan eksekutif bisnis China atas permintaan AS?" cetusnya.

Meng telah dibebaskan dengan jaminan sambil menunggu hasil sidang ekstradisi. Amerika Serikat - yang terkunci dalam perang dagang dengan Beijing - menuduhnya melanggar sanksi terhadap Iran.

Ia berada di bawah pengawasan elektronik di sebuah rumah mewah di Vancouver, menyambut pengunjung setiap hari dan memperbarui halaman media sosialnya. Sementara Kovrig dan Spavor ditahan di bawah kondisi yang lebih sulit dan ditolak akses ke pengacara.


Credit  sindonews.com




Pakistan Pertanyakan Tujuan Intervensi Militer AS di Kawasan



Pakistan Pertanyakan Tujuan Intervensi Militer AS di Kawasan
Presiden Pakistan, Arif Alvi mempertanyakan tujuan dari intervensi militer yang dilakukan AS baik di Pakistan, Suriah, Irak dan Afghanistan. Foto/Istimewa

ISLAMABAD - Pemerintah Pakistan dalam sebuah langkah yang terbilang langka melemparkan kritikan keras terhadap kebijakan luar negeri yang dianut oleh Amerika Serikat (AS), khususnya kebijakan di kawasan.Presiden Pakistan, Arif Alvi mempertanyakan tujuan dari intervensi militer yang dilakukan AS baik di Pakistan, Suriah, Irak dan Afghanistan. Dia menyebut intervensi militer itu hanya menghasilkan kehancuran dan penderitaaan."Negara-negara yang menjadi platform pengujian untuk kebijakan semacam itu telah sangat menderita. Setelah pengakuan ini, langkah selanjutnya jelas bisa menjadi ganti rugi kemanusiaan atas kerusakan dan penderitaan yang disebabkan oleh perang ini," kata Alvi, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (25/12).Kritikan Alvi datang sebagai respon atas kicauan Presiden AS, Donald Trump di akun Twitternya. Trump, yang mengutip pernyataan Senator AS asal Partai Republik, Rand Paul, menyebut kebijakan luar negeri AS di kawasan Timur Tengah adalah sebuah kesalahan."Seharusnya bukan pekerjaan Amerika untuk mengganti rezim di seluruh dunia. Ini adalah apa yang diakui Presiden Trump di Irak, bahwa itu adalah bencana kebijakan luar negeri terbesar dalam beberapa dekade terakhir, dan dia benar. Para jenderal masih belum mengerti kesalahanya," kicau Trump mengutip Paul. 



Credit  sindonews.com




Iran: Turki Harus Kerjasama dengan Damaskus jika Beroperasi di Suriah



Iran: Turki Harus Kerjasama dengan Damaskus jika Beroperasi di Suriah
Menlu Iran Mohammad Javad Zarif menuturkan Turki harus melakukan koordinasi dengan pemerintah Suriah sebelum melakukan operasi militer di negara tersebut. Foto/Istimewa

TEHERAN - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menuturkan, Turki harus melakukan koordinasi dengan pemerintah Suriah sebelum melakukan operasi militer di negara tersebut. Turki berencana melancarkan operasi militer di timur sungai Efrat, untuk memberangus ISIS dan pasukan Kurdi Suriah.

"Saya selalu mengatakan bahwa operasi seperti itu harus dilakukan oleh pemerintah Damaskus. Kami memahami keprihatinan Turki atas tindakan teroris, tetapi operasi militer tanpa persetujuan Damaskus tidak berkontribusi untuk menyelesaikan krisis," kata Zarif.

"Kami siap membantu Turki untuk mengatasi masalah mereka melalui koordinasi dengan pemerintah Suriah," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (25/12).

Presiden Turki, Tayyip Erdogan pada 12 Desember memperingatkan bahwa Turki dalam beberapa hari akan meluncurkan operasi militer di timur Eufrat di Suriah untuk membersihkan kelompok-kelompok teror di sana.

Tetapi kemudian langkah itu ditunda setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump secara tak terduga mengumumkan untuk menarik pasukannya dari Suriah.

Sementara itu, kemarin Turki dilaporkan telah mengirim bala bantuan militer ke perbatasannya dengan Suriah. Pengiriman bala bantuan itu dilakukan setelah Ankara dan Washington sepakat untuk berkoordinasi selama penarikan pasukan AS dari Suriah.

Menurut kantor berita Anadolu, sekelompok konvoi militer Turki, termasuk meriam howitzer dan peluncur artileri, tiba di daerah perbatasan di Provinsi Kilis tenggara. 


Credit  sindonews.com


Selasa, 25 Desember 2018

Inggris: Incar Pesawat, al-Qaeda Ingin Serangan Spektakuler 2019


Pemimpin al-Qaeda Ayman al-Zawahri. Foto/REUTERS

LONDON - Inggris memperingatkan bahwa kelompok al-Qaeda merencanakan serangan spektakuler pada tahun 2019. Targetnya, pesawat penumpang dan bandara.

Peringatan ini disampaikan Menteri Keamanan Ben Wallace. Menurutnya, badan-badan intelijen negaranya percaya bahwa kelompok yang didirikan Osama bin Laden itu terus mengembangkan metode serangan untuk mengalahkan keamanan bandara dan menempatkan bom di pesawat penumpang.

Tujuannya, kata Wallace, untuk menciptakan sebuah peristiwa bencana besar.

Berbicara kepada The Sunday Times, Wallace merujuk dugaan serangan bom terhadap pesawat Etihad yang digagalkan di bandara Sydney pada 2017. Dia juga menyoroti bagaimana para teroris di masa depan dapat menggunakan drone bersenjata yang mematikan untuk menjatuhkan pesawat komersial.

Wallace mengatakan ancaman al-Qaeda saat ini membuat para menteri utama Inggris terjaga di malam hari.

"al-Qaeda bangkit kembali. Mereka telah mengatur ulang. Mereka mendorong semakin banyak plot ke Eropa dan menjadi akrab dengan metode baru dan masih bercita-cita untuk serangan penerbangan," kata Wallace, yang dilansir Senin (24/12/2018).

"Ancaman penerbangan itu nyata. Penerbangan masih merupakan peristiwa penting bagi para teroris ini," ujarnya.

Menyusul serangan 11 September 2001 atau 9/11 yang direncanakan dengan cermat oleh Osama bin Laden terhadap World Trade Center di New York, keamanan penerbangan menjadi semakin sulit ditembus para teroris.

Tetapi Wallace mengatakan kelompok-kelompok seperti al-Qaeda dan ISIS akan bekerja untuk menempatkan "tikus jahat" di dalam bandara. Menurutnya, unit-unit anti-teror Inggris juga telah menemukan sketsa drone yang dipersenjatai dengan bom dalam serangan baru-baru ini.

Pekan lalu, puluhan ribu penumpang mengalami penundaan penerbangan yang lama dan pembatalan setelah dua pesawat tak berawak dilaporkan terlihat di atas bandara Gatwick. Invasi pesawat nirawak atau drone itu membuat bandara ditutup lebih dari 36 jam.


Polisi telah menangkap dua orang yang diduga sebagai pengguna dronedi bandara. Namun, keduanya dibebaskan tanpa dakwaan.

"(Teroris) telah mengeksplorasi cara lain untuk mendapatkan bom di pesawat," kata Wallace.

"Kami sudah bicara di depan umum tentang masalah ancaman orang dalam. Jika Anda tidak bisa masuk ke pintu depan, Anda akan mencoba masuk ke pintu belakang," ujarnya.

"Pada 2019, kita harus waspada terhadap al-Qaeda. Mereka membangun kembali beberapa hubungan dan dukungan sebelumnya dan ambisi mereka terhadap penerbangan adalah nyata. Kami melihat di Australia bahwa teroris melakukan apa yang berhasil dan mereka tidak menyerah," ujarnya.



Credit Sindonews.com



https://international.sindonews.com/read/1365429/41/inggris-incar-pesawat-al-qaeda-ingin-serangan-spektakuler-2019-1545642809


Pejabat Ukraina Sarankan Kapal Perang Inggris Seberangi Selat Kerch

Kapal perang HMS Echo Angkatan Laut Kerajaan Inggris berada di Odessa, Laut Hitam, Jumat (21/12/2018). Foto/REUTERS/Yevgeny Volokin
KIEV - Seorang wakil menteri Ukraina menyarankan agar kapal perang Angkatan Laut Inggris menyeberangi Selat Kerch untuk menguji tanggapan Rusia. Moskow menggambarkan gagasan itu sebagai hal "gila".
"Ketika dikatakan bahwa Rusia tidak akan mengizinkan lewatnya kapal Inggris, saya punya satu komentar, apakah ada yang mencobanya?," kata Yuri Hrymchak, seorang wakil menteri Ukraina dalam sebuah acara di stasiun televisi setempat.
"Dan akan menarik untuk melihat bagaimana reaksi (Rusia) jika kapal ini berlayar di melalui Selat Kerch," ujarnya. 
Hrymchak menjabat sebagai wakil menteri yang bertugas memfasilitasi kembalinya Crimea dari Rusia ke Ukraina. Dia mendiskusikan kebuntuan Angkatan Laut Kiev dan Moskow pada bulan lalu di dekat Selat Kerch.
Seperti diketahui, pada 25 November, pasukan Penjaga Pantai Rusia mencegat menembaki dan menangkap tiga kapal militer Ukraina beserta para awaknya. Moskow menuduh para pelaut Kiev mencoba memasuki selat yang menghubungkan Laut Hitam dengan Laut Azov dan melanggar prosedur navigasi yang ada. 
Sebaliknya, Kiev menuduh Moskow melakukan agresi yang tidak beralasan terhadap kapal-kapalnya.
Kapal Angkatan Laut Kerajaan Inggris HMS Echo yang tidak memiliki senjata di dalamnya telah dikirim ke Ukraina. Menteri Pertahanan Inggris Gavin Williamson mengatakan pengiriman kapal itu akan mengirimkan pesan yang kuat untuk Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Apa yang kami katakan kepada Rusia, apa yang kami katakan kepada Presiden Putin, mereka tidak dapat terus bertindak tanpa mengindahkan atau memerhatikan hukum internasional atau norma internasional," katanya.
Sementara itu, Senator Rusia Frants Klintsevich mengecam gagasan pejabat Kiev tersebut. Menurutnya, saran itu tidak berhubungan dengan kenyataan. "Ini menunjukkan betapa berbahayanya rezim saat ini di Kiev bagi dunia," kata Klintsevich, yang dikutip Russia Today, Minggu (23/12/2018) malam.
"Rezim ini masuk lebih dalam ke kondisi gila," ujarnya.

Credit Sindonews.com


https://international.sindonews.com/read/1365352/41/pejabat-ukraina-sarankan-kapal-perang-inggris-seberangi-selat-kerch-1545622051


Korea Selatan Bantah Incar Pesawat Patroli Jepang

Bendera Korea dan Jepang (ilustrasi)

CB, SEOUL -- Korea Selatan membantah kapal perang mereka telah mengunci pesawat patroli Jepang sebagai target tembakan. Sebuah tuduhan keras dari Jepang yang membuat hubungan dua negara bertetangga tersebut semakin menegang.

Tuduhan ini masuk ke dalam daftar panjang pembicaraan yang didiskusikan para diplomat kedua negara saat mereka bertemu di Seoul, Korea Selatan. Diplomat-diplomat Korsel menjelaskan secara rinci situasi yang sebenarnya kepada diplomat-diplomat Jepang. 

"Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan komunikasi yang dibutuhkan dalam isu ini," kata salah seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri Korsel yang tidak disebutkan namanya kepada kantor berita News1, Senin (24/12). 

Hubungan kedua negara sekutu terdekat Amerika Serikat di Asia itu terus memburuk sejak bulan Oktober lalu. Ketika Mahkamah Agung Korea Selatan meminta dua perusahaan baja Jepang membayar kompensasi kepada korban kerja paksa Korsel selama masa penjajahan Jepang di Semenanjung Korea. 

Jepang mengecam keputusan tersebut, menurut mereka kompensasi sudah dibayarkan dalam perjanjian tahun 1965. Pada hari Jumat (21/12) lalu Kementerian Pertahanan Jepang  mengatakan salah satu kapal tempur Korsel mengunci pesawat patroli Jepang sebagai target mereka. 

Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan tindakan tersebut sangat berbahaya. Sementara itu Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan kapal tempur mereka hanya menjalankan operasi rutin. Mereka pun memberikan rincian pergerakan kapal tempur tersebut. 

Salah satu pejabat Staf Gabungan Korsel mengatakan saat sedang menyelamatkan kapal nelayan Korea Utara yang terdampar kapal tempur mereka mendekteksi pesawat patroli Jepang dengan kamera optik. Pejabat tersebut mengatakan pesawat patroli Jepang itu terbang dengan sangat rendah. 

"Selama proses tidak ada gelombang emisi radio sama sekali," katanya. 

Dalam pertemuan ini para diplomat dari kedua negara juga membahas isu nuklir Korea Utara. Serta bagaimana Korsel dan Jepang dapat membantu pembicaraan denuklirisasi Semenanjung Korea antara Korut dengan AS. 

Credit REPUBLIKA.CO.ID


https://m.republika.co.id/berita/internasional/asia/18/12/24/pk8ks5370-korea-selatan-bantah-incar-pesawat-patroli-jepang




Macron Kritik Penarikan Pasukan AS Dari Suriah


Presiden Prancis Emmanuel Macron menghadiri KTT G20 di Buenos Aires, Argentina


CB, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mengkritik keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik pasukannya dari Suriah. Pada pekan lalu Trump mengatakan AS sudah berhasil mengalahkan ISIS dari Suriah dan akan menarik pasukan AS dari negara tersebut. 

"Saya sangat menyesal dangan keputusan yang dibuat dalam urusan Suriah," kata Macron, seperti dilansir dari Anadolu, Senin (24/12). 

Hal ini Macron katakan dalam sebuah konferensi pers bersama Presiden Chad Idriss Deby di N'Djamena. Keputusan Trump menarik pasukan AS dari Suriah ini membuat Menteri Pertahanan AS James Mattis memilih mengundurkan diri. 

"Suku harus bisa diandalkan, untuk berkoordinasi dengan sekutu lainnya, untuk menjadi sekutu bahu membahu," katanya. 

Macron juga memuji keputusan Mattis untuk mengundurkan diri daripada harus mengikuti Trump. Mattis mengundurkan diri karena berbeda pendapat dengan Presiden Trump. Mattis mengumumkan rencana pengunduran dirinya dalam surat pengunduran diri yang ditunjukkan kepada Trump. 

Surat tersebut berisi tentang semakin berkembangnya perpecahaan di antara mereka dan secara implisit mengkritik Trump yang mengabaikan sekutu terdekat AS. Gedung Putih mengatakan Mattis merilis surat tersebut setelah bertatap muka dengan Trump di mana kedua orang tersebut juga menunjukan perbedaan mereka.

"Karena Anda memiliki hak untuk memiliki Menteri Pertahanan yang dalam hal ini memiliki pandangan yang selaras dengan Anda dan persoalan lainnya, saya yakin ini langkah yang tepat bagi saya untuk mengundurkan diri dari posisi saya," kata Mattis dalam surat tersebut. 

Keputusan Trump mendeklarasikan kemenangan atas ISIS dan menarik pasukan dari Suriah mengundang hujan kritikan. Para senator dari partai Republik pun AS marah. Mereka menuntut informasi lebih banyak lagi dan rapat formal untuk membahas hal ini. 

Senator dari Partai Republik Lindsay Graham yang baru pulang dari Afghanistan mengatakan ia baru saja bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Jim Mattis. Graham yang biasanya mendukung Trump mengatakan presiden AS ke-45 itu 'terbutakan' dengan laporan-laporan yang diberikan kepadanya dan menyebut keputusan ini 'akan menciptakan bencana.' 

"Pemenang terbesar dalam hal ini adalah ISIS dan Iran," kata Graham pekan lalu. 


Credit REPUBLIKA.CO.ID


https://m.republika.co.id/berita/internasional/eropa/18/12/24/pk8g2y370-macron-kritik-penarikan-pasukan-as-dari-suriah





Trump Minta Bantuan Erdogan Kalahkan ISIS di Suriah

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terlihat berfoto bersama di sela acara santap malam menjelang peringatan Armistice Day keesokan harinya di Paris, Prancis, pada 10 November 2018 waktu setempat. Anadolu
CBWashington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, meminta Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, untuk mengatasi sisa pasukan kelompok teroris ISIS di Suriah.
Trump mengatakan AS telah selesai dengan operasi militer melawan ISIS di sana dan bakal menarik pasukan pulang.
“Ok, semuanya milik Anda. Kami telah selesai,” kata Trump seperti dilansir sumber kepada CNN pada Senin, 24 Desember 2018 waktu setempat.


Trump mengumumkan penarikan pasukan AS dari Suriah pada 19 Desember 2018. Dia menyatakan satu-satunya alasan militer AS ada di Suriah selama masa kepresidenannya adalah untuk melawan ISIS. “Kita telah menang melawan ISIS,” kata Trump dalam pidato singkat yang diunggah di akun Twitternya @realdonaldtrump pada pekan lalu.
Saat ini, seperti dilansir Reuters, ada sekitar 2000 pasukan AS, yang sebagiannya berada di Kota Manbij, yang terletak di Suriah bagian utara. Pasukan ini mendukung pasukan Kurdi YPG untuk melawan ISIS.
Pasukan Turki mulai masuk ke wilayah utara Suriah pada 2016 untuk mengejar pasukan Kurdi YPG dan ISIS yang beroperasi di sana. Turki menganggap pasukan YPG sebagai kelompok teroris dan perpanjangan dari organisasi teroris PKK dari minoritas Kurdi. Pemerintah Turki telah meminta pemerintah AS untuk menarik pasukan dari daerah itu agar pasukannya bisa menyerang YPG. 
Langit Damaskus diterangi api rudal ketika Amerika Serikat melancarkan serangannya ke Suriah, 14 April 2018. Serangan yang diperintahkan oleh Donald Trump terkait penggunaan senjata kimia di Suriah. (AP Photo/Hassan Ammar)
Lima hari sebelum pengumuman penarikan pasukan AS, Trump menelpon Erdogan dan membicarakan situasi di sana. “Saat itu, Erdogan menjelaskan situasinya kepada Trump bahwa AS seharusnya menarik pasukan dari Suriah karena ISIS sudah nyaris kalah total di negara itu,” begitu sumber CNNyang mengetahui isi pembicaraan telpon kedua pemimpin.
Saat itu, Trump meminta kepada Erdogan agar Turki melanjutkan perang melawan ISIS dan mengalahkan kelompok teror itu.
Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan Erdogan berjanji kepada Trump untuk mengalahkan ISIS.
“Pada saat pembicaraan telepon Jumat itu, Erdogan mengatakan kepada Presiden,”Faktanya, sebagai teman Anda, saya berjanji kepada Anda soal ini,” kata pejabat Gedung Putih tadi.
Tentara Turki bersiap-siap saat berada di pegunungan Barsaya di timur laut Afrin, SUriah, 28 Januari 2018. Turki melancarkan operasi 'Ranting Zaitun' pada 20 Januari 2018, menyerang milisi Satuan Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG) di wilayah kantong Afrin. REUTERS/ Khalil Ashawi


Erdogan mengungkapkan pembicaraan dengan Trump saat pidato pekan lalu bahwa dia mengatakan pasukan Turki bisa mengalahkan ISIS.
“Saya berbicara dengan Trump, dia bertanya apakah Anda bisa membersihkan ISIS dari wilayah ini. Saya mengatakan,”Kami telah melakukan sebelumnya, dan kami dapat melakukan lagi sepanjang kami mendapat dukungan logistik dari Anda,” kata Erdogan menceritakan sebagian isi percakapan dengan Trump.
“Dan mereka (Amerika) mulai menarik pasukan,” kata Erdogan. “Dalam kerangka pembicaraan telepon dengan Trump, kami mulai menyiapkan rencana untuk operasi untuk mengalahkan sisa elemen ISIS di Suriah.”
Trump dan Erdogan melanjutkan pembicaraan soal ini pada Ahad pekan lalu. “Saya baru saja melakukan pembicaraan telepon yang panjang dan produktif dengan Presiden Turki @RT_Erdogan. Kami mendiskusikan ISIS, dan keterlibatan kami di Suriah, dan penarikan pasukan AS secara terkoordinasi dan bertahap dari area itu. Setelah bertahun-tahun, mereka pulang. Kami juga mendiskusikan perdagangan yang diperluas,” kata Trump lewat Twitter.
Credit Tempo.co


https://dunia.tempo.co/read/1158590/trump-minta-bantuan-erdogan-kalahkan-isis-di-suriah

Lavrov: Perang Rusia-AS akan Timbulkan Bencana bagi Kemanusiaan

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menuturkan, perang antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) akan menimbulkan bencana hebat bagi kemanusiaan. Foto/Reuters
MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menuturkan, perang antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) akan menimbulkan bencana hebat bagi kemanusiaan. Dia menegaskan, tidak akan ada pemenang dalam perang tersebut.

"Saya percaya bahwa setiap orang di dunia memahami hal ini dengan baik, konflik bersenjata yang melibatkan dua kekuatan nuklir utama, Rusia dan AS, akan memiliki konsekuensi bencana bagi kemanusiaan. Tidak ada keraguan bahwa tidak akan ada pemenang dalam perang nuklir dan itu tidak boleh dilepaskan," kata Lavrov, seperti dilansir Sputnik pada Senin (24/12).

"Pada saat yang sama, kita dipaksa untuk menyatakan bahwa, karena terobsesi dengan ambisi geopolitik mereka sendiri, Washington dan sekutunya tidak siap untuk beradaptasi dengan kenyataan global yang tidak berubah sesuai keinginan mereka. Oleh karena itu, keinginan untuk menahan proses ini dalam segala hal dan memiliki pendekatan yang lebih agresif dalam urusan luar negeri daripada sebelumnya," sambungnya.

Dia mengatakan, Barat terus melakukan tekanan dan disaat yang bersamaan membekukan saluran komunikasi. Lavrov menyebut, satu hal yang menjadi perhatian khusus adalah langkah-langkah untuk memecah perjanjian internasional besar tentang stabilitas strategis.

"Konflik semacam itu, yang didasarkan pada instrumen kekuasaan tak terhindarkan mengarah ke ketidakseimbangan lebih lanjut dari arsitektur keamanan global dan berkontribusi pada perlombaan senjata. Suatu situasi mungkin muncul ketika sebuah kesalahan atau kesalahpahaman menjadi fatal," ungkapnya.

Lavrov menambahkan, Moskow mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasional dan memperkuat kemampuan pertahanan negara. Presiden Rusia, Vladimir Putin, lanjut Lavrov, telah membicarakan hal ini lebih dari sekali. 

Pada saat yang sama, papar Lavrov, Rusia berharap bahwa akal sehat akan tetap menang. Dirinya menuturkan, bagaimanapun, dengan semua posisi yang berbeda, baik Rusia dan negara-negara Barat bersama-sama memikul sebagian besar tanggung jawab untuk masa depan semua umat manusia, untuk pencarian jawaban yang efektif untuk banyak tantangan dan ancaman saat ini.

"Kami mendesak para pemimpin Barat untuk bertindak dengan cara yang dapat diprediksi, untuk mematuhi prinsip dan aturan hukum internasional, untuk bergantung pada Piagam PBB. Maka masalah seperti itu akan hilang dengan sendirinya," tukasnya.


Credit Sindonews.com


https://international.sindonews.com/read/1365444/41/lavrov-perang-rusia-as-akan-timbulkan-bencana-bagi-kemanusiaan-1545645628


Israel Tuduh Iran Ingin Tempatkan 100.000 Pasukan Darat di Suriah


Para pasukan Iran saat parade militer. Foto/REUTERS
TEL AVIV - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menuduh Iran memiliki visi untuk menempatkan sebanyak 100.000 pasukan darat di Suriah. Teheran juga dituding ingin menciptakan kekuatan gabungan pasukan darat, udara, laut dan intelijen di sepanjang perbatasan Golan.
Komentar IDF ini muncul setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan kembali komitmen negara Yahudi itu untuk melawan Iran di Suriah meskipun Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk menarik semua pasukannya dari negara Republik Arab Suriah.
"Dalam empat tahun terakhir, tentara Israel fokus pada pencegahan pemekaran Iran di Suriah," kata Kepala IDF Jenderal Gadi Eisenkot. Jenderal itu akan pensiun sebagai kepala IDF pada bulan depan.
Eisenkot mengklaim bahwa rencana Teheran untuk menempatkan militernya seecara permanen di Suriah telah disahkan oleh Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Iran.
"Visi Iran untuk Suriah setelah (perang) adalah untuk membangun 100.000 pasukan darat. Sudah ada 20.000 petempur dari Hizbullah, milisi Syiah dari Irak, Afghanistan, dan Pakistan, serta ribuan penasihat dari Iran," katanya.
"Iran ingin menciptakan gabungan kekuatan darat, udara, laut dan intelijen untuk membangun garis posisi militer di sepanjang (perbatasan) Golan," ujarnya.
Dia menyebut upaya IDF untuk mencegah kehadiran militer Iran di Suriah seperti mencari "pangkalan besar gunung es" yang tersembunyi dari mata publik Israel.
"Kami mencurahkan sumber daya yang signifikan, intelijen, sumber daya udara, dan sebagian besar operasi rahasia lainnya yang rata-rata orang Israel, bahkan mereka yang tinggal di Golan, tidak mengetahui selama bertahun-tahun," kata Eisenkot, seperti dikutip Sputnik, Senin (24/12/2018).
Dia memuji IDF berjuang independen untuk menghancurkan apa yang dia sebut sebagai "pabrik senjata" di Suriah."Yang menggabungkan infrastruktur Suriah, uang Iran, dan kemampuan Hizbullah," katanya.
Menteri Kehakiman Israel Ayelet Shaked yang meyakinkan publik Israel bahwa IDF akan melakukan segalanya untuk mencegah Iran mendapatkan pijakan di Suriah.

Israel telah beberapa kali melakukan serangan udara di wilayah Suriah, yang diklaim  bertujuan menghancurkan aset-aset militer dan konvosi senjata Iran. Tel Aviv menegaskan bahwa Teheran mentransfer persenjataan kepada kelompok militan Hizbullah yang berpusat di Lebanon. Kelompok itulah yang disebut akan digunakan Teheran sebagai pihak terakhir untuk melawan Israel, melalui Republik Arab Suriah.
Iran telah menyangkal menempatkan pasukan militer di Suriah. Teheran mengklaim hanya menugaskan penasihat militer yang diminta oleh Damaskus. Baik Teheran dan pemerintah Suriah telah berulang kali mengecam serangan udara Israel.
Credit Sindonews.com



https://international.sindonews.com/read/1365453/43/israel-tuduh-iran-ingin-tempatkan-100000-pasukan-darat-di-suriah-1545647185