Senin, 16 April 2018

Myanmar Klaim Pulangkan Keluarga Pengungsi Rohingya Pertama



Myanmar Klaim Pulangkan Keluarga Pengungsi Rohingya Pertama
Kondisi pengungsi Rohingya di kamp penampungan di Bangladesh. Foto/Istimewa


YANGON - Myanmar, Sabtu (14/4/2018), memulangkan keluarga Rohingya pertama dari hampir 700 ribu pengungsi yang melarikan diri ke Bangladesh. Pemulangan ini dilakukan setelah pembicaraan selama berbulan-bulan dengan Dhaka dan di tengah peringatan PBB bahwa negara itu belum siap untuk menerima kembali pengungsi Rohingya.

Para pengungsi Rohingya melarikan diri telah melaporkan pembunuhan, perkosaan dan pembakaran dalam skala besar. Amerika Serikat dan PBB telah menggambarkan operasi militer Myanmar sebagai pembersihan etnis.

Myanmar membantah hampir semua tuduhan, dan mengatakan pihaknya melancarkan operasi kontra-pemberontakan yang sah. Militer mengatakan tindakan kerasnya dipicu oleh serangan militan Rohingya di lebih dari dua lusin pos polisi dan pangkalan militer Agustus lalu.

Myanmar dan Bangladesh pada bulan Januari setuju untuk menyelesaikan repatriasi sukarela para pengungsi dalam dua tahun. Myanmar mendirikan dua pusat penerimaan dan apa yang dikatakan sebagai sebuah kamp sementara di dekat perbatasan di Rakhine untuk menerima kedatangan pertama.

"Lima anggota keluarga Muslim datang ke pusat penerimaan Taungpyoletwea di negara bagian Rakhine pagi ini," kata pemerintah Myanmar dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam seperti dikutip dari Reuters, Minggu (15/4/2018).

"Anggota keluarga diperiksa oleh petugas imigrasi serta departemen kesehatan dan kesejahteraan sosial, bantuan dan pelayanan pemukiman memberikan mereka bahan-bahan seperti beras, kelambu, selimut, t-shirt, longyis (sarung Burma) dan peralatan dapur," sambung pernyataan itu.

Pernyataan tersebut menambahkan bahwa anggota keluarga yang "sejalan dengan aturan" dikeluarkan Kartu Verifikasi Nasional (NVC) setelah memasuki Myanmar.

NVC adalah bagian dari upaya berkelanjutan pemerintah untuk mendaftarkan Rohingya yang gagal mendapatkan kewarganegaraan. Kartu tersebut telah ditolak secara luas oleh para pemimpin komunitas Rohingya, yang mengatakan mereka memperlakukan penduduk seumur hidup seperti imigran baru.

Sebagian besar orang Myanmar menganggap Rohingya sebagai imigran yang tidak diinginkan dari Bangladesh. Sementara tentara menyebut mereka sebagai "orang Bengali".

Pekan lalu, pejabat paling senior PBB mengunjungi Myanmar tahun. Asisten Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan, Ursula Mueller, mengatakan kondisi di Myanmar tidak kondusif bagi kembalinya para pengungsi.

Ia menyebutkan kurangnya akses ke layanan kesehatan, kekhawatiran di kalangan Rohingya tentang perlindungan dan berlanjutnya pemindahan. Ia juga menggambarkan kondisi di kamp-kamp pengungsi internal dari serangan kekerasan sebelumnya sebagai "menyedihkan".


Sementara itu beberapa kapal yang membawa etnis Rohingya dari bagian negara Rakhine yang dilanda kekerasan telah meninggalkan Myanmar dalam beberapa bulan terakhir. Keberangkatan dikonfirmasi terbaru terjadi pada hari Kamis. 





Credit  sindonews.com





China-Jepang Sepakat Kerja Sama Dorong Denuklirisasi Korut



China-Jepang Sepakat Kerja Sama Dorong Denuklirisasi Korut
Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono. Foto/Istimewa
TOKYO - Menteri Luar Negeri China dan Jepang sepakat untuk bekerja sama mendorong Korea Utara (Korut) meninggalkan program nuklirnya. Kerja sama ini tanda terbaru dari peningkatan kerja sama antara dua ekonomi terbesar di Asia.

"Agar Korea Utara melepaskan senjata nuklirnya dan rudalnya dengan cara yang lengkap, tidak dapat dibalikkan dan dapat diverifikasi, kami setuju kami harus menegakkan resolusi Dewan Keamanan yang relevan dan bekerja sama dengan erat," kata Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono setelah bertemu dengan rekan Cina Wang Yi dikutip dari Bloomberg, Minggu (15/4/2018).

Kono juga mengatakan ia dan Wang setuju untuk meningkatkan hubungan dengan para pemimpin mereka untuk saling berkunjung, dimulai dengan kunjungan bulan depan ke Jepang oleh Perdana Menteri China Li Keqiang untuk pertemuan puncak trilateral yang melibatkan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in.

Kunjungan Wang Yi ke Jepang adalah yang pertama dalam lebih dari delapan tahun terakhir. Kunjungan ini dilakukan jelang pertemuan puncak antara kedua Korea dan sebuah pertemuan potensial antara Presien Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un.

China dan Jepang berusaha memperbaiki hubungan di tengah kebijakan whiplash dari AS atas perdagangan dan keamanan. 



Credit  sindonews.com




Raja Salman ungkapkan misil Houthi pernah sasar Makkah


Raja Salman ungkapkan misil Houthi pernah sasar Makkah
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)


Al Khobar, Arab Saudi (CB) - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud mengatakan milisi Houthi di Yaman yang didukung Iran merupakan ancaman nyata dan tiga dari 119 misil yang telah ditembakkannya bahkan diarahkan ke Makkah, kota tersuci umat Islam.

"Realitas ini kembali menunjukkan kepada dunia bahaya prilaku Iran di kawasan, pelanggaran atas prinsip-prinsip hukum internasional dan pengabaian atas nilai-nilai, etika, dan bertetangga baik," katanya dalam pidatonya selaku ketua KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di Dhahran, Minggu.

Pemimpin Arab Saudi yang menyandang gelar pelayan dua tempat suci umat Islam dunia ini menyambut baik pernyataan PBB yang mengutuk keras serangan misil milisi Houthi ke sejumlah kota di Arab Saudi tersebut.

Arab Saudi, lanjutnya, meyakini milisi Houthi yang didukung Iran bertanggungjawab penuh atas munculnya dan berlanjutnya krisis Yaman dan penderitaan kemanusiaan di negeri itu.

Karenanya, Arab Saudi meminta PBB bersikap tegas atas prilaku Iran ini. Dalam bagian lain pidatonya, Raja Salman juga menyinggung tentang krisis Libya serta ancaman terorisme yang dipandangnya sebagai tantangan paling serius dunia saat ini.

"Terorisme itu berdampingan dengan ekstremisme dan sektarianisme untuk memicu konflik dalam negeri di banyak negara Arab," katanya dalam pidatonya di depan para pemimpin dan delegasi negara-negara anggota Liga Arab yang hadir.

Terhadap kondisi ini, Arab Saudi kembali mengutuk keras aksi-aksi terorisme yang dilakukan Iran di kawasan Arab dan menolak campur tangan Teheran dalam urusan dalam negeri negara-negara Arab, katanya dalam pidatonya yang disiarkan SPA, kantor berita resmi Arab Saudi.

"Kami mengutuk upaya-upaya permusuhan Iran yang dimaksudkan untuk menggoyang stabilitas keamanan dan menyebarkan hasutan bermuatan SARA yang berpotensi mengancam keamanan nasional dan pelanggaran atas prinsip-prinsip hukum internasional," katanya.

Raja Salman menegaskan komitmen Arab Saudi terhadap kesatuan, kedaulatan, kemerdekaan, keamanan dan keutuhan wilayah Yaman.

"Kami juga mendukung semua upaya yang dimaksudkan untuk mencapai solusi politik atas krisis Yaman berdasarkan inisiatif Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) dan mekanisme eksekutifnya, hasil Konferensi Dialog Nasional Menyeluruh Yaman dan Resolusi Dewan Keamanan PBB No.2216," katanya.

Untuk membantu rakyat Yaman, Arab Saudi menyerukan kepada masyarakat internasional agar berupaya menyiapkan semua sarana yang diperlukan untuk mengirim bantuan kemanusiaan ke berbagai wilayah Yaman.

Sementara itu, dalam pidatonya, Raja Jordania Abdullah II bin Al-Hussain menjelaskan tentang berbagai upaya yang telah dia lakukan selama setahun dirinya menjadi ketua KTT ke-28 Liga Arab.

Di antara masalah yang mendapat penekanan Raja Abdullah II dalam pidatonya itu adalah pentingnya penegakan hak-hak bangsa Palestina, Arab, Muslim, dan Kristen atas Al Quds sebagai pra-syarat penting bagi terciptanya keamanan di kawasan.

Pemenuhan atas hak-hak tersebut akan membantu membuka jalan bagi terwujudnya solusi menyeluruh yang menjamin berdirinya negara Palestina merdeka berdasarkan kondisi 1967 dengan Al Quds (Jerusalem) Timur sebagai ibu kota Palestina merdeka.

Solusi komprehensif atas masalah Palestina itu juga didasarkan pada solusi dua negara dan Inisiatif Damai Arab, katanya.

Konferensi tingka tinggi yang berlangsung sehari itu antara lain dihadir Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Tunisia B?ji Caid Essebsi, Presiden Komoros Azali Assoumani, Presiden Irak Mohammed Fuad Masum, Presiden Yaman Abdrabbuh Mansur Hadi, Presiden Dewan Presiden Pemerintahan Koalisi Nasional Libya Fayez Mustafa Al-Sarraj, Presiden Lebanon Michel Aoun, serta pemimpin Jordania, Kuwait, Bahrain, dan Moroko.

KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di aula gedung Pusat Budaya Dunia Raja Abdulaziz, Dhahran, itu diliput oleh 600-an wartawan dari Arab Saudi dan mancanegara.

Liga Arab yang didirikan di Kairo pada 1945 oleh Mesir, Arab Saudi, Irak, Lebanon, Suriah, Yordania, dan Yaman itu kini beranggotakan 22 negara. Lima belas negara anggota lainnya adalah Libya, Sudan, Maroko, Tunisia, Kuwait, Al Jazair, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Oman, Mauritania, Somalia, Palestina, Djibaouti, dan Komoro.




Credit  antaranews.com








Emir Qatar tak Hadiri Pertemuan Negara Arab



Perang di Suriah akan menjadi pembahasan saat Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.
Perang di Suriah akan menjadi pembahasan saat Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: AP/John Gambrell


Absennya Emir diperkirakan lantaran konflik yang terjadi antara negara-negara teluk.



CB, DOHA -- Qatar tidak akan diwakili pejabat senior dalam pertemuan negara-negara Arab. Pertemuan negara-negara Arab akan dilakukan pada Ahad (15/4) waktu setempat di Arab Saudi.

Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani juga dipastikan tidak akan menghadiri pertemuan tersebut. Absennya Emir Qatar diperkirakan lantaran konflik yang terjadi antara negara-negara teluk.

Konflik yang terjadi hampir setahun itu masih jauh dari kata selesai. Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) Bahrain dan Mesir melakukan blokade jalur laut, darat dan udara kepada Qatar.

Hal tersebut dilakukan menyusul dugaan dukungan terhadap kegiatan terorisme yang diakukan Doha. Meski demikian, pemerintah Qatar membantah tuduhan tersebut. Mereka mengatakan, boikot yang dilakukan merupakan ancaman terhadap kedaulatan negara.

Sementara, Qatar hanya akan mengirim representatif permanen mereka dalam Liga Arab, Saif bin Muqaddam al-Buainain dalam pertemuan tersebut. Mayoritas 22 negara arab lainnya akan mengirim pemimpin tertinggi negara dalam pertemuan itu.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengonfirmasi jika krisis menyangkut Qatar tidak akan masuk dalam pembahasan pertemuan tersebut. Dia mengatakan, pembahasan terkait Qatar hanya akan didiskusikan dalam organisasi kerjasama negara teluk (GCC).

Pertemuan liga arab diperkirakan akan difokuskan untuk membahas perihal Iran dan Suriah. Meskipun membahas Suriah, Presiden Bashar al-Assad tidak akan diikutsertakan dalam pertemuan tersebut. Keanggotakan Suriah dalam organisasi tersebut ditangguhkan sejak 2011 menyusul keterlibatan pemerintah terkait peperangan yang terjadi di negara tersebut.

Arab Saudi meminta persatuan dan keteguhan sikap dari 22 negara arab terkait isu yang menyangkut Iran. Arab Saudi dan Iran merupakan negara saingan yang terlibat dalam perang di Suriah, Yaman dan Lebanon.

Pertemuan diperkirakan juga akan membahas situasi di Yerusalem. Terlebih jika mengingat Amerika Serikat (AS) yang akan memindahkan kedutaan besar mereka pada Mei tahun ini.

Negara-negara arab menilai jika kebijakan yang diambil Presiden AS Donald Trump terkait status Yerusalem telah merusak diplomasi internasioal yang disepakati dalam beberapa dekade. Menteri-menteri negara Arab mengecam tindakan yang diambil Presiden Trump. Mereka berencana memblokir kepindahan kedutaan besar tersebut.






Credit  republika.co.id







Raja Salman: Palestina isu terpenting Liga Arab



Raja Salman: Palestina isu terpenting Liga Arab

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)



Al Khobar, Arab Saudi (CB) - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud menegaskan bahwa Palestina senantiasa terpatri dalam sanubari bangsa Arab dan akan terus menjadi isu terpenting yang bersifat tetap bagi negara-negara anggota Liga Arab.

Dalam pidatonya selaku ketua KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di Dhahran, Minggu sore, pemimpin Arab Saudi yang menyandang gelar pelayan dua tempat suci umat Islam dunia ini juga kembali mengecam keputusan Amerika Serikat memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Jerusalem.

Bahkan, dalam pidatonya yang disiarkan Al Arabiya dan SPA, kantor berita resmi Arab Saudi, Raja Salman mengibaratkan KTT Liga Arab yang berlangsung di aula Pusat Budaya Dunia Raja Abdulaziz, Dhahran, itu sebagai `KTT Jerusalem`.

Terhadap perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaannya, dia menekankan bahwa Jerusalem Timur harus menjadi ibu kota negara Palestina merdeka.

Raja Salman pun mengumumkan komitmen bantuan senilai 50 juta dolar untuk UNRWA, badan kemanusiaan PBB untuk para pengungsi Palestina di Timur Dekat, serta bantuan senilai 150 juta dolar guna mendukung program bantuan dana hibah Islam di Jerusalem.

Dalam bagian lain pidatonya, Raja Salman mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar menentang apa yang disebutnya `prilaku ekspansionis Iran di kawasan yang telah menyebabkan kekacauan`.

Terkait masalah keamanan nasional Arab, dia menyebut hal tersebut sebagai satu sistem yang utuh dan lengkap. Raja Salman juga menyambut baik kesepakatan untuk membentuk KTT budaya Arab.

Sebelumnya, Raja Jordania Abdullah II bin Al-Hussain yang tahun lalu menjadi ketua KTT ke-28 Liga Arab menyampaikan terima kasihnya kepada Raja Salman atas penyambutan yang hangat dan bersahabat.

Konferensi tingka tinggi yang berlangsung sehari itu antara lain dihadir Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Tunisia B?ji Caid Essebsi, Presiden Komoros Azali Assoumani, Presiden Irak Mohammed Fuad Masum, Presiden Yaman Abdrabbuh Mansur Hadi, Presiden Dewan Presiden Pemerintahan Koalisi Nasional Libya Fayez Mustafa Al-Sarraj, Presiden Lebanon Michel Aoun, serta pemimpin Jordania, Kuwait, Bahrain, dan Moroko.

KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di Dhahran, kota yang merupakan pusat administrasi industri minyak Arab Saudi dan bagian dari perluasan wilayah Kota Metropolitan Dammam di Provinsi Timur, Arab Saudi, itu, diliput oleh 600-an wartawan dari Arab Saudi dan mancanegara.

Liga Arab yang didirikan di Kairo pada 1945 oleh Mesir, Arab Saudi, Irak, Lebanon, Suriah, Yordania, dan Yaman itu kini beranggotakan 22 negara. Lima belas negara anggota lainnya adalah Libya, Sudan, Maroko, Tunisia, Kuwait, Al Jazair, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Oman, Mauritania, Somalia, Palestina, Djibaouti, dan Komoro.




Credit  antaranews.com


Raja Salman sambut pemimpin KTT Liga Arab


Raja Salman: Palestina isu terpenting Liga Arab

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)



Al Khobar, Arab Saudi (CB) - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud yang bergelar pelayan dua tempat suci umat Islam dunia, Minggu sore, menyambut satu per satu pemimpin Arab, termasuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas, saat memasuki ruang dalam pintu utama gedung King Abdulaziz Center for World Culture, Dhahran, sebelum masing-masing pemimpin menuju ruang Konferensi Tingkat Tinggi ke-29 Liga Arab.

Dengan senyum dan gestur bersahabat, Raja Salman menyambut kedatangan setiap pemimpin negara-negara anggota Liga Arab yang tiba secara bergantian dengan sedan berwarna gelap dari sekitar pukul 13.30 hingga pukul 14.07 waktu Dhahran. Para pemimpin tersebut turun dari mobil menuju karpet merah yang di sisi kiri dan kanannya berdiri pasukan kehormatan Arab Saudi hingga memasuki ruang dalam gedung tempat Raja Salman berdiri menanti kedatangan mereka.

Raja Salman dan para pemimpin yang hadir di konferensi yang digelar di tengah memanasnya krisis Suriah dan kompleksnya tantangan regional, termasuk konflik Yaman yang berimplikasi pada keamanan dalam negeri Arab Saudi itu, berkesempatan berfoto bersama dengan latar belakang bendera dan simbol bendera Liga Arab. Kemudian, para pemimpin berjalan di atas karpet merah menuju ruang pertemuan.

Di antara pemimpin Arab yang mengikuti KTT ini adalah Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi, Presiden Komoros Azali Assoumani, Presiden Irak Mohammed Fuad Masum, Presiden Yaman Abdrabbuh Mansur Hadi, Presiden Dewan Presiden Pemerintahan Koalisi Nasional Libya Fayez Mustafa Al-Sarraj, Presiden Lebanon Michel Aoun, serta pemimpin Jordania, Kuwait, Bahrain, dan Moroko.

Adapun agenda KTT ke-29 Liga Arab yang digelar di dalam gedung pusat budaya seluas 100 ribu meter persegi yang dilengkapi fasilitas seni, budaya, sains, inovasi, museum, dan perpustakaan yang megah itu antara lain meliputi isu Palestina serta tantangan regional berupa apa yang disebut media Arab Saudi sebagai "campur tangan Iran dalam urusan dalam negeri negara-negara Arab" dan "serangan misil Houthi".

Terkait dengan masalah Palestina, Presiden Mahmoud Abbas menegaskan keyakinan kuatnya bahwa KTT ke-29 Liga Arab ini akan menghasilkan dukungan negara-negara Arab pada perjuangan rakyatnya untuk merdeka dan mendirikan negara merdeka dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina merdeka.

"Jerusalem saat ini membutuhkan dukungan penuh Arab untuk memperkuat ketabahan dan posisi rakyat Palestina di tanah mereka guna mempertahankan Jerusalem dan tempat-tempat suci yang ada," kata Presiden Palestina dalam pernyataannya yang disiarkan SPA, kantor berita resmi Arab Saudi, di sela kehadirannya di KTT tersebut.

Mahmoud Abbas mengharapkan KTT Liga Arab yang berlangsung sehari di gedung Pusat Kebudayaan Dunia Raja Abdulaziz, Dhahran, ini memberikan dukungan tak terbatas kepada rakyat Palestina untuk mewujudkan perdamaian sebagaimana yang telah ditegaskan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Dalam pernyataan persnya tersebut, pemimpin kelahiran 13 November 1935 di Safed, Palestina, ini juga menyampaikan dukungan negaranya pada upaya Arab Saudi memerangi terorisme di mana pun dan dalam bentuk apa pun.

KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di Dhahran, kota yang merupakan pusat administrasi industri minyak Arab Saudi dan bagian dari perluasan wilayah Kota Metropolitan Dammam di Provinsi Timur, Arab Saudi, itu, diliput oleh 600-an wartawan dari Arab Saudi dan mancanegara.

Liga Arab yang didirikan di Kairo pada 1945 oleh Mesir, Arab Saudi, Irak, Lebanon, Suriah, Yordania, dan Yaman itu kini beranggotakan 22 negara. Lima belas negara anggota lainnya adalah Libya, Sudan, Maroko, Tunisia, Kuwait, Al Jazair, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Oman, Mauritania, Somalia, Palestina, Djibaouti, dan Komoro.




Credit  antaranews.com



Palestina minta dukungan penuh KTT Liga Arab


Palestina minta dukungan penuh KTT Liga Arab
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas (ANTARA FOTO/HO/Nico Adam)



Al Khobar, Arab Saudi (CB) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas menegaskan keyakinan kuatnya bahwa KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di Dhahran, Arab Saudi, Minggu, akan menghasilkan dukungan negara-negara Arab pada perjuangan rakyatnya untuk merdeka dan mendirikan negara merdeka dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina merdeka.

"Jerusalem saat ini membutuhkan dukungan penuh Arab untuk memperkuat ketabahan dan posisi rakyat Palestina di tanah mereka guna mempertahankan Jerusalem dan tempat-tempat suci yang ada," katanya dalam pernyataannya yang disiarkan SPA, kantor berita resmi Arab Saudi, di sela kehadirannya di KTT ke-29 Liga Arab.

Mahmoud Abbas mengatakan KTT Liga Arab yang berlangsung sehari di gedung Pusat Kebudayaan Dunia Raja Abdulaziz, Dhahran, ini diharapkan memberikan dukungan tak terbatas kepada rakyat Palestina untuk mewujudkan perdamaian sebagaimana yang telah ditegaskan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Dalam pernyataan persnya tersebut, pemimpin kelahiran 13 November 1935 di Safed, Palestina, ini juga menyampaikan dukungan negaranya pada upaya Arab Saudi memerangi terorisme di mana pun dan dalam bentuk apa pun.

Konferensi Tingkat Tinggi ke-29 Liga Arab yang berlangsung di King Abdulaziz International Cultural Center, Dhahran, Dammam, Arab Saudi, Minggu, kembali memasukkan isu Palestina sebagai salah satu agenda pentingnya.

Isu Palestina telah berulang kali dibahas para pemimpin negara-negara anggota organisasi yang telah berdiri sejak dibentuk di Kairo, Mesir, tahun 1945 ini di banyak KTT dan forum lain.

Perlehatan tertinggi dalam proses pengambilan keputusan Liga Arab yang kini beranggotakan 22 negara, termasuk Palestina, itu sendiri sudah digelar 29 kali, namun Palestina tak kunjung merdeka dan lepas dari penjajahan Israel.

Alih-alih segera mendapatkan kemerdekaan dan haknya atas tanah yang dirampas Israel yang mendapat dukungan Amerika dan sekutunya, seperti Inggris, lingkar kekerasan tentara Israel atas rakyat Palestina tak kunjung berhenti.

Bahkan, saat para pemimpin Liga Arab bertemu di KTT Dammam, Arab Saudi, ini, kekerasan tentara Israel atas rakyat Palestina yang menuntut keadilan, termasuk mereka yang menggelar aksi "Great March of Return" sejak 30 Maret 2018, terus terjadi.

Sejak aksi yang menyerukan rakyat Palestina agar kembali ke rumah-rumah mereka yang kini berada di wilayah Israel itu digelar, setidaknya sudah 19 warga Palestina tewas dan hampir 1.500 orang lainnya terluka akibat kekerasan tentara Israel (Arab News, 2018).

Eskalasi dan lingkar kekerasan tentara Israel terhadap banyak warga Palestina tak bersenjata yang menuntut keadilan tersebut dalam berbagai protes mereka itu tak kunjung berhasil dihentikan oleh PBB dan para pemimpin Dunia Islam, termasuk mereka yang pada Minggu ini bertemu di Liga Arab.

KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di Dhahran, kota yang merupakan pusat administrasi industri minyak Arab Saudi dan bagian dari perluasan wilayah Kota Metropolitan Dammam di Provinsi Timur, Arab Saudi, itu, diliput oleh 600-an orang wartawan dari Arab Saudi dan mancanegara.

Kecuali pemimpin Suriah dan Qatar, para kepala negara dan pemerintahan dari negara-negara anggota Liga Arab yang lain dilaporkan media setempat hadir di konferensi yang berlangsung di tengah memanasnya krisis Suriah dan kompleksnya tantangan regional, termasuk konflik Yaman yang berimplikasi pada keamanan dalam negeri Arab Saudi itu.

Selain Presiden Mahmoud Abbas, di antara pemimpin Arab yang telah hadir adalah Presiden Tunisia B?ji Caid Essebsi, Presiden Komoros Azali Assoumani, Presiden Irak Mohammed Fuad Masum, Presiden Yaman Abdrabbuh Mansur Hadi, Presiden Dewan Presiden Pemerintahan Koalisi Nasional Libya Fayez Mustafa Al-Sarraj, serta Presiden Lebanon Michel Aoun.

Ada pun para pemimpin Jordania, Kuwait, Bahrain, dan Moroko, menurut laporan SPA dan media setempat, dijadwalkan tiba pada Minggu menjelang pembukaan KTT yang dipimpin langsung Raja Salman itu dilaksanakan.

Liga Arab yang didirikan di Kairo pada 1945 oleh Mesir, Arab Saudi, Irak, Lebanon, Suriah, Yordania, dan Yaman itu kini beranggotakan 22 negara. Lima belas negara anggota lainnya adalah Libya, Sudan, Maroko, Tunisia, Kuwait, Al Jazair, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Oman, Mauritania, Somalia, Palestina, Djibaouti, dan Komoro.




Credit  antaranews.com




Aktivis HAM Swedia: Masalah Palestina Bukan Soal Agama



Ratusan personil militer zionis Israel, Jumat (30/3), berkumpul di sekitar perbatasan dengan peralatan militer lengkap.

                   Foto: Dok. Istimewa

Semua warga Palestina berada dalam tekanan dan mereka menderita.


CB, DUZCE -- Aktivis HAM asal Swedia yang sedang melakukan perjalanan panjang dari negaranya ke Palestina Benjamin Ladraa, kini sampai di Provinsi Duzce, Turki pada Ahad (15/4). Ia melakukan perjalanan untuk menyadarkan manusia tentang pelanggaran HAM di Palestina.

Sebelum sampai di Istanbul Turki pekan lalu, Ladraa telah melintasi Jerman, Austria, Slovenia, Kroasi, Serbia, dan Bulgaria. Ia akan terus berjalan ke Palestina melalui Suriah dan Lebanon.


"Kalau tidak bisa masuk ke Palestina, saya beritahu media," kata dia seperti dilansir di Anadolu Agency, Senin (16/4).

Ladraa pernah melakukan perjalanan ke Palestina selama tiga pekan pada April tahun lalu. Ia sangat tersentuh kala itu, lalu memutuskan memberitahu dunia soal apa yang terjadi di Palestina.

"Saya terkejut dengan apa saya lihat di sana. Tentara berjalan di sepanjang jalan, sambil membawa senapan mesin M-60. Setelah tiga pekan itu, saya kembali dan ingin melakukan sesuatu untuk meningkatkan kesadaran orang tentang HAM di Palestina," ujarnya.

Menurut Ladraa, persoalan Palestina bukanlah masalah agama. Masalah utamanya adalah HAM. Semua warga Palestina, tak hanya warga Gaza, berada dalam tekanan dan mereka menderita. Hal ini juga membuatnya berupaya menangkap perhatian dunia melalui penderitaan rakyat Palestina.

Sekarang, Ladraa sudah delapan bulan melakukan aksi berjalannya ke Palestina hanya untuk menarik perhatian dunia dengan penderitaan warga Palestina. Aksinya sekaligus mengilhami banyak orang untuk melakukan perubahan. Dia akan tiba di ibu kota Turki, Ankara sepekan lagi. Targetnya, perjalanan ini selesai pada Juni atau Juli.




Credit  republika.co.id





Pendukung Kemerdekaan Katalunya Demonstrasi di Barcelona


Ekspresi warga Katalunya setelah hasil voting parlemen lokal Katalunya memutuskan untuk mendeklarasikan kemerdekaan Republika Katalunya.
Ekspresi warga Katalunya setelah hasil voting parlemen lokal Katalunya memutuskan untuk mendeklarasikan kemerdekaan Republika Katalunya.
Foto: Emillio Morenatti/AP


Mereka menyerukan pembebasan para pemimpin separatis yang dipenjara.



CB, BARCELONA -- Ratusan ribu pendukung kemerdekaan Katalunya membanjiri jalan-jalan di Barcelona pada Ahad (15/4). Mereka menyerukan pembebasan para pemimpin separatis yang dipenjara setelah putusan pengadilan tertinggi menggagalkan upaya mereka memilih seorang pemimpin regional.

Sekitar 350 ribu demonstran memenuhi beberapa bagian utama kota. Mereka melambaikan bendera dan mengenakan pakaian kuning untuk mendukung pemimpin separatis yang dipenjara. Di antara politikus yang menghadapi tuduhan pemberontakan adalah Jordi Sanchez, kandidat terbaru yang diajukan oleh anggota parlemen Katalunya untuk menjadi pemimpin wilayah tersebut.

Perjuangan Katalunya memiliki seorang pemimpin dimulai setelah menyatakan kemerdekaan pada Oktober. Pengadilan-pengadilan Spanyol memutuskan deklarasi itu ilegal. Madrid mengambil kendali langsung atas wilayah tersebut dan menyerukan pemilihan baru.

Pekan lalu, hakim Mahkamah Agung Pablo Llarena menolak membebaskan Carles Puigdemont dari penjara. Ia menghadapi tuntutan hukum selama 25 tahun penjara karena pemberontakan. Jika seorang pemimpin baru tidak ditentukan sebelum akhir Mei, Katalonia akan dipaksa untuk mengadakan pemilihan lain.

Puigdemont mengatakan wilayah tersebut harus menghindari untuk proses pemilihan. "Ini kewajiban kami untuk mencari cara dalam menghindari pemilihan lebih lanjut. Tapi, tidak mungkin tidak ada risiko karena ada pihak lain yang terlibat, dan itu adalah pemerintah Spanyol,"kata Puigdemont dalam sebuah wawancara dengan TV3 yang direkam di Berlin dan disiarkan pada Ahad malam.




Credit  republika.co.id




Minggu, 15 April 2018

Palestina jadi prioritas utama KTT Liga Arab


Palestina jadi prioritas utama KTT Liga Arab
Seorang pengunjuk rasa perempuan Palestina dievakuasi setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan Israel saat bentrok protes terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, di kota Bethlehem Tepi Barat, Rabu (20/12/2017). (REUTERS/Mussa Qawasma)



Riyadh (CB) - Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir pada hari Kamis mengatakan bahwa masalah Palestina merupakan prioritas utama pada KTT Liga Arab ke-29 yang akan berlangsung hari Minggu.

Memimpin pertemuan para menteri luar negeri Arab, yang menjadi persiapan menuju KTT, Al-Jubeir menyayangkan pengumuman Washington yang menerima pemindahan ibu kota Israel ke Yerusalem, seperti yang dilaporkan Badan Pers Saudi (SPA), mengutip Saudi Gazette.

Al-Jubeir juga menekankan bahwa terorisme harus ditangani dengan tegas dan sumber pendanaannya harus dikeringkan. Ia menekankan bahwa tidak akan ada stabilitas di kawasan selama Iran melanjutkan intervensi di kawasan itu dengan menghasut perselisihan sektarian dan mendukung milisi Houthi, selain menampung para pemimpin Al-Qaeda.

"Iran dan terorisme adalah dua sisi mata uang yang sama di kawasan itu," katanya, sambil menekankan bahwa milisi Houthi bertanggung jawab penuh atas krisis di Yaman.

Merujuk pada pertemuan tersebut, Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengatakan bahwa krisis serius di kawasan itu memfasilitasi campur tangan asing.

Ia mencatat bahwa kemenangan atas ISIS harus dikonsolidasikan dengan menyerukan rekonstruksi daerah yang terkena dampak. Gheit juga mengutuk campur tangan Iran di Bahrain dan negara-negara Arab lainnya.

"Ada konsensus Arab tentang kesatuan wilayah Suriah," katanya, sambil menunjukan bahwa solusi politik adalah cara terbaik untuk menyelesaikan krisis dan juga menekankan perlunya mempertahankan proses Jenewa guna mencapai solusi politik terhadap krisis.


Credit  antaranews.com






Parade Militer Digelar Jelang KTT Liga Arab


Militer Arab Saudi siap melawan pemberontak Houthi.
Militer Arab Saudi siap melawan pemberontak Houthi.
Foto: Muslimmirror. 
 
Parade digelar usai latihan militer bersama pertama bertajuk Perisai Teluk.
 
 
CB, DAMMAM, ARAB SAUDI -- Angkatan Bersenjata Arab Saudi, Turki, Mesir, Pakistan, Afghanistan, dan sejumlah negara yang telah menyelesaikan latihan militer bersama pertama "Perisai Teluk" menggelar parade militer di luar Kota Dammam, Sabtu (14/4).
Parade militer yang melibatkan kontingen pasukan peserta "Gulf Shield Joint Exercise I" yang resmi ditutup pada 7 April itu, digelar sehari menjelang penyelenggaraan KTT ke-29 Liga Arab, di gedung King Abdulaziz International Cultural Center, Dhahran, Dammam.
Sebelum parade militer yang diisi dengan defile pasukan dan unjuk alat utama sistem persenjataan (alutsista) matra darat dan udara yang dilibatkan dalam program latihan militer yang diikuti 24 negara itu, dilakukan atraksi dan simulasi serangan militer.
Berulang kali terdengar dentuman yang memecah keheningan padang pasir tempat berlangsung simulasi serangan militer yang melibatkan matra darat, laut, dan udara di daerah Madain Samat berjarak sekitar satu setengah jam berkendara dari Dammam itu.
Asap hitam membubung ke angkasa padang pasir yang berada di tepian pantai laut biru tatkala serangan dilakukan pasukan infanteri dari tepian pantai dan kendaraan-kendaraan tempur taktis.
Simulasi serangan militer yang menjadi bagian dari rangkaian acara parade militer Angkatan Bersenjata Arab Saudi dan belasan negara peserta latihan militer "Perisai Teluk" pertama tersebut, menyita perhatian puluhan jurnalis mancanegara.
Gemuruh suara dua jet tempur yang terbang cepat diikuti dengan manuver tiga unit helikopter serbu "Apache" dan dua unit helikopter angkut pasukan mewarnai simulasi serangan terhadap sejumlah bangunan buatan di lokasi acara.
Puluhan jurnalis Arab Saudi dan mancanegara mengabadikan rangkaian acara parade militer yang diawali dengan atraksi kecakapan militer dalam simulasi serangan darat, laut, dan udara tersebut dengan kamera untuk mendukung peliputan media mereka.
Seusai digelar parade yang turut dimeriahkan dengan atraksi udara jet tempur dan terjun payung prajurit negara peserta, Juru Bicara Angkatan Bersenjata Arab Saudi Brigadir Abdullah Hussein Al Sobaei menggelar konferensi pers.
Al Sobaei mengatakan latihan yang diikuti kontingen pasukan dari 24 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan Malaysia dari 27 Maret hingga 7 April 2018 itu dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalitas dan kesiapan tempur matra darat, laut, dan udara.
Dia mengatakan pelajaran dari pengalaman latihan bersama ini tidak hanya terkait dengan kesiapan tempur pasukan multinasional dalam merespons ancaman dan tantangan regional, seperti terorisme, tetapi juga mewujudkan standardisasi keyakinan militer.
Latihan militer bersama pertama "Perisai Teluk" yang dilangsungkan di kawasan sektor komando timur Arab Saudi itu meliputi apa yang disebut latihan simulasi (CPX) dan lapangan (FTX), katanya pula.
Melalui latihan bersama ini, kata Al Sobaei, operasi bersama pasukan koalisi untuk menjawab berbagai ancaman dan tantangan keamanan di kawasan diharapkan dapat dilakukan secara terpadu dan terintegrasi.
"Semua upaya ini akan tercermin dalam peningkatan keamanan untuk negara-negara di kawasan Teluk," katanya.




Credit  republika.co.id




Jerman Dorong Gencatan Senjata di Suriah


Tembakan anti-pesawat tempur terlihat di langit Damaskus setelah AS meluncurkan serangan di Suriah, pada Sabtu dini hari (14/4). Donald Trump mengumumkan serangan udara ke Suriah sebagai tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia.
Tembakan anti-pesawat tempur terlihat di langit Damaskus setelah AS meluncurkan serangan di Suriah, pada Sabtu dini hari (14/4). Donald Trump mengumumkan serangan udara ke Suriah sebagai tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia.
Foto: AP Photo/Hassan Ammar 
 
Pada Sabtu kemarin, Prancis, Inggris, dan AS melakukan serangan udara ke Demaskus.
 
 
CB, BERLIN -- Jerman akan bergabung dengan Prancis untuk mendorong upaya internasional guna mencapai gencatan senjata di Suriah. Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas menyampaikan pernyataan tersebut pada Sabtu (14/4).
"Kami akan bekerja sama dengan Prancis untuk menciptakan format internasional negara-negara berpengaruh yang dapat memberikan momentum baru untuk proses politik," kata Maas dikutip dari Reuters, Ahad (15/4).
Jerman, Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat akan bertemu di London pada Ahad (15/4) untuk membahas langkah-langkah berikutnya setelah serangan udara diluncurkan terhadap Suriah Sabtu pagi. Maas mengatakan, inisiatif itu juga sedang dibahas oleh dewan NATO.
Jerman akan menggunakan hubungan bilateral untuk memastikan Rusia mengadopsi sikap "konstruktif" pada isu itu. Dengan pertemuan bersama, permasalahan senjata bisa diselesaikan.
Pada Sabtu kemarin, Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat melakukan serangan udara ke Homs dan Damaskus. Serangan itu dilakukan untuk menghancurkan beberapa fasilitas militer yang diduga menimbun bahan-bahan kimia.




Credit  republika.co.id





Sekjen PBB Minta Tahan Serangan ke Suriah


 Antonio Guterres
Antonio Guterres
Foto: Reuters 
 
AS, Prancis, dan Inggris meyakini Suriah bertanggung jawab atas serangan gas beracun.
 
 
 
CB, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres mendesak semua negara untuk menahan serangan ke Suriah. Serangan hanya akan memperburuk keadaan dan menciptakan penderitaan bagi masyarakat Suriah.
"Desakan ini untuk menahan diri dalam keadaan berbahaya dan untuk menghindari tindakan yang dapat meningkatkan masalah dan memperburuk penderitaan rakyat Suriah," ujar Guterres, dikutip dari Reuters, Ahad (15/4).
Amerika Serikat telah melancarkan serangan gabungan ke Suriah bersama Inggris dan Prancis pada Sabtu (14/4). Serangan tersebut dilakukan untuk menghancurkan fasilitas senjata kimia Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Kementerian Pertahanan Inggris bahkan membenarkan, serangan udara yang dilancarkan ke Suriah pada Sabtu (14/4) menargetkan fasilitas militer yang menimbun bahan-bahan kimia. AS, Prancis, dan Inggris meyakini Pemerintah Suriah bertanggung jawab atas terjadinya serangan gas beracun di Douma, Suriah.
Untuk menenangkan suasana, Guterres mengatakan, penyelidik internasional sudah berada di Suriah. Mereka telah siap untuk mengunjungi tempat serangan senjata kimia mematikan yang diduga di Douma yang mendorong tindakan militer oleh Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris.



Credit  republika.co.id




Arab Saudi dukung AS serang Suriah


Arab Saudi dukung AS serang Suriah
Penduduk sipil menolong seorang pria dari sebuah tempat berlindung di Kota Douma yang terkepung di Ghouta Timur, Damaskus, Suriah, Kamis (22/2/2018). (REUTERS/BASSAM KHABIEH)
Arab Saudi sepenuhnya mendukung serangan yang diluncurkan Amerika Serikat, Prancis dan Inggris di Suriah karena itu mencerminkan respons atas kejahatan rezim
 
 
Riyadh CB) - Arab Saudi menyatakan dukungan penuh untuk serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas militer Suriah, serangan tersebut dinilai sebagai tanggapan atas "kejahatan rezim" terhadap warga sipil.

"Arab Saudi sepenuhnya mendukung serangan yang diluncurkan Amerika Serikat, Prancis dan Inggris di Suriah karena itu mencerminkan respons atas kejahatan rezim," menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, dilansir dari AFP.

Pernyataan yang dimuat di kantor berita Saudi Press Agency ini menyatakan serangan dipicu oleh "penggunaan senjata kimia rezim Suriah terhadap warga sipil yang tidak berdosa, termasuk perempuan dan anak-anak".

Arab Saudi dan negara-negara teluk lainnya menjadi pendukung utama kelompok oposisi Suriah melawan Presiden Bashar al-Assad.

Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris mengatakan mereka melancarkan serangan pada Sabtu sebagai tanggapan atas dugaan serangan kimia di Kota Douma di dekat Damaskus sepekan lalu.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Paris memiliki “bukti” rezim Suriah menggunakan senjata kimia, namun, klaim itu dibantah pemerintah Damaskus.



Credit  antaranews.com





UAE sampaikan keprihatinan mendalam atas Suriah


UAE sampaikan keprihatinan mendalam atas Suriah
Sejumlah mahasiswa menggelar aksi selamatkan Ghouta di Jakarta, Jumat (2/3/2018). Dalam aksinya mereka menuntut diakhirinya perang yang telah menyebabkan krisis kemanusiaan dan merenggut nyawa ratusan orang di Ghouta, Suriah. (ANTARA /Akbar Nugroho Gumay)



Dubai, UAE (CB) - Uni Emirat Arab (UAE) pada Sabtu (14/4) menyatakan negara itu mengikuti dengan "prihatin" perkembangan di Suriah dan peningkatan saat ini, demikian laporan media setempat.

Kementerian Urusan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional UAE di Abu Dhabi juga "dengan keras mengutuk" penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil, kata kantor berita UAE, WAM.

Satu pernyataan resmi menambahkan UAE mendukung semua tindakan internasional dengan tujuan menghapuskan dan menghancurkan senjata yang dilarang secara internasional tersebut.

UAE juga menekankan perlunya mencegah senjata itu jatuh ke tangan "organisasi teroris internasional di daerah konflik".

UAE, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi, menegaskan dukungannya bagi operasi militer terhadap senjata terlarang tersebut dan instalasinya di Suriah.

Pernyataan itu menambahkan UAE percaya penyelesaian politik adalah dasar bagi penanganan krisis Suriah. Negara Arab tersebut juga menyerukan semua pihak untuk bertindak sejalan dengan resolusi terkait keabsahan internasional.

Pernyataan itu mengatakan UAE mengharapkan berakhirnya krisis Suriah dengan segala resiko yang ditimbulkannya bagi persatuan negeri tersebut dan kehilangan nyawa manusia yang meningkat. Pada saat yang sama, pernyataan itu menegaskan bahwa diaktifkannya peran Arab dalam upaya politik diperlukan untuk menemukan penyelesaian politik.


Secara terpisah, Kementerian Urusan Luar Negeri Estonia pada Sabtu kembali menegaskan dukungan Estonia bagi upaya pimpinan PBB untuk mewujudkan penyeleisaian politik yang langgeng bagi konflik Suriah.

"Estonia dengan keras mengutuk penggunaan senjata kimia oleh rejim Suriah, yang paling akhir di Douma pada 7 April 2018 dan menyerukan semua yang bertanggung-jawab diseret ke pengadilan," katanya.

Pemerintah Suriah telah membantah tuduhan itu dan menyebut laporan tersebut adalah berita palsu yang digunakan oleh Barat untuk membenarkan serangannya ke Suriah.


Credit  antaranews.com




Kembali Gunakan Gas Beracun, AS Ancam Bombardir Suriah Lagi


Kembali Gunakan Gas Beracun, AS Ancam Bombardir Suriah Lagi
Dubes AS untuk PBB Nikki Haley. Foto/Istimewa

NEW YORK - Amerika Serikat (AS) dalam posisi "lock and loaded" untukmenyerang Suriah lagi jika pemerintah Presiden Bashar al-Assad kembali menggunakan senjata kimia. Hal itu ditegaskan Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, kepada Dewan Keamanan PBB.

“Kami yakin bahwa kami telah melumpuhkan program senjata kimia Suriah. Kami siap untuk mempertahankan tekanan ini, jika rezim Suriah cukup bodoh untuk menguji keinginan kami,” katanya.

"Jika rezim Suriah menggunakan gas racun ini lagi, Amerika Serikat dalam posisi 'lock and loaded'," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (15/4/2018).

AS, Inggris, dan Prancis meluncurkan serangan udara terhadap Suriah pada Sabtu (14/4/2018) pagi sebagai tanggapan atas dugaan serangan kimia di Douma pada akhir pekan lalu. Sekitar 110 rudal menghantam sasaran di ibu kota Suriah, Damaskus dan wilayah lainnya.

Meski begitu banyak rudal ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara buatan Soviet. Sistem pertahanan udara S-125, sistem pertahanan udara S-200, Buk dan Kvadrat digunakan dalam menangkis serangan rudal yang diluncurkan AS dan sekutunya.




Credit  sindonews.com







Putin: Serangan Rudal Terhadap Suriah Tindakan Agresi



Putin: Serangan Rudal Terhadap Suriah Tindakan Agresi
Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam serangan AS dan sekutunya ke Suriah. Foto/Istimewa

MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Rusia akan menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB. Itu dilakukan setelah Amerika Serikat (AS), Prancis, dan Inggris melakukan serangan rudal terkoordinasi terhadap Suriah.

Menyebut serangan udara itu sebagai tindakan agresi, pemimpin Rusia mengatakan serangan itu merusak seluruh sistem hubungan internasional dan akan memperburuk bencana kemanusiaan di Suriah. Begitu bunyi pernyataan yang diposting ke situs web Kremlin.

Putin juga menegaskan kembali pandangan Rusia bahwa dugaan serangan kimia di kota Douma, Suriah, yang memicu serangan tersebut palsu seperti dikutip dari USA Today, Sabtu (14/4/2018).

Presiden Trump mengumumkan bahwa serangkaian serangan diluncurkan oleh AS, Perancis dan Inggris pada fasilitas senjata kimia Assad di Suriah. Trump mengatakan serangan itu akan dipertahankan guna memastikan bahwa Suriah tidak menggunakan senjata kimia untuk menyerang warga sipil.

Setelah Pentagon mengatakan serangan itu berakhir, duta besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, mengeluarkan pernyataan di Twitter menuduh sekutu telah merancang skenario sebelumnya untuk melawan Rusia dan Suriah.

Ia pun memperingatkan bahwa serangan tersebut akan membawa konsekuensi yang belum ditentukan.

"Sekali lagi, kami sedang diancam. Kami memperingatkan bahwa tindakan seperti itu tidak akan dibiarkan tanpa konsekuensi," kata Antonov.

"Semua tanggung jawab untuk mereka ada di Washington, London, dan Paris," imbuhnya.

"Menghina presiden Rusia tidak dapat diterima dan tidak dapat ditoleransi. AS - pemilik gudang senjata kimia terbesar - tidak memiliki hak moral untuk menyalahkan negara lain," tukasnya.

Presiden Suriah Bashar al-Assad pun bereaksi atas serangan militer AS. "Jiwa yang baik tidak akan dipermalukan," kata Assad di akun Twitter resminya.



Credit  sindonews.com





Suriah Dibombardir, Misi Pencari Fakta OPCW Jalan Terus


Suriah Dibombardir, Misi Pencari Fakta OPCW Jalan Terus
Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian

AMSTERDAM - Penyidik senjata kimia akan mencoba untuk mencapai lokasi serangan racun yang dicurigai di kota Douma, Suriah. Mereka melakukannya beberapa jam setelah negara-negara Barat meluncurkan serangan udara sebagai pembalasan atas penyerangan dengan gas beracun.

"Misi pencarian fakta OPCW akan melanjutkan penyebarannya ke Republik Arab Suriah untuk membuat fakta seputar dugaan penggunaan senjata kimia di Douma," kata badan itu dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters, Minggu (15/4/2018).

Amerika Serikat (AS), Inggris dan Prancis menembakkan lebih dari 100 rudal di Suriah pada Sabtu pagi dalam intervensi militer Barat pertama yang dikoordinasikan terhadap pemerintah Damaskus. Mereka mengatakan serangan itu adalah hukuman karena membunuh puluhan orang, banyak dari mereka wanita dan anak-anak, dengan senjata beracun yang dilarang.

Damaskus dan sekutunya, Rusia, mengecam tindakan Barat, khususnya karena menolak menunggu hingga hasil misi pencari fakta yang dikirim oleh OPCW setelah insiden 7 April.

Petugas penyelamat mengatakan sejumlah orang tewas dalam insiden itu. Washington mengatakan telah menegaskan bahwa gas klorin digunakan, dan memiliki kecurigaan yang belum dikonfirmasi bahwa zat saraf juga kemungkinan telah digunakan. Damaskus dan Moskow menolak tuduhan atas serangan semacam itu.

Jika keamanan memungkinkan, tim dari Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) akan disebar secara singkat ke situs lokasi serangan.

"Tim akan bekerja dengan Departemen Keselamatan dan Keamanan PBB memastikan keselamatan tim," bunyi pernyataan itu.

Suriah sendiri setuju untuk menyerahkan persenjataan senjata kimianya pada tahun 2013 dan menyerahkannya ke inspeksi OPCW. Ini dimaksudkan untuk menghancurkan semua persediaan gas sarafnya. Dalam kasus klorin, zat itu diizinkan dimiliki untuk digunakan bagi kepentingan sipil, tetapi tidak menggunakannya sebagai senjata.

OPCW akan menentukan apakah senjata kimia digunakan dalam serangan pada 7 Maret lalu, tetapi tidak akan menyalahkan pihak manapun.

Meskipun ada perjanjian AS-Rusia untuk menghapus sepenuhnya program senjata kimia Suriah setelah ratusan orang terpapar gas sarin di Ghouta pada 21 Agustus 2013, OPCW tidak dapat memverifikasi bahwa semua fasilitas manufaktur, penyimpanan dan penelitian telah dihancurkan.

Di antara situs yang dilaporkan terkena serangan pada Jumat malam adalah Pusat Studi dan Penelitian Ilmiah, fasilitas yang telah memainkan peran kunci dalam program senjata kimia Suriah sejak tahun 1970-an.

Penyidik OPCW telah mengajukan pertanyaan tentang SSRC sejak 2013, ketika Damascus bergabung dengan Konvensi Senjata Kimia tahun 1997 dan setuju untuk menyingkirkan cadangannya untuk mencegah ancaman serangan di bawah Presiden Barack Obama.

Suriah tidak dapat menjelaskan beberapa temuan oleh para penyidik, termasuk lokasi penelitian dan pengembangan yang tidak diumumkan, keberadaan bahan kimia terlarang dan bom yang hilang, sumber mengatakan kepada Reuters.


Credit  sindonews.com



Rusia Pertimbangkan Pasok Rudal untuk Suriah


Rusia Pertimbangkan Pasok Rudal untuk Suriah 
 Ilustrasi peluru kendali. (REUTERS/KCNA)
 
 
 
Jakarta, CB -- Rusia pertimbangkan untuk memasok peluru kendali bertipe S-300 ke Suriah dan sejumlah negara lainnya pasca-serangan gabungan ke kota Damaskus dan Homs, Sabtu (14/4) dini hari.

"Setelah terjadinya serangan udara yang dilakukan Amerika, Perancis dan Inggris ke Suriah, Rusia mungkin mempertimbangkan memasok peluru kendali ke Suriah," ujar Kepala Staf Operasi Rusia di Suriah, Sergei Rudskoi, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Rudskoi juga mengungkapkan bahwa beberapa tahun lalu Rusia sempat menolak untuk memasok rudal itu karena adanya tekanan dari beberapa negara mitra, tapi serangan gabungan yang diklaim mencapai 110 rudal itu membuat Rusia mempertimbangkan kembali sikap mereka.



Rudskoi mengatakan serangan Amerika pada Suriah bertujuan untuk mengacaukan situasi di daerah itu, tapi dia memprediksi saat ini Damaskus dan kota-kota lain dalam situasi tenang.

"Situsi di Damaskus dan kota-kota lain sudah aman sekarang," tuturnya.


Respons terhadap serangan gabungan itu juga datang dari Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengutuk serta menyerukan PBB bertindak dengan menggelar pertemuan darurat Dewan Keamanan.

"Tindakan yang dilakukan Amerika adalah bencana kemanusiaan dan menyebabkan rasa sakit bagi warga sipil serta merusak hubungan internasional," kata Putin.

Pada Sabtu dini hari, serangan gabungan lewat udara menyasar sejumlah fasilitas produksi kimia rezim Bashar al-Assad dan dilakukan hanya beberapa saat setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan akan melancarkan serangan.

Militer AS menggunakan rudal Tomahawk yang berdaya jelajah ribuan kilometer pada agresi tersebut, sementara Perancis meluncurkan pesawat jet tempur Mirage 2000 dan Rafale, bersama dengan empat kapal perang pergata.

Inggris mengeluarkan empat jet tempur Royal Air Force dari pangkalan militer mereka di Siprus dan meluncurkan rudal Storm Shadow.

Pihak AS menyatakan serangan gabungan itu merupakan pesan tegas kepada Suriah bahwa AS menentang penggunaan senjata kimia.



Credit  cnnindonesia.com





China tolak penggunaan kekuatan di Suriah


China tolak penggunaan kekuatan di Suriah
Seorang pengunjuk rasa terlihat sebagai bayangan di balik bendera Suriah saat unjuk rasa diluar kedubes Amerika Serikat terhadap kemungkinan serangan terhadap Suriah di Athena, Yunani, Jumat (13/4/2018). (REUTERS/Alkis Konstantinidis)



Beijing (CB) - China menyatakan “menentang penggunaan kekuatan” setelah Amerika Serikat melancarkan serangan udara di Suriah beberapa waktu lalu.

“Kami terus menentang penggunaan kekuatan dalam hubungan internasional, dan menganjurkan untuk menghormati kedaulatan, kemerdekaan dan integritas teritorial semua negara,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Hua Chunying melalui keterangan tertulis yang dimuat di situsnya, dilansir dari AFP, Sabtu (14/4).

Hua berpendapat tindakan militer sepihak, tanpa persetujuan Dewan Keamanan PBB akan “mempersulit tercapainya resolusi untuk masalah Suriah”.



“China meyakini bahwa solusi politik adalah satu-satunya solusi yang realistis untuk masalah Suriah,” kata dia.

“China mengimbau semua pihak terkait untuk kembali kerangka hukum internasional dan menyelesaikan masalah melalui dialog dan konsultasi”.

China merupakan salah satu dari lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Beijing terus mengatakan krisis Suriah membutuhkan solusi politik,tetapi mereka berkali-kali mem-veto langkah Dewan Keamanan yang bertujuan mengatasi konflik tersebut, termasuk penyelidikan kejahatan perang di negara itu.



Credit  antaranews.com




Suriah Diserang, Khamenei Sebut Trump Penjahat Kriminal



Suriah Diserang, Khamenei Sebut Trump Penjahat Kriminal 
 Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyebut Donald Trump, Emmanuel Macron, dan Theresa May sebagai pelaku kriminal karena menyerang Suriah. (Reuters/leader.ir)
 
 
 
Jakarta, CB -- Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyebut Presiden AS, Donald Trump, juga Presiden Perancis, Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Inggris, Theresa May, sebagai penjahat kriminal karena menyerang Suriah, Sabtu (14/4).

"Serangan ke Suriah pada pagi ini adalah kejahatan. Presiden Amerika, Presiden Perancis, dan Perdana Menteri Inggris adalah kriminal," ujar Khamenei, sebagaimana dikutip Reuters.

Khamenei pun mengatakan bahwa AS tak akan mendapatkan keuntungan apa pun dari serangan ini.


"Mereka tidak akan mendapat keuntungan, seperti saat mereka ke Irak, Suriah, dan Afghanistan di masa lalu, melakukan kejahatan dan tak mendapat keuntungan," kata Khamenei.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Iran, Hossein Dehghan, juga melontarkan kecaman atas serangan ini.

"Rakyat Suriah akan menjawab serngan ini dan warga dunia harus mengecam agresi ini," ucap Dehghan.

Wakil kepala angkatan bersenjata Iran, Yadollah Javani, bahkan mengatakan bahwa AS harus bertanggung jawab jika serangan ini memicu konflik yang lebih besar.

"Dengan serangan ini, situasi akan menjadi lebih kompleks dan semuanya karena AS, yang akan bertanggung jawab atas dampak dari peristiwa kawasan selanjutnya yang tentu tak akan sesuai dengan kepentingan mereka," tutur Javani.

AS, Iran, dan Inggris melancarkan serangan rudal ke tiga titik di Suriah sebagai tanggapan atas dugaan penggunaan senjata kimia di daerah kekuasaan pemberontak di Douma yang menewaskan 40 orang pekan lalu.

Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan bahwa negaranya juga menentang penggunaan senjata kimia, tapi tak terima jika isu itu dijadikan alasan untuk menggempur negara lain.

Selama ini, Iran dikenal sebagai sekutu terdekat Suriah, selain Rusia, yang selalu mendukung rezim Bashar al-Assad.



Mantan Duta Besar Iran untuk Suriah yang kini menjadi analis politik, Hossein Sheikholeslam, mengatakan bahwa serangan ini justru akan mempersatukan bangsa Suriah.

"Serangan ini akan menstabilkan pemerintah Suriah dan mempersatukan berbagai suku di Suriah karena warga mulai sadar kehormatan mereka dan kepentingan mempertahankan kemerdekaan, integritas wilayah, dan pemerintahan negara mereka," katanya.



Credit  cnnindonesia.com