Kamis, 10 Agustus 2017

Insinyur Belanda Ciptakan Pulau Terapung Buat Lawan Banjir


 
Jakarta - Insinyur Belanda berhasil menciptakan pulau terapung yang bisa dipakai melawan banjir atau naiknya permukaan air laut. Begini penampakanya.

Insinyur Belanda Ciptakan Pulau Terapung Buat Lawan Banjir

Pulau buatan ini bisa dirakit oleh beberapa orang saja. Terdiri dari 87 bagian yang tinggal digabungkan. Istimewa/inhabitat.com 


 
 
Insinyur Belanda Ciptakan Pulau Terapung Buat Lawan Banjir


Pulau ini diciptakan oleh insinyur yang tergabung di Maritime Research Institute Netherlands (MARIN). Istimewa/inhabitat.com 

 
Insinyur Belanda Ciptakan Pulau Terapung Buat Lawan Banjir


Ukuran pulau terapung ini masih kecil, tapi dalam beberapa tahun bisa dibuat lebih besar hingga seluas 5 km persegi. Istimewa/inhabitat.com 


Insinyur Belanda Ciptakan Pulau Terapung Buat Lawan Banjir


Bahan dasar pulau terapung ini adalah campuran kayu dan polystyrene yang dibentuk segitiga dan disusun. Pulau ini nanti bisa digunakan untuk tempat tinggal hingga keperluan energi seperti pembangkit listrik tenaga angin atau tenaga matahari di tengah laut. Istimewa/inhabitat.com  






Credit  finance.detik.com



Peta Kekuatan Nuklir Dunia: AS Punya 6.800 Bom Nuklir, Korut 60


Peta Kekuatan Nuklir Dunia: AS Punya 6.800 Bom Nuklir, Korut 60
Peta kekuatan nuklir dunia. Foto/Business Insider

WASHINGTON - Laporan Badan Intelijen Pertahanan (DIA) Amerika Serikat (AS) yang menyebut rezim Kim Jong-un di Korea Utara (Korut) memiliki sekitar 60 bom nuklir telah memperbarui peta kekuatan nuklir dunia.

Saat ini, diperkirakan ada 14.995 bom nuklir dari sembilan negara, termasuk yang dimiliki Israel—negara yang selama ini merahasiakan persenjataan nuklirnya. Dari total jumlah tersebut, Rusia berada di peringkat pertama dengan 7.000 bom nuklir. AS di urutan kedua dengan 6.800 unit.

Sedangkan Pyongyang dengan perkiraan memiliki 60 senjata nuklir berada di urutan akhir, yakni urutan ke sembilan. Uniknya, perkiraan jumlah senjata nuklir Pyongyang ini meningkat pesat dalam waktu yang relatif singkat. Pada Juli lalu, pusat penelitian International Peace Research Institute memperkirakan rezim Kim Jong-un memiliki 10 sampai 20 senjata mematikan itu.

Peningkatan jumlah senjata mengerikan Pyongyang ini juga mengejutkan, karena negara komunis itu berkali-kali dijatuhi sanksi oleh Barat dan Dewan Keamanan PBB. Sanksi terbaru yang dijatuhkan DK PBB membuat pendapatan Pyongyang akan berkurang hingga USD1 miliar.

Beda kondisi dengan AS, dimana Presiden Donald Trump telah mewarisi program senilai USD1 triliun untuk memodernisasi nuklir AS. Tak mau ketinggalan, Rusia juga meningkatkan anggaran pertahanan untuk melakukan hal yang sama untuk gudang persenjataannya.

The Bulletin of the Atomic Scientists mencatat retorika dan proliferasi nuklir pada bulan Januari dengan memajukan “Jam Kiamat” 30 detik.

Berikut ini, data perkiraan jumlah stok bom nuklir dunia yang dimiliki sembilan negara, yang dikutip dari Business Insider.

1. Rusia: 7.000 bom nuklir.
2. AS: 6.800 bom nuklir.
3. Prancis: 300 bom nuklir.
4. China: 270 bom nuklir.
5. Inggris: 215 bom nuklir.
6. Pakistan: 140 bom nuklir.
7. India: 130 bom nuklir.
8. Israel: 80 bom nuklir.
9. Korea Utara: 60 bom nuklir. 



Credit  sindonews.com







Eks Navy SEAL: AS Bisa Habisi Kim Jong-un seperti Osama bin Laden



Eks Navy SEAL: AS Bisa Habisi Kim Jong-un seperti Osama bin Laden
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bersama para pejabat militernya. Foto/REUTERS


LONDON - Amerika Serikat (AS) dan Inggris sudah memiliki ”Plan A, B dan C” untuk menyingkirkan seluruh kepemimpinan Korea Utara (Korut), termasuk Kim Jong-un. Menurut mantan tim Navy SEAL, Brandon Webb, Kim Jong-un bisa dihabisi dengan skenario yang dipakai untuk membunuh Osama bin Laden.

Menurut Webb, pasukan elite AS sudah dilatih untuk skenario di mana mereka diperintahkan untuk melenyapkan Kim Jong-Un dan para penasihat militernya.

Mantan pasukan elite berusia 43 tahun itu telah menghabiskan 13 tahun di Angkatan Bersenjata AS dan kemudian mengambil alih “SEAL's Sniper School” yang melatih Chris Kyle, sang pengeksploitasi film “American Sniper”.

”Saya pikir akan sangat mudah bagi Inggris atau AS untuk hal itu, jika mereka menginginkannya, dengan cepat mengambil seluruh kepemimpinan Korut,” kata Webb. ”Sangat cepat, dengan unit operasi khusus,” katanya lagi.

”Kemampuan intelijen dan kemampuan operasi khusus yang kita miliki saat ini luar biasa,” ujar Webb. ”Kebanyakan orang tidak tahu benar seberapa efektif AS dan Inggris dalam menjalankan misi ini.”

Publik dunia telah menyaksikan ketegangan saat Trump membawa AS ke ambang perang dengan Korut setelah kedua negara saling mengumbar ancaman serangan nuklir.

Dengan lengan dilipat dan marah, Presiden Trump berkata; ”Korea Utara tidak akan melakukan ancaman lain terhadap Amerika Serikat.”

”Mereka akan disambut dengan api dan amarah seperti yang belum pernah dilihat dunia,” lanjut Trump.

Beberapa jam kemudian, tentara Pyongyang membalas retorika Trump dengan mengancam akan menyerang pangkalan militer AS di Guam dengan serangan rudal nuklir.

Webb, yang sekarang sudah pensiun dan menjalankan perusahaan media untuk veteran, mengatakan bahwa kemungkinan besar AS menggunakan model misi pembunuhan pembunuhan Osama bin Laden untuk misi terhadap rezim Pyongyang.

”Mungkin sudah ada Plan A, B, C di tempat,” kata Webb. ”Karena ketika situasi menentukan, itu adalah bagian dari apa yang dilakukan komunitas militer dan organisasi khusus.”  

”Mereka terus-menerus memproteksi skenario, menghadapi ancaman modern. Itu akan datang sepenuhnya dengan unsur kejutan, seperti bagaimana mereka mengatur serangan OBL (Osama bin Laden),” imbuh Webb, seperti dikutip Daily Mirror, semalam (9/8/2017).

”Mereka terbang ke Pakistan, sama sekali tidak terdeteksi, dan benar-benar tidak meminta izin sampai setelah kejadian,” papar Webb.

“Saya pikir itu akan dilakukan dengan cara yang sama. Untuk AS itu akan menjadi Delta Force—mereka akan menjadi elemen operasional,” sambung Webb.

”Helikopter TF-160 melakukan penerbangan tinggi, parasut terbuka setinggi 20.000 kaki lebih, dari seberang perbatasan Korea Selatan,” kata Webb.

”Dan kemudian terbang di bawah kanopi, tidak terdeteksi karena radar tidak bisa mendeteksi kanopi. Ada banyak skenario.”




Credit  sindonews.com



Menlu Lavrov Buka Kantor Perwakilan Rusia untuk ASEAN di Jakarta



Menlu Lavrov Buka Kantor Perwakilan Rusia untuk ASEAN di Jakarta
Para menteri Indonesia dan Rusia saling bergandengan tangan saat pembukaan Kantor Misi Tetap Rusia untuk ASEAN di Jakarta, Rabu (9/8/2017). Foto/SINDOnews/Victor Maulana


JAKARTA - Kunjungan kerja Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov ke Indonesia bukan hanya ditujukan untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara. Lawatan Lavrov juga untuk memperkuat hubungan Rusia dengan ASEAN dengan membuka kantor perwakilannya untuk ASEAN.

Seperti diketahui, Jakarta adalah Ibu Kota dari ASEAN, dimana kantor Sekertariat ASEAN bertempat di bilangan Blok M. Di kawasan itulah, kantor perwakilan Rusia untuk ASEAN dibuka.

Dalam pidato peresmian kantor perwakilan negaranya, Lavrov menyatakan bahwa keberadaan misi tetap negaranya untuk ASEAN mengukuhkan prioritas kerja sama luar negeri Rusia dengan ASEAN.

"Hal ini juga mengukuhkan komitmen kami untuk meningkatkan dialog dengan ASEAN dan membawa kerja sama ke tingkat strategis," kata Lavrov, dalam pidatonya hari Rabu (9/8/2017).

"Dan yang tidak kalah penting, Misi Tetap Rusia di ASEAN harus memberikan kontribusi guna mengembangkan dan meningkatkan kerja sama antara para perwakilan tetap negara-negara anggota ASEAN," imbuhnya.

Lavrov mengatakan, Rusia telah membangun dialog tingkat tinggi dengan otoritas ASEAN dan para negara anggotanya. Dialog tersebut dimaksudkan untuk membahas mekanisme kerja sama dalam bidang energi, sains dan agrikultur.

Kerja sama Rusia dan ASEAN diharapkan terjalin di sedikitnya 20 bidang inisiatif kerja sama termasuk sektor teknologi informasi, keamanan pangan, pendidikan dan transportasi.

"Saya juga berharap Misi Tetap Rusia ini akan memberikan perhatian pada isu-isu humaniora dan budaya. Di saat yang sama, memfasilitasi kontak antara ASEAN dan Uni Ekonomi Eurasian (EAEU)," imbuh diplomat senior Rusia itu. 




Credit sindonews.com





AS Usir Dua Diplomat Kuba karena Insiden di Kedubes Havana


AS Usir Dua Diplomat Kuba karena Insiden di Kedubes Havana 
Ilustrasi. (Reuters/Jonathan Ernst)


Jakarta, CB -- Amerika Serikat dilaporkan mengusir dua diplomat Kuba di Washington pada Mei lalu. Keputusan ini diambil setelah terjadi insiden yang menyebabkan gejala fisik pada warga AS di Kedutaan Besar Washington di Havana.

Pengusiran ini dikonfirmasi oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert, pada Rabu (9/8). Namun, ia enggan menjabarkan lebih lanjut mengenai insiden yang diketahui oleh AS pada akhir 2016 lalu.


"Kami tidak dapat memberikan jawaban megenai sumber atau penyebab dari apa yang kami sebut sebagai insiden ini. Yang jelas, itu menyebabkan sejumlah gejala fisik pada warga Amerika yang bekerja untuk pemerintah AS," ujar Nauert.

Nauert mengatakan, pemerintah masih menyelidiki insiden yang menimpa pegawai Kedubes AS di Havana tersebut. Namun, ia memastikan bahwa gejala fisik itu tidak mengancam nyawa.

"Ketika mereka baru mulai melaporkan, saya hanya akan menyebutnya gejala. Butuh waktu untuk mengetahui apa yang terjadi pada mereka. Penyelidikan masih berlangsung dan kami terus memantau," katanya.

Kabar mengenai insideni ini menjadi sorotan publik karena AS dan Kuba baru saja menjalin kembali hubungan diplomatik mereka pada 2015 lalu.

Pendirian kedutaan di masing-masing negara pun menjadi simbol rujuknya dua negara setelah berseteru pasca Perang Dingin.





Credit  cnnindonesia.com







Drone Iran Pepet Pesawat Tempur AS di Teluk


Drone Iran Pepet Pesawat Tempur AS di Teluk 
Pesawat F/A-18 milik Amerika Serikat diganggu oleh drone Iran saat hendak mendarat di kapal induk USS Nimitz. (Reuters/Kim Hong-Ji)


Jakarta, CB -- Pesawat nirawak atau drone Iran terbang memepet jet tempur F/A-18 Amerika Serikat yang hendak mendarat di kapal induk USS Nimitz di Teluk Persia.

Hal tersebut disampaikan oleh dua urang pejabat pertahanan AS yang mengetahui insiden tersebut. Mereka mengatakan gerakan drone itu memaksa pesawat Amerika untuk mengelak.

Drone QOM-1 itu sempat terbang 30 meter di bawah pesawat tempur AS dan 60 meter di sampingnya. Jet F/A-18 itu berada sejauh beberapa ratus meter dari kapal induk yang menantinya untuk mendarat.

Jet tempur tersebut beberapa kali bermanuver untuk menghindari drone yang memepetnya, kata dua pejabat.

Mereka menyebut tindakan itu "tidak aman dan tidak profesional" meski drone tersebut tampak tidak bersenjata. Demikian diberitakan CNN, Rabu (9/8).

Amerika Serikat menggunakan frekuensi radio darurat di lokasi untuk mengusir drone tersebut. Pada akhirnya, ia pun menjauh.

Komando Pusat Angkatan Laut AS melontarkan pernyataan menyusul informasi yang disampaikan kedua pejabat anonim itu.

Jet tempur AS "mengalami interaksi tidak aman dan tidak profesional dengan pesawat tanpa awak QOM-1 Iran," bunyi pernyataan tersebut.

"Meski sudah beberapa kali diminta melalui radio untuk menjauh," drone Iran "mengeksekusi perubahan ketinggian tidak aman dan tidak profesional di dekat F/A-18E."








Credit  CNN Indonesia









Pakar yang Akhiri Serangan Ransomware Dibebaskan FBI


Pakar yang Akhiri Serangan Ransomware Dibebaskan FBI 
Pria yang berhasil menghentikan ransomware akhirnya dilepaskan dari penjara oleh FBI. (dok. Thinkstock/g-stockstudio)


Jakarta, CB -- Pakar keamanan siber yang berhasil menghentikan serangan ransomware WannaCry akhirnya dibebaskan FBI. Sebelumnya, Marcus Hutchins--pakar keamanan siber yang menghentikan serangan WannaCry ini ditangkap Biro Federal Investigasi (FBI) di Nevada..

FBI mencurigai atas tuduhan membuat kode berbahaya (malware) yang dapat mencuri data perbankan korban. Malware ini kemudian ditengarai dijual ke pasar gelap online.

Pada Senin (7/8), Hutchins yang merupakan pakar keamanan siber Kryptos Logic ini telah. Ia dijadwalkan menghadiri pengadilan di Milwaukee kemarin, Selasa (8/8). Hal ini diperkuat dengan pernyataan Juru Bicara Penjara Kayla Gieni.

Berdasarkan keterangan seorang jaksa, Hutchins mengaku kepada penyidik bahwa ia menulis kode berbahaya tersebut dan memberikan isyarat bahwa ia memang menjualnya. Kondisi tersebut membuat pria berusia 23 tahun ini terikat pada tuntutan yang berat, sehingga ia diminta menyerahkan paspor dan pergerakannya dipantu oleh GPS. Demikian diberitakan The Telegraph.


Pengacaranya Adrian Lobo menyatakan bahwa pihak Hutchins berkeras untuk melawan kasus ini dan tidak akan mengajukan permohonan bersalah atas seluruh tuduhan.

Diberitakan Techcrunch, Pendukung Hutchins juga tetap berkumpul untuk menyumbang dan menutupi biaya hukumnya. Pendanaan tersebut dipimpin oleh Symantec Cybersecurity Czar Tara Wheeler dan firma hukum teknologi Tor Ekeland. Penggalanan dana tersebut berhasil mengumpulkan US$30,000 (setara dengan Rp390 juta).

"Meskipun kita sebagai sebuah komunitas tidak mengetahui semua rincian tentang tuduhan terhadap Marcus Hutchins, kami mengetahui bahwa semua orang memiliki hak untuk mendapatkan pembelaan dan pembelaan hukum di Amerika Serikat ketika dituduh melakukan kejahatan," tulis Wheeler dalam sebuah pesan yang menyertai halaman sumbangan tersebut.

Menghentikan WannaCry
Sebelumnya, Hutchins sempat dipuji karena menemukan tombol pembunuh yang menahan ransomware jenis WannaCry. Ransomware ini telah menyerang dan mengganggu komputer pabrik mobil, rumah sakit, toko-toko, dan sekolah di lebih dari 150 negara. Lebih dari 300 ribu komputer terkinfeksi ransomware ini di awal tahun ini.


Ransomware sendiri adalah sejenis malware yang mengunci laptop atau komputer korban dengan kode tertentu (enkripsi). Begitu terkunci, PC korban tak bisa diakses kembali. Penyebar ransomware ini lantas akan meminta tebusan (ransom) untuk membuka PC.

Itulah mengapa malware ini disebut ransomware. Namun, begitu tebusan diberikan, tidak menjadi jaminan PC pengguna akan dibuka oleh mereka. 

"Saya jelas bukan pahlawan, saya hanya seseorang yang melakukan sedikit untuk menghentikan botnet," ucap Hutchins.




Credit  CNN Indonesia






Retno: Putin Akan Segera Kunjungi Indonesia


Retno: Putin Akan Segera Kunjungi Indonesia 
Menlu RI Retno Marsudi mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin akan segera datang ke Indonesia. (REUTERS/Alexander Zemlianichenko/Pool)



Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin akan segera berkunjung ke Indonesia memenuhi undangan Presiden Joko Widodo.

Saat ini, ujar Retno, kementeriannya tengah mendiskusikan rencana lawatan Putin tersebut.

“Rencana kunjungan [Putin ke Indonesia] sudah ada, kita sudah mulai membicarakan [persiapannya],” papar Retno usai menyambut kedatangan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di kantornya, Rabu (9/8).

Meski begitu, Retno belum bisa menjelaskan kapan pastinya kunjungan Putin itu akan berlangsung.

Time frame-nya belum ada memang. Kami baru siapkan rencana dan pemahaman bahwa kami akan siapkan kunjungan beliau ke sini,” kata Retno.



Retno mengatakan kunjungan Putin ke Indonesia merupakan momentum penting dan menjadi dasar kuatnya hubungan kedua negara yang telah terjalin sejak 1950 lalu.

Selain memenuhi undangan Jokowi, kedatangan Putin nanti diharapkan bisa turut meresmikan kemitraan strategis antara Istana Negara dan Kremlin.

“Harapannya, ketika Presiden Putin ke Indonesia bisa sekaligus meluncurkan kemitraan strategis antara RI-Rusia. Kami harap pembahasan pembaruan kemitraan kedua negara ini selesai dengan cepat,” tuturnya. 






Credit  CNN Indonesia





Ke Jakarta, Lavrov Sempat Bahas Sukhoi dengan Retno


Ke Jakarta, Lavrov Sempat Bahas Sukhoi dengan Retno 
Menlu Rusia Sergey Lavrov sempat membahas soal barter sukhoi dengan komoditas perkebunan Indonesia saat bertemu dengan Menlu Retno. (REUTERS/Beawiharta)


Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berkunjung ke Jakarta dan menemui Menlu RI Retno LP Marsudi pada Rabu (9/8).

Dalam pertemuan itu, keduanya sempat membahas perjanjian barter hasil kebun Indonesia dengan sejumlah pesawat tempur Sukhoi SU-35 buatan Rusia.

“[kesepakatan pertukaran pesawat Sukhoi] sempat dibahas meski tidak secara spesifik,” ucap Menlu Retno usai bertemu dengan Lavrov di kementeriannya di Jakarta.

Topik ini dibahas seiring dengan rencana Indonesia menukar 11 jet tempur Sukhoi dari Rusia dengan hasil komoditas perkebunan utama Indonesia seperti minyak kelapa sawit, kopi, dan teh.

 

Kesepakatan perdagangan ini disepakati Moskow-Jakarta sekitar Kamis (3/8) lalu.

Dalam kesempatan berbeda, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, kesepakatan ini tertuang dalam penandatangan nota kesepahaman atau MoU antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia, yakni PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PII dengan BUMN Rusia, Rostec, pada lawatan Indonesia ke Rusia.

Dengan kesepakatan dagang ini, Indonesia diharapkan bisa meningkatkan volume ekspor hasil perkebunan Indonesia dan di saat bersamaan bisa menguatkan armada F-5 angkatan udara Indonesia.

Perjanjian dagang kedua negara ini dilakukan tak lama setelah Moskow mendapat sanksi ekonomi baru dari Eropa dan Amerika Serikat.

Enggar menekankan, ini merupakan saat yang tepat untuk memanfaatkan situasi guna memperluas pasar komoditas Indonesia.
 

“Ini peluang yang tidak boleh hilang dari genggaman kita. Potensi hubungan ekonomi yang memanfaatkan situasi embargo dan kontra embargo ini melampaui isu-isu perdagangan dan investasi," papar Enggar, sekitar awal pekan ini, di Jakarta.

Selain membahas kesepakatan dagang, Retno menuturkan pertemuannya dengan Lavrov juga membahas rencana penguatan hubungan kedua negara menjadi mitra strategis.

Dengan kemitraan tersebut, Indonesia-Rusia tak hanya memperdalam kerja sama bidang ekonomi, sosial, budaya, dan politik tapi juga meningkatkan koordinasi kedua negara pada sejumlah bidang sensitif, termasuk keamanan dan pertahanan.

Di pertemuan itu, Lavrov juga menekankan bahwa Rusia akan terus mendorong upaya Indonesia memberantas terorisme di kawasan seiring dengan meningkatnya ancaman penyebaran ISIS di Asia khususnya Asia Tenggara, terutama dengan adanya gempuran kelompok militan Maute yang berbaiat pada ISIS di Marawi, Filipina. 




Credit  CNN Indonesia



Indonesia Barter Hasil Kebun dengan 11 Sukhoi Rusia


Indonesia Barter Hasil Kebun dengan 11 Sukhoi Rusia 
Sebanyak 11 Sukhoi SU-35 bakal ditukar dengan sejumlah produk ekspor Indonesia, mulai dari kopi, teh, hingga minyak kelapa sawit. (CNN Indonesia/Hesti Rika)


Jakarta, CB -- Pemerintah Indonesia mendapat kesepakatan perdagangan dari pemerintah Rusia berupa pertukaran hasil perkebunan Indonesia dengan 11 pesawat tempur jenis Sukhoi SU-35 yang diproduksi Rusia.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menjelaskan, kesepakatan tersebut tertuang dalam penandatangan nota kesepahaman (Memorandum of Understandings/MoU) antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia, yaitu PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PII dengan BUMN Rusia, Rostec pada lawatan Indonesia ke Rusia pada Kamis kemarin (3/8).

"Diharapkan dapat segera direalisasikan melalui pertukaran 11 Sukhoi SU-35 dengan sejumlah produk ekspor Indonesia, mulai dari kopi, teh, minyak kelapa sawit, dan produk industri strategis pertahanan," ucap Enggar dalam keterangan tertulis, Jumat (4/8).

Menurut Enggar, Indonesia perlu melakukan pertukaran ini agar volume ekspor hasil perkebunan Indonesia kian meningkat dan penetrasi pasar bertambah luas. Di sisi lain, untuk pertukaran dengan pesawat Sukhoi, Indonesia memang membutuhkan untuk menggantikan armada F-5 Indonesia yang sudah usang.

Bersamaan dengan kesepakatan ini, Enggar berharap Indonesia-Rusia mampu memperluas kerja sama perdagangan ke hasil produksi sektor lain, sehingga lebih banyak produk Indonesia yang dapat dikenalkan ke Rusia dan sebaliknya.

Adapun kesempatan Indonesia memperbesar penetrasi pasar di Rusia, dilihat Enggar memang sangat besar. Sebab, Indonesia memiliki keuntungan lebih dari embargo perdagangan yang tengah dihadapi Rusia dari negara-negara, seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan beberapa negara pengikutnya.

Embargo tersebut dilakukan negara-negara itu karena berkaitan dengan isu keamanan dan teritorial. Di sisi lain, Rusia, sambung Enggar, turut melakukan mengenakan sanksi pembatasan impor dari negara-negara tersebut sebagai tindak lanjut embargo yang dikenakan kepada Rusia.

Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan pangannya, seperti buah-buahan tropis dan produk esensial lainnya, Rusia mengambil impor dari negara lain, seperti Indonesia.

"Ini peluang yang tidak boleh hilang dari genggaman kita. Potensi hubungan ekonomi yang memanfaatkan situasi embargo dan kontra embargo ini melampaui isu-isu perdagangan dan investasi," terang Enggar.


Selain itu, di luar sektor perdagangan, potensi kerja sama kedua negara dapat pula terjadi di bidang pariwisata, pertukaran pelajar, pengembangan teknologi, sektor energi, kedirgantaraan, dan lainnya.

Kementerian Perdagangan sendiri mencatat, Indonesia mengalami surplus perdagangan dengan Rusia sejak 2015 lalu, dengan nilai sebesar US$1,1 juta dan kemudian meningkat menjadi US$411 juta di 2016. Sementara, di tahun sebelumnya, Indonesia masih mengalami defisit perdagangan sekitar US$1,6 miliar di 2012.



Credit  CNN Indonesia



AS dan Jepang Latihan Gabungan di Dekat Semenanjung Korea


AS dan Jepang Latihan Gabungan di Dekat Semenanjung Korea Latihan gabungan ini melibatkan dua pesawat pengebom B-1B milik Angkatan Udara AS. (Reuters/Kim Hong-Ji)


Jakarta, CB -- Di tengah ancaman Korea Utara yang kian meningkat di kawasan, Jepang dan Amerika Serikat melakukan latihan pasukan udara gabungan di dekat Semenanjung Korea.

Pasukan Pertahanan Udara Jepang (ASDF) mengumumkan bahwa latihan gabungan itu dilakukan di sekitar Pulau Kyushu, selatan Jepang.

Menurut ASDF, latihan itu melibatkan dua pesawat pengebom B-1B milik Angkatan Udara AS. Selain itu, dua jet tempur F-2 juga dikerahkan dalam latihan gabungan ini.

Kabar ini diberitakan oleh Reuters pada Rabu (9/8), setelah Korut menyatakan tengah mempertimbangkan untuk menembakkan rudal ke Guam, salah satu wilayah kekuasaan AS di Pasifik.

"KPA [Tentara Rakyat Korea] sedang menimbang secara teliti rencana operasional untuk melepaskan tembakkan ke daerah sekitar Guam dengan rudal balistik strategis jarak menengah hingga jauh Hwasong-12 untuk menyerang markas militer AS di Guam, termasuk Pangkalan Udara Anderson," ujar juru bicara KPA.

Pangkalan Udara Anderson merupakan markas militer AS yang menjadi basis operasi pesawat pengebom B1-B untuk wilayah Asia Pasifik.

Menanggapi ancaman ini, seorang anggota Kongres yang mewakili Guam, Madeleine Z Bordallo, mengatakan bahwa wilayah AS di Pasifik itu aman dari Korut.

"Guam masih aman dan saya percaya pada kemampuan pertahanan AS untuk melindungi pulau kita dan sekutu di kawasan," kata Bordallo dalam pernyataan pers yang dikutip Reuters.

Dia juga meminta Presiden Donald Trump untuk menunjukkan "kepemimpinan yang mantap" dan bekerja sama dengan masyarakat internasional untuk meredakan ketegangan, menghentikan program senjata Korea Utara.






Credit  CNN Indonesia





Menerka Gambaran Perang Nuklir Korut-Amerika


Menerka Gambaran Perang Nuklir Korut-Amerika 
Korea Utara siap meluncurkan rudal ke wilayah AS di Pasifik. Bagaimana jadinya kalau kedua negara berperang? (KCNA via Reuters)


Jakarta, CB -- Amerika Serikat dan Korea Utara sama-sama melontarkan ancaman keras terkait ambisi nuklir pemerintahan Kim Jong-un yang bertentangan dengan pandangan masyarakat internasional.

Setelah mendapat laporan bahwa Korut sudah bisa memasangkan hulu ledak nuklir pada rudal balistiknya, Trump mengancam negara terisolasi itu bakal menghadapi "api dan kemarahan" dari Amerika.

Pyongyang menanggapi dengan tidak tanggung-tanggung menyatakan akan menghantam Guam, wilayah AS di Pasifik, menggunakan rudal balistiknya.

Jika terealisasi, serangan ini bisa menjadi sangat signifikan karena pulau tersebut menjadi salah satu basis operasi militer besar AS di luar daratan utamanya.

Negeri Paman Sam pun mungkin membalas serangan itu dengan persediaan senjata nuklirnya yang telah terpupuk sejak masa perang dingin. Bagaimana jadinya jika kedua negara terlibat perang?

Amerika kemungkinan besar tidak bisa melakukan serangan terukur terhadap fasilitas rudal nuklir Korut. Masalahnya, fasilitas-fasilitas itu tersebar dan disembunyikan di antara pegunungan negara tersebut.

Jika serangan itu tidak menghantam semua persenjataan Korut secara sekaligus, maka 10 juta warga di Seoul, 38 juta warga Tokyo dan puluhan ribu tentara AS di timur laut Asia bisa terancam serangan rudal, baik konvensional maupun nuklir.

Bahkan, jika senjata-senjata itu bisa langsung disapu bersih, Seoul masih bisa luluh lantak karena hujan peluru artileri dari wilayah Korut.

"Bahkan serangan terbatas" oleh Amerika Serikat "bakal berisiko membuat Korea Utara meyakini bahwa ada serangan lanjutan yang lebih besar, dan mereka mungkin memilih untuk menggunakan senjata nuklirnya," kata Jeffrey Lewis, direktur program nonproliferasi di Institut Studi Internasional Middlebury, dikutip The Independent, Rabu (9/8).

Serangan artileri besar-besaran dari Korut bisa diaktivasi lebih cepat ketimbang aset angkatan laut, udara dan rudal balistik yang bisa mengincar Korsel, Jepang dan pangkalan Amerika di kawasan menggunakan nuklir atau senjata kimia.

Negara-negara tersebut mempunyai sistem pertahanan rudal balistik, tapi hal itu tidak menjamin semua peluru bisa berhasil ditangkal.

Jepang sudah mulai memberi tahu warganya cara-cara merespons serangan rudal dari Korea Utara dan perusahaan-perusahaan AS mulai menjual perlindungan rudal.

Walau masih belum jelas apakah Korea Utara bisa mengincar kota-kota besar di Amerika seperti Denver dan Chicago dengan nuklir, sistem pertahanan AS pun sama-sama belum bisa dipastikan bisa menangkal serangan semacam itu.

Bagaimanapun, AS harus memberi sinyal bagi Korea Utara dan China--sekutu utama Pyongyang--bahwa serangan militer terukur yang mereka lakukan itu terbatas sehingga Korut tidak terpicu membalas dengan nuklir.

Di saat yang sama, Korea Selatan menyumbang 1,9 persen dari perekonomian global dan menaungi perusahaan-perusahaan besar seperti Samsung dan Hyundai. Perang di semenanjung Korea bisa merugikan kawasan dan dunia, meski tanpa pengerahan nuklir Korut.

Pasar finansial global juga akan terguncang dalam jangka singkat.

Opsi lain yang bisa dilakukan AS adalah menggulingkan rezim Kim Jong-un. Namun, pergantian rezim pun tidak berarti bisa mengubah pandangan Korut.

Jika Kim diincar untuk digulingkan, maka para loyalis yang ada di sekitarnya pun harus ikut disingkirkan. Dengan demikian, Amerika punya daftar panjang berisi nama-nama orang yang harus mereka bunuh untuk mencapai tujuan tersebut.

Belum lagi, China yang khawatir akan krisis pengungsi dan keberadaan tentara AS di perbatasannya, kemungkinan besar akan mencoba untuk menopang rezim yang saat ini berkuasa.

Invasi skala penuh mungkin diperlukan untuk menyapu artileri dan rudal nuklir Korea Utara dengan cepat. Namun, sinyal serangan apapun yang diberikan Amerika Serikat--seperti pengumpulan persenjataan, pengerahan militer Korsel dan Jepang serta evakuasi warga AS di kawasan--bisa memicu serangan lebih dulu dari Korut.

China dan Rusia juga mungkin bisa ikut terbawa dalam peperangan.
Korea Utara bisa meluncurkan rudal nuklir jika dipicu pergerakan kecil dari AS.Korea Utara bisa meluncurkan rudal nuklir jika dipicu pergerakan kecil dari AS. (KCNA via Reuters)
"Secara realistis, perang harus dihindari," kata Jon Delury, profesor asisten studi internasional di Universitas Yonsei, Korea Selatan.

"Ketika tidak ada lagi analisis untung-rugi seperti itu, yang ada adalah kegilaan."
Banyak analis menyebut ini waktunya untuk memulai dialog mencegah situasi semakin buruk. Mencegah Korut memperoleh senjata termonuklir, atau rudal berbahan bakar padat lain, adalah tujuan yang mesti diperjuangkan, kata Lewis.

Untuk itu, AS mesti menawarkan semacam hadiah bagi Korea Utara. Misalnya, negara dengan anggaran pertahanan terbesar di dunia itu bisa mulai mengurangi latihan bersama dengan Korea Selatan di kawasan.

"Opsi realistis adalah langkah diplomatik yang bisa memperlambat [perkembangan situasi ini]. Dan itu bakal membutuhkan banyak pembicaraan," kata Delury.






Credit  CNN Indonesia





PM Australia Menentang Ancaman Trump untuk Korea Utara


PM Australia Menentang Ancaman Trump untuk Korea Utara 
PM Malcolm Turnbull tidak setuju dengan ancaman Presiden Trump terhadap Korea Utara. (AFP Photo/Peter Parks)


Jakarta, CB -- Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull tidak setuju dengan ancaman Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang bersumpah akan memberikan "api dan kemarahan" untuk Korea Utara jika terus mengusik AS.

Turnbull mengatakan satu-satunya cara untuk menangani Korea Utara adalah dengan menggunakan "tekanan ekonomi maksimum" dan ia menyambut baik sanksi "baru dan keras" dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa belum lama ini.

Dia mengatakan Australia akan mengimplementasikan sanksi tersebut beserta langkah-langkah lain yang diperlukan untuk menekan Korut.

Bill English, Perdana Menteri Selandia Baru, bahkan menyebut komentar Trump "tidak membantu."

"Saya rasa komentar-komentar itu tidak membantu di tengah lingkungan yang sangat tegang," ujarnya kepada media setempat, sebagaimana dikutip The Guardian, Rabu (9/8).

Trump melontarkan peringatan kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada Selasa saat sesi berfoto di Klub Golf nasional di Bedminster, New Jersey.

"Korea Utara sebaiknya tidak lagi membuat ancaman kepada Amerika Serikat. Mereka akan menghadapi api dan kemarahan yang belum pernah terjadi di dunia," kata Trump.
 
"Ancamannya (Kim Jong-un) sudah melebihi batas normal untuk Amerika Serikat. Mereka akan menghadapi api, kemarahan dan kekuatan besar yang tidak pernah terjadi di dunia."

Sejumlah pakar menyebut retorika agresif Trump bisa memberikan dampak buruk kepada AS. Hal itu bisa membuat Kim Jong-un semakin yakin bahwa rezimnya terancam dan memicunya melakukan serangan terlebih dahulu.

"Sangat bahaya dan ceroboh dan kontra-produktif Donald Trump mengancam akan memusnahkan Korea Utara," kata Daryl Kimball, kepala Arms Control Association di Washington.

"Yang kita butuhkan adalah dialog untuk mengurangin tensi dan menghindari miskalkulasi yang bisa berujung bencana. Kita saat ini sedang menuju ke arah konflik dan kita harus menghindari hal tersebut."




Credit  CNN Indonesia




Korut Susun Rencana Serangan ke Guam Pertengahan Agustus


Korut Susun Rencana Serangan ke Guam Pertengahan Agustus Ilustrasi Hwasong-12. (KCNA via Reuters)


Jakarta, CB -- Korea Utara akan menyusun rencana untuk meluncurkan empat rudal jarak menengah ke Guam, wilayah kekuasaan Amerika Serikat di Pasifik, mulai pertengahan Agustus.

"[Korut akan menyusun rencana] untuk menghalangi gerak pasukan musuh di pangkalan-pangkalan militer besar di Guam sebagai peringatan krusial kepada AS," demikian bunyi pernyataan dalam kantor berita Korut, KCNA.

Melalui pemberitaan tersebut, Korut menyatakan bahwa rencana itu sebenarnya sudah mulai digodok untuk kemudian diserahkan kepada pemimpin tertinggi mereka, Kim Jong-un.

"Rudal Hwasong-12 akan diluncurkan oleh KPA [Tentara Rakyat Korea] dan akan melintasi langit Shimane, Hiroshima, dan Koichi di Jepang. Rudal itu akan melesat sejauh 3.356,7 kilometer selama 1.065 detik dan menghantam perairan sejauh 30 sampai 30 kilometer dari Guam," tulis KCNA.

Sebagaimana dilansir Reuters, Korut tidak pernah mengumumkan agenda perencanaan serangan seperti ini sebelumnya.

Namun, KCNA menyiratkan bahwa Pyongyang sudah gerah dengan ancaman dari Presiden Donald Trump yang mengatakan, Korut akan berhadapan dengan "api dan kemarahan" jika terus mengancam AS.

"Dialog sangat mustahil dilakukan dengan pria yang hilang akal dan hanya serangan absolut yang dapat mengalahkannya," tulis KCNA.

Pernyataan ini menambah panjang saling serang komentar antara AS dan Korut yang sudah mulai memanas sejak awal tahun ini, setelah Kim mengatakan bahwa negaranya akan mengembangkan program rudal balistik antarbenua (ICBM).

Setelah beberapa kali melakukan tes rudal, Korut akhirnya menguji coba ICBM yang diakui intelijen AS dapat mencapai wilayah negaranya.

AS pun mengusulkan resolusi yang akhirnya disepakati Perserikatan Bangsa-Bangsa pada pekan lalu, satu langkah yang memicu amarah Korut.

Melalui resolusi itu, PBB akan memangkas nilai ekspor Korut hingga US$1 miliar atau setara Rp13,3 triliun.

PBB juga melarang seluruh ekspor batu bara, besi dan bijih besi, timah dan bijih timah, serta ikan dan makanan laut dari Korut. Secara keseluruhan, sanksi PBB akan memangkas sepertiga nilai ekspor tahunan Korut. 







Credit  CNN Indonesia





Diancam Bom oleh Korut, Guam Tetap Santai


Diancam Bom oleh Korut, Guam Tetap Santai Otoritas Guam menanggapi santai ancaman bom nuklir dari Korea Utara. (Major Jeff Landis,USMC (Ret.)/Naval Base Guam/Handout/File Photo via REUTERS)


Jakarta, CB -- Korea Utara merespons Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang akan membombardir Pyongyang menggunakan “api dan kemarahan”, dengan ancaman rudal balistik ke arah Guam, wilayah AS di Samudera Pasifik.

Gubernur Guam Eddie Calvo tetap santai kendati wilayahnya dibayangi ancaman serangan rezim Kim Jong-un.

Dalam wawancara televisi pada Rabu (9/8), Calvo menyebut pihaknya “sudah siap menghadapi apapun”.



Calvo menambahkan pemerintahnya terus berkomunikasi intensif dengan Washington guna “memastikan keamanan seluruh wilayah”.

“Saya ingin meyakinkan warga Guam bahwa saat ini tidak ada ancaman apapun terhadap pulau kita maupun Marianas [pulau tetangga],” papar Calvo, dikutip AFP.

“Saya telah berdiskusi dengan Komandan Wilayah Gabungan Marianas Laksamana Muda Shoshana Chatfield yang mengonfirmasi tentang hal ini,” tambahnya.

Guam, yang lokasinya berdekatan dengan Semenanjung Korea dan Laut China Selatan, memiliki 6000 tentara dan dua instalasi militer, yakni Andersen Air Force Base dan Naval Base.

Mantan menteri pertahan era Obama, Ashton Carter, menyebut Guam sebagai “lokasi strategis dan penting bagi militer AS di Pasifik Barat”.

Calvo menyebut terdapat “beberapa level pertahanan” yang ditempatkan secara strategis guna melindungi Guam, termasuk juga dukungan dari Washington yang menyebut “serangan terhadap Guam adalah serangan kepada Amerika Serikat”.



“Pemerintah AS telah menyatakan mereka akan mempertahankan Guam. Guam merupakan bagian dari AS dan terdapat 200 ribu warga AS di Guam dan Marianas, kami bukan hanya pangkalan militer,” kata Calvo.

Meskipun suasana ketegangan di kawasan itu meningkat, warga Guam tetap beraktivitas seperti biasa. Saat ditanya soal ancaman bom nuklir Korut, mereka hanya mengangkat bahu.

“Tidak ada yang bisa kita lakukan juga. Ini adalah pulau kecil, kita tidak bisa lari,” kata salah satu warga, James Cruz.

Di sisi lain, Delegasi Guam di Kongres AS mengatakan kemampuan rudal dan nuklir Korea Utara “sangat mengkhawatirkan”, namun dia percaya pulau tersebut tetap aman.





Credit  CNN Indonesia






Empat daerah di Oklahoma nyatakan keadaan darurat usai badai


Empat daerah di Oklahoma nyatakan keadaan darurat usai badai
Arsip Foto. Benda yang diselamatkan tergantung di sebuah pohon di Moore, Oklahoma, empat hari setelah kota satelit Oklahoma porak-poranda akibat tornado, Jumat (24/5). (REUTERS/Adrees Latif)


Houston (CB) - Gubernur Oklahoma Mary Fallin mengumumkan keadaan darurat untuk empat daerah di negara bagian tersebut pada Rabu (9/8), setelah topan kencang, banjir besar dan empat tornado melanda bagian timur-laut Oklahoma pada Minggu (6/8).

Daerah yang berada dalam keadaan darurat meliputi Mayes, Rogers, Tulsa dan Wagoner.

Siaran pers gubernuran yang dikutip Xinhua menyebutkan badai telah merusak lebih dari 170 tempat usaha dan rumah.

Berdasarkan instruksi eksekutif tersebut, lembaga negara dapat melakukan pengambil-alihan dan pembelian darurat yang diperlukan untuk mempercepat pengiriman sumber daya ke tempat yang memerlukan. Pengumuman itu juga menandai langkah pertama untuk meminta bantuan federal, jika perlu, kata siaran pers tersebut.

Lebih dari 30 orang cedera ketika tornado menerjang Tulsa, kota di bagian timur-laut Negara Bagian Oklahoma, dan dua orang berada dalam kondisi serius.





Credit  antaranews.com






Korea Utara anggap Trump cuma gertak sambal


Korea Utara anggap Trump cuma gertak sambal
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (KCNA/via Reuters/File Photo)



Washington/Seoul (CB) - Korea Utara mengaku sedang menyusun rencana untuk merudal wilayah Amerika Serikat di Pasifik, Pulau Guam. Utara juga menyebut ancaman Presiden Donald Trump akan menyerang Korea Utara sebagai gertak sambal dan menyatakan hanya "kekuatan mutlak yang bisa efektif kepada dia."

Kantor berita Korea Utara KCNA menyiarkan update rencana serangan Korea Utara ke Guam itu setelah Trump mengeluarkan pernyataan yang membakar emosi Korea Utara bahwa ancaman kepada AS dari Korea Utara akan dijawab dengan "tembakan dan amarah."

Ucapan Trump itu mendorong Korea Utara membeberkan rencana menembakkan empat peluru kendali jarak menengahnya ke arah Guam. tepatnya 30-40 km dari daratan Guam yang berada di sebelah utara Sulawesi Utara, di Pasifik barat.

Guam didiami 163.00 orang dan menjadi pangkalan militer AS untuk satu skuadron kapal selam, sebuah pangkalan udara dan satu divisi Penjaga Pantai.

Angkatan darat akan merampungkan rencana itu pertengahan Agustus begitu ada perintah dari Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kata KCNA mengutip Jenderal Kim Rak Gyom, Panglima Komondo Strategis Tentara Rakyat Korea.

KCNA menyebutkan Trump hanya gertak sambal belaka dan menyatakan "dialog sepertinya mustahil untuk orang yang sudah kehilangan akal dan (oleh karena itu) kekuatan absolut yang bisa efektif kepada dia".





Credit  antaranews.com








Ketika Trump dan Korut saling balas mengancam perang nuklir


Ketika Trump dan Korut saling balas mengancam perang nuklir
Hwasong-14, peluru kendali antarbenua atau ICBM milik Korea Utara. (Reuters)


Jakarta (CB) - Dunia merinding dua hari belakangan ini setelah Korea Utara dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump saling berbalas mengancam melepaskan peluru kendali yang ujungnya dipasangi hulu ledak nuklir.

Setelah Korea Utara sukses meluncurkan peluru kendali antarbenua yang membuat daratan AS tidak lagi aman dari ancaman Korea Utara dan kabar bahwa Korea Utara sudah memiliki kapabilitas peluru kendali nuklir, Trump memperingatkan bahwa ancaman kepada Amerika Serikat dari Korea Utara akan dijawab dengan "tembakan dan amarah".

Sehari kemudian Trump memerintahkan militer AS untuk bersiap diri dengan mengeluarkan cuitan, "Perintah pertama saya sebagai presiden dulu adalah merenovasi dan memodernisasi arsenal nuklir kita. Kini kita jauh lebih kuat dan jauh lebih ampuh dibandingkan dengan masa sebelumnya."

"Semoga kita tidak akan pernah menggunakan kekuatan ini, tetapi tidak akan pernah ada sebuah masa kita bukan negara paling kuat di dunia!", sambung Trump.

Pernyataan keras Trump ini membuat para pejabat AS kelabakan karena mereka tidak ingin terjadi perang retorika dengan Pyongyang.

Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson berusaha meredakan suasana yang sudah terlanjur panas.  Sebelum Trump mencuit di Twitter soal arsenal nuklir, Tillerson tiba di Guam setelah kepada wartawan dia berkata bahwa tidak ancaman serius dari Korea Utara sehingga rakyat AS bisa tidur pulas semalaman.

Namun ancaman "tembakan dan amarah" dari Trump itu mengirimkan pesan kuat kepada Korea Utara dalam bahasa yang dimengerti Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un karena Kim sepertinya tidak memahami bahasa diplomatik, kata Tillerson.

Korea Utara memang sudah terlalu sering mengancam akan menghancurkan AS. Terakhir, negara ini mengaku tengah mempertimbangkan menyerang teritori AS di Pasifik barat, Pulau Guam, yang ditinggali 163.000 orang dan menjadi pangkalan besar AS untuk satu skuadron kapal selam, sebuah pangkalan udara dan satu divisi Penjaga Pantai.

Juru bicara Tentara Rakyat Korea menyatakan rencana itu bisa dioperasikan setiap waktu begitu ada keputusan dari Kim Jong Un.

Gubernur Guam Eddie Calvo menepis ancaman Korea Utara ini dan menyatakan Guam sudah bersiap dari setiap ancaman. Dia mengaku sudah menghubungi Gedung Putih dan menyatakan tidak ada perubahan level ancaman di Guam.

Korea Utara terobsesi memiliki program peluru kendali dan senjata nuklir yang adalah melanggar resolusi PBB. Negara ini menuduh AS tengah merancang "perang preventif" dan menyatakan setiap rencana untuk mengeksekusi "perang preventif" ini akan dihadapkan kepada "perang mati-matian, pembungihangusan semua kubu pertahanan musuh, termasuk daratan AS."

Washington sudah memperingatkan Korea Utara bahwa pihaknya telah siap menggunakan kekuatan militer seandainya diperlukan demi menghentikan peluru kendali balistik dan program nuklir Korea Utara, namun AS memilih meja diplomasi, termasuk sanksi.

Sabtu pekan lalu Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat menjatuhkan sanksi baru kepada Korea Utara.

Para pejabat militer AS sendiri berusaha menepis kemungkinan pecahnya konflik militer antara AS dan Korea Utara. Bahkan tiga pejabat AS yang meminta namanya tidak disebutkan berkata kepada Reuters bahwa AS tidak memindahkan asset-asset militer tambahannya sekalipun Korea Utara mengancam Guam.

"Hanya karena retorika, tidak berarti postur (militer) kami berubah," kata salah seorang pejabat itu. "Satu-satunya masa postur kita harus ditingkatkan adalah karena munculnya fakta, bukan dari apa yang dikatakan Kim dan Trump terhadap satu sama lain."




Credit  antaranews.com







Giliran menteri pertahanan AS ancam Korea Utara


Giliran menteri pertahanan AS ancam Korea Utara
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis. (Reuters)
DPRK (Korea Utara) harus memilih antara mengisolasi diri atau mengurungkan berburu senjata nuklir

Washington/Seoul (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis mengeluarkan peringatan terang-terangan kepada Korea Utara hari ini dengan menyatakan Pyongyang harus menghentikan setiap aksi yang akan mengantarkan kepada "akhir dari rezim itu dan kehancuran rakyatnya."

Pernyataan paling keras Mattis kepada Korea Utara ini menyusul komentar pedas Presiden Donald Trump sehari sebelumnya bahwa ancaman kepada Amerika Serikat dari Korea Utara akan dijawab dengan "serangan dan kemarahan".

Ancaman Trump ini memicu tanggapan Korea Utara bahwa mereka kini sedang mempertimbangkan meluncurkan serangan rudal Pulau Guam di Pasifik yang masuk teritori AS.

Mattis menandaskan bahwa AS dan sekutu-sekutunya akan memenangkan apa pun perlombaan senjata atau konflik melawan Korea Utara.

"DPRK (Korea Utara) harus memilih antara mengisolasi diri atau mengurungkan berburu senjata nuklir," kata Mattis seperti dikutip Reuters. "DPRK harus berhenti mempertimbangkan aksi apa pun yang akan mengantarkan kepada akhir dari rezim itu dan kehancuran rakyatnya."




Credit  antaranews.com






Trump dinilai keceplosan mengancam Korea Utara


Trump dinilai keceplosan mengancam Korea Utara
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (REUTERS/John Sommers II)


Washington (CB) - Pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa negaranya akan menjawab dengan "tembakan dan kemarahan" jika Korea Utara terus mengancam AS adalah pernyataan yang tidak direncanakan dan spontan, kata seorang pejabat teras pemerintah AS yang mengetahui masalah ini seperti dikutip Reuters.

"Itu pernyataan Trump seorang," kata seorang pejabat pemerintah AS lainnya yang juga menolak disebutkan jati dirinya.

Sehari sebelumnya setelah muncul kabar Korea Utara akan merudal Guam yang menjadi wilayah AS di Pasifik, Trump berkata, "Korea Utara sebaiknya tidak terus mengancam Amerika Serikat. Mereka akan menghadapi tembakan dan kemarahan yang tak pernah dilihat dunia sebelum ini."

Para pejabat dan analis AS mengkhawatirkan perang retorika dengan Pyongyang yang sebelumnya menyatakan sudah mempertimbangkan untuk menembakkan peluru kendali ke Pulau Guam.

Pejabat senior pemerintah AS yang membidangi masalah Korea Utara itu berkata kepada Reuters: "Pernyataan Presiden Trump itu tidak terencana dan spontan."

"Tak ada diskusi soal perluasan retorika untuk menanggapi pernyataan pemimpin Korea Utara Kim (Jong Un) atau mengenai kemungkinan dampak dari melakukan hal itu," kata sang pejabat yang meminta namanya tidak disebutkan.

"Meskipun demikian, penting bagi Korea Utara untuk tahu bahwa kesabaran strategis negara ini (AS) ada batasnya dan bahwa tanggung jawab kami untuk membela sekutu-sekutu kami apa pun caranya akan dilakukan."

Secara pribadi dua pejabat AS yang juga meminta namanya tidak disebutkan menyatakan ancaman Presiden Trump itu tidak membantu dan mengancam timbulnya tanggapan tak terduga dari pemimpin Korea Utara itu.

Ancaman itu juga berisiko mengasingkan dua sekutu AS --Jepang dan Korea Selatan-- sekaligus memicu permusuhan dari China dan Russia yang keduanya diharapkan Washington menekan Kim menghentikan program senjata nuklirnya yang bisa menjangkau daratan AS tersebut.

Rabu waktu AS, Trump berusaha menenangkan keadaan bahwa dia berharap arsenal nuklir AS tidak perlu sampai digunakan (untuk menghentikan Korea Utara).





Credit  antaranews.com




Turki bangun tembok "keamanan" di perbatasan Iran


Turki bangun tembok
Ilustrasi - Bendera Turki (REUTERS/Murad Sezer)


Ankara (CB) - Turki mulai membangun tembok keamanan di sepanjang perbatasan negara itu dengan Iran, menurut keterangan pejabat daerah setempat, Selasa (8/8), yang ditujukan untuk menghentikan pergerakan pemberontak Kurdi.

Foto-foto yang diunggah di situs gubernur Provinsi Agri, Turki timur menunjukkan tiang beton sedang dipasang di sepanjang perbatasan.

Otoritas Turki mengumumkan pembangunan pagar perbatasan sepanjang 144 kilometer pada Mei silam sebagai upaya menghalangi pergerakan kelompok terlarang Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Perbatasan antara Turki dan Iran memiliki panjang sekitar 500 kilometer.

PKK, yang mengobarkan pemberontakan di Turki sejak 1980-an, dianggap sebagai kelompok teroris oleh Ankara dan negara-negara Barat.

Untuk meningkatkan keamanan di perbatasan dengan Suriah, Turki juga membangun tembok serupa dua tahun silam guna mencegah ekstremis ISIS bergerak dengan leluasa melintasi perbatasan dan untuk memberantas keluar masuk perbatasan secara ilegal, demikian dilansir AFP.




Credit  antaranews.com