Selasa, 17 Juli 2018

John McCain Sebut Penampilan Trump usai Temui Putin Memalukan



John McCain Sebut Penampilan Trump usai Temui Putin Memalukan
Senator Partai Republik John McCain menyebut konferensi pers yang digelar usai Donald Trump bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai hal paling memalukan. (Reuters)


Jakarta, CB -- Senator Partai Republik John McCain menyebut penampilan Presiden Donald Trump dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki pada Senin (16/7) sebagai hal paling memalukan yang pernah dilakukan oleh seorang pemimpin negara AS.

"Konferensi pers hari ini di Helsinki adalah salah satu penampilan paling memalukan oleh seorang presiden AS sepanjang sejarah," tulis McCain dalam pernyataan yang diunggah melalui situs resminya.

Menurut McCain, kenaifan dan simpati Trump terhadap Putin membawa kehancuran bagi AS sehingga keseluruhan pertemuan di Helsinki ini pantas disebut sebagai kesalahan tragis.



"Presiden Trump membuktikan bahwa ia bukan hanya tak mampu, tetapi juga tak ingin melawan Putin," tulis McCain.


McCain menganggap Trump sengaja memberikan panggung bagi Putin untuk memuntahkan propaganda dan kebohongan kepada dunia demi melegitimasi pencaplokan Crimea dari Ukraina dan kebijakan Rusia di Suriah.

Ia kemudian menyoroti sikap Trump yang baik terhadap Putin, sementara terus mengkritik sekutu-sekutu AS, seperti anggota NATO dan Inggris.

Sebelum bertemu Putin, Trump melakukan rangkaian lawatan ke sejumlah negara Eropa. Dalam rapat NATO di Brussels, ia mengkritik para negara anggota yang lamban menaikkan bujet pertahanannya dan mengeluh karena selama ini AS mengeluarkan biaya paling banyak.


Setelah pertemuan NATO, Trump bertolak ke Inggris, di mana ia mengkritik Perdana Menteri Theresa May terkait pendekatannya dalam mengatasi krisis Brexit.

"Tidak ada presiden sebelumnya yang pernah merendahkan dirinya secara lebih hina di hadapan seorang tiran. Presiden Trump tak hanya gagal mengungkap kebenaran tentang seorang musuh, namun juga gagal berbicara mewakili Amerika di hadapan dunia," kata McCain.

McCain adalah senator Partai Republik yang mewakili negara bagian Arizona. Dia pernah menjadi bakal calon presiden dalam pilpres AS pada 18 tahun lalu, namun dikalahkan George Walker Bush saat konvensi Partai Republik.

Pada 2008, dia memenangkan pencalonan Partai Republik dan maju menjadi capres, tapi dikalahkan Barack Obama yang diusung Partai Demokrat.



Credit  cnnindonesia.com



Donald Trump Menolak Salahkan Putin, AS Terguncang

Donald Trump Menolak Salahkan Putin, AS Terguncang
Presiden Amerika Serikat Donald John Trump (kiri) saat konferensi pers bersama Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki, Finlandia, Senin (16/7/2018). Foto/REUTERS/Grigory Dukor

HELSINKI - Dalam pertemuan di Helsinki, Presiden Donald Trump menolak menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait tuduhan ikut campur pemilu Amerika Serikat (AS) 2016. Sikap Trump memicu guncangan di kalangan intelijen dan politisi Washington.

Alih-alih menyalahkan Putin, pemimpin Amerika itu tak menyampaikan satu kata pun yang menyudutkan Rusia. Sebelum pertemuan, Trump blakblakan menyatakan kebodohan ada di pihak negaranya sendiri.

Padahal, tiga hari yang lalu, Departemen Kehakiman AS mengumumkan dakwaan terhadap 12 mata-mata Rusia atas tuduhan meretas jaringan komputer Partai Demokrat selama pemilu 2016.

Konferensi pers bersama antara Trump dan Putin di Helsinki telah memicu gelombang kecaman di AS.

Mantan Direktur CIA John Brennan mengecam penampilan Trump bersama Putin sebagai "pengkhianatan". Sedangkan Senator John McCain menyebutnya sebagai "kesalahan tragis".

Dalam konferensi pers, Trump ditanya apakah dia percaya badan-badan intelijen AS, yang menyimpulkan bahwa Rusia ikut campur dalam pemilu 2016 dalam upaya untuk membantunya mengalahkan kandidat presiden Demokrat Hillary Clinton, Trump menjawab tak yakin jika Moskow melakukannya.

"Saya tidak melihat alasan mengapa itu terjadi," kata Trump. "Presiden Putin sangat kuat dan kuat dalam penyangkalannya hari ini," katanya lagi, dikutip Reuters, Selasa (17/7/2018).

Dan Coats, Direktur Intelijen Nasional AS, menjelaskan bahwa dia tidak berbagi pandangan dengan Presiden Trump. "Kami telah jelas dalam penilaian kami terhadap campur tangan Rusia dalam pemilu 2016 dan upaya mereka yang sedang berlangsung, yang meluas untuk merusak demokrasi kami, dan kami akan terus memberikan (informasi) intelijen yang objektif untuk mendukung keamanan nasional kami," katanya.

Bill Burns, mantan Wakil Menteri Luar Negeri dan Duta Besar AS untuk Rusia, mengatakan dalam sebuah wawancara telepon; "Saya telah melihat banyak pertunjukan oleh para presiden di panggung dunia, tetapi saya tidak bisa memikirkan salah satu yang lebih mengerikan daripada yang ini."

Beberapa jam setelah pertemuan di Helsinki, Trump menulis tweet; "Saya memiliki kepercayaan diri yang besar pada orang-orang intelijen saya. Namun, saya juga mengakui bahwa untuk membangun masa depan yang lebih cerah, kita tidak dapat secara eksklusif fokus pada masa lalu, sebagai dua kekuatan nuklir terbesar dunia, kami harus akur!"

Sebelum pertemuan dimulai, Trump menyalahkan negaranya sendiri karena memburuknya hubungan dengan Rusia.

"Hubungan kami dengan Rusia tidak pernah lebih buruk berkat kebodohan AS bertahun-tahun dan sekarang, perburuan penyihir harus dikekang!," lanjut Trump, yang mendeskripsikan penyelidikan terhadap Rusia atas tuduhan ikut campur pemilu AS seperti memburu penyihir.

Kementerian Luar Negeri Rusia merespons baik pernyataan tweet Trump."Kami setuju," tulis kementerian itu di Twitter. 


Pada konferensi pers, Trump dipersilakan para wartawan untuk melontarkan kritik terhadap Rusia, tetapi dia berulang kali menolak. Ketika ditanya apakah Rusia harus disalahkan atas hubungan yang buruk, dia mengatakan;

"Saya menganggap kedua negara bertanggung jawab. Saya pikir AS telah menjadi bodoh. Kita semua bodoh," katanya, sebelum berbelok ke dalam diskusi tentang pemilu AS yang dipersoalkan.

"Saya mengalahkan Hillary Clinton dengan mudah dan terus terang kami 'memukulinya'...kami memenangkan kompetisi itu dan memalukan bahwa bahkan ada sedikit awan di atasnya," katanya.

Ditanya apakah Putin adalah musuh, dia berujar; "Sebenarnya saya menyebutnya pesaing, dan dia pesaing yang baik, dan saya pikir kata pesaing adalah pujian."

Trump juga menahan diri dengan tidak mengkritik Rusia secara terbuka atas aneksasi Crimea dari Ukraina oleh Moskow pada 2014.

Sementara itu, Putin menyangkal jika dia memerintahkan anak buahnya, yakni para intelijen untuk membantu Trump memenangkan pemilu AS 2016. Namun, Putin jujur bahwa dia memang menginginkan Trump menang."Tuduhan itu benar-benar tidak masuk akal," kata Putin.

Putin menyarankan para penyelidik AS melakukan perjalanan ke Rusia untuk mempertanyakan orang-orang Rusia yang dituduh oleh Washington ikut campur dalam pemilu Amerika. Para politisi AS, khususnya kubu kritikus Trump mengecam saran Putin dan menganggapnya sebagai saran yang menggelikan.

Senator Partai Republik Lindsey Graham mengatakan kinerja Trump telah mengirim pesan "kelemahan" AS kepada Moskow. "Kesempatan yang hilang oleh Presiden Trump untuk secara kuat meminta pertanggungjawaban Rusia atas campur tangan pemilu tahun 2016 dan memberikan peringatan yang kuat mengenai pemilu di masa depan. Jawaban oleh Presiden Trump ini akan dilihat oleh Rusia sebagai tanda kelemahan dan menciptakan masalah yang jauh lebih banyak daripada memecahkannya," kata Graham di Twitter.

Mantan Direktur CIA John Brennan menyerukan agar Trump digulingkan."Pertunjukan konferensi pers Donald Trump di Helsinki melampaui ambang 'kejahatan tinggi dan kejahatan ringan'. Itu tidak lebih dari pengkhianatan. Bukan hanya komentar Trump yang meresahkan, ia sepenuhnya berada di saku Putin. Patriot Republik, di mana Anda ???," kritik Brennan di Twitter.


Credit  sindonews.com





Putin: Trump Lebih Banyak Bicara Soal Israel



Presiden AS, Donald Trump tiba di Helsinki, Finlandia, Senin (16/7). Kedatangan Trum untuk pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Presiden AS, Donald Trump tiba di Helsinki, Finlandia, Senin (16/7). Kedatangan Trum untuk pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Foto: BBC

Presiden Trump menyatakan pihaknya dan Rusia akan memastikan keamanan Israel



CB, HELSINKI -- Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menghabiskan sebagian besar waktu perundingan bersama di Helsinki ini dengan membicarakan Israel. Padahal menurut dia situasi yang ada sudah kondusif untuk mengupayakan kerja sama terkait Suriah.


Sementara itu, Putin mengatakan terkait Iran, Ia mengaku memahami penentangan Washington terhadap perjanjian nuklir internasional dengan Iran, yang didukung Rusia. Presiden Trump menekankan pentingnya tekanan internasional bersama terhadap Iran, yang selama ini menjadi sekutu Rusia,

Trump juga menyatakan Washington dan Moskow akan berupaya memastikan keamanan Israel. Hal itu ia katakan pada Senin (16/7) .


"Kami sama-sama telah berbicara dengan Bibi (sebutan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu) dan mereka akan melakukan sejumlah langkah dengan Suriah, yang berkaitan dengan keamanan Israel," kata Trump dalam jumpa pers bersama Putin.


Ia mengatakan Amerika Serikat dan Rusia akan bekerja sama terkait keamanan Israel."Menciptakan keamanan bagi Israel akan Putin dan saya upayakan dengan saksama," kata Trump.





Credit  republika.co.id



Trump Bela Keamanan Israel di Hadapan Putin


Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP Photo/Evan Vucci

Trump mengaku ingin membantu rakyat Suriah.



CB, HELSINKI -- Washington dan Moskow akan berupaya memastikan keamanan Israel. Demikian disampaikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Senin, seusai berunding dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Kami sama-sama telah berbicara dengan Bibi (sebutan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu) dan mereka akan melakukan sejumlah langkah dengan Suriah, yang berkaitan dengan keamanan Israel," kata Trump dalam jumpa pers bersama Putin. "Amerika Serikat dan Rusia akan bekerja sama terkait hal itu," kata dia menambahkan.

Sementara itu, Putin mengatakan, Trump menghabiskan sebagian besar waktu perundingan bersama di Helsinki ini dengan membicarakan Israel. Situasi yang ada sudah kondusif untuk mengupayakan kerja sama terkait Suriah.






Washington dan Moskow selama ini punya sikap berbeda dan mendukung pihak berlawanan dalam perang saudara di Suriah yang telah berlangsung selama delapan tahun terakhir. Rusia membelas rezim Presiden Bashar al-Assad. Sebaliknya AS mendukung oposisi.

Trump mengatakan,  dia ingin membantu rakyat Suriah berdasarkan alasan kemanusiaan. "Militer kami (Amerika Serikat dan Rusia) telah berhubungan dengan cara yang lebih baik, ketimbang para pemimpin politik kami selama bertahun-tahun. Dan kami juga sudah satu sikap terkait Suriah," kata Trump.

Trump juga mengaku menekankan pentingnya tekanan internasional bersama terhadap Iran, yang selama ini menjadi sekutu Rusia. Adapun Putin mengaku memahami penentangan Washington terhadap perjanjian nuklir internasional dengan Iran, yang didukung Rusia.


Sementara itu,  Israel pada Ahad (15/7) menembakkan rudal ke satu pangkalan militer Suriah di Provinsi Aleppo, bagian utara negeri tersebut. Serangan tersebut hanya menimbulkan kerusakan kecil.


"Serangan Israel itu dilancarkan sebagai reaksi atas kemajuan militer di bagian selatan, tempat militer Suriah telah merebut sebagian besar Provinsi Daraa di Suriah Selatan, termasuk daerah yang dikuasai gerilyawan di dekat Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel," kata laporan tersebut.




Credit  republika.co.id



Bertemu Perdana, Karakter Trump dan Putin Bertolak Belakang



Bertemu Perdana, Karakter Trump dan Putin Bertolak Belakang
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Helsinki, Finlandia, Senin (16/7). (REUTERS/Kevin Lamarque)


Jakarta, CB -- Lima tahun yang lalu, kala Donald Trump, yang belum menjadi Presiden AS, bersiap pergi ke Moskow untuk ajang Miss Universe, mencuit lewat akun Twitter-nya. Dia bertanya-tanya apakah dia akan pergi menemui Vladimir Putin, yang kala itu telah menjadi Presiden Rusia.

"Jika iya," tulisnya di akun Twitter-nya. "Apakah dia akan menjadi sahabat baruku?"

Kini mantan presenter acara televisi The Apprentice itu bertemu dengan Putin, eks-agen intelijen Rusia, KGB di Helsinki, dalam pertemuan perdana mereka. Pertanyaan serupa dilontarkan dunia internasional.



Konflik di Suriah, dugaan keterlibatan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016, serta Ukraina tampaknya bakal dibahas dalam pertemuan perdana Trump-Putin.



Namun, yang menjadi pusat perhatian adalah hubungan antara kedua pria, pemimpin dua negara adi kuasa di dunia, Amerika Serikat dan Rusia.

Adapun Trump telah lama mengumbar kekagumannya pada cara kepemimpinan Putin, di saat badan intelijen AS menyelidiki keterlibatan Rusia dalam Pilpres AS 2018, yang berhasil mendorong miliader kontroversial tersebut masuk ke dalam Gedung Putih.

Dilansir kantor berita AFP, dalam sifat dan sikap, kedua presiden negara besar di dunia itu sangat berbeda.

Jika Trump terkenal dengan cara pidato yang spontan berapi-api dan sering berselisih paham dengan penasihatnya sendiri, Putin selalu tampil tenang dengan air muka yang datar dan hampir jarang mengekspresikan emosinya.


Putin tetap mengikuti perkembangan lewat informasi dari file-file laporan intelijen yang tebal, serta ringkasan berita media massa. Sebaliknya, tim penasihat Trump kesulitan untuk menyuruh Trump membaca, bahkan untuk sebuah laporan briefing singkat.

Di saat Presiden AS tersebut mempopulerkan opininya lewat media sosial, lawannya di Kremlin, bahkan tidak punya ponsel dan bergantung pada media untuk menyatakan pendapatnya.

Meski begitu, perbedaan mereka tampaknya tak bakal mengganggu hubungan kedua Presiden.

"Putin sudah membuktikan bahwa ia terampil dalam membaca karakter dan pikiran orang," kata Alina Polyakova, peneliti kebijakan luar negeri dari Brookings Institution, Washington, seperti dilansir AFP.

"Dia terlatih dalam bidang ini. Lagi pula, sebagai mantan agen intelijen, menurut saya dia khususnya bisa membaca kelemahan orang," kata Polyakova.

"Dia akan memuji Trump dan bercoba untuk berbincang antara pria ke pria. Trump akan merespons positif cara interaksi tersebut," tambah dia.

Jika itu berhasil, Putin bisa menggunakan kesamaan yang ia memiliki dengan Trump untuk memperdalam percakapan.

Pasangan tersebut dikenal sebagai pimpinan otoriter. Setelah bertemu diktator Korea Utara Kim Jong Un, Trump berkata bahwa ia iri dengan cara rakyat Korea Utara menyembah dan memperhatikan Kim Jong Un saat dia memberi pidato dan berharap bahwa "rakyatku" memperlakukannya dengan cara yang sama.


Putin dan Trump sama-sama memilih untuk membuat keputusan yang tidak diduga dan sesuai dengan kepentingan masing-masing dan partainya daripada harus mencari kompromi.

Keduanya juga mengedepankan nilai-nilai nasionalis dimana mereka berjanji untuk membawa negaranya pada masa kejayaan. Putin setelah jatuhnya Uni Soviet yang meninggalkan rasa ketidakpastian dan Trump setelah di tengah menurunnya perekonomian Amerika Serikat.

Walaupun kedua presiden ini termasuk kelompok orang-orang terkaya dunia, mereka menjalani hidup yang berbeda.

Film-film dokumenter di televisi pemerintah Rusia memperlihatkan gaya hidup ala pertapa yang dijalani Putin. Meskipun orang-orang di lingkaran dalamnya mengumpulkan kekayaan. Kritik menyebut kekayaan Presiden Putin pun tak kurang dari puluhan miliaran dolar.


Trump yang memiliki lift emas untuk naik ke apartemennya di New York, identik dengan pamer kemewahan. Meskipun media AS menyebut bahwa Trump tidak sekaya yang dia katakan.

Keduanya pun memiliki latar belakang berbeda. Putin terlahir dari keluarga pekerja di Leningrad, sekarang Saint Petersburg pada 1952, sebelum menjadi agen intelijen KGB pada usia 20 tahun.

Trump merupakan anak keempat dari lima bersaudara yang terlahir dari keluarga yang kaya raya. Saat dia memulai bisnisnya, dia diberikan "pinjaman kecil" dari bapaknya sebesar US$1 miliar.

Di masa muda, dua pemimpin masa depan tersebut sama-sama gemar berkelahi. Putin berkata bahwa ia harus belajar untuk bersiap "memukul pertama" di Leningrad dan pengakuan Trump tentang masa lalunya yang penuh dengan kekerasan dibocorkan di media Amerika Serikat.


Pada 1980, Trump melihat bisnisnya berkembang. Dari Dresden, Putin melihat Uni Soviet sekarat, di mana dia sedang menyamar sebagai agen rahasia.

Personal branding penting dalam keluarga Trump. Sebaliknya, Putin seorang duda cerai sangat menjaga krhidupan pribadinya. Kedua putrinya nyaris tidak pernah tampil di muka publik.

Sebaliknya, Trump menyiarkan hampir seluruh aspek kehidupannya. Mulai dari keberhasilannya menjalankan bisnis, hingga transformasinya menjadi bintang acara realitas televisi pada era 2000-an.

Meski begitu, hanya sedikit yang bisa diketahui dari kehidupan Putin, yang memulai karier sebagai pegawai biasa, hingga menerima tampuk kepresidenan dari pendahulunya Boris Yeltsin, selain remah-remah berita yang dia sodorkan kepada jurnalis Rusia selama bertahun-tahun. Dalam sebuah pengamatan tentang Putin, dia digambarkan penulis biograsi Masha Gessen sebagai, "Pria Tak Berwajah."




Credit  cnnindonesia.com





Duduk Santai dengan Trump, Kemenangan Putin dalam Genggam


Duduk Santai dengan Trump, Kemenangan Putin dalam Genggam
Hanya dengan duduk santai bersama Donald Trump dalam pertemuan di Helsinki, Vladimir Putin dianggap dapat langsung meraih seluruh kemenangan yang ia dambakan. (AFP Photo/Saul Loeb)



Jakarta, CB -- Sejak lama, Presiden Vladimir Putin mendambakan tatap muka dengan Presiden Donald Trump yang akhirnya terwujud hari ini di Helsinki, Finlandia.

Bagaimana tidak, hanya dengan duduk santai bersama Trump, Putin dianggap dapat langsung meraih seluruh kemenangan yang selama ini ia dambakan.

Salah satu piala paling penting yang diincar oleh Putin adalah penghentian secara simbolis upaya Barat mengisolasi Rusia akibat pencaplokan Crimea.



Selain itu, Putin juga membidik penghapusan dugaan intervensi pemilu AS pada 2016 lalu, salah satu tindakan yang disebut-sebut kerap dilakukan Rusia terhadap berbagai negara lain di seluruh penjuru dunia.

"Jika Trump berkata, 'Yang berlalu sudah berlalu karena dunia terus berputar,' itu adalah yang Moskow butuhkan dari pertemuan ini," ujar analis kebijakan luar negeri independen dari Rusia, Vladimir Frolov, kepada The New York Times.


Dakwaan yang dijatuhkan atas 12 intelijen Rusia terkait intervensi pemilu hanya berselang beberapa hari menjelang pertemuan Helsinki ini pun dianggap dapat menjadi kemenangan tersendiri bagi Putin.

Akibat dakwaan itu, AS terbelah karena Partai Demokrat semakin lantang menyuarakan penolakan mereka terhadap pertemuan antara Putin dan Trump.

Rakyat pun semakin membenci Trump yang dianggap enggan mempertahankan kedaulatan AS demi melindungi diri sendiri. Trump memang selalu menampik tudingan intervensi yang disebut-sebut dilakukan Rusia untuk membantu kemenangan sang presiden.

Di luar negeri, Trump tak henti mengkritik kepala negara-negara yang selama ini dikenal sebagai sekutu dekat AS.

Duduk Santai dengan Trump, Kemenangan Putin dalam Genggam
Dalam lawatannya ke Inggris, Donald Trump mengkritik Theresa May atas pendekatannya terkait Brexit. (Reuters/Hannah McKay)
Beberapa hari sebelum pertemuan di Helsinki, Trump melakukan rangkaian lawatan ke negara-negara Eropa, termasuk Inggris, di mana ia mengkritik Perdana Menteri Theresa May atas pendekatannya terkait Brexit.

Trump bahkan mengecam NATO, musuh bebuyutan Rusia sejak era Uni Soviet. Ia mendesak negara NATO untuk segera memenuhi target bujet pertahanan dan mengeluh karena selama ini AS mengeluarkan biaya paling besar.

"Kita menyaksikan sesuatu yang mengejutkan. Sesuatu yang bahkan Uni Soviet saja tidak bisa mencapainya: memecah belah AS dan Eropa Barat," tutur Presiden Asosiasi Kerja Sama Euro-Atlantik, Tatyana Parkhalina.

Melanjutkan pernyataannya, ia berkata, "Sebelumnya, mereka tak pernah berhasil, tapi tampaknya mereka akan berhasil dengan Trump sekarang."


Lebih jauh, Trump bahkan dapat membantu Rusia untuk lepas dari isolasi sanksi akibat pencaplokan Crimea. Pada pertemuan G7 lalu saja, Trump sudah mendesak agar Rusia dimasukkan kembali ke dalam grup itu.

Kepala Biro CNN di Moskow, Nathan Hodge, pun menganggap pertemuan ini dapat memberikan angin segar bagi Putin yang mulai kehilangan kepercayaan rakyat, merujuk pada jajak pendapat dari Pusat Riset Opini Publik Rusia (VCIOM).

"Responden mengaku merasa lebih pesimistis atas sejumlah faktor, termasuk kemampuan finansial mereka, kepercayaan mereka terhadap perekonomian, dan dukungan mereka atas politik negara," tulis Hodge dalam kolom analisisnya di CNN.

Merujuk pada hasil riset VCIOM, faktor utama dari penurunan kepercayaan itu adalah keputusan pemerintah untuk meningkatkan harga bahan bakar dan menaikkan usia pensiun.

Duduk Santai dengan Trump, Kemenangan Putin dalam Genggam
Merujuk pada jajak pendapat terbaru, tingkat kepercayaan publik terhadap Vladimir Putin menurun. (AFP Photo/Olga Maltseva)
Meski demikian, tingkat penerimaan publik terhadap Putin masih berada di kisaran 80 persen. Pertemuan dengan Trump ini diperkirakan akan menggenjot angka tersebut.

Sementara itu, Trump yang juga sedang berupaya memompa tingkat kepercayaan publik AS justru diperkirakan tak akan mencapai targetnya.

Ahli hubungan Rusia-Amerika dari European University, Ivan Kurilla, melihat Trump ingin mengubah citra Rusia demi meredam kritik musuh politiknya atas campur tangan Moskow dalam pemilu yang pada akhirnya mencoreng kredibilitas sang presiden.

Menurut Kurilla, Trump ingin mengulang kembali sejarah ketika Presiden Ronald Reagan bertemu dengan Sekretaris Jenderal Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, pada 1980.

"Dia ingin membawa pulang pesan bahwa Rusia bukan musuh Amerika, bukan pula kekuatan iblis. Namun, ia salah perhitungan karena Putin tidak seperti Gorbachev," kata Kurilla kepada The New York Times.




Credit  cnnindonesia.com



Disebut Trump Musuh, Menlu Jerman Bilang Tidak Bisa Andalkan AS


Kanselir Jerman Angela Merkel menyambut Presiden AS Donald Trump saat tiba dalam KTT G-20 di Hamburg, Jerman, 6 Juli 2017. REUTERS/Michael Kappeler/POOL
Kanselir Jerman Angela Merkel menyambut Presiden AS Donald Trump saat tiba dalam KTT G-20 di Hamburg, Jerman, 6 Juli 2017. REUTERS/Michael Kappeler/POOL

CBBerlin – Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, mengatakan Eropa tidak bisa lagi mengandalkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, setelah disebut sebagai musuh terkait hubungan dagang kedua pihak.

“Kita tidak bisa lagi mengandalkan penuh Gedung Putih,” kata Heiko Maas kepada media lokal Funke seperti dilansir Channel News Asia, Senin, 16 Juli 2018.
Maas mengatakan untuk mempertahankan hubungan yang ada selama ini dengan AS maka Eropa harus melakukan sejumlah penyesuaian. “Konsekuensi jelas pertama adalah kita harus merapatkan barisan di Eropa,” kata Maas.
Dia menambahkan,” Eropa tidak boleh membiarkan dirinya terpecah meskipun terkena serangan verbal yang tajam dan cuitan yang absurd.”

Sejumlah pemimpin negara G7 seperti Kanselir Jerman, Angela Merkel, dan Presiden AS, Donald Trump, terlihat berkumpul di sela-sela KTT yang digelar di Quebec, Canada, pada 9 Juni 2018. Jesco Denzel—EPA-EFE/Shutterstock
Maas menanggapi pernyataan Trump di Edingburgh menjelang digelarnya pertemuan puncak pertama AS dan Rusia, yang digelar pada Senin, 16 Juli 2018.
Sebelumnya, Maas juga mengkritik pernyataan Trump pada saat pertemuan puncak NATO bahwa Jerman merupakan tahanan Rusia karena membeli gas untuk kebutuhan domestik. "Jerman bukan tahanan Rusia dan juga bukan tahanan AS," kata Maas. 
Seperti diberitakan, Trump mengatakan AS memiliki sejumlah musuh dalam wawancara dengan media asal AS, CBS News. Pernyataan Trump ini keluar sehari menjelang pertemuan puncak Trump dan Putin di Helsinki, Finladia, pada Senin, 16 Juli 2018.
“Saya kira kita punya banyak musuh. Saya pikir Uni Eropa itu musuh, terkait apa yang mereka lakukan terhadap kita dalam perdagangan. Anda mungkin tidak berpikir Uni Eropa itu musuh tapi mereka musuh,” kata Trump dalam wawancara itu.
Trump melanjutkan,”Rusia itu juga musuh dalam aspek tertentu. Cina itu musuh secara ekonomi. Tapi itu tidak berarti mereka jahat. Itu tidak berarti apa-apa. Itu hanya artinya mereka itu kompetitif,” kata Trump.
Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, menyebut pernyataan Trump sebagai berita bohong. “AS dan UE berhubungan baik,” kata dia.




Credit  tempo.co





Trump Sebut UE sebagai Musuh, Presiden Dewan Eropa Menangkis



Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, Perdana Menteri Inggris Theresa May, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berpose saat foto dalam KTT G7 di kota Charlevoix La Malbaie, Quebec, Kanada, 8 Juni , 2018. REUTERS/Yves Herman
Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, Perdana Menteri Inggris Theresa May, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berpose saat foto dalam KTT G7 di kota Charlevoix La Malbaie, Quebec, Kanada, 8 Juni , 2018. REUTERS/Yves Herman

CB, Brussel – Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, menanggapi pernyataan Presiden Donald Trump sebagai kabar bohong terkait Uni Eropa sebagai musuh AS.
Menjelang pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, di Helsinki, Finlandia, Trump mengatakan UE, Rusia, dan Cina sebagai musuh dalam konteks hubungan ekonomi yang kompetitif.
“AS dan UE merupakan temain baik. Siapapun mengatakan kami bermusuhan itu sama saja menyebarkan berita bohong,” kata Tusk, yang merupakan bekas Perdana Menteri Polandia lewat akun Twitter-nya @eucopresident.
Tusk juga mengatakan selain pertemuan AS dengan Rusia di Helsinki, UE dan Cina juga sedang menggelar pertemuan di Brussel, Belgia saat ini.
"Keempatnya bertanggung jawab untuk menignkatkan tata kelola dunia dan bukannya menghancurkannya. Semoga pesan ini sampai juga ke Helsiniki," kata Tusk.

Presiden Joko Widodo bertemu Presiden Dewan Eropa Donald Tusk di Brussel, Belgia. Asmayani Kusrini
Secara terpisah, penasehat keamanan nasional AS, John Bolton, mengatakan pertemuan puncak Trump dan Putin akan dimulai dengan pertemuan empat mata kedua pemimpin. Ini artinya tidak ada menteri atau pejabat tinggi kedua negara yang terlibat dalam pertemuan pertama ini.
Dari pertemuan ini, Trump dan Putin akan menentukan isu-isu yang akan dibahas dalam pertemuan lanjutan, yang melibatkan tim kedua negara.
Duta besar AS untuk Rusia, Jon Huntsman mengatakan kedua pihak agar tidak berharap terlalu tinggi dari pertemuan puncak ini.
“Fakta bahwa kedua pemimpin negara bertemua untuk berbicara merupakan capaian yang besar,” kata Huntsman.
Menurut Huntsman, yang sempat mendukung Trump sebagai kandidat Presiden 2016, Trump dan Putin bakal membahas pencegahan proliferasi nuklir, konflik di Suriah, dan isu aneksasi Crimea.
Sementara itu, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menanggapi kritik Trump soal pipanisasi gas Nord Stream-2, yang menghubungkan Rusia dan Eropa seperti Jerman. Dalam pembicaraan pada pertemuan puncak NATO, Trump mengkritik rencana pipanisasi ini, yang justru didukung Jerman untuk menyuplai kebutuhan gas domestik.
Trump meminta UE membeli gas dan minyak mentah dari AS. “Moskow merasa khawatir dan menilainya sebagai contoh persaingan buruk,” kata dia





Credit  tempo.co



Trump dan Putin Beberkan Hasil Pertemuan di Helsinki


Trump dan Putin Beberkan Hasil Pertemuan di Helsinki
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Helsinki, Finlandia. (Lehtikuva/Heikki Saukkomaa via REUTERS)


Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin menggelar pertemuan empat mata di Helsinki, Finlandia pada Senin (16/7). Keduanya kemudian membeberkan hasil diskusi mereka kepada awak media.

Di hadapan media, Putin mengungkapkan bahwa negosiasi dengan Trump berlangsung dengan atmosfer yang terbuka dan konstruktif. Ia menilai diskusi itu sukses dan bermanfaat.

"Sangat jelas bagi semua orang bahwa hubungan bilateral melalui tahapan yang rumit," ujar Putin, dikutip CNN.



"Meski demikian, hambatan-hambatan itu, ketegangan belakangan ini, dan atmosfer yang menegang pada dasarnya tidak punya alasan kuat di baliknya," imbuhnya.

Putin kemudian menyampaikan keprihatinan atas keputusan Trump yang menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, yang juga dikenal dengan Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA).

"Kami juga menyebutkan kekhawatiran kami tentang penarikan Amerika Serikat dari JCPOA," katanya.

"Berkat perjanjian nuklir Iran, Iran menjadi negara paling terkontrol di dunia," lanjutnya.

Putin pun membantah bahwa Rusia ikut campur dalam urusan internal AS, termasuk pemilu 2016. Sebelumnya memang muncul kabar berhembus kuat yang menyebut Rusia membantu Trump menang dari Hilary Clinton saat pemilu.

"Sekali lagi, Presiden Trump menyinggung isu soal Rusia yang disebut ikut campur pada pemilu AS," kata Putin.



"Saya harus mengulangi sesuatu yang sudah saya katakan berulang kali, termasuk saat kontak personal kami, bahwa pemerintah Rusia tidak pernah ikut campur dan tidak akan ikut campur dalam urusan internal AS, termasuk proses pemilu," ujarnya tegas.

Sementara, Trump menyebut pertemuannya dengan Putin telah memperbaiki hubungan kedua negara secara signifikan.

Ia juga mengakui hubungan AS-Rusia "tak pernah seburuk ini sebelumnya," dan dia percaya bahwa saat ini ikatan itu telah "berubah" setelah pertemuannya dengan Putin.

"Hubungan kami tak pernah lebih buruk dari saat ini. Meski demikian, itu berubah sekitar empat jam yang lalu. Saya sangat percaya itu," ujar sang politisi optimistis.

Saat ditanya seorang reporter mengenai Putin, Trump pun menyebut Putin sebagai seorang kompetitor yang baik.

"Saya menyebut dia [Putin] seorang kompetitor, dan memang kompetitor yang baik. Saya pikir kata kompetitor adalah sebuah pujian," katanya.


Credit  cnnindonesia.com


Temui Putin, Trump Diklaim Tak Akan Hentikan Latihan Militer


Temui Putin, Trump Diklaim Tak Akan Hentikan Latihan Militer
Seorang pejabat mengatakan Presiden AS Donald Trump (kiri) tak akan menghentikan latihan militer di wilayah Baltik meski bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan). REUTERS/Kevin Lamarque


Jakarta, CB -- Seorang pejabat mengatakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump tak akan menghentikan latihan militer di wilayah Baltik meski sudah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Keduanya duduk bersama dalam konferensi tingkat tinggi pertama antara kedua pemimpin negara di Helsinki, Finlandia, Senin (16/7).


Seorang pejabat yang dikutip anonim oleh CNN mengatakan Trump berbicara dengan para penasihatnya cukup lama, sebelum Putin yang sempat terlambat akhirnya tiba di lokasi.

Salah satu yang dibahas adalah penghentian manuver militer di wilayah Baltik.



"Setidaknya itu rencana yang ada saat ini," kata pejabat itu, merujuk pada latihan militer AS yang rutin digelar bersama Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Hal ini dipertanyakan setelah Trump mendadak membatalkan latihan bersama Korea Selatan setelah bertemu dengan Kim Jong-un di Singapura, bulan lalu.Trump Putin

Walau demikian, pejabat yang enggan disebutkan namanya itu mengakui beberapa hal mungkin berubah setelah Trump tatap muka secara pribadi dengan Putin.

Beberapa hari lalu, Trump mengatakan tak akan menepikan kemungkinan menghentikan latihan itu, jika Putin meminta.

Saat ini pertemuan antara kedua pemimpin negara tengah berlangsung. Putin dan Trump akan menjalani sesi tatap muka pribadi, hanya didampingi penerjemah masing-masing.

Sebelumnya, Trump sempat menyinggung soal persenjataan kedua negara. Di samping Putin, Trump menyebut kepemilikan senjata nuklir AS dan Rusia merupakan hal yang buruk.

"Saya pikir dunia ingin melihat kami akrab. Kami adalah dua negara nuklir besar. Kami punya 90 persen nuklir--dan itu bukan hal yang baik, itu hal yang buruk," kata Trump.

Trump dan Putin juga sepakat akan membahas perbaikan hubungan antara Washington dan Moskow.




Credit  cnnindonesia.com




Trump Dilaporkan Marah Lihat Video Putin Nuklir Florida

Trump Dilaporkan Marah Lihat Video Putin Nuklir Florida
Presiden AS Donald Trump dilaporkan marah melihat video Presiden Rusia Vladimir Putin menyombongkan potensi persenjataannya yang mampu menghantam Florida. (REUTERS/Jonathan Ernst)


Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump dilaporkan marah melihat video Presiden Rusia Vladimir Putin menyombongkan potensi persenjataannya di masa depan yang mampu menghantam Florida.

Meski tidak bereaksi secara publik pada video tersebut, Trump "marah kepada Presiden Rusia lewat panggilan telepon," kata laporan Axios yang dikutip CNN, Senin (16/7).


Menurut sumber laporan itu, panggilan telepon dilakukan beberapa pekan setelah Putin menunjukkan video dalam pidato di hadapan parlemen Rusia sebelum kembali terpilih jadi presiden.

Trump menelepon Putin pada 20 Maret, setelah memenangi pemilihan umum, di mana ia juga diimbau untuk tidak mengucapkan selamat kepada Putin. Menurut sumber CNN, Presiden AS tak mengikuti imbauan itu.



Dia mengatakan kepada putin bahwa dirinya telah bebricara dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May dan Kanselir Jerman Angela Merkel. Sumber Axios mengatakan kedua pemimpin negara "sepakat" soal "kegilaan" video itu.

Lewat Telepon, Trump mengatakan "saya sudah meningkatkan anggaran pertahanan, memodernisasi senjata nuklir saya."

"Saya bisa melakukan lebih jauh dari itu, jadi jika Anda ingin bersaing, Anda akan kalah," kata Trump dalam laporan tersebut.

Trump dan Putin bertemu dalam konferensi tingkat tinggi perdana di Helsinki, Senin.

Trump sempat mengatakan kesepakatan terbaik yang bisa dicapai dengan Putin adalah soal penghapusan nuklir di dunia.

"Apa yang akan jadi kesepakatan terbaik? Coba kita lihat. Tak ada senjata nuklir di manapun di dunia, tak ada perang, tak ada masalah, tak ada konflik," kata Trump sebagaimana dikutip Reuters.

Menurut Trump, pertemuan dengan Putin akan jadi yang termudah dalam rangkaian kunjungannya di Eropa.



Credit  cnnindonesia.com





Trump sebut Rusia, UE, China sebagai "musuh"


Trump sebut Rusia, UE, China sebagai "musuh"
Arsip Foto. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggerakkan tangannya saat ia kembali dari perjalanan ke Annapolis, Maryland, di Washington, Amerika Serikat, Jumat (25/5/2018). (REUTERS/Carlos Barria)



Washington (CB) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut Rusia, Uni Eropa (UE) dan China sebagai "musuh" dalam sebuah wawancara yang disiarkan Minggu (15/7) malam, menjelang pertemuan puncaknya dengan Vladimur Putin.

"Saya pikir saya punya banyak musuh. Saya rasa Uni Eropa adalah musuh, apa yang mereka lakukan pada kita dalam perdagangan," kata Trump dalam acara Face the Nation produksi CBS.

"Sekarang kalian tidak akan merasa Uni Eropa demikian, tapi mereka adalah musuh. Rusia adalah musuh dalam aspek tertentu. China adalah musuh secara ekonomi, sudah pasti mereka musuh. Tetapi, itu bukan berarti mereka jahat. Itu tidak berarti apa-apa. Artinya mereka kompetitif," katanya dalam sebuah wawancara dengan Jeff Glor dari CBS Evening News yang dilakukan pada Sabtu.

Trump mengulang pernyataan sebelumnya bahwa Uni Eropa "sungguh telah memanfaatkan kita dalam perdagangan."

Dia juga mengatakan bahwa "sangat buruk bagi Jerman" yang bergantung pada gas Rusia, yang membuat mereka harus membayar "miliaran" kepada Moskow.

Ameria Serikat telah mengenakan tarif pada baja dan aluminium Uni Eropa dan sekutu lainnya, sehingga memicu tindakan balasan.

Perang dagang juga masih berlangsung dengan China setelah Amerika Serikat mengenakan tarif dagang karena menyebut praktik perdagangan Beijing tidak adil, demikian menurut siaran kantor berita AFP.




Credit  antaranews.com




Senin, 16 Juli 2018

Harga Pesawat Jet Tempur Canggih F-35 Turun, Kenapa?

Pengiriman pesawat tempur F-35B milik Angkatan Udara Inggris, yang dikirim dari Marine Corps Air Station Beaufort di Amerika Serikat menuju pangkalan baru RAF Marham, Inggris, 6 Juni 2018. Empat dari jet yang telah berbasis di US Marine Corps Air Station Beaufort, Carolina Selatan, itu melintasi Atlantik dalam perjalanan lebih dari delapan jam untuk ditempatkan di Inggris. Sgt Nik Howe/MoD Handout via REUTERS
Pengiriman pesawat tempur F-35B milik Angkatan Udara Inggris, yang dikirim dari Marine Corps Air Station Beaufort di Amerika Serikat menuju pangkalan baru RAF Marham, Inggris, 6 Juni 2018. Empat dari jet yang telah berbasis di US Marine Corps Air Station Beaufort, Carolina Selatan, itu melintasi Atlantik dalam perjalanan lebih dari delapan jam untuk ditempatkan di Inggris. Sgt Nik Howe/MoD Handout via REUTERS

CB, Jakarta - Amerika Serikat telah mencapai kesepakatan awal untuk membeli jet F-35 dari Lockheed Martin senilai US$ 13 miliar atau Rp 187 triliun. Kesepakatan ini membuka jalan untuk pembelian tahunan yang lebih besar yang bertujuan agar biaya per pesawat jet turun menjadi US$ 80 juta atau pada tahun 2020.
Dilaporkan Reuters, 16 Juli 2018, kesepakatan untuk 141 F-35 menurunkan harga F-35A, versi paling umum dari jet tempur, hingga sekitar US$ 89 juta atau Rp 1,1 triliun, turun sekitar 6 persen dari harga awal yakni US$ 94,3 juta atau Rp 1,3 triliun dalam kesepakatan terakhir dilakukan pada Februari 2017.

Menurunkan biaya program pertahanan paling mahal di dunia sangat penting untuk mengamankan lebih banyak pesanan, baik di Amerika Serikat maupun di luar negeri.Presiden Donald Trump dan pejabat AS lainnya telah mengkritik program F-35 karena mangkir dan pembengkakan biaya, tetapi harga per jet terus menurun dalam beberapa tahun terakhir karena produksi meningkat.

Kesepakatan saat ini akan disatukan bersama dengan penetapan harga dan ketentuan lainnya dalam kontrak yang akan diumumkan dalam beberapa minggu mendatang, ungkap sumber yang enggan disebut namanya.Kesepakatan dengan Departemen Pertahanan AS menghapus hambatan dari negosiasi yang sedang berlangsung untuk kesepakatan multi-tahun untuk pesawat yang diperkirakan terdiri dari tiga tahap selama tahun fiskal 2018-2020.
"Pentagon dan Lockheed Martin telah membuat kemajuan dan berada di tahap akhir negosiasi. Perjanjian melambangkan komitmen Departemen Pertahanan untuk melengkapi pasukan AS dan sekutu, sambil memberikan manfaat besar kepada pembayar pajak AS," ungkap kepala akuisisi Pentagon, Ellen Lord

Selain di ruang senjata, F-35B juga dapat membawa secara eksternal atau di bawah sayapnya. Amerika Serikat telah melakukan uji coba pesawat F-35 membawa bom GBU-31, 2.000 pound Joint Direct Attack Munition (JDAM), di sayapnya. Lockheed Martin photo by Darin Russell
Musim panas lalu, Australia, Denmark, Israel, Italia, Jepang, Belanda, Norwegia, Turki, Korea Selatan, Inggris dan Amerika Serikat dilaporkan akan mengeluarkan US$ 88 juta Rp 1,2 triliun untuk masing-masing 135 unit atau lebih F-35 pada tahun fiskal 2018, untuk pengiriman pada 2020.

Bersamaan dengan itu, pemerintah AS merundingkan pembelian 440 F-35 pesawat tempur hingga lebih dari US$ 37 miliar atau Rp 532 triliun sebagai bagian dari program multi-tahun.Pesawat jet tempur F-35 Lightning II milik Lockheed Martin adalah keluarga jet tempur multiperan stealth dengan kursi tunggal, mesin tunggal, dan tahan segala cuaca. Pesawat tempur generasi kelima ini dirancang untuk melakukan serangan darat dan head to head di udara.
F-35 memiliki tiga model utama, yakni varian take-off dan pendaratan konvensional F-35A, F-35B varian take-off pendek dan pendaratan vertikal, dan F-35C yang berbasis ketapel pengangkut untuk perbaikan.




Credit  tempo.co





Turki Setuju Jual 30 Helikopter Militer ke Pakistan


Helikopter Miltier Turki T129 ATAK
Helikopter Miltier Turki T129 ATAK

CB, Jakarta - Turki telah menyetujui penjualan 30 unit helikopter militer ke Pakistan yang diperkirakan nilainya mencapai US$ 1,5 miliar atau setara Rp 21,57 triliun, seperti dilaporkan sejumlah media di Turki.
Penjualan 30 unit helikopter militer tipe T129 ATAK merupakan penjualan terbesar yang dilakukan Kementerian Pertahanan Turki, seperti dikutip dari Radio Free Europe, Jumat, 13 Juli 2018.
Menurut laporan kantor berita Turki, Anadolu, Jumat, 13 Juli 2018, kesepakatan penjualan 30 unit helikopter militer itu ditandatangani Turkish Aerospace Industries dengan Kementerian Produksi Pertahanan Pakistan.
Dalam perjanjian penjualan helikopter tersebut, termasuk juga penyediaan logistik, suku cadang, pelatihan, amunisi oleh Turki.
Turki menjadi penyuplai perlengkapan militer Pakistan sejak September lalu ketika Amerika Serikat menahan bantuan militernya ke Pakistan senilai mendekati US$ 1 miliar.
Presiden Donald Trump menyebut Islamabad gagal menindak keras Taliban yang menjadikan Pakistan sebagai surga persembunyiannya.
Sebelum menyetujui penjualan helikopter militer ke Pakistan, Menteri Pertahanan Turki Nurettin Canikli mengatakan, Ankara akan menjual 4 kapal perang tipe korvet dengan panjang 99.5 meter ke Angkatan Laut Pakistan.


Credit  tempo.co


Warga Rayakan Kemenangan Prancis di Piala Dunia



Warga Rayakan Kemenangan Prancis di Piala Dunia
Warga Prancis merayakan kemenangan Timnas di Piala Dunia 2018. (REUTERS/Emmanuel Foudrot)


Jakarta, CB -- Jutaan warga Prancis bersuka cita merayakan kemenangan tim nasional mereka di Piala Dunia 2018. Anak asuh Didier Deschamps menaklukkan Kroasia dengan skor 4-2 dalam laga akhir Piala Dunia di Stadion Luzhniki, Moskow, Minggu (15/7).

Warga mulai turun ke jalan-jalan di sejumlah kota di Prancis untuk berpesta, mulai dari Paris, Marseille, Lyon hingga Lille.

Di Paris, seperti dikutip Reuters, sekitar 90.000 orang menonton pertandingan di layar lebar di samping menara Eiffel. Usai peluit panjang babak kedua, mereka langsung mengibarkan bendera merah, putih dan biru.



Klakson-klakson mobil dibunyikan, kembang api dibakar dan petasan diledakan ke udara.

Mereka berteriak-teriak, "Kami adalah juara, Kami adalah juara."

Pemandangan serupa juga terlihat di Sorbonne Marseille, Lyon, Lille, Bordeaux, dan kota-kota besar lainnya.


Seorang warga mengaku bangga dengan keberhasilan timnas Prancis.

"Pogba, Mbappe, Grizou (Griezmann) - mereka berada di puncak dunia," kata Josh (41) di Paris.

"Kami adalah juara dunia! Ini fenomenal, hanya fenomenal," imbuhnya.

Tommy Hamon (23), warga lainnya mengaku gembira dengan kemenangan Prancis.

"Untuk mendapatkan bintang kedua [Piala Dunia] setelah 20 tahun, itu sangat brilian," katanya.

Sementara, petugas keamanan tampak berjaga di sudut-sudut kota untuk mengamankan perayaan kemenangan Piala Dunia.

Warga Rayakan Kemenangan Prancis di Piala Dunia
Warga Prancis larut dalam kemenangan Piala Dunia. (REUTERS/Sergei Karpukhin)
Tak hanya warga Prancis, warga lain yang berada di Prancis juga larut dalam peryaan tersebut.

Sarah (24), warga Inggris yang berada di Prancis juga ikut merayakannya.

"Prancis bukan tim saya tetapi saya sangat senang untuk mereka hari ini," kata Sarah, "Para pemain baru saja menunjukkan sesuatu yang spesial, sesuatu yang saya suka, dan saya tidak yakin mereka akan menang hari ini, tetapi mereka melakukannya."

Dari Moskow, puluhan ribu warga Prancis yang menyaksikan langsung pertandingan final juga bersuka cita. area Stadion berubah menjadi lautan merah, putih dan biru.

"Ini adalah perjalanan yang hebat. Saya di sini sepanjang bulan dan menghadiri semua pertandingan Prancis," kata ," kata Sebastien Mefort (33).

Dia mengaku lega setelah Prancis memastikan kemenangan.

Meskipun hujan deras yang melanda Moskow tepat setelah pertandingan berakhir, para penggemar menari dan bernyanyi di jalanan.




Credit  cnnindonesia.com


Bintang Perancis Kylian Mbappe Jadi Pahlawan Warga Miskin di Pinggiran Kota Paris


Bintang Perancis Kylian Mbappe Jadi Pahlawan Warga Miskin di Pinggiran Kota Paris
Bintang Perancis Kylian Mbappe Jadi Pahlawan Warga Miskin di Pinggiran Kota Paris. Reuters/M. Dalder

Kylian Mbappe lahir dan besar di Bondy, daerah timur laut pinggiran ibukota Prancis, Paris. Kota ini berpenduduk sekitar 53 ribu jiwa, dan dikenal sebagai kawasan miskin dan banyak pengangguran.

Seiring waktu Bondy menjadi kawasan yang penduduknya mayoritas imigran dari Afrika tengah dan utara. Ayah Mbappe berasal dari Kamerun dan ibunya dari Aljazair.

Kota Bondy terdiri dari campuran jalan-jalan yang tenang dipenuhi dengan bungalow dan blok perumahan sosial yang panjang.

Jelang pertandingan final Piala Dunia (15/07), kerap terlihat spanduk-spanduk dukungan bagi tim Les Bleus. "BONDY SUPPORTER NO. 1" , "Terima kasih, Les Bleus!", dan juga "Terima kasih, Kylian!"

Senang rasanya memiliki bintang sepak bola lokal, kisah sopir trem berusia 24 tahun. "Orang-orang berbicara banyak tentangnya. Ada banyak orang-orang yang mengenalnya. "

Dua puluh tahun yang lalu, saat Perancis terakhir kali memenangkan Piala Dunia, tim Les Bleus terdiri dari skuad multi-etnis. Pada saat itu, banyak yang melihatnya sebagai simbol kesatuan nasional baru.

Namun, tidak lama setelah kemenangan 1998, pemimpin sayap kanan Jean-Marie Le Pen mengejutkan banyak orang dengan lolos ke putaran kedua pemilihan presiden 2002.

Pada tahun 2005, pinggiran kota Paris mengalami kerusuhan selama berminggu-minggu setelah tewasnya dua remaja tersengat reformator tegangan tinggi di sebuah gardu listrik ketika bersembunyi saat melarikan diri dari polisi.

"Kami menyimpulkan dari ilusi tahun 1998, olahraga paling populer di Perancis adalah refleksi buruk dari pemikiran orang Perancis yang sesungguhnya,"ujar Laurent Joffrin, editor surat kabar Liberation yang berhaluan kiri.

Di salah satu lapangan olahraga di pinggiran kota Paris, manajer Sahir Ali mengatakan penampilan Mbappe di Piala Dunia telah "membangunkan bagian kota."

Ali menambahkan, dia masih melihat ayah Mbappe di sekitar kota, dan memuji


Mbappe karena "terlibat dalam membangun daerah".

Bintang berusia 19 tahun itu misalnya, membantu membayar perjalanan ke Piala Dunia untuk beberapa orang pemain muda lokal, cerita Ali.

"Mereka tidak lupa dari mana mereka berasal," katanya tentang keluarga Mbappe.

Bagi walikota Bondy Sylvine Thomassin, Mbappe telah memberikan dorongan psikologis ke kota yang menurutnya sedang "menjalani renovasi besar-besaran."

"Kylian Mbappe telah melebur perbedaan dengan Paris," kata Thomassin. "Sekarang Paris adalah daerah pinggiran kami. Paris bangga dengan kami."


Credit  sindonews.com



'Invasi' Suriah, Aksi NATO Akan Berakhir dengan Memalukan



Invasi Suriah, Aksi NATO Akan Berakhir dengan Memalukan
Latihan kesiapsiagaan tingkat tinggi NATO. Foto/Istimewa

MOSKOW - Jika NATO mencoba untuk terlibat langsung di Suriah, itu akan berakhir dengan kegagalan setara dengan perang Vietnam. Hal itu dikatakan penasihat kebijakan luar negeri untuk pemimpin spiritual Iran Ali Akbar Velayati. Menurutnya setiap pertempuran di wilayah itu akan menjadi rawa.

Dalam sebuah pernyataan bersama, para pemimpin NATO menyatakan sebuah gugus tugas siap dikerahkan dalam waktu singkat sebagai bagian dari komitmen aliansi untuk mendukung Turki melawan tantangan keamanan yang semakin meningkat dari selatan.

Velayati percaya itu berarti NATO sedang bersiap untuk terlibat langsung di Suriah, salah satu keputusan yang pasti mengalami kegagalan secara spektakuler.

"Mimpi-mimpi NATO dan pemimpinnya (Presiden AS Donald) Trump tidak akan pernah terwujud," kata Ali Akbar Velayati seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (14/7/2018)

"Trump dan agen NATO-nya mencoba (menggunakan) teroris terlatih untuk menggulingkan pemerintah Suriah, dan operasi itu gagal. Mereka sekarang ingin menempatkan pasukan mereka di perbatasan antara Turki dan Suriah dan bertempur langsung. Mereka tidak bisa menggulingkan pemerintahan Bashar Assad dengan provokasi, dan mereka tidak akan dapat melakukannya melalui keterlibatan langsung," tambahnya saat berbicara di Valdai Discussion Club di Rusia.

Velayati yakin NATO sedang test the water, melihat sejauh mana mereka dapat mendorong Rusia, yang telah aktif di kawasan itu, membantu Assad melawan kelompok-kelompok teroris di Suriah.

"Mereka ingin menjalankan semacam tes, untuk melihat apakah NATO dapat pergi ke tempat di mana Rusia hadir, dan melakukan sesuatu di sana. Langkah selanjutnya bisa Ukraina," ujarnya.

Mantan menteri luar negeri Iran pada 1980-1990 itu kemudian membandingkan setiap potensi keterlibatan di Suriah dengan perang Vietnam, konflik hampir 20 tahun di mana AS menginvasi Vietnam untuk menggulingkan pasukan komunis di sana, dan akhirnya dikalahkan meskipun begitu superioritas dalam hal militer.

"NATO harus tahu bahwa kehadiran mereka di wilayah itu seperti berada di rawa, dan tidak ada cara untuk keluar dari rawa kecuali melalui rasa malu. Jika mereka tidak percaya itu, biarkan mereka datang dan melihat," ujar Velayati. 




Credit  sindonews.com




Roket Israel Serang Posisi Militer di dekat Aleppo



Aleppo
Aleppo
Foto: MUZAFFAR SALMAN

Sebelumnya Israel juga menyerang militer Suriah dekat perbatasan Golan.




CB, DAMASKUS -- Roket Israel menyerang posisi militer Suriah di dekat bandara Nairab di pinggiran kota Aleppo.


"Musuh Zionis menargetkan salah satu situs militer kami di utara bandara Nairab, hanya menyebabkan kerusakan material," kata kantor berita pemerintah Suriah, SANA.

Dikatakan, serangan itu adalah upaya  Israel untuk mendukung pemberontak di Suriah selatan, di mana pasukan pemerintah Suriah telah melakukan serangan. Seorang juru bicara militer Israel menolak mengomentari laporan itu.


Israel prihatin bahwa kehadiran Iran di Suriah merupakan ancaman terhadap keamanannya.
Israel telah menyerang  puluhan posisi Iran dan dukungan Iran di Suriah selama konflik tujuh tahun itu. Iran adalah sekutu penting Presiden Suriah Bashar al-Assad dan mendukung sejumlah milisi, termasuk Hizbullah Lebanon yang berjuang untuk mendukung Assad.


Sebelumnya pasukan Israel juga menyerang posisi militer Suriah dekat perbatasan Golan pada Kamis (12/7) dini hari. Menurut media pemerintah Suriah, serangan ini menyebabkan kerusakan terbatas.


Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka menyerang tiga sasaran sebagai pembalasan atas serangan dari sebuah pesawat tak berawak Suriah yang ditembak jatuh di atas Israel utara. Serangan ini dilakukan pada Rabu.


"IDF (Pasukan Pertahanan Israel) menganggap rezim Suriah bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan di wilayahnya dan memperingatkannya dari tindakan lebih lanjut terhadap pasukan Israel," kata pernyataan Israel.


Pengamatan hitam-putih yang dikeluarkan Israel menunjukkan rudal menghantam sebuah gubuk, bangunan dua lantai dan lima lantai di tengah-tengah daerah berbukit. Media pemerintah Suriah mengatakan, posisi yang ditargetkan berada di dekat desa Hader di provinsi Quneitra, dekat Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.





Credit  republika.co.id




Gaza Memanas, Milisi Palestina dan Militer Israel Saling Serang



Gaza Memanas, Milisi Palestina dan Militer Israel Saling Serang
Sistem rudal pertahanan Iron Dome Israel mengintersepsi roket yang ditembakkan dari Gaza, Palestina, Sabtu (14/7/2018). Foto/REUTERS/Amir Cohen

GAZA - Milisi Palestina di Jalur Gaza dan militer Israel saling menyerang pada hari Sabtu (14/7/2018). Konfrontasi yang tercatat paling keras sejak perang tahun 2014 ini membuat situasi di Jalur Gaza memanas.

Mesir dan utusan PBB dilaporkan sedang bekerja untuk menengahi gencatan senjata antara kedua kubu yang berseteru.

Situasi itu juga membuat Kabinet Keamanan Pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan menggelar pertemuan darurat pada Minggu (15/7/2018) sore untuk menangani kekerasan yang meningkat di Gaza.

Pada Jumat malam hingga Sabtu, milisi Palestina menembakkan lebih dari 60 roket dan mortir ke wilayah negara mayoritas Yahudi tersebut. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membalas dengan meluncurkan serangan terhadap lebih dari 40 sasaran di Gaza.

Para menteri Netanyahu terus memperbarui informasi terkait situasi tersebut melalui telepon. Sedangkan masyarakat Israel yang tinggal di dekat Gaza menghabiskan malam di tempat penampungan bom.

Kepemimpinan politik Israel sedang mempertimbangkan berbagai kemungkinan untuk mencoba menghentikan serangan roket, termasuk pembunuhan yang ditargetkan terhadap para pemimpin teror Hamas, penggunaan pasukan darat, dan gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir dan utusan PBB. Namun, hingga Sabtu sore belum ada keputusan yang diambil oleh pemerintah Israel.

Kepala Staf IDF Gadi Eisenkot telah bertemu dengan komandan senior di Israel selatan untuk meninjau situasi.

Sumber-sumber di Mesir, yang dikutip Walla, mengatakan Kairo sedang bekerja untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan mencoba menengahi gencatan senjata antara Israel dan kelompok milisi Palestina.

Nikolai Mladinov, Koordinator Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, mengadakan pembicaraan dengan beberapa pejabat Israel dan Mesir dalam upaya untuk memulihkan ketenangan di wilayah Gaza.

Menurut laporan media lokal di Gaza, pada Sabtu sore Hamas dan pejabat Jihad Islam telah memerintahkan penghentian semua serangan roket. Namun, hanya beberapa menit setelah laporan itu beredar, sebuah proyektil yang ditembakkan ke arah Kibbutz Alumim dekat Nahal Oz yang diintersepsi oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome.

Sirene nyaring terdengar di wilayah Eshkol di Israel selatan. Tidak jelas apakah ada proyektil yang mendarat di sana saat sirene meraung-raung. Belum ada laporan tentang korban cedera atau kerusakan di pihak Israel.

IDF mengatakan target utama serangan Angkatan Udara Israel (IAF) pada hari Sabtu adalah markas besar batalion Hamas di utara Jalur Gaza.

"Fokus serangan ini adalah serangan besar-besaran dari markas besar Batalion Hamas di Beit Lahia, yang mencakup fasilitas pelatihan perang, gudang penyimpanan senjata, pusat komando, kantor, dan banyak lagi," kata IDF dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Times of Israel






Credit  sindonews.com



Israel dan Hamas Gencatan Senjata, tapi Saling Serang Berlanjut



Razan Najjar saat menolong pengunjuk rasa Palestina yang terluka saat kerusuhan di Jalur Gaza. Ayahnya yang bernama Ashraf Al Najjar (44) adalah pengangguran setelah toko onderdil motor miliknya hancur oleh serangan udara Israel pada 2014 lalu. manartv.com.lb
Razan Najjar saat menolong pengunjuk rasa Palestina yang terluka saat kerusuhan di Jalur Gaza. Ayahnya yang bernama Ashraf Al Najjar (44) adalah pengangguran setelah toko onderdil motor miliknya hancur oleh serangan udara Israel pada 2014 lalu. manartv.com.lb

CB, Jakarta - Israel dan Hamas melakukan gencatan senjata, hari ini, 15 Juli 2018, untuk mengakhiri aksi kekerasan bersenjata paling intensif yang bergejolak di Gaza sejak perang pada 2014.
Gencatan senjata ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan. Gencatan senjata pertama untuk mengakhiri aksi kekerasan bersenjata pada Mei lalu. Mesir memfasilitasi gencatan senjata Israel dan Hamas.

Dalam pertempuran pada Sabtu, 14 Juli 2018, Israel melakukan serangan udara besar-besaran di Gaza yang menewaskan dua orang, seperti dikutip dari Reuters, Minggu, 15 Juli.
Militan Gaza membalasnya dengan meluncurkan lebih dari 100 roket melewati perbatasan. Serangan roket ini melukai tiga orang di kota sebelah selatan Israel.
Meski gencatan senjata dilakukan, keduanya melanjutkan aksi saling serang.

Militer Israel mengatakan beberapa jam setelah gencatan senjata, milisi Gaza menembakkan dua roketnya ke arah Israel. Satu di antaranya dicegat sistem Iron Dome. Tidak ada laporan apakah Israel membalas serangan itu.
Setelah peristiwa ini, milisi Gaza menembakkan dua bom mortar ke arah Israel. Israel meresponsnya dengan meluncurkan bom mortar tube.
Seorang ayah dan anak lelakinya terbunuh dalam ledakan di satu gedung di Gaza pada Minggu, 15 Juli.

Pertempuran Israel dan Hamas telah merengut nyawa lebih dari 130 warga Palestina selama aksi protes sejak Maret lalu, termasuk seorang remaja tewas pada Jumat, 13 Juli 2018.
Hari ini, ribuan orang akan menghadiri pemakaman dua remaja Palestina yang tewas akibat serangan Israel.




Credit  tempo.co




Cina Luncurkan 2 Kapal Penghancur Sekaligus



Kapal perang Inggris HMS Sutherland berlayar ke Laut Cina Selatan untuk peringatkan Beijing tentang kebebasan berlayar di perairan yang dipersengketakan Cina dan beberapa negara.
Kapal perang Inggris HMS Sutherland berlayar ke Laut Cina Selatan untuk peringatkan Beijing tentang kebebasan berlayar di perairan yang dipersengketakan Cina dan beberapa negara.

CB, Jakarta - Pemerintah Cina baru saja memperkuat angkatan laut dengan dua buah kapal penghancur berbobot masing-masing 13 ribu ton tipe 055 yang dilengkapi dengan rudal presisi.
“Ini merupakan kapal tempur paling berbahaya dan terbesar di Asia,” begitu dilansir CNN, Sabtu, 14 Juli 2018.

Menurut analis Timothy Heath dari Rand Corp, kapal ini memiliki desain canggih, fitur senyap yang membuatnya sulit terdeteksi, radar canggih, dan ruang rudal yang besar. Kapal penghancur ini jauh lebih besar daripada kapal sejenis milik Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan.
Peluncuran dua kapal tempur berukuran besar sekaligus ini, menurut Heath, menunjukkan kemampuan Beijing memproduksi kapal canggih dengan segera, yang tidak bisa ditandingi bangsa lain. Ini juga mencerminkan rencana Cina menguasai lautan.


China Daily melansir kapal penghancur tipe 055 ini menggandakan kemampuan senjata dari tipe 052D, yang sebelumnya merupakan kapal penghancur terbesar dan terkuat milik AL PLA.
Peluncur rudal di kapal ini mampu mengarahkan rudal ke sejumlah target, seperti pesawat musuh, kapal musuh, dan kapal selam. “Kapal penghancur ini dirancang untuk mengawal kapal induk saat perjalanan jauh, misalnya ke Timur Tengah,” kata Heath.
Menurut Peter Layton, bekas perwira Australia dan bertugas di Griffith Asia Institute, dua kapal baru ini memungkinkan Cina  membangun armada biru yang bisa beroperasi jauh dari rumah. “Kapal ini mendemonstrasikan kekuatan, prestise, dan kebesaran dari partai berkuasa Cina,” ujar Layton.



Credit  tempo.co



Pertemuan dengan Putin dan Hujan Kritik untuk Trump


Pertemuan dengan Putin dan Hujan Kritik untuk Trump
Trump mendapat banyak kritik setelah bertemu Putin dua kali tahun lalu. Senin ini, keduanya akan kembali bertatap muka di Helsinki. (AFP Photo/Sputnik/Mikhail Klimentyev)


Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan menjalani pertemuan tingkat tinggi pertamanya pada 16 Juli di Helsinki, Finlandia, lokasi yang terkenal karena diplomasi Perang Dingin.

Kremlin dan Gedung Putih mengumumkan waktu dan tempat pertemuan di saat yang bersamaan setelah kedua pemimpin negara sepakat bertemu usai penasihat keamanan nasional John Bolton berkunjung ke Moskow.


Kedua pemimpin negara sempat bertemu dua kali di sela konferensi internasional dan berbicara setidaknya delapan kali lewat sambungan telepon.

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Jerman tahun lalu, pertemuan keduanya berlangsung selama lebih dari dua jam, di mana Trump dan Putin membahas dugaan ikut campur Rusia dalam pemilihan umum AS. Mereka sepakat fokus memperbaiki hubungan alih-alih mempermasalahkan masa lalu.



Sebagai seorang politus Republik, Trump langsung mendapat kritikan dari Partai Demokrat di dalam negeri setelah menyebut pertemuan dengan Putin sebagai "sebuah kehormatan." Dia dituding menepikan informasi intelijen AS dan menerima tampikan Putin atas tudingan intervensi Rusia di Pilpres.

Keduanya juga menghabiskan waktu berdiskusi soal Suriah, dan setelah pertemuan itu, kesepakatan gencatan senjata antara Amerika Serikat, Rusia dan Yordania di barat daya Suriah diumumkan.

Tatap muka tersebut merupakan salah satu pertemuan yang sangat dinantikan saat itu.

Trump dan Putin berbicara melalui penerjemah didampingi menteri luar negeri masing-masing selama enam menit, sebelum wartawan diperbolehkan memasuki ruangan untuk meliput pernyataan mereka. Setelah itu, para jurnalis diminta meninggalkan ruangan dan dialog berlanjut.

Kedua pemimpin negara duduk dengan kaki terentang. Trump menyimak dengan seksama saat Putin berbicara.

Dialog berlangsung lebih lama dari yang direncanakan, dan ibu negara Melania Trump datang pada satu titik untuk meminta mereka segera menyelesaikannya.

Keduanya bertemu lagi di Vietnam pada November 2017. Setelah itu, Trump dikritik di Amerika Serikat karena menyatakan percaya pada Putin saat pihak Rusia menampik keterlibatan dalam pemilu AS.

Hubungan antara Washington dan Moskow berada di titik terburuk sejak akhir Perang Dingin di era pemerintahan Barack Obama yang menjatuhkan sanksi atas pencaplokan Crimea oleh Rusia dari Ukraina.

Pertemuan tingkat tinggi Trump dan Putin jadi dorongan perekonomian buat Finlandia yang juga pernah menjadi tuan rumah berbagai dialog Perang Dingin, seperti antara Leonid Brezhnev dan Gerald Ford pada 1975, serta Mikhail Gorbachev dan George HW Bush pada 1990, diikuti Boris Yeltsin dan Bill Clinton di 1997.




Credit  cnnindonesia.com





Ribuan Aktivis Gelar Protes Jelang Pertemuan Trump-Putin


Ribuan Aktivis Gelar Protes Jelang Pertemuan Trump-Putin
Demo anti-Trump di London. (AFP PHOTO/Niklas HALLEN)


Jakarta, CB -- Sekitar 2.500 aktivis hak-hak asasi manusia (HAM), demokrasi dan lingkungan menggelar aksi demonstrasi di Helsinki, Finlandia, Minggu (15/7). Aksi itu digelar sehari menjelag pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Para demonstran mengacungkan spanduk bertuliskan "Ciptakan Perdamaian, Bukan Peperangan", "Pengungsi Disambut Baik" dan "Jadikan Hak Asasi Manusia Berjaya Lagi!".

Beberapa orang melambai-lambaikan bendera pelangi,lambang kaum LGBT untuk memprotes sikap anti-LGBT pemerintah Rusia.





"Tatanan dunia saat ini ditantang oleh kekuatan dan sikap dari pria-pria yang bersikap demi kepentingannya sendiri. Inilah kesamaan antara Trump dan Putin, menghina demokrasi, menghina perjanjian internasional, menghina hak asasi manusia," kata Heidi Hautala, anggota Parlemen Eropa dari Partai Hijau Finlandia dalam aksi tersebut seperti dilansir Reuters.

Trump tiba di Helsinki, Minggu dari Skotlandia. Puluhan ribu orang turun ke jalan menentang lawatannya ke London pada Jumat(13/7). Ribuan lainnya memprotes kehadiran Trump di Skotlandia, Sabtu (14/7), dimana dia menghabiskan akhir pekannya dengan bermain golf di lapangan golf miliknya di sana.

Putin dijadwalkan baru tiba di Helsinki tepat sebelum pertemuan dimulai, Senin (16/7).


Helsinki, tempat penuh kenangan akan perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat memperketat pengamanan untuk pertemuan Trump-Putin.

Total sekitar 16 aksi demonstrasi diperkirakan bakal digelar sejak Minggu hingga senin. Walikota Helsinki Jan Vapaavouri mengaku tidak khawatir pada aksi protes. Dia menyatakan Finlandia memiliki sejarah panjang aksi demonstrasi damai.

"Saya akan lebih khawatir jika kami tidak mempersiapkan diri untuk beberapa demonstrasi," katanya.


Finlandia, anggota Uni Eropa tampak sebagai tempat netral pertemuan Trump dan Putin karena bukan anggota aliansi militer NATO. Finlandia memiliki perbatasan yang panjang dengan Rusia, yang memerintah wilayah itu selama lebih dari satu abad hingga Revolusi Boshevik 1917, hari kemerdekaan Finlandia.

Trump menyatakan dirinya dan Putin akan membahas isu-isu pengurangan senjata nuklir. Dia juga mengaku tidak terlalu banyak pada pertemuan, yang dibayangi tuduhan keterlibatan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016 yang memenangkan Trump.



Credit  cnnindonesia.com





Trump Salahkan Obama soal Intervensi Rusia dalam Pemilu AS



Trump Salahkan Obama soal Intervensi Rusia dalam Pemilu AS
Presiden Donald Trump menyalahkan pendahulunya, Barack Obama, atas dugaan intervensi Rusia dalam pemilihan umum Amerika Serikat pada 2016 lalu. (Reuters/Jonathan Ernst)


Jakarta, CB -- Presiden Donald Trump menyalahkan pendahulunya, Barack Obama, atas dugaan intervensi Rusia dalam pemilihan umum Amerika Serikat pada 2016 lalu.

Melalui Twitter, Trump awalnya membahas mengenai dakwaan terhadap 12 pegawai intelijen Rusia yang dituduh meretas jaringan komputer Partai Demokrat menjelang pemilu.

"Cerita yang kalian mengenai 12 orang Rusia itu terjadi saat pemerintahan Obama, bukan pemerintahan Trump," tulis Trump.



"Mengapa mereka tak melakukan sesuatu, terutama ketika dilaporkan bahwa Presiden Obama sudah diinformasikan oleh FBI pada September, sebelum Pemilu?"

Trump sempat meluncurkan beberapa kicauan lain, tapi beberapa jam kemudian ia kembali membahas masalah intervensi Rusia tersebut.

"Para individu Rusia itu bekerja pada masa Obama. Mengapa Obama tak bertindak? Karne ia pikir Hillary Clinton akan menang. Tak ada kaitannya dengan Pemerintahan Trump, tapi Berita Palsu tak mau melaporkan kebenaran, seperti biasa!" tulis Trump.

Berdasarkan surat dakwaan, pegawai badan intelijen militer Rusia, GRU, diam-diam memantau komputer tim kampanye calon presiden Partai Demokrat, Hillary Clinton, dan jaringan komputer komite pemenangan pemilu partai itu.

Penuntut Umum Khusus Robert Mueller meminta surat dakwaan ini sebagai bagian dari penyelidikan besar-besaran dugaan keterlibatan Rusia dalam pemilu 2016 tersebut.

Setelah lawatannya ke Inggris, Trump sendiri dijadwalkan bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Helsinki, Finlandia, pada Senin (16/7).

Trump mengatakan akan "dengan tegas bertanya" kepada Putin terkait tuduhan campur tangan Rusia di pemilu AS dalam pertemuan tersebut.




Credit  cnnindonesia.com




Presiden Prancis akan bahas Suriah, Iran, Ukraina dengan Putin


Presiden Prancis akan bahas Suriah, Iran, Ukraina dengan Putin
Presiden Prancis Emmanuel Macron (tengah) Presiden FIFA Gianni Infantino (kiri) menyaksikan Semi Final Prancis melawan Belgia di Stadion Saint Petersburg, Saint Petersburg, Rusia (10 Juli 2018). (REUTERS / Toru Hanai)



Paris (CB) - Presiden Prancis Emmanuel Macron akan membahas masalah Suriah, Iran dan Ukraina dengan Presiden Rusia Vladimir Putin saat mereka bertemu di Moskow pada Minggu, menurut seorang sumber di kantor kepresidenan Prancis.

Minggu adalah hari pertandingan babak final sepak bola Piala Dunia antara Prancis dan Kroasia.

Macron dan Putin diperkirakan akan melakukan pertemuan di Kremlin sebelum pertandingan tersebut, demikian seperti dilansir Reuters.

Sumber di Istana Elysee mengatakan situasi di Ukraina belum terlalu memperlihatkan perkembangan bagi Macron untuk mengundang Putin menghadiri pertemuan puncak Kelompok Tujuh Negara (G7) di Biarritz, Prancis selatan, pada musim panas 2019.

Pascapertemuan puncak G7 di Kanada, Macron telah mengatakan bahwa ia ingin mengundang Putin ke Biarritz, namun harapan itu akan tergantung pada penerapan Rusia atas proses yang telah disepakati di Minsk dengan Prancis, Jerman dan Ukraina untuk menyelesaikan konflik di Ukraina.

Sumber tersebut mengatakan pembicaraan Macron-Putin juga akan menjadi kesempatan bagi kedua pemimpin untuk mendekatkan posisi mereka soal krisis Suriah.

Soal Iran, Macron sebelumnya pada tahun ini tidak berhasil mendorong Trump agar tidak mundur dari kesepakatan internasional, yang melonggarkan sanksi-sanksi bagi Iran --sebagai imbalan atas pengekangan program nuklir negara itu.

Seorang pejabat Kremlin mengatakan pada Jumat bahwa Macron juga diperkirakan akan memberi pemaparan kepada Putin soal pertemuan puncak Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) baru-baru ini, dan bahwa mereka akan membicarakan pertemuan mendatang antara Putin dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Helsinki pada Senin.





Credit  antaranews.com




Cina Kirim Kapal Mata-mata ke Amerika Serikat



Kapal perang USS Fort Worth. Kapal perang ini ikut ambil bagian dalam latihan milter bersama Amerika Serikat, Jepang, dan Filipina di Laut Cina Selatan, dekat Kepulauan Spratly yang diklaim Cina, setelah satuasi di kawasan tersebut semakin memanas.  Mass Communication Specialist 2nd Class Antonio P. Turretto Ramos/U.S. Navy via Getty Images
Kapal perang USS Fort Worth. Kapal perang ini ikut ambil bagian dalam latihan milter bersama Amerika Serikat, Jepang, dan Filipina di Laut Cina Selatan, dekat Kepulauan Spratly yang diklaim Cina, setelah satuasi di kawasan tersebut semakin memanas. Mass Communication Specialist 2nd Class Antonio P. Turretto Ramos/U.S. Navy via Getty Images

CB, Jakarta - Cina telah mengirimkan sebuah kapal mata-mata untuk memantau latihan militer bersama ‘Rim of the Pacific’ di wilayah perairan Hawaii yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Keputusan itu diambil setelah Angkatan Laut Cina tidak dilibatkan dalam latihan tersebut menyusul ketegangan di Laut Cina Selatan, sebuah wilayah perairan yang sedang dipersengketakan antara Cina, Taiwan dan tiga negara ASEAN.
Juru bicara US Pacific Fleet, Charlie Brown, mengatakan satu unit kapal mata-mata Cina telah beroperasi dalam radius 200 mil zona ekonomi eksklusif atau ZEE di tepi pantai Hawaii sejak Rabu, 11 Juli 2018.
“US Pacific Fleet sedang memonitor sebuah kapal mata-mata Cina yang beroperasi di daerah Hawaii namun masih di luar teritorial perairan Amerika Serikat. Kami harap kapal ini akan tetap di luar teritoral Amerika Serikat dan tidak melakukan tindakan yang bisa mengganggu jalannya latihan,” kata Brown.

Kapal perang Inggris HMS Sutherland berlayar ke Laut Cina Selatan untuk peringatkan Beijing tentang kebebasan berlayar di perairan yang dipersengketakan Cina dan beberapa negara.

Sementara itu, analis bidang Angkatan Laut dari Cina, Li Jie, mengatakan mengirimkan kapal mata-mata untuk memonitor latihan militer yang dilakukan negara lain adalah tindakan yang standar. Dengan begitu, apa yang dilakukan kapal mata-mata Cina adalah hal yang legal di bawah hukum internasional sejauh jaraknya 12 mil dari bibir pantai.    
Dikutip dari scmp.com pada Minggu, 15 Juli 2018, sejumlah analis militer Cina mengatakan kapal mata-mata itu dapat digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai saluran-saluran komunikasi tanpa melanggar hukum internasional yang berlaku dengan berada di lokasi.
Pentagon sebelumnya pernah meminta Cina untuk ambil bagian dalam latihan militer ‘Rim of the Pacific’. Akan tetapi, undangan itu tarik kembali oleh Amerika Serikat sebagai dampak tindakan Beijing di Laut Cina Selatan yang menciderai norma-norma internasional. Beijing menyebut, tindakan Amerika Serikat itu tidak patut. Latihan militer bersama ‘Rim of the Pacific’ adalah latihan Angkatan Laut internasional terbesar di dunia yang dilakukan dua tahun sekali.




Credit  tempo.co