Menteri Pariwisata Kamboja Thong Khon saat
menerima kunjungan kehormatan (courtesy call) dari Duta Besar RI untuk
Kerajaan Kamboja, Sudirman Haseng di kantor Kementerian Pariwisata,
Phnom Pen, Senin(2/7). (Dok. KBRI Phnom Penh)
Jakarta, CB -- Kamboja mengharapkan kerja sama dan bantuan Indonesia
dalam mengembangkan industri pariwisata di negerinya. Salah satunya
melalui pendidikan sumber daya manusia (SDM) di sekolah-sekolah
pariwisata. Kamboja juga mengharapkan dukungan Indonesia untuk
mengaktifkan kegiatan Jejak Peradaban atau Trail of Civilization (ToC).
Kegiatan tersebut diinisiasi Pemerintah Indonesia di Candi Borobodur,
Yogyakarta pada 2006 dan menghasilkan Borobudur Declaration.
"Kami
mengharapkan Indonesia dapat memberikan bantuan terkait proses
pengembangan SDM di sektor pariwisata Kamboja, terutama melalui kerja
sama dengan sekolah-sekolah pariwisata di Indonesia," kata Menteri
Pariwisata Kamboja Thong Khon saat menerima kunjungan kehormatan (courtesy call) dari Duta Besar RI untuk Kerajaan Kamboja, Sudirman Haseng di kantor Kementerian Pariwisata, Phnom Pen, Senin(2/7).
Menteri
Pariwisata Kamboja juga mengucapkan selamat dan menyambut baik
penugasan sebagai Dubes RI untuk Kamboja yang baru, serta mengharapkan
misi yang akan diemban dapat terlaksana dengan baik serta berkontribusi
dalam mendorong hubungan bilateral RI-Kamboja di bidang pariwisata.
Thong Kon juga menyambut baik rencana maskapai penerbangan Indonesia untuk membuka penerbangan langsung (
direct flight) ke Kamboja, yang pada tahap selanjutnya diharapkan akan memberikan berbagai keuntungan bagi kedua negara di sektor pariwisata
Menteri
Pariwisata Kamboja juga mengharapkan dukungan Indonesia untuk
mengaktifkan kegiatan Jejak Peradaban atau Trail of Civilization (ToC).
Kegiatan tersebut diinisiasi Pemerintah Indonesia di Candi Borobodur,
Yogyakarta pada 2006 dan menghasilkan Borobudur Declaration.
Selain
Indonesia dan Kamboja, negara-negara yang ikut dalam penelusuran jejak
agama dan peninggalan sejarah umat Buddha yang dikemas dalam ToC adalah
Laos, Myanmar, Thailand dan Vietnam.
Pertemuan Tingkat Menteri terakhir terkait ToC diselenggarakan pada 2010 di Siem Reap, Kamboja.
Selain
memperkenalkan diri, Dubes RI juga membahas perkembangan hubungan
bilateral RI-Kamboja serta upaya-upaya untuk mengembangkan kerja sama di
berbagai bidang Pariwisata.
Dubes Haseng mengapresiasi upaya Kementerian Pariwisata Kamboja yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kamboja.
Foto: REUTERS/Samrang Pring Ishanapura, salah satu Warisan Budaya UNESCO di Kamboja
|
Indonesia juga mengharapkan dukungan untuk menyelenggarakan
kegiatan bersama dalam rangka memperingati 60 tahun hubungan diplomatik
Indonesia - Kamboja.
Dubes Haseng mendorong kerja sama untuk
mempromosikan paket bersama antar biro wisata di kedua negara, terutama
untuk pariwisata keagamaan.
Mantan Dubes RI untuk Nigeria itu
juga juga mengharapkan dukungan Kementerian Pariwisata bagi
penyelenggaraan Indonesian Trade and Tourism Promotion 2018 yang akan
diselenggarakan pada 28-30 September 2018 di Phnom Penh.
Kedua
pihak juga sepakat untuk memperbaharui Kesepakatan Kerja sama tentang
Pariwisata yang pernah ditandatangani kedua negara pada tahun 1999.
Industri
pariwisata di Kamboja berkontribusi sekitar 30 persen dari GDP Kamboja,
serta menyerap jumlah tenaga kerja sekitar 650 ribu orang.
Menurut
laporan Kementerian Pariwisata Kamboja, selama tahun 2017, jumlah
wisatawan inbound yang berkunjung ke Kamboja sebanyak 5.6 juta wisatawan
dengan total penerimaan negara sebesar US$3,63 miliar (meningkat 12.3%
dibanding tahun 2016).
Dengan tren pertumbuhan sektor pariwisata
yang terus meningkat, Pemerintah Kamboja optimis mencapai 7 juta wisman
2020. Sementara itu, outbound turis Kamboja pada 2017 tercatat sejumlah
1.752.269 atau meningkat 22,2% dibandingkan sebelumnya.
Credit
cnnindonesia.com