Pangeran Alwaleed bin Talal, milioner kaya
yang ditangkap Komisi Anti Korupsi Arab Saudi, memiliki dua pesawat
pribadi, yaitu Boeing 747-400 dan Airbus A380. Pesawat 747-400 miliknya
dirancang ulang dengan sebuah kursi tahta megah dan mewah terletak di
tengah ruang tamu. news.gr
CB,
Jakarta - Pangeran Arab Saudi,
Alwaleed bin Talal, masih sangat kaya. Namun sejak tudingan korupsi
dialamatkan kepadanya, Sabtu, 4 November 2017, dia telah kehilangan
setidaknya US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 13,5 triliun dalam waktu
48 jam.
Menurut hitungan, kekayaan bersih Alwaleed turun menjadi
US$ 17,8 miliar atau sekitar Rp 240 tiliun setelah nilai saham
perusahaan investasi Saudi yang didirikan merosot hingga Rp 13,5
triliun.
Pangeran
Alwaleed bin Talal akhirnya menjual pesawat ini dengan harga yang tidak
diungkapkandan menggunakan uang tersebut untuk berinvestasi di bisnis
di Arab Saudi dan Timur Tengah. ausbt.com.au
Pada sesi
perdagangan saham yang ditutup Senin, 6 November 2017, nilai sahamnya
terjun bebas. Ini merupakan penurunan saham terendah Kingdom Holding Co.
sejak Desember 2011.
Alwaleed salah satu di antara pangeran, menteri dan bekas pejabat
Arab Saudi yang ditangkap pada Sabtu, 4 November 2017, oleh Komite
Antikorupsi karena tudingan pencurian uang negara.
Airbus
A380 ini dipesan Pangeran asal Arab Saudi, Alwaleed bin Talal al-Saud,
untuk dijadikan pesawat pribadinya seharga 300 juta pound sterling. Di
dalamnya tersedia ruang spa, arena pertunjukan musik, dan garasi khusus
mobil Rolls Royce milik Sang Pangeran. planespotters.net
Komite
ini dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Dari sejumlah
orang yang ditahan oleh lembaga ini, tiga di antaranya orang paling kaya
di Arab Saudi.
Credit
TEMPO.CO
Arab Saudi Bekukan Rekening Tersangka Korupsi, Alwaleed bin Talal
CB,
Jakarta - Otoritas Arab Saudi mengumumkan bahwa mereka akan membekukan rekening bank para tersangka korupsi yang kini ditahan Kerajaan.
"Kami tidak akan memberikan keistimewaan dalam menangani kasus ini," ujar pejabat Saudi yang tak bersedia disebutkan namanya.
Menurut
informasi dari Kementerian Kebudayaan dan Informasi Arab Saudi, jumlah
uang yang dikorup akan diganti oleh Badan Keuangan Saudi.
Putra
Mahkota Mohammed bin Salman memimpin lembaga anti korupsi yang baru
dibentuk. Kampanye antikorupsi inimerupakan bagian dari upaya
konsolidasi Mohammed bin Salman, yang merupakan penasihat utama Raja
Salman. AFP/FAYEZ NURELDINE
Hingga saat ini belum ada informasi mengenai jumlah uang yang diduga
ditilap oleh para tersangka, salah satunya adalah Pangeran Alwaleed bin
Talal.
Pangeran Alwaleed, pemilik kekayaan senilai Rp 243 triliun,
pernah mengecam Donald Trump sebelum menjadi Presiden Amerika Serikat
karena melarang umat Islam dari tujuh negara muslim masuk ke Amerika.
Dalam
kampanye pemilihan presiden 2015, Trump pernah mengumbar janji di depan
pendukungnya bahwa dia akan melarang pendatang dari tujuh negara Islam.
"Sebaiknya Anda menarik diri dari Republik sebagai calon presiden," ucap Alwaleed seperti dikutip
ABS-CBN, Desember 2015. Dia menambahkan, "Anda tidak akan pernah memenangkan pemilihan presiden."
Pangeran Alwaleed bin Talal. REUTERS/Luke MacGregor
Komite
Antikorupsi Arab Saudi, lembaga yang dibentuk pada Sabtu 4 November
2017 dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, menahan sejumlah
pangeran dan menteri dengan sangkaan korupsi.
Kementerian
Informasi menjelaskan, seluruh rekening dan dana yang dimiliki oleh
para tersangka segera dibekukan. "Termasuk aset atau properti yang
diduga hasil dari korupsi akan disita untuk negara."
Berikut aset mereka yang bakal dibekukan:
Pengeran Alwaleed bin Talal, pemilik Kingdom Holding Group
Pangeran Mitaab bin Abdullah, Komandan Pengawal Nasional
Pangeran Turki bin Abdullah, Bekas Gubernur Riyadh
Pangeran Turki bin Nasser, Bekas Kepala Meteorologi dan Lingkungan
Waleed al-Ibrahim, Ketua MBC Media Group
Khaled al-Tuwaijri, Bekas Presiden Pengadilan Kerajaan
Adel Faqih, Menteri Ekonomi dan Perencanaan
Amr al-Dabbagh, Bekas Presiden Otoritas Investasi
Saleh Abdullah Kamel, Ketua Dallah al Baraka Group
Saud al-Tobaishi, Pimpinan Protokol Kerajaan
Ibrahim al-Assaf, Pimpinan Saudi Aramco
Bakr Binladin, Pemilik Perusahaan Konstruksi Saudi Binladin Group
Saud al-Dawish, Bekas CEO Perusahan Telekomunikasi Saudi
Khaled al-Mulhem, Bekas Direktur Jenderal Saudi Arabian Airlines
Credit
TEMPO.CO
Arab Saudi, Kekayaan Pangeran Alwaleed Rp 240 Triliun
Pangeran Alwaleed bin Talal saat diwawancarai
di Hotel Beijing, Cina, 5 April 2007. Pria 62 tahun ini memliki saham di
banyak perusahaan kelas dunia seperti News Corp, Time Warner,
Citigroup, Twitter, Apple, Motorola, dan banyak perusahaan ternama
lainnya. REUTERS/Claro Cortes IV
CB,
Jakarta - Kekayaan salah seorang anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi yang disangka korupsi, Pangeran Alwaleed bin Talal, sebesar US$ 18 miliar atau setara dengan Rp 243 triliun.
Pria
yang memiliki sejumlah perusahaan di bawah bendera King Holding
tersebut kekayaannya sekitar 10 persen dari APBN 2017 Indonesia yang
mencapai Rp 2.080 triliun.
Menurut catatan
Forbes,
Alwaleed bin Talal, salah satu dari 11 pangeran di Arab Saudi dan
puluhan pejabat tinggi lainya yang ditangkap, mengembangkan usahanya di
sejumlah negara Barat.
Interior
mewah di dalam pesawat milik pangeran Alwaleed bin Talal al-Saud,
pesawat tersebut mampu terbang hingga jarak 15.000 km. Pangeran Alwaleed
bin Talal al-Saud, menempatkan sebuah kursi mewah di tengah pesawat
tersebut. Pesawat pribadi tersebut pantas dinobatkan sebagai salah satu
pesawat termewah di dunia. Dailymail.co.uk
"Dia ditangkap oleh Komite Antikorupsi yang diketuai Putra Mahkota Mohammed bin Salman lantaran diduga korupsi," tulis
The Independent.
Pangeran
Alwaleed adalah keponakan Raja Salman dan pemilik kerajaan bisnis di
bawah bendera Kingdom Holding Company yang menanamkan sahamnya Citigroup
dan Twitter.
Selain Pangeran Alwaleed, Komite Antikorupsi Arab
Saudi juga menahan Pangeran Miteb bin Abdullah yang menjabat sebagai
Komandan Pengawal Nasional. Dia digantikan oleh Pangeran Khaled bin
Ayyaf.
"Penunjukan ini sekaligus untuk konsolidasi Pangeran
Mohammed mengontrol lembaga keamanan yang sebelumnya dikepalai oleh
sejumlah keluarga kerajaan,"
The Week melaporkan.
Menurut laporan
Reuters, penangkapan tersebut merupakan tindakan
pre-emptive
yang dilakukan oleh Putra Mahkota Mohammed untuk menyingkirkan
tokoh-tokoh kuat saat dia mengontrol negara pengekspor minyak terkemuka
di dunia
.
Menurut rumor, yacht mewah ini dipesan oleh salah satu anggota kerajaan Arab Saudi, Alwaleed Bin Tala Alsaud.Superyachtphoto.com
Seorang
pengamat ekonomi dari salah satu negara Teluk yang tak bersedia
disebutkan namanya mengatakan, tidak ada seorang pun di Arab Saudi yang
percaya bahwa korupsi adalah akar dari penangkapan keluarga kerajaan
tersebut.
"Akar masalah sesungguhnya adalah konsolidasi kekuatan dan rasa frustasi atas reformasi yang tidak berjalan," katanya.
Baca: Skandal Korupsi Arab Saudi : Pangeran dan Menteri yang Ditahan...
Kristian Coates Ulrichsen, seorang ahli Arab Saudi dari Universitas Rice, mengatakan kepada
Associated Press, penahanan ini dirancang untuk memuluskan jalan Putra Mahkota Mohammed menduduki posisi puncak di kerajaan.
Credit
tempo.co