THINKSTOCK Ilustrasi
WASHINGTON, CB — Presiden Joko Widodo
(Jokowi) menyaksikan kesepakatan bisnis para pengusaha Indonesia dan
Amerika Serikat (AS) yang digelar di Kamar Dagang Amerika Serikat, Senin
(26/10/2015) waktu setempat.
Kesempatan itu dihadiri 250 pengusaha dan pengambil kebijakan dari Indonesia dan Amerika Serikat (AS).
Total kesepakatan bisnis yang akan diumumkan ataupun ditandatangani sebesar 20,25 miliar dollar AS atau sekitar Rp 275,4 triliun (kurs Rp 13.600 per dollar AS).
Kesepakatan ini melibatkan 19 perusahaan dari berbagai sektor, dan terbagi dalam dua hal.
Berikut rincian dari dua kesepakatan tersebut:
A. Kesepakatan bisnis 15,705 milliar dollar AS yakni:1. Perjanjian jual beli gas alam cair (LNG) antara Pertamina dan Corpus Christie Liquefaction senilai 13 miliar dollar AS untuk pengiriman LNG ke FSRU Lampung bagi kebutuhan gas di wilayah barat Indonesia dan terminal LNG untuk Indonesia Timur.
2. Ekspansi Phillip Morris sebesar 1,9 miliar dollar AS (500 juta dollar AS untuk belanja modal dan 1,4 miliar dollar AS
berupa penerbitan saham baru Sampoerna). Belanja modal tersebut untuk
perluasan pabrik dan perkantoran serta investasi yang akan dilakukan
dalam kurun waktu 2016-2020.
3. Coca Cola juga akan menanamkan investasi 500 juta dollar AS untuk perluasan dan penambahan produksi, pergudangan, distribusi, dan infrastruktur minuman ringan selama 2015-2018.
4. Rencana pengembangan lahan
shale gas
Eagle Ford, Fasken, milik Swift Energy, yang akan dilakukan oleh Saka
Energi dengan Swift Energy di Webb County, Texas, dengan nilai sebesar
175 juta dollar AS.
5.
Kesepakatan bisnis antara PT PLN (Persero) dan General Electric, yaitu
antara PLN Gorontalo dan General Electric dengan nilai sebesar 100 juta dollar AS untuk pembangunan 100 MW gas turbin dan
cydepower di Gorontalo.
6. Kerja sama Universitas Udayana dengan Skychaser Energy untuk konservasi air dan
reduce power consumption dengan nilai sebesar 30 juta dollar AS.
7.
Kerja sama antara BNI Syariah dan Mastercard untuk peluncuran kartu
debit haji dan umrah yang diselenggarakan oleh BNI Syariah dengan
Mastercard.
B. Kesepakatan bisnis bernilai 4,547 miliar dollar AS terbagi atas tiga grup, yakni: Grup 11. Kesepakatan antara PT PLN (Persero) dan UPC Renewables dengan nilai sebesar 850 juta dollar AS untuk pembangunan 350 MW Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dalam waktu tiga tahun (2015-2018).
2. Kesepakatan antara Cikarang Listrindo dan General Electric dengan nilai investasi sebesar 600 juta dollar AS untuk perluasan pembangunan pembangkit listrik (IPP).
3.
Kesepakatan antara PT Indonesia Power dan General Electric untuk
pembangunan pembangkit di Jawa Tengah sebesar 700 MW senilai 400 juta dollar AS.
4. Kesepakatan antara PT PLN Batam (Persero) dan General Electric senilai sebesar 525 juta dollar AS untuk pembangunan pembangkit bergerak (
mobile) 500 MW di Mataram, Bangka, Tanjung Jabung, Pontianak, Lampung, dan Sei Rotan.
Grup 2 1. Kesepakatan antara PT Kereta Api Indonesia dan General Electric senilai 60 juta dollar AS untuk perawatan 50 lokomotif selama 8 tahun.
2. Kesepakatan antara PT PLN (Persero) dan Caterpillar senilai 500 juta dollar AS untuk proyek 2 GW pembangkit tenaga hibrida dan proyek solar PV+ penyimpanan energi untuk
microgrid di daerah-daerah terpencil (500 pulau) dengan solusi pembiayaan
initial capital investment melalui
power purchase agreement dengan PLN.
3. Rencana perluasan investasi Cargill pada tahun 2015-2019 dengan nilai sebesar 750 juta dollar AS. Dana investasi sebesar 84 juta dollar AS sudah direalisasikan sehingga investasi baru yang akan dilakukan sebesar 666 juta dollar AS.
4. Pembangunan fasilitas pemanufakturan ulang untuk Cylinder Head di Cileungsi, Bogor, oleh Caterpillar senilai sebesar 12 juta dollar AS yang merupakan
self signing.
Grup 31.
Kerja sama antara Perum Peruri dan Crane Currency untuk pembangunan
pabrik pengaman uang kertas yang akan dibangun di Karawang dengan nilai
sebesar 10 juta dollar AS
dan antara Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) dengan
Jarden Zinc untuk pembangunan pabrik di Karawang dengan nilai sebesar 30
juta dollar AS.
2.
Kerja sama PT Pertamina dengan Bechtel Corporation dalam kurun waktu 5
tahun untuk pembangunan dan pengembangan kilang dengan nilai transaksi
800 juta dollar AS.
3. Kerja sama antara Kilat Wahana Jenggala dan Hubbell Power Systems, yaitu ekspansi pada
existing plant yang
memproduksi atau merakit insulator transmisi polimer untuk distribusi
listrik, dengan menambah lokalisasi transmisi sebesar 5 juta dollar AS-10 juta dollar AS.
Credit
KOMPAS.com