Selasa, 25 Agustus 2015

Demi Usir AS dari Wilayah Asia, Tiongkok Berusaha Tiru Strategi Militer Rusia


Langkah Rusia untuk mengatasi kehadiran Angkatan Laut AS di Pasifik pada masa Perang Dingin sangat sederhana—anti-access dan area denial (A2/AD). Rusia mencari tahu apakah AL Amerika bisa diserang secara masif dengan rudal jelajah supersonik dari beragam platform. Kuncinya ada pada Armada Pasifik Moskow yang memiliki 800 kapal, didukung sistem aviasi maritim jarak jauh, kapal selam penyerang, serta pesawat yang dilengkapi dengan senjata elektronik.
China-Russia military exercise
Kapal perang Tiongkok meluncurkan misil selama latihan militer gabungan antara Rusia-Tiongkok di dekat Semenanjung Shandong di Tiongkok. Sumber:Reuters
Namun, kemerosotan AL Rusia dan aviasi maritim Rusia setelah Perang Dingin berakhir pada 1991 menciptakan kekosongan besar di Pasifik. Sekali lagi, AS kembali meraih wilayah Pasifik. Namun, dalam dunia geopolitik, saat satu kekuatan memudar, selalu ada negara lain yang siap mengambil alih posisi tersebut. Tiongkok masuk menggantikan Rusia.

Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA)—anak didik militer Rusia—berupaya meniru strategi militer saudara tuanya yang sukses di Pasifik. Beijing menggunakan strategis asimetris untuk menangkis tantangan Amerika, menghadapi kehadiran pasukan militer AS di Pasifik.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh pakar hubungan angkatan laut Ronald O’Rourke bagi Kongres AS, “Pasukan maritim Tiongkok A2/AD dapat dilihat sebagai analog dari pasukan anti-laut yang dikembangkan Uni Soviet pada masa Perang Dingin, yang bertujuan menangkis pasukan AL Amerika.”

Penggunaan pesawat pembom jarak jauh dengan rudal jelajah supersonik untuk menyerang kapal induk AS merupakan taktik kuno Rusia yang kini ditiru Tiongkok. Strategi gabungan Rusia yang merupakan campuran pesawat pengebom strategis dan taktis adalah ancaman kritis bagi kapal induk AL Amerika, dan strategi tersebut cocok dengan sistem antiakses milik Tiongkok.

Laporan O’Rourke yang berjudul ‘China Naval Modernization: Implications for US Navy Capabilities’ (Modernisasi Angkatan Laut Tiongkok: Implikasi terhadap Kapabilitas Amerika Serikat) menyebutkan bahwa misil balistik antikapal, rudal jelajah, kapal selam penyerang, serta kapal tempur bersenjata dan pesawat merupakan elemen kunci pasukan maritim A2/AD Tiongkok.

Menyerang target bergerak tak pernah mudah, karena saat misil tiba, kapal mungkin sudah bergerak sejauh puluhan mil. Namun, Tiongkok mampu menutup celah tersebut. “Perbedaan antara pasukan Soviet dan pasukan maritim Tiongkok adalah pasukan Tiongkok memiliki misil balistik antikapal yang mampu menyerang kapal yang sedang bergerak di laut,” tutur laporan Kongres AS.

Jika ilmuwan di Beijing sudah mengembangkan misil semacam itu, AS akan menghadapi tantangan besar bagi proyeksi kekuatan maritim mereka, tak hanya di Pasifik namun di seluruh dunia.

Rancangan di Atas Kertas, Bisakah Terwujud di Laut Luas?

Namun seberapa efektif rencana tersebut? Kapal induk AS terdiri dari puluhan kapal modern yang masing-masing memiliki sistem antimisil dan juga dipersenjatai untuk melindungi seluruh armada. Setiap pengangkut memiliki 90 jet tempur yang dapat mencegah kedatangan pesawat musuh mendekati kelompok tersebut. Selain itu, pesawat tersebut mempunyai sistem peringatan awal dapat memindai wilayah dengan radius setidaknya 300 kilometer. Bukankah itu sulit untuk dikalahkan?

Ya, jika Anda membaca petunjuk kapal atau selebaran Pentagon. Faktanya, tak ada kapal perang Barat—baik yang sudah ada maupun yang masih berupa rencana—yang mampu menghentikan rudal jelajah supersonik Raduga Kh-22 (julukan NATO: AS-4 Kitchen) atau versi yang lebih kecil, KSR-5. Faktanya, pada 1980-an, aviasi maritim Rusia sudah sangat percaya diri terhadap akurasi misil tersebut, hingga pesawat Rusia seperti Backfire hanya mengangkut satu buah Kh-22 yang dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir.

Menurut pakar senjata Bill Sweetman dan Bill Gunston, misil tersebut bisa diprogram untuk memasuki jendela Pentagon. Akurasi mereka terus berkembang selama tiga dekade.

Air Power Australia (APA) menyebutkan, “Sejak itu kami belajar bahwa pesawat pembom Soviet, sistem senjata elektronik pendukung, serta misil balistik anti-kapal, bekerja lebih baik dari yang kami kira, dan misil balistik tersebut memiliki hulu ledak yang lebih mematikan dibanding yang diperkirakan pada periode Perang Dingin.”

Rencana Permainan Tiongkok

Tiongkok akan mengembangkan pasukan pesawat pengebom strategis yang mampu mencapai Australia dan Guam, keduanya merupakan markas militer besar Amerika. Apakah Tiongkok akan menggunakan pesawat pembom H-6 mereka yang sudah tua (tiruan dari pesawat Rusia Tu-16 Badger) atau mampu mendapatkan Backfire? APA memprediksi pasukan Tiongkok dapat meniru kemampuan pengintaian, penargetan, dan taktik serangan aviasi marinir Rusia.

Studi mengenai strategi aviasi dan doktrin angkatan laut Soviet tetap relevan hingga kini, lanjut APA. “Dalam konteks strategis, hal tersebut karena Tiongkok dan India mengadopsi struktur pasukan dan model doktrin Soviet. Dalam konteks teknis, sebagian besar sistem yang tersedia di pasar saat ini merupakan evolusi atau penerus dari desain Soviet.”

Tiongkok tak hanya membeli misil Rusia namun juga merekayasa rudal jelajah Rusia yang didapatkan diam-diam dari Ukraina. Modifikasi Tiongkok tentu akan menjadi ancaman besar bagi AL Amerika.

APA menyebutkan, “Sistem pemandu digital modern dan radar atau pemantau anti-radiasi, serta bahan bakar yang sudah dimodifikasi akan menghasilkan senjata dengan jangkauan yang lebih besar dan lebih mematikan dari analog aslinya. Bahkan aplikasi radar sederhana dapat mengurangi jangkauan deteksinya secara signifikan dan memberi kesempatan bagi kapal tempur untuk berlindung dari senjata-senjata ini, yang dengan kecepatan tinggi mereka, akan menciptakan masalah utama.”

Seberapa Dermawan Rusia?

Dalam pertaruhannya yang dahsyat untuk menetralisir kekuatan militer AS, Beijing mengincar senjata strategis Rusia. Seberapa banyak dukungan yang dapat diberikan Moskow? Sebelumnya, senjata strategis Rusia tak ditawarkan pada Beijing. Namun kini, karena Barat terus mengirim sanksi bagi Rusia, Moskow dapat mengubah haluan dan memasok Tiongkok dengan mainan besar seperti pesawat pembom Backfire dan kapal selam Akula (yang sebelumnya hanya dipasok untuk India).

“Hubungan Rusia dan NATO makin memburuk mungkin belum mencapai level Perang Dingin baru, namun jelas menggugah Rusia untuk mencoba ‘menyakiti’ AS,” tulis Robert Farley dalam National Interest.

Rusia telah membuka peluang penjualan sistem pertahanan udara S-400 yang akan menjadi batu loncatan besar bagi sistem A2/AD Tiongkok. S-400 membuat Tiongkok mampu melacak target di ruang udara Taiwan.

Namun, Tiongkok tertinggal jauh dari Rusia dalam teknologi kapal selam penyerang. “Kapal selam pasukan Tiongkok harus menjalankan misi yang kurang lebih sama dengan misi yang diemban oleh kapal Soviet pada masa Perang Dingin, namun kapal selam Tiongkok sangat bising dibanding milik Rusia, dan Tiongkok masih harus menyempurnakan kapal selam pemburu-pembunuh mereka yang mungkin akan berhadapan langsung dengan kapal selam tercanggih Amerika,” tulis Farley.

“Tentu, Rusia melindungi teknologi kapal selamnya di masa lalu, dan teknik produksi kapal selam merupakan proses industri yang tersulit untuk dikuasai, atau ditransfer. Namun, peminjaman Akula untuk India beberapa tahun terakhir menunjukan Rusia terbuka untuk hal semacam itu.”

Akhir Permainan

Menangkis pengaruh Amerika di Pasifik dan menegaskan status baru Tiongkok sebagai negara adidaya dunia merupakan dua tujuan kunci strategi Angkatan Laut Tiongkok di abad XXI.

Strategi Militer Tiongkok 2015, yang diluncurkan pada Mei 2015, memberi penekanan pada operasi maritim. “Penting bagi Tiongkok untuk mengembangkan struktur angkatan militer maritim modern bagi pertahanan nasional dan kepentingan mereka, menjaga kedaulatan nasional serta hak dan kepentingan maritim, kerja sama maritim internasional, serta menyediakan dukungan strategis untuk membangun kekuatan militernya sendiri.”

Seperti Jepang sebelumnya, Tiongkok ingin agar kekuatan Barat tak menjamah Asia. Tak seperti serangan kilat Jepang yang gagal total, Tiongkok memiliki strategi ‘mengiris salami’ untuk mencapai tujuan mereka. Sementara, dengan kegigihan AS, bersiaplah situasi akan memanas sebelum berubah menjadi lebih baik.


Credit  RBTH Indonesia

Barang Tiruan Tiongkok Merajalela, Ekspor Senjata Rusia Mulai Terancam


Moskow berspekulasi apakah ekspor senjata ke Tiongkok akan menguntungkan Rusia atau memberi kesempatan bagi Tiongkok untuk membuat barang tiruan.
Chinese stealth fighter J-20
Pesawat yang dikabarkan sebagai pesawat tempur siluman Tiongkok ini, terilihat di Chengdu, Provinsi Sichuan (1/5). Militer AS percaya bahwa pesawat ini adalah prototipe pesawat tempur siluman J-20. Sumber:Reuters
Ekspor senjata ke Tiongkok memberi sejumlah keuntungan strategis. Selain memberi pasokan dana segar bagi Rusia, senjata Rusia juga dapat mengimbangi kekuatan militer AS di Asia. Gairah Beijing untuk memiliki senjata canggih membuat industri pertahanan Rusia bisa terus berdenyut dan membuat AS kini harus membagi fokus dengan memantau aktivitas Rusia sekaligus Tiongkok, mengurangi tekanan terhadap Rusia seorang.

Namun, ekspor senjata Rusia ke Tiongkok punya sisi buruk. Tiongkok kerap membeli senjata dengan jumlah terbatas, membongkarnya, kemudian menciptakan senjata serupa versi mereka sendiri. Mereka dapat membuat barang tiruan yang lebih murah, mengancam kelangsungan ekspor senjata Rusia. Industri pertahanan Tiongkok terus merangkak naik, dan Moskow melihat pasarnya mulai terancam.

Dalam dunia perdagangan senjata, semua pihak saling meniru satu sama lain. Insinyur Rusia membongkar pesawat pembom B-29 dan kemudian menciptakan Tu-4, yang sulit dibedakan dari pesawat asli versi Amerika. Jerman meniru tank lapis baja Rusia T-34, tank Perang Dunia II terbaik yang pernah ada. Sementara, misil Amerika versi Awal merupakan tiruan dari roket Jerman V-2 yang pernah membumi-hanguskan London.

Namun, Tiongkok sangat canggih dalam hal tiru-meniru. Mereka telah meniru kereta Jerman Maglev dan kini menawarkannya untuk India. Peretas Tiongkok mencuri cetak biru TGV Prancis. Pesawat tempur Tiongkok J-20 dan J-30 berbasis teknologi dari perusahaan Amerika yang mengembangkan F-5 dan F-22. Pada dasarnya, semua misil, tank, sistem artileri, dan senapan yang digunakan oleh militer Tiongkok adalah tiruan dari senjata Rusia.

Ambil contoh senapan mesin AK-47. Pada tahun 1950-an, Rusia mengizinkan Tiongkok membuat versi tiruan dari senapan tersebut. Namun setelah kesepakatan lisensi berakhir, Beijing—sama seperti Hungaria, Slowakia, dan AS—mulai memproduksi AK ilegal. Senapan AK asli Rusia dibanderol hingga 1.500 dolar AS di pasar AS, sementara versi Tiongkok dapat dimiliki dengan merogoh kocek 400 dolar AS saja.

Pesawat Flanker Tiruan

Kalashnikov tiruan murah tak terlalu dipusingkan Moskow. Namun, Rusia lebih khawatir dengan tiruan Tiongkok yang lebih canggih, seperti pesawat tempur pembom Su-27 Flanker, jet pengangkut pesawat berbasis Su-33, sistem pertahanan udara S-300, dan sistem anti-pesawat Smerch yang tersohor. Menariknya, Rusia belum mengekspor Su-33 atau Smerch pada Tiongkok. Mereka berhasil mencuri data mengenai senjata tersebut dari pihak ketiga, salah satunya Ukraina.

Tiongkok sendiri menyangkal mereka meniru teknologi dari negara lain. Terkait Maglev, TGC, atau Flanker, mereka mengaku telah memodifikasi desain dasar asli dan perangkat kerasnya.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok Geng Yansheng merespon tuduhan ini pada November 2012 lalu dengan menyampaikan, “Hubungan militer dunia bertujuan saling mengembangkan. Banyak senjata yang menggunakan prinsip desain yang sama, komando yang sama, bahkan metode perlindungan yang sama. Namun, sungguh tak profesional menuduh Tiongkok meniru teknologi pengangkut pesawat yang dimiliki negara lain hanya dengan membandingkan pesawat tersebut.”

Namun, para pakar tak sepakat. Tak diragukan bahwa pesawat tempur J11B dan J15 merupakan tiruan dari Su-27 dan Su-33. Menurut Flight Global, Tiongkok tak mengerti—atau tak peduli—mengenai konsep perlindungan hak intelektual. “Mereka hanya mengubah sedikit desain Su-33, namun pada dasarnya itu tetap pesawat yang sama. Mereka memperbaiki desain setelah mencuri kekayaan intelektual pihak lain, dan tentu itu bukan desain yang asli,” terang lembaga tersebut.

Dampak Terhadap Rusia

Setelah meniru selama bertahun-tahun, Tiongkok kini dapat merebut pasar ekspor Rusia. Dan sama seperti Rusia, Tiongkok dapat memanfaatkan pemasukan dari ekspor untuk menawarkan syarat pasokan senjata yang lebih menarik bagi negara-negara dengan pendapatan rendah, seperti Pakistan.

“Hasilnya tak hanya menurunkan jumlah penjualan dari Rusia ke Tiongkok, tapi Rusia juga kehilangan pasar karena kini beberapa negara mulai membeli senjata buatan Tiongkok,” kata Nikolas Gvosdev dan Christopher Marsh dalam Russian Foreign Policy: Interests, Vectors and Sectors. “Hal ini merugikan Rusia karena Tiongkok tak hanya meniru kekayaan intelektual perancang senjata Rusia secara ilegal, tapi juga membuat Rusia merugi secara ekonomi, karena kehilangan pasar untuk ekspor senjata ke pihak ketiga. Rusia menghadapi dilema, mereka dapat duduk dan menerima serangan itu, atau mereka dapat menjual senjata yang lebih canggih untuk Tiongkok dan menggerakkan angka perdagangan senjata dalam periode singkat (dengan risiko Tiongkok akan meniru desain tersebut dan mengimpornya ke negara lain).”

Faktanya, Tiongkok mulai percaya diri atau nakal. Pada Mei lalu, perusahaan Tiongkok Norinco, yang membuat tank VT-4, melirik tank T-14 Armata, tank terbaru Rusia yang dianggap sebagai senjata revolusioner oleh pakar di seluruh dunia. Media sosial resmi Norinco menulis: “Transmisi T-14 tak dikembangkan dengan baik, karena kami melihat kegagalan fungsi tank pada gladi resik sebelum parade 9 Mei. VT-4 tak pernah menemui masalah semacam itu. Tank kami juga memiliki sistem kontrol tembakan kelas dunia, sementara Rusia masih berjuang untuk menyainginya.”

Rusia Butuh Ekspor

Industri pertahanan bekas Uni Soviet sungguh besar, sehingga Rusia belum bisa mempertahankan segala pabrik. Bahkan sektor pertahanan Rusia kini mengalami penurunan—meski masih lebih besar dibanding gabungan industri Tiongkok dan India—tetapi tak bisa bertahan lama tanpa pesanan ekspor.

“Rusia harus menjual senjata agar industri militernya bisa tetap berdenyut dan mereka bisa tetap menghasilkan senjata militer generasi terbaru. Bagaimanapun, Rusia harus menjual senjata, dan Tiongkok merupakan pasar potensial yang terbesar bagi Rusia,” terang Gvosdev dan Marsh.

Setelah Uni Soviet bubar, pasar Tiongkok menjadi sumber penghidupan bagi Rusia. Pada 1993, industri pertahanan Rusia hanya mengoperasikan sepuluh persen dari kapasitas mereka, sebut Andrew T.H. Tan dalam The Global Arms Trade: A Handbook. “Separuh dari industri pertahanan harus gulung tikar karena bangkrut,” kata Tan.

Pesanan internasional tak terpenuhi—karena kacaunya rantai pasokan baku. Pasokan dana dari Tiongkok sangat berpengaruh terhadap kehidupan industri tersebut. Tan menyatakan bahwa selama dekade tersebut, Tiongkok memberi pemasukan separuh dari jumlah keseluruhan dana yang diraih Rusia dalam industri pertahanan. Penjualan senjata ke Tiongkok tak bisa disebut sebagai upaya bunuh diri bagi Rusia.

Sama dengan India yang pernah sangat tergantung pada senjata Rusia namun kini mereka bisa membeli senjata Amerika seharga miliaran dolar untuk meningkatkan hubungan strategis dengan AS, Rusia harus benar-benar memperhitungkan setiap penjualan.

Membangun Kepercayaan

Menurut Tan, sejak 2002 baik Rusia maupun Tiongkok sama-sama berupaya menciptakan kepercayaan dalam bisnis senjata mereka. “Salah satu inisiatif terbesar adalah menandatangani kesepakatan kekayaan intelektual untuk melindungi kepentingan Rusia dan mempersempit area abu-abu dalam transfer teknologi.”

Sebagai contoh, lanjut Tan, saat Tiongkok mendapat lisensi untuk merakit Su-27, tak dijelaskan apakah mesin pesawat yang diproduksi Tiongkok di bawah kesepakatan tersebut boleh digunakan untuk pesawat Tiongkok. Hal tersebut memicu persengketaan rumit dalam perdagangan senjata Rusia-Tiongkok.

“Pada Desember 2008, kedua negara akhirnya menandatangani kesepakatan hak kekayaan intelektual yang membatasi Tiongkok untuk mengekspor senjata yang berbasis dari model Rusia. Namun hal tersebut tak bisa mencegah Tiongkok memproduksi senjata untuk keperluan mereka sendiri. Kesepakatan tersebut menciptakan kekhawatiran bahwa Tiongkok bisa saja meniru senjata Rusia tanpa izin dan perangkat militer Tiongkok bisa membanjiri pasar global, merebut pasar senjata Rusia”.

Kesepakatan tersebut—bersamaan dengan keputusan Presiden Vladimir Putin—mengungkapkan tantangan utama untuk merajut hubungan kerja sama militer antara kedua negara. Awalnya, pihak Rusia menolak untuk menjual sistem pertahanan udara terbaru S-400 dan pesawat tempur multiperan Su-35. Beijing tertarik memiliki mesin AL-41 milik Su-35, yang memiliki masa hidup empat ribu jam, jauh lebih panjang dibanding mesin AL-31 (1.500 jam) yang dimiliki Su-27 dan Su-30.

Namun, rumitnya mesin pesawat canggih Rusia menyulitkan industri tiruan Tiongkok. Hal ini, bersama dengan penandatanganan kesepakatan perlindungan kekayaan intelektual yang lebih kuat—meyakinkan Moskow untuk menjual senjata canggih pada Tiongkok.

Wakil Direktur Sukhoi Sergey Sergeyev merangkum hal tersebut dengan menyatakan, “Mereka bisa saja meniru sendok buatan kita, tapi tentu meniru pesawat adalah hal yang lain.”

Pada 2013, Putin menerangkan kondisi terkait penjualan S-400 dan Su-35. Platform tersebut akan membantu Tiongkok untuk merebut pesawat siluman Amerika F-22 dan F-35, hingga pesawat siluman buatan mereka sendiri selesai dibuat pada dekade mendatang.

Selain itu, sanksi ekonomi yang dihadapi Rusia membuat Rusia berharap Tiongkok akan memasok teknologi mikro-elektronik dan teknologi canggih lain yang tak dimiliki Rusia.

Sindrom Rusia Tiongkok

Meski selalu ada risiko dalam mengekspor senjata untuk Tiongkok, terdapat keuntungan yang menarik perhatian Moskow.

Menurut Tan, pengaruh Rusia di Tiongkok dalam penjualan senjata tak terbatas dalam kontrol terkait pasokan suku cadang dan perangkat penting. “Setiap tahunnya, PLA mengirim 800 pegawai ke Rusia untuk mempelajari ilmu militer Rusia dan memahami bagaimana mengoperasikan senjata Rusia yang telah mereka beli. Wajar jika kita berasumsi beberapa alumni PLA akan menciptakan sentimen pro-Rusia terkait transformasi model militer Rusia berbanding Barat. Hal ini mungkin memengaruhi kepribadian komandan PLA saat belajar di Rusia. Jenderal Liu Huaquing dan Cao Gangchun (Menteri Pertahanan 2002-07), yang belajar di Rusia selalu mendorong Tiongkok untuk mengimpor lebih banyak senjata Rusia. Pengalaman belajar di Rusia berguna untuk mempromosikan produk buatan Rusia.”

Perdagangan senjata membuat Rusia dan Tiongkok mempereat hubungannya pada abad ke-21. Kedua negara saling membutuhkan. Tiongkok masih butuh setidaknya dua dekade untuk mengejar teknologi senjata Barat dan hanya bisa mencapainya dengan bantuan Rusia. Rusia didukung oleh Tiongkok, yang kini merupakan mitra untuk uang kas, pasar, dan kenyamanan diplomatik. Namun, meski jika penjualan perangkat militer dan ikatan tersebut semakin erat, Moskow harus mengawasi baik-baik barang tiruan Tiongkok.


Credit  RBTH Indonesia

TNI AD bantu pembuatan film "Jenderal Soedirman"


TNI AD bantu pembuatan film
Letnan Jenderal TNI (Purn) Kiki Syahnakri (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
 
Jakarta (CB) - TNI AD turut membantu pembuatan film Jenderal Soedirman yang mengisahkan perang gerilya Sudirman melawan Belanda pada 1948 besutan sutradara Viva Westi. Cukup jarang TNI membantu pembuatan film nasional secara resmi. 

Soedirman --guru yang lalu menjadi tentara dan jenderal pada usia 35 tahun-- memainkan peran penting dalam sejarah Indonesia. Dia berseberangan dengan Soekarno dan lain-lain pemimpin formal Indonesia, yang memilih upaya diplomatik untuk mengokohkan eksistensi negara. Soedirman memilih perang gerilya dengan rute sepanjang 1.500 kilometer. 

Puncak dari "penyatuan" kedua kubu Indonesia itu --Panglima Besar Soedirman dengan TNI dan gerilyanya dan Soekarno dengan diplomasinya-- saat Soekarno menyambut dia di ruang dalam Gedung Agung, Yogyakarta, pada 1948. 

Sebetulnya banyak sekali kisah sejarah dan sejarah militer Indonesia yang belum digali diinterpretasikan ke layar lebar. Membuat film perang memang memerlukan upaya tersendiri dan sering perlu biaya mahal.

Bekas Wakil Kepala Staf TNI AD, Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) Kiki Syahnakri, yang menjadi produser Jenderal Soedirman, mengatakan, TNI AD terlibat sejak penggodokan skenario hingga proses pengambilan gambar.

"Dalam pengembangan skenario, dinas sejarah TNI AD terlibat, juga museum di Jogja dan museum tempat tinggal Jenderal Sudirman, di sana banyak buku," ujar Kiki usai pemutaran "Jenderal Soedirman" di Jakarta, Senin.

Selain itu, para tentara angkatan darat Indonesia juga menjadi pemeran pendukung sebagai para tentara KNIL yang mengejar-ngejar Jenderal Sudirman dalam perang gerilya selama tujuh bulan.

"Persenjataan perang seperti senjata-senjata kuno yang dipakai pada masa perang gerilya kemerdekaan, tank kuno, peluru dan bahan peledak juga disediakan oleh TNI AD," kata Syahnakri.

Dia berharap film ini dapat disukai oleh masyarakat, khususnya generasi muda agar dapat mengenal Jenderal Sudirman lebih dalam.

Jenderal Soedirman diproduksi bersama Staf Umum TNI AD, Yayasan Kartika Eka Paksi, Persatuan Purnawirawan TNI AD dan Padma Pictures.

Film yang disutradarai Viva Westi dibintangi juga Ibnu Jamil, Baim Wong, Nugie, Mathias Muchus, Landung Simatupang, Lukman Sardi , Anto Galon, Gogot Suryanto, Surawan Prihatnolo dan Angga Riyadi. "Jenderal Soedirman" tayang di bioskop mulai 27 Agustus 2015.

Credit  ANTARA News

'Jenderal Soedirman,' Oase Baru Film Sejarah Indonesia


'Jenderal Soedirman,' Oase Baru Film Sejarah Indonesia 
 Adipati Dolken sebagai Jenderal Soedirman. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/ed/NZ/15)
 
Jakarta, CB -- Jenderal Soedirman punya jasa yang sangat besar tehadap kedaulatan negara Repubik Indonesia, baik sebelum ataupun setelah kemerdekaan.

Ia mampu menggalang kekuatan militer Indonesia yang masih terbatas dan terpecah belah, untuk melawan kekuatan penjajahan Belanda yang dikaruniai persenjataan lengkap.

Taktik jitu Jenderal Soedirman adalah perang gerilya. Taktik menyerang sembunyi-sembunyi dan lari dengan perhitungan tepat ini mampu membuat para penjajah kelimpungan. Bahkan taktik arahan Soedirman ini mendapat pengakuan dunia sebagai salah satu taktik perang terbaik.


Kehebatan mengorganisir perang gerilya dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia itulah yang coba dituangkan sutradara Viva Westi ke dalam sebuah film. Film Jenderal Soedirman jadi wujud dari keinginannya tersebut.

Film ini bermula saat Indonesia baru saja merdeka. Saat itu Indonesia baru saja membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan memilih panglima besar. Soedirman (Adipati Dolken) pun terpilih pada pemilihan yang tak beselang lama dengan Agresi Militer II.

Baru saja didapuk sebagai seorang panglima besar, Soedirman harus menerima cobaan dengan terjadinya Agresi Militer II. Belanda mengingkari Perjanjian Renville dan kembali menginvasi Indonesia.

Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, dibombardir. Para pemimpin negara, seperti Presiden Soekarno (Baim Wong) dan Wakil Presiden Hatta (Nugie) ditangkap dan diasingkan. Belanda menyatakan Indonesia sudah tiada.

Meski begitu, Soedirman berhasil lolos dan pergi ke hutan bersama pasukan kecilnya. Ia mengabarkan ke seluruh pelosok negeri lewat radio bahwa Indonesia masih berdiri kokoh dengan kekuatan militer yang kokoh.

Mereka pun memulai taktik perang gerilya dengan memasuki hutan dan mengunjungi kantong-kantong kekuatan militer Indonesia di Jawa.

Meski taktik perang gerilya sudah direncanakan matang-matang, dan Soedirman dikelilingi pasukan yang andal, perjalanan Soedirman tak mudah. Ia harus bergelut dengan penyakit, pengkhianatan, dan perpecahan militer Indonesia pada saat itu.

Namun dengan bantuan orang kepercayaannya, Kapten Nolly (Ibnu Jamil), dan seluruh rakyat Indonesia, ia melakukan perlawanan kepada penjajah dan menegaskan Indonesia masih ada dan berdiri tegak bersama kekuatan militer yang kuat.

 
Para pemain film Jenderal Soedirman, Matias Muchus, Adipati Dolkien, dan Baim Wong. (CNNIndonesia/Endro Priherdityo)
Sejarah dalam Bungkus CGI

Fim  Jenderal Soedirman ini cukup membukakan mata bahwa pahlawan Indonesia bukan hanya Soekarno dan Hatta. Selain kekuatan diplomasi, kekuatan militer kita juga sangat berperan dalam menjaga kedaulatan negara.

Film biopik pertama Viva Westi ini mampu menghadirkan sejarah yang mungkin tak banyak diketahui orang, khususnya anak muda. Film ini juga mampu mengajarkan sejarah kepada penonton tanpa harus merasa digurui sama sekali.

Efek computer-generated imagery (CGI) dalam film ini pun—meski belum begitu halus—menandakan adanya usaha penggarap untuk membuat film ini istimewa dan bisa menumbuhkan minat nonton dari kalangan muda.

Tak hanya CGI, efek ledakan seperti granat dan bom pun juga dilakukan secara nyata lewat bantuan persenjataan TNI AD. Hal tersebut membuat film ini terasa hidup.

Tak Ada Gading Tak Retak

Kehadiran nama-nama besar perfilman, seperti Mathias Muchus, Ibnu Jamil, Baim Wong, dan Lukman Sardi menambah seru fim ini. Tak kalah penting, sang bintang utama yang juga berasal dari kalangan muda berbakat, Adipati Dolken, menunjukkan perfilman Indonesia bukan diisi oleh aktor yang itu-itu saja.

Meski begitu, tak ada gading yang tak retak. Film ini pun tak luput dari salah dan kekurangan.

Film ini dimulai dengan awalan yang kurang "nendang."  Saat adegan awal, tak ada bumper di sekitar lima menit pertama. Adegan yang pertama kali muncul adalah pemilihan Jenderal Soedirman sebagai Panglima Besar TKR.

Dilanjut dengan persidangan yang menempatkan Soedirman sebagai penanggung jawab kudeta 1946. Barulah film dimulai dengan keluarnya logo beberapa organisasi dan sekejap logo film ini.

Film berbiaya produksi sekitar Rp10-Rp15 miliar ini pun agaknya kurang tepat menempatkan pemeran-pemerannya. Agaknya Baim Wong dan Nugie kurang pas memerankan sang Proklamator karena tak mendapat gereget dan gimmick yang menyerupai. Pemeran Soekarno dan Hatta di film Soekarno mungkin lebih tepat mendapuk peran tersebut.

Sang pemeran utama juga agaknya kurang pas. Mengisahkan Soedirman di usia 29 tahun, wajah Adipati Dolken tak menceminkan usia tersebut. Karena meski usianya 29 tahun, Soedirman memiliki paras yang sedikit lebih tua dari usianya. Meski begitu, pemeran-pemeran tersebut memang menunjukkan kebolehan aktingnya di film ini.

Selain masalah pemeran, film ini juga sedikit bermasalah dalam menimbulkan wow effect. Pasalnya, film tentang perang gerilya ini tak menghadirkan fakta-fakta yang membangun kemegahan taktik gerilya. Hal ini seharusnya membuat taktik gerilya menjadi jualan utama film ini, agar tampak semakin megah dan dikagumi.

Padahal dalam sejarah, ada persiapan dari Soedirman dalam mengantisipasi Agresi Militer II sesaat setelah diangkat sebagai Panglima Besar TKR. Soedirman dan pemimpin militer lain seperti Nasution dan Simatupang telah membuat rencana matang terkait gerilya dan pengerahan beberapa komando pasukan sebelum agresi terjadi. Namun fakta sejarah ini tak dihadirkan ke dalam film dan membuat kekuatan pasukan Soedriman yang sebenarnya tak terlihat.

 
Pecahan uang kertas Rp1.000 bergambar Jenderal Soedirman dengan tahun pencetakan 1968. (CNNIndonesia/Donatus Fernanda Putra)
Pahlawan Juga Manusia

Tak sekadar memuja dan angkat topi, film ini pun berani menelanjangi tokoh-tokoh bangsa. Film ini menghadirkan Soekarno dan Tan Malaka yang menjadi tokoh besar sekaligus kontroversial. Film ini pun benar-benar mengeluarkan sisi manusia keduanya.

Soekarno digambarkan sebagai orang yang tak mau turun berperang bersama rakyatnya. Ia pun digambarkan mengingkari janji pada pidatonya pasca Agresi Militer I. Hal yang paling parah tentu saat ia menyambut kedatangan Soedirman di istana dan difoto wartawan.

"Sudah dapat gambar saya dengan Dimas? Belum? Mari kita ulang," ujar sang proklamator di film ini dengan adegan yang sedikit konyol.

Tan Malaka pun begitu. Ia digambarkan sebagai pembangkang negara. Ia menggalang kekuatan komunis saat para pemimpin bangsa ditahan KNIL. Para tentara komunis pun terlalu digambarkan sebagai kekuatan militer yang keji dan tak bertanggung jawab.

Di luar semuanya, Jenderal Soedirman adalah sebuah film yang mampu menjadi oase baru dalam sejarah Indonesia. Film ini sangat cocok sebagai hiburan sekaligus edukasi masyarakat dalam menyelami masa lalu bangsa ini. Film yang proses produksinya melibatkan 200 kru dan personel TNI AD ini akan tayang di bioskop-bioskop Tanah Air mulai 27 Agustus 2015.


Credit  CNN Indonesia

Demi ikut Perang Korea, ada Jenderal minta turun pangkat jadi Letkol

 
Ralph Monclar. ©istimewa
 

CB - Ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan belum mereda. Sejumlah pihak khawatir jika terjadi perang, kedua negara ini akan menarik banyak pihak ikut terlibat.

Dulu tahun 1950-1953 perang Korea nyaris menjadi perang dunia ketiga. Kekuatan baru antara AS dan sekutu, berhadapan dengan Uni Soviet dan China yang membela Korea Utara.

Ada kisah menarik di perang itu. Seorang Letnan Jenderal meminta turun pangkat demi bisa ikut perang di Korea.

Dialah Letnan Jenderal Raoul Magrin-Vernerey alias Ralph Monclar. Anggota pasukan elite Legiun Asing Prancis berusia 60 tahun ini memang pejuang tangguh. Dia bertempur sejak Perang Dunia I dan II.

Alasan Monclar meminta pangkatnya diturunkan adalah supaya dia bisa memimpin batalyon tentara Prancis di Korea. Saat itu Prancis memang tak bisa mengirimkan pasukan terlalu banyak ke Korea karena fokus berperang di jajahannya di Vietnam.

Maka aneh rasanya jika seorang Letnan Jenderal hanya memimpin satu batalyon pasukan berkekuatan 1.000 orang. Letnan Jenderal paling tidak memimpin satu divisi pasukan yang berkekuatan 10.000 sampai 20.000 prajurit.
 





Maka Monclar minta turun pangkat jadi Letnan Kolonel. Batalyonnya dikenal dengan nama Batalyon Monclar. Pasukan ini dikenal karena keberaniannya menahan serbuan manusia ala tentara China yang mengerikan.

Pasukan Pembebasan Rakyat China mengandalkan jumlah manusia untuk menyerang. Pasukan mereka akan berlari dengan senapan berbayonet menyerbu pos-pos milik lawan dengan kekuatan raksasa.

"Kami menembaki mereka. Habis. Muncul lagi dan lagi," kenang Letnan Jacques Grisolet yang bertempur di Jipyeongri.

Dalam satu pertempuran terjadi perang satu lawan satu antara Batalyon Monclar dengan pasukan China. Walau jumlah tak sebanding, pasukan China yang lebih banyak lari setelah melihat keberanian pasukan Prancis bertempur dengan pisau dan bayonet. Keberanian mereka membuat Panglima Tentara AS di Korea Jenderal Matthew Ridgeway memberikan penghargaan khusus untuk mereka.

Saya berbicara tentang keberanian Resimen Infanteri AS ke-23 dan Batalyon Prancis. Mereka terisolir jauh dari induk pasukan. Harus bertempur di tengah suhu nyaris 0 derajat dan digempur Pasukan China siang dan malam tanpa henti. Mereka akhirnya berhasil melewatinya. Inilah pasukan terbaik yang pernah dimiliki oleh AS dan Prancis," puji Ridgeway.


Credit  Merdeka.com


Turki Akan Langsungkan Pemilu Dadakan


Turki Akan Langsungkan Pemilu Dadakan 
 Partai AK (AKP), yang didirikan oleh Erdogan, kehilangan suara mayoritas dalam pemilihan 7 Juni untuk pertama kalinya sejak berkuasa pada 2002. (Reuters/Murad Sezer)
 
 
Jakarta, CB -- Gagal membentuk pemerintahan koalisi dalam dua bulan setelah pemilu Turki, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengusulkan diadakannya pemilu dadakan.

Sumber dari kantor Erdogan mengatakan pada Senin (24/8) bahwa ia akan bertemu dengan Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu hari ini, Selasa (25/8).

Erdogan ditengarai akan meminta Davutoglu untuk membentuk pemerintahan bersama sementara menjelang pemilihan umum yang dijadwalkan pada 1 November mendatang.

"Presiden kami memutuskan untuk memperbaharui pemilihan Majelis Agung Nasional Turki berdasarkan kewenangan yang diberikan kepadanya oleh konstitusi," bunyi pernyataan dari kantornya setelah ia bertemu ketua parlemen Ismet Yilmaz.

Partai AK (AKP), yang didirikan oleh Erdogan, kehilangan suara mayoritas dalam pemilihan 7 Juni untuk pertama kalinya sejak berkuasa pada 2002. Ini membuat rumit ambisi Erdogan yang ingin membuat memperkuat kekuasaan presiden dan menjebloskan Turki pada ketidakpastian politik.

AKP akan tetap menjadi yang paling berkuasan pada pemerintahan interim, yang kabinetnya akan didominasi oleh para loyalis AKP. Tapi untuk mengubah konstitusi, Erdogan memerlukan mayoritas AKP di parlemen dalam pemilu mendatang.

Sementara itu, Turki saat ini sedang merubah strateginya dalam memerangi ISIS dan pejuang Kurdi PKK. Baru bulan lalu, Turki yang sebelumnya enggan terlibat aktif dalam serangan sekutu NATO-nya di Irak dan Suriah, memberi izin kepada pasukan Amerika Serikat untuk menggunakan pangkalan udara dalam melancarkan serangan kepada ISIS di Irak dan Suriah.

Pada Minggu, Turki dan Amerika Serikat memutuskan akan segera meluncurkan serangan udara "komprehensif" untuk menggempur markas kelompok militan ISIS dari wilayah Suriah utara yang berbatasan dengan Turki.

Credit  CNN Indonesia


Turki dan AS Akan Luncurkan Serangan Udara Melawan ISIS


Turki dan AS Akan Luncurkan Serangan Udara Melawan ISIS 
 (Ilustrasi Serangan Udara/Thinkstock/Purestock)
 
 
Jakarta, CB -- Turki dan Amerika Serikat akan segera meluncurkan serangan udara "komprehensif" untuk menggempur markas kelompok militan ISIS dari wilayah Suriah utara yang berbatasan dengan Turki.

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menyatakan bahwa pembicaraan rinci antara Washington dan Ankara terkait rencana ini telah diselesaikan pada Minggu (23/8). Sejumlah negara sekutu regional, termasuk Arab Saudi, Qatar, Yordania, Inggris dan Perancis diperkirakan juga ikut ambil bagian dalam serangan udara ini.

"Kemarin kami sepakat agar segera memulai operasi yang komprehensif melawan Daesh (ISIS)," kata Cavusoglu, dikutip dari Reuters, Senin (24/8).

Amerika Serikat dan Turki berencana untuk memberikan perlindungan udara bagi kelompok pemberontak Suriah yang dinilai moderat oleh Washington dan telah ambil bagian dalam operasi militer melawan ISIS di empat wilayah perbatasan sepanjang 80 km.

Para diplomat menyatakan bahwa memotong akses ISIS ke perbatasan Turki, yang selama ini kerap dinilai menjadi jalur utama untuk memasok pejuang asing dan persediaan, akan memberikan perubahan besar dalam skema melawan ISIS. Jet tempur AS sudah memulai serangan udara dari pangkalan Turki sebelum rencana tersebut.

Cavusoglu mengatakan operasi ini juga akan mengirimkan pesan dan tekanan kepada Presiden Suriah, Bashar al-Assad, agar bersedia berunding untuk mencari solusi politik sehingga perang saudara di Suriah dapat berakhir.


Ankara telah lama berpendapat bahwa perdamaian abadi di Suriah hanya dapat dicapai jika Assad lengser. Meski demikian, para pejabat AS memfokuskan serangan untuk memukul mundur ISIS, dan bukan tentara Assad.

"Tujuan kami adalah memberantas Daesh dari Suriah dan Irak. Jika tidak, stabilitas dan keamanan tidak akan tercipta," kata Cavusoglu, yang menggunakan istilah Daesh sebagai pengganti ISIS.

"Tapi menghilangkan akar penyebab masalah (di Suriah) juga penting, yang tentu saja berawal dari rezim (Assad)," kata Cavusoglu melanjutkan.

Kapten Angkatan Laut AS, Jeff Davis di Washington menyatakan bahwa AS dan para pejabat militer Turki telah mengadakan pembicaraan pada Minggu (23/8) untuk merundingkan rincian dalam mengintegrasikan pesawat tempur Turki dalam serangan udara koalisi internasional pimpinan AS melawan ISIS.

"Kami melihat dalam waktu dekat akan menyambut Turki dalam operasi koalisi serangan udara kami," kata Davis.

Milisi Kurdi

Cavusoglu menyatakan bahwa pasukan milisi Kurdi Suriah, PYD, yang telah menjadi sekutu militer Washington dalam menggempur ISIS, tidak akan turut berpartisipasi dalam kerja sama militer antara AS dan Turki, kecuali mereka mengubah kebijakan.

Ankara khawatir PYD dan sekutunya bertujuan untuk menyatukan kaum Kurdi di Suriah utara, dan menilai hal tersebut akan memicu aksi separatisme di antara kelompok Kurdi.

"Ya, PYD memang telah berjuang melawan Daesh. Tapi PYD tidak berjuang untuk mendapatkan integritas wilayah ataupun mengupayakan terciptanya kesatuan politik dari Suriah. Ini tidak bisa diterima," kata Cavusoglu.

"Kami lebih suka bahwa pasukan oposisi moderat mengontrol zona yang aman, atau daerah yang bebas Daesh, di bagian utara Suriah, bukan PYD, kecuali jika mereka mengubah kebijakan mereka seluruhnya, " ujar Cavusoglu.

Cavusoglu menyatakan bahwa baik Ankara maupun Washington telah menyampaikan pesan ini kepada kelompok PYD.

Turki memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan PYD, yang mengendalikan wilayah di pinggiran timur di zona aman yang diusulkan. Hal ini karena sejumlah pejabat di Ankara meyakini PYD memiliki ikatan yang mendalam dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang meluncurkan pemberontakan di Turki selama tiga dekade.

Cavusoglu mengatakan serangan udara militer Turki terhadap markas PKK di Irak utara dan tenggara Turki yang dimulai sejak bulan lalu, dapat terus berlangsung jika PKK tak juga menurukan senjata.

Credit  CNN Indonesia

Korsel dan Korut Sepakat Hentikan Situasi yang Memanas


Korsel dan Korut Sepakat Hentikan Situasi yang Memanas 
 Setelah lebih dari dua hari berunding, Korea Utara dan Korea Selatan sepakat mengakhiri situasi yang memanas dan ketegangan militer di antara kedua Korea selama beberapa hari terakhir. (Reuters/Kementerian Unifikasi/Yonhap)
 
 
Jakarta, CB -- Setelah lebih dari dua hari berunding di daerah perbatasan, Korea Utara dan Korea Selatan mencapai kesepakatan pada Selasa (25/8) dini hari untuk mengakhiri situasi yang memanas dan ketegangan militer di antara kedua Korea selama beberapa hari terakhir.

Di bawah kesepakatan yang dicapai, Korea Utara menyatakan penyesalan karena telah melukai dua tentara Korea Selatan dalam insiden ranjau darat. Sementara, Seoul setuju menghentikan propaganda anti-Pyongyang melalui pengeras suara di sepanjang daerah perbatasan.

Korea Utara juga sepakat untuk mengakhiri status "negara siap perang" yang sebelumnya dinyatakan oleh pemimpin Korut, Kim Jong Un, menyusul baku tembak dengan militer Korea Selatan di perbatasan.

Kedua belah pihak akan mengadakan pembicaraan lanjutan untuk membahas berbagai isu terkait perbaikan hubungan kedua negara, termasuk mengatur upaya reuni sejumlah keluarga yang terpisah pada masa Perang Korea. Reuni ini rencananya akan dilakukan selama liburan musim gugur mendatang.

"Sangat penting bahwa dalam pertemuan ini Korea Utara meminta maaf atas provokasi ranjau darat dan berjanji untuk mencegah terulangnya peristiwa tersebut dan meredakan ketegangan," kata Kim Kwan-jin, penasehat keamanan nasional untuk Presiden Korea Selatan, dalam siaran pers di televisi lokal, dikutip dari Reuters.


"Kedua negara saling berkompromi. Korea Selatan tidak mendapatkan permintaan maaf, tetapi mereka mendapat pernyataan penyesalan tentang insiden tersebut, yang dapat dinilai sebagai permintaan maaf," kata John Delury dari Universitas Yonsei di Seoul.

"Hal yang lebih penting adalah menjaga kesepakatan ini dan membuka kembali hubungan keduanya. Ini tidak akan mudah dilaksanakan, tetapi kesepakatan ini membuka jalan menuju perdamaian," kata Delury melanjutkan.

Sebelumnya, Pyongyang membantah telah meletakkan ranjau darat dalam daerah perbatasan yang melukai dua tentara Korea Selatan. Dalam pernyataan itu, Korea Utara tidak secara eksplisit mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Pembicaraan kedua negara terjadi di desa Panmunjom yang terletak dalam Zona Demiliterisasi, DMZ, yang memisahkan kedua Korea. Pembicaraan ini terjadi sejak Sabtu (22/8), tak lama setelah batas waktu yang ditetapkan Pyongyang agar Seoul menghentikan propaganda anti-Korut berakhir.

Seoul dan Pyongyang tetap secara teknis berada dalam keadaan perang karena perang Korea pada periode 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan dengan perjanjian damai.

Hubungan kedua Korea mulai membeku sejak Korea Utara dituduh menenggelamkan kapal perang Korea Selatan yang menewaskan 46 pelaut pada 2010 lalu. Korut membantah tuduhan tersebut.

Eskalasi terbaru kedua Korea dimulai pada awal bulan ini, ketika ledakan ranjau darat di DMZ melukai dua tentara Korea Selatan.

Beberapa hari kemudian, Korea Selatan mulai menyiarkan propaganda anti-Pyongyang melalui pengeras suara di sepanjang daerah perbatasan.

Ketegangan kedua Korea mencapai puncaknya pada Kamis (20/8) ketika Korea Utara menembakkan empat peluru ke Korea Selatan. Seoul membalas serangan tersebut dengan rentetan tembakan artileri. Tidak ada laporan soal korban dalam baku tembak ini.

Credit  CNN Indonesia

AS Akan Tempatkan Jet Tempur F-22 Raptor di Eropa


 
wikipedia.org Jet tempur siluman F-22 Raptor


WASHINGTON, CB - Amerika Serikat (AS) akan segera menempatkan sejumlah jet tempur F-22 Raptor di Eropa. Seorang pejabat Pentagon, Senin (24/8/2015), mengatakan, pengerahan jet tempur siluman itu demi meyakinkan para mitra NATO yang cemas dengan tindakan Rusia di Ukraina.

Sekretaris Angkatan Udara AS, Deborah Lee James, tidak memberikan rincian tentang di mana atau kapan jet tempur satu kursi itu akan dikerahkan, karena alasan keamanan operasional. James juga tidak menyebutkan berapa banyak jumlah pesawat yang akan dikerahkan.

Penempatan itu terjadi atas permintaan para komandan di wilayah tersebut, kata James, yang menambahkan bahwa para pilot F-22 akan berlatih dengan para mitra NATO.

Jet tempur F-22 dirancang untuk pertempuran udara ke udara, menyerang pesawat tempur lain, tetapi juga mampu melancarkan serangan darat.

Angkatan Udara AS memiliki sekitar 180 unit F-22, yang mulai beroperasi tahun 2005. Pesawat-pesawat jenis itu telah digunakan dalam serangan koalisi pimpinan AS terhadap kelompok militan Negara Islam di Irak dan Suriah atau ISIS.


Credit  KOMPAS.com

Rusia Gelar Latihan Militer di Kawasan Artik


MIKHAIL KLIMENTYEV / RIA-NOVOSTI / AFP Presiden Rusia Vladimir Putin mendengarkan penjelasan Komandan Persiapan Tempur Angkatan Darat Rusia, Ivan Buvaltsev saat meninjau latihan militer di Kirillovsky, kawasan Leningrad, Senin (3/3/2014).


MOSKWA, CB — Angkatan bersenjata Rusia menggelar latihan perang di kawasan Artik, Senin (24/8/2015), sebagai bagian dari upaya negeri itu untuk mengklaim wilayah yang kaya kandungan hidrokarbon dan mineral tersebut.

Lebih dari 1.000 prajurit, 14 pesawat terbang, dan 34 unit khusus militer mengambil bagian dalam sebuah latihan di wilayah sebelah utara Siberia itu.

Latihan ini digelar sepekan setelah Rusia mengajukan sebuah klaim kepada PBB untuk tambahan wilayah seluas 1,2 juta kilometer persegi di kawasan Artik.

"Latihan ini ditujukan untuk meningkatkan keamanan di wilayah Artik Rusia, memastikan kebebasan ekonomi negeri ini, dan melindungi wilayah kedaulatan Rusia dari potensi ancaman militer," demikian Komandan Armada Utara Rusia Vladimir Korolyov.

Kororlyov menambahkan, latihan itu dirancang untuk kondisi bertahan dan tidak diarahkan untuk menyerang negara lain. Pada Mei lalu, Rusia juga menggelar latihan serupa di kawasan itu.

Moskwa telah lama berusaha untuk mengklaim lebih banyak wilayah Artik yang kaya kandungan mineral dan energi yang semakin mudah diakses dengan semakin tipisnya lapisan es di kawasan itu.

Kawasan yang diklaim Rusia itu diyakini akan memberikan negeri itu tambahan 4,9 miliar ton hidrokarbon.


Credit  KOMPAS.com

Senat Australia Teliti 22 Lembaga Pemberi Sertifikasi Halal


 
ABC Pasaran daging halal semakin meningkat bagi peternak di Australia.
 
CANBERRA, CB - Sebanyak 22 organisasi Islam yang menjalankan fungsi sebagai pemberi sertifikasi makanan halal kini sedang menjadi sorotan dalam penyelidikan Senat Australia. Ke-22 lembaga tersebut mencakup sekitar 70 rumah pemotongan hewan (RPH) yang melakukan ekspor daging ke pasar negara-negara Muslim di seluruh dunia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Senat Australia memulai penyelidikan mereka hari Jumat (21/8/2015), namun tidak terbatas pada sertifikasi halal (untuk umat Islam) melainkan juga mencakup sertifikasi kosher (untuk umat Yahudi), sertifikasi organik, serta sertifikasi bebas modifikasi genetika.

Greg Read dari Departemen Pertanian dalam keterangannya di depan komite Senat mengatakan pihaknya melakukan pemeriksaan secara berkala setiap 6 bulan sekali terhadap RPH serta terhadap organisasi Islam pemberi sertifikasi halal.

"Untuk memastikan bahwa sistemnya akurat secara nasional, sehingga departemen kami bisa memastikan bahwa tidak terjadi perbedaan di antara RPH dan tidak berpengaruh ke pasar internasional jika terjadi pemeriksaan lanjutan," katanya.

Penyelidikan oleh Komite Senat ini telah menerima lebih dari 1.400 masukan dari masyarakat, kebanyakan di antaranya terkait dengan sertifikasi halal.

Pihak yang menentang sertifikasi halal menyatakan bahwa biaya sertifikasi tersebut sama dengan pajak. Bahkan sebagian di antara penentang ini menyebutkan bahwa dana yang terkumpul dari biaya sertifikasi halal disalurkan kepada kelompok ekstrimis.

Senator Cory Bernardi dari Partai Liberal, yang menjadi inisiator penyelidikan, menjelaskan bahwa sebagian konsumen Australia mungkin memiliki keberatan terkait cara hewan dipotong atau apakah ada doa-doa keagamaan yang diucapkan saat hewan tersebut dipotong.

Konsumen Australia, kata Senator Bernardi, memiliki hak untuk tahu apakah daging yang mereka konsumsi ternyata dipotong secara halal (menurut aturan Islam) atau secara kosher (menurut aturan Yahudi).

"Saya bisa bayangkan bagaimana hebohnya jika ada pendeta (Kristiani) yang hadir saat hewan dipotong dan menyiapkan air suci," katanya.

Daging halal produksi Australia untuk ekspor biasanya dipotong di fasilitas RPH terpisah dan produk daging non-halal.

"Bisa saja ada daging halal yang masuk ke pasaran (lokal)," kata Direktur Australian Food and Grocery Council (AFGC) Chris Preston.

Namun, produsen daging hanya perlu mencantumkan label halal jika mereka menyiapkannya secara halal, sebab sama sekali tidak ada isu keamanan terkait daging halal yang dikonsumsi orang tanpa senjaga.

Komite Senat juga mendapat masukan bahwa daging sapi dan domba yang dipotong secara kosher menurut aturan Yahudi, juga diperjualbelikan secara lokal di sejumlah supermaket di Australia. Daging kosher itu juga tidak diberi label kosher.

Menurut Rabbi Moshe Gutnick dari organisasi Yahudi yang menangani makanan kosher, pemberian label kosher untuk daging yang dijual umum akan membuat publik yang tidak paham menjadi histeris.

Greg Read dari Departmen Pertanian menambahkan, daging halal dipotong sesuai dengan standar yang berlaku di Australia.

Sementara Direktur Export Council of Australia Andrew Hudson menegaskan, sertifikasi sangat penting dalam menjual produk.

"Pemerintah kita tidak bisa mendiktekan keinginannya sendiri kepada pemerintah negara lain yang menjadi tujuan ekspor kita," katanya dalam dengar pendapat di Senat.

Hasil akhir penyelidikan Senat Australia mengenai sertifikasi produk makanan ini akan dirampungkan pada 30 November mendatang.


Credit  KOMPAS.com

Mata Uang Negara-negara Ini Diprediksi Bakal Kian Tersungkur


 
SHUTTERSTOCK Ilustrasi

NEW YORK, CB — Bak bola salju, keputusan Pemerintah Tiongkok mendevaluasi yuan menggelinding cepat dan mengempaskan nilai tukar mata uang negara lain. Tenge Kazakhstan yang paling parah terkena dampak dari devaluasi yuan. Bloomberg melaporkan, bakal ada 11 mata uang lain yang mengikuti jejak tenge.
Tenge Kazakhstan sejatinya sudah tergerus jauh sejak awal tahun ini. Namun, Kamis (20/8/2015) pekan lalu merupakan puncak pelemahan tenge Kazakhstan sepanjang tahun ini, setelah bertengger di posisi 252,4 tenge per dollar Amerika Serikat (AS). Itu berarti, tenge melemah 38,41 persen sejak awal 2015. Untunglah, Jumat (21/8/2015) lalu, tenge kembali sedikit menguat ke 234,99.
Memang, negara yang terkena efek parah pelemahan yuan secara sengaja oleh Pemerintah Tiongkok pada 11 Agustus 2015 lalu adalah negara-negara bekas Uni Soviet, seperti Kazakhstan. Sebab, negara di Asia Tengah itu tak hanya kena efek devaluasi yuan, tetapi juga harus menghadapi pelemahan rubel Rusia. Tak ayal, depresiasi rubel menempatkan mereka dalam posisi yang tidak menguntungkan dalam perdagangan dengan Rusia.
Gavin Serkin, penulis Frontier, menyatakan saat diwawancara Bloomberg bahwa ada 11 mata uang yang berpotensi mengalami pelemahan jauh, selain tenge Kazakhstan.
Pertama, riyal Arab Saudi. Negara pengekspor minyak terbesar di dunia ini memang punya cadangan devisa yang masih besar, mencapai 672 miliar dollar AS. Arab Saudi juga memiliki kemampuan menahan pasar. Akan tetapi, pelemahan harga minyak mentah dunia ke level terendah dalam tujuh tahun terakhir bakal membuat riyal semakin terpuruk.
Kedua, manat Turkmenistan. Bangsa yang juga pengekspor minyak ini mempunyai hubungan ekonomi yang dekat dengan Rusia. Pada Januari 2015, Turkmenistan telah mendevaluasi mata uangnya sebanyak 19 persen. Bahkan, manat berpotensi melemah 20 persen dalam enam bulan ke depan.
Ketiga, somoni Tajikistan. Negara Asia Tengah ini punya hubungan dagang yang dekat dengan Kazakhstan. Nilai ekspor Tajikistan sebanyak 11 persen di antaranya berasal dari Kazakhstan. Itu sebabnya, somoni Tajikistan berpotensi terdepresiasi 10 persen–20 persen.
Keempat, dram Armenia. Mata uang negara pecahan Uni Soviet ini sudah melemah 15 persen dalam 12 bulan. Dram terus melemah lantaran seperempat perdagangan Armenia menuju ke Rusia. Padahal, rubel telah melemah 46 persen dalam 12 bulan terakhir.
Kelima, som Kirgistan. Kazakhstan dan Kirgistan juga dekat dalam hal perdagangan. Alhasil, som bakal terus tertekan.
Keenam, pound Mesir. Negeri piramida ini memang membatasi akses investor terhadap mata uang asing sejak tahun 2011 lalu. Para pedagang mata uang pun memproyeksikan, pound Mesir akan melemah sekitar 22 persen dalam setahun ke depan.
Ketujuh, lira Turki. Nilai tukar lira terhadap dollar AS terus melemah sejak Tiongkok mendevaluasi mata uangnya pada 11 Agustus 2015. Bahkan, Rabu (19/8/2015) pekan lalu, lira melemah 25,65 persen sejak awal tahun ke posisi 2,9254 per dollar AS. Ini adalah pelemahan lira paling dalam. Namun, Jumat (21/8/2015), lira menguat di level 2,3281 per dollar AS.
Kedelapan, naira Nigeria. Para pembuat kebijakan di negara pengekspor minyak ini memang menahan naira untuk menjaga perdagangan. Karena itu, ke depan, mata uang negara Afrika tersebut bakal jatuh lebih dalam 20 persen terhadap dollar AS selama setahun.
Kesembilan, cedi Ghana. Negara Afrika yang juga pengekspor minyak ini memiliki masalah fiskal, kenaikan inflasi, dan utang yang terus meningkat. Kondisi ini semakin memperlemah cedi.
Kesepuluh, kwacha Zambia. Kwacha kena efek pelemahan yuan karena 70 persen ekspor tembaga Zambia ke Tiongkok.
Kesebelas, ringgit Malaysia. Mata uang negeri jiran melemah ke level terendah dalam 17 tahun terakhir, Kamis (20/8/2015) pekan lalu. Akibatnya, cadangan devisa Malaysia merosot di bawah 100 miliar dollar AS untuk kali pertama sejak tahun 2010 lalu.

Credit  KOMPAS.com

Indonesia tamu kehormatan Frankfurt Book Fair 2015. Lalu?


Indonesia tamu kehormatan Frankfurt Book Fair 2015. Lalu?
Ilustrasi. Mendikbud Anies Baswedan (kanan) didampingi budayawan Goenawan Mohammad (kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai bertemu Presiden Joko Widodo dan sejumlah media massa Jerman di Istana Negara, Jakarta, Rabu (3/6). Pertemuan tersebut membahas pemilihan Indonesia yang menjadi tamu kehormatan dalam ajang sastra dan kebudayaan internasional di Jerman bertajuk Frankfurt Book Fair yang berlangsung 14-18 Oktober 2015. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Apa yang kita harapkan dari Indonesia adalah keterbukaan, 120 negara akan mengikuti ajang ini. Kami ingin melihat apa yang berbeda dari Indonesia, apa yang terjadi di Indonesia saat ini, apa yang akan terjadi di Indonesia di masa depan...."
Jakarta (CB) - Frankfurt Book Fair (FBF) merupakan pameran buku yang tertua dan terbesar di dunia yang diselenggarakan di Kota Frankfurt, Jerman.

Pelaksanaan FBF 2015 menjadi momentum istimewa bagi Indonesia karena didaulat sebagai Tamu Kehormatan (Guest Of Honour). Tentu saja menjadi Tamu Kehormatan pada FBF 2015 merupakan sebuah kebanggaan tersendiri mengingat Indonesia hanya memerlukan waktu lima 5 tahun untuk menjadi tamu kehormatan, sementara negara lainnya membutuhkan waktu yang lama.

Sebut saja Finlandia yang merupakan negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, harus sabar menanti selama sekitar 26 tahun untuk bisa menjadi Tamu Kehormatan pada FBF.

Adalah sebuah kehormatan sekaligus kesempatan yang langka menjadi Tamu Kehormatan di Festival Book Fair (FBF) 2015, sehingga tentu saja pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai pengelola dan penyandang sebagian dana keikutsertaan Indonesia di FBF 2015 melakukan berbagai persiapan optimal.

Mendikbud Anies Baswedan mengatakan terpilihnya Indonesia sebagai Tamu Kehormatan pada FBF 2015 adalah suatu kehormatan dan merupakan kesempatan yang langka.

"Bila kita melihat negara lain luar biasa usahanya untuk menjadi Guest of Honour (Tamu Kehormatan). Ini adalah blessing untuk Indonesia karena dunia akan melihat kita sebagai negara penuh keberagaman yang harus diperhatikan," kata Anies Baswedan.

Kemendikbud ingin menjadikan Frankfurt Book Fair 2015 sebagai pameran peradaban Indonesia.

Rangkaian kegiatan FBF 2015 sendiri telah dilakukan sejak Maret 2015 hingga puncak acara FBF pada 14-18 Oktober 2015 di Frankfurt, Jerman.

Pada 12-15 Maret 2015 Indonesia telah ambil bagian dalam pameran buku internasional di Jerman, Leipzig Book Fair, dan kini menjadi Negara Tamu dalam Festival Museum Uferfest 2015.

Festival Museum Uferfest atau kerap dikenal dengan Festival Tepi Sungai di Frankfurt, Jerman, merupakan festival budaya terbesar di Eropa yang menampilkan berbagai pertunjukan budaya, musik, dan seni rupa dari seluruh dunia.

Acara pertunjukan seni budaya akbar tahunan itu rata-rata dihadiri sekitar 2 juta orang selama tiga hari. Festival Museum Uferfest akan berlangsung di sepanjang Sungai Main, Frankfurt, persis di seberang deretan museum-museum di tepi sungai yang penuh nilai eksotika itu.

Pada tahun ini, Festival Tepi Sungai ini akan berlangsung pada 28-30 Agustus 2015. Indonesia sebagai negara Guest of Honour (GoH) atau Tamu Kehormatan Frankfurt Book Fair 2015, juga akan menjadi Guest Country atau Negara Tamu dalam salah satu festival budaya terbesar di Eropa itu.

Ratusan kamera televisi Eropa diprediksi bakal menyorot festival tersebut dan Indonesia tampaknya juga akan mendapat sorotan utama di festival itu.

Ketua Komite Nasional Indonesia Frankfurt Book Fair (FBF) 2015 Goenawan Mohamad mengatakan Indonesia akan mendapat panggung seluas 800 meter persegi di sana dengan posisi yang cukup istimewa karena diunggulkan.

Rencananya, Komite Nasional FBF 2015 akan mendatangkan rombongan Barong Banyuwangi, musikus Dwiki Darmawan yang akan tampil beserta para musisi Eropa, Kua Etnika pimpinan seniman Djaduk Ferianto, dan sejumlah seniman dan artis lainnya.

Menurut Goenawan Mohamad, grup musik Kua Etnika akan memadukan musik etnik tradisional dengan warna musik barat, serta penampilan dari para penyanyi dan musisi dangdut sebagai salah satu genre musik khas Indonesia.

Selain itu, Indonesia juga akan menyajikan beberapa jenis kuliner. Dua buah kereta angkringan untuk berjualan bakso dan sate, misalnya, khusus dibuat untuk itu.

Ketua Komite Pertunjukan, Pameran dan Seminar Slamet Rahardjo Djarot menambahkan Festival Museum Uferfest sebenarnya merupakan agenda di luar Frankfurt Book Fair yang akan berlangsung Oktober 2015.

Namun, karena Indonesia adalah Tamu Kehormatan di FBF 2015, pihak panitia pun akhirnya memberi dukungan kepada Indonesia. "Bahkan kita jadi tamu utama di Uferfest," kata Slamet Rahardjo yang juga aktor kawakan Indonesia.

Dalam festival tersebut, Indonesia akan menyuguhkan tema yang seragam seperti halnya panggung Indonesia di Frankfurt Book Fair 2015 yakni "17.000 Islands of Imagination", yang menampilkan keanekaragaman dan kemajemukan seni budaya Indonesia.

Slamet menuturkan, seniman Indonesia akan menampilkan karya-karya yang menginformasikan bahwa Indonesia ini negara yang sangat kaya dan bisa menginspirasi.

Oleh karena itu, bukan hanya seni budaya tradisional seperti grup musik Kua Etnika yang akan tampil, tetapi juga karya musik kontemporer seperti penampilan musisi Dwiki Darmawan, serta penyanyi muda Dira Sugandi dan Bonita.

Tidak ketinggalan, sejumlah penyanyi dangdut dari Yogyakarta juga akan diboyong ke Festival Tepi Sungai untuk menyuguhkan lantunan musik khas Indonesia itu sekaligus dengan goyangannya.

Tradisi arak-arakan di Indonesia juga akan tampak dengan penampilan Barong Banyuwangi. "Barong itu singa perkasa yang melindungi masyarakat dari berbagai macam bahaya. Kita membawa inspirasi itu ke sana," ujar Slamet Rahardjo.

Ia menegaskan tujuan utama pementasan itu adalah memopulerkan seni dan budaya Indonesia yang penuh keberagaman.

Sementara itu, ketika ditemui saat melakukan sesi latihan di Teater Komunitas Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, para personel grup musik Kua Etnika dan Barong Banyuwangi terlihat serius berlatih.

Selain melatih kekompakan penampilan kelompok masing-masing, mereka juga serius menyusun rangkaian materi penampilan agar menjadi sajian yang menarik bagi para penonton.


FBF 2015

Sementara itu, Frankfurt Book Fair (FBF) di Jerman memang dikenal sebagai ajang rimba buku, di mana para profesional industri buku dunia, baik format cetak maupun digital, berkumpul untuk menampilkan kreasi-kreasi terbaru mereka.

Mulai dari penerbit, penjual, agen, produser film sampai penulis buku turut berpartisipasi di pameran buku tertua dan terbesar di dunia ini. FBF sudah digelar sejak abad ke-15, seiring diciptakannya mesin tik untuk pertama kali oleh Johannes Gutenberg.

President of Frankfurt Book Fair (FBF) Juergen Boos, saat hadir di Jakarta pada Februari 2015, menyatakan sebagai tamu kehormatan, Indonesia diharapkan menunjukkan identitas dirinya yang dimanifestasikan dalam musik, tarian, literatur, atau pameran seni lainnya.

Dikatakannya, FBF 2015 yang akan berlangsung 14-18 Oktober ingin menyajikan budaya Indonesia dalam peta literatur, dan rakyat Jerman serta para pengunjung dari negara lain di pameran tersebut tentu akan sangat penasaran dengan apa yang akan ditampilkan dari peradaban Indonesia.

"Apa yang kita harapkan dari Indonesia adalah keterbukaan, 120 negara akan mengikuti ajang ini. Kami ingin melihat apa yang berbeda dari Indonesia, apa yang terjadi di Indonesia saat ini, apa yang akan terjadi di Indonesia di masa depan. Ini bukan sekadar ajang menampilkan budaya tapi juga untuk saling bertukar budaya," kata Juergen Boos.

Untuk menjawab tantangan tersebut, pada puncak FBF 2015, Indonesia juga akan menampilkan sejumlah kegiatan seperti pameran naskah kuno, arsitektur, fotografi, festival film, pertunjukan seni tradisi dan kontemporer, serta acara seminar tentang perkembangan peradaban Indonesia.

"Kami juga akan memamerkan karya instalasi bambu dari Joko Dwi Avianto, fotografi oleh fotografer senior LKBN Antara Oscar Matuloh, tarian oleh Eko Supriyanto, serta karya mural," kata Goenawan Muhamad.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sendiri telah menganggarkan dana sebesar 10 juta euro atau sekitar Rp146 miliar untuk kegiatan FBF 2015.

Selain pemerintah, banyak pula pihak swasta yang turut membantu dan mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut.

Credit  ANTARA News