Senin, 06 Agustus 2018

Hamas dan Israel Bahas Gencatan Senjata Secara Bertahap



Terminal Kerem Shalom, yang juga merupakan perbatasan Gaza dengan Israel
Terminal Kerem Shalom, yang juga merupakan perbatasan Gaza dengan Israel
Foto: Mina News
Tahap pertama pembicaraan yakni menghentikan peluncur balon pembakar dari Gaza.




CB, BEIRUT -- Harian Lebanon, Al-Akhbar, melaporkan akan ada gencatan senjata secara bertahap antara kelompok perlawanan Palestina Hamas dan Israel. Harian tersebut menyusun laporannya berdasarkan sumber yang dekat dengan Hamas.


Seperti dilansir Anadolu Agency, Senin (6/8), sumber itu mengatakan, kedua belah pihak masih dalam proses pembicaraan melalui mediator. Tahap pertama dari gencatan senjata yang diusulkan akan diterapkan dalam satu pekan dengan menghentikan peluncuran balon pembakar dari Jalur Gaza ke Israel.

Sebagai imbalannya, Israel akan membuka kembali penyeberangan Kerem Shalom, satu-satunya jalur akses komersial Gaza.


Balon-balon iatau layang-layang pembawa bahan bakar itu diterbangkan oleh aktivis Palestina dalam aksi unjuk rasa antipendudukan yang sedang berlangsung di sepanjang perbatasan Gaza.

Tahap kedua dari rencana itu, menurut sumber Al-Akhbar, termasuk pencabutan total 11 tahun blokade Israel di Gaza dan meningkatkan standar hidup. Sementara tahap ketiga dari rencana itu yakni termasuk melaksanakan janji PBB untuk menjalankan sejumlah proyek kemanusiaan.



Misalnya, membangun pelabuhan di kota kanal Mesir Ismailiyah, sebuah pembangkit listrik di Sinai dan pembangunan kembali Jalur Gaza.

photo
Layang-layang yang membawa bara api dan minyak di terbangkan oleh para remaja gaza untuk dijatuhkan di lahan-lahan Israel selama bentrokan di dekat perbatasan Israel di timur Kota Gaza.

Hamas pada awalnya setuju dengan peta jalan Mesir dan internasional untuk de-eskalasi di Gaza. Namun, keputusan akhir akan diambil setelah pertemuan biro politik Hamas.


"Pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas diperkirakan juga akan dibahas sehubungan dengan pembicaraan gencatan senjata," kata sumber tersebut.

Kamis lalu waktu setempat, wakil pemimpin Hamas Saleh al-Arouri kembali ke Gaza setelah delapan tahun pengasingan. Kembalinya Arouri ke Gaza ini ditafsirkan di media Israel dan Palestina sebagai sinyal akan adanya perjanjian jangka panjang antara Hamas dan Israel lewat negosiasi pihak ketiga.






Credit  republika.co.id