Tontowi
Ahmad dan Liliyana Natsir, berselebrasi setelah menang dalam semifinal
ganda campuran bulu tangkis Olimpiade Rio, Brasil, 15 Agustus 2016.
AP/Kin Cheung
Empat tahun lalu, Tontowi/Liliyana juga menjadi satu-satunya wakil pemain bulu tangkis Indonesia yang bertahan dalam kompetisi Olimpiade. Mereka mencapai semifinal sebelum dikalahkan pasangan Cina, Xu Cen/Ma Jin dalam pertandingan rubber game 16-23, 21-18, 21-13. Kemudian, dalam perebutan medali perunggu, Tontowi/Liliyana kalah 12-21, 12-21 melawan pasangan Denmark, Joachim Ficher Nielsen/Christina Pedersen.
“Di Olimpiade ini, apa pun bisa terjadi. Kita biasanya waspada sama top ranking, tapi malah tidak waspada sama pemain yang tiba-tiba muncul. Jadi kami harus waspada dan jangan lengah. Kasih penampilan yang terbaik. Jangan takabur dan tetap fokus. Siapa yang lebih siap, itu yang menang. Tinggal adu mental aja,” ungkap Liliyana sebelum pertandingan. Bisa menembus babak final, Tontowi/Liliyana mengaku senang. Namun mereka tak ingin terlarut dalam euforia kemenangannya di semifinal. Tontowi/Liliyana ingin tetap fokus menjalani laga terakhirnya di Olimpiade Rio 2016.
“Meskipun rekor pertemuan kami lebih baik, kami harus tetap fokus dan tidak boleh lengah. Mudah-mudahan kami bisa main lebih baik dari hari ini dan menuntaskan semuanya dengan baik,” kata Liliyana lagi. Tontowi/Liliyana dan Chan/Goh pernah sembilan kali berhadapan sebelumnya. Skor pertemuan mereka 8-1 untuk pasangan Indonesia.
Pertemuan terakhir mereka terjadi di babak penyisihan Grup C Olimpiade Rio 2016. Saat itu Tontowi/Liliyana menang dua game langsung dengan 21-15 dan 21-11. Dukungan semangat pun diberikan Gita Wirjawan, Ketua Umum PBSI. Gita mendukung dan menyaksikan langsung perjuangan atlet Indonesia di Riocentro Pavilion 4.
Credit TEMPO.CO