Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Rabu, 24 Agustus 2016
'Jimat' Nelayan Ini Ternyata Mutiara Senilai Rp 1,3 Triliun
Seorang nelayan tidak menyadari nilai mutiara temuannya dan menjadikan
benda itu sekedar jimat peruntungan nasib. (Sumber Aileen Cynthia
Amurao)
CB, Puerto Princesca - Selama sekitar 10 tahun, seorang nelayan tidak menyadari bahwa ia memiliki mutiara terbesar yang pernah ditemukan manusia.
Nelayan yang tidak disebutkan namanya itu menemukan mutiara seberat 34 kilogram itu di lepas Pantai Palawan, Filipina.
Dikutip dari Daily Mail pada Rabu (24/8/2016), nelayan itu
tidak menyangka betapa bernilainya temuan tersebut dan menjadikannya
sebagai 'jimat' keberuntungan di gubuk kayunya.
Pihak berwenang baru mengetahui keberadaan mutiara tersebut setelah
gubuk kayu itu terbakar pada awal tahun ini sehingga penghuninya
terpaksa mengeluarkan semua barang dan pindah.
Sang Nelayan
pun menyerahkan mutiara kepada seorang petugas pariwisata di Puerto
Princesca. Ia juga menjelaskan asal muasal mutiara raksasa itu yang
memilik lebar sekitar 30 cm dan panjang sekitar 66 cm.
Ukuran tersebut lebih besar daripada mutiara raksasa bernama The
Pearl of Allah atau Pearl of Lao Tzu yang selama ini berstatus yang
terbesar sedunia.
Berat mutiara yang ditemukan pada 1934 itu 'hanya' 6,4 kilogram dan
bernilai sekitar US$35 juta atau setara dengan Rp 462,7 miliar.
Sementara itu, mutiara temuan nelayan ini memiliki berat sekitar 34
kilogram dengan nilai sekitar US$ 100 juta atau senilai Rp 1,3 triliun.
Aileen Cynthia Amurao, seorang petugas pariwisata mengatakan,
"Sekitar 10 tahun lalu nelayan itu melempar sauhnya, dan tersangkut di
karang saat ada badai."
"Ia mengamati bahwa jangkar tersebut ternyata menyangkut di sebuah
cangkang. Ia kemudian menyelam untuk melepas jangkarnya sekaligus
membawa cangkang itu bersamanya," ujar Amurao.
"Ia tidak menyadari nilainya dan memajangnya di rumah sekadar sebagai jimat keberuntungan.
Kami akan menjaganya di Filipina dan saya harap mutiara ini akan
menarik lebih banyak turis ke kota ini," imbuhnya.
Mutiara itu dipamerkan kepada umum pada Senin 22 Agustus 2016.
Seorang
nelayan tidak menyadari nilai mutiara temuannya dan menjadikan benda itu
sekedar jimat peruntungan nasib. (Sumber @Jones_y via Twitter))
Sementara itu, laporan Elite Readers menyebutkan bahwa Palawan sendiri adalah magnet bagi wisatawan meski tanpa keberadaan mutiara raksasa itu.
Majalah Travel+Leisure mendudukkan Palawan di peringkat pertama dalam daftar 2016 World's Best Islands karena
warna air lautnya yang "hijau kebiruan". Ditambah lagi dengan
keberadaan beberapa bangkai kapal karam dan tebing-tebing di sekitar
pulau yang membuatnya kian eksotis.