Foto: Imam Wahyudiyanta
Kereta bandara ini rencananya beroperasi di 2017 dan akan memakai kereta rel listrik (KRL) buatan BUMN yaitu PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA. Pada tender pengadaan kereta bandara ini, INKA mengalahkan produsen China yakni China South Railways (CSR) dan China North Railways (CNR).
INKA siap menyediakan kereta terbaik untuk layanan kereta Bandara Soetta.
Bandara Soekarno-Hatta merupakan pintu masuk ke Indonesia paling besar melalui jalur udara, sehingga kereta bandara harus mampu melayani pengguna jasa angkutan udara secara ontime alias tepat waktu.
"Tentunya kita harus persiapkan dengan matang, karena kereta bandara ini untuk melayani lintas internasional termasuk untuk menunjang perekonomian secara nasional karena ini pertaruhan kita," kata Senior Manager Humas, Protokoler & PKBL, Cholik Mochamad Zamzam, kepada detikFinance, pekan lalu.
Proses pembuatan kereta bandara ini, INKA menggandeng industri kereta asal Jerman, Bombardier. INKA dan Bombardier bekerja bersama merancang dan memproduksi kereta di Madiun, Jawa Timur.
Proyek pembuatan kereta bandara ini menghabiskan total anggaran sekitar Rp 700 miliar. Pengiriman kereta secara bertahap akan dilakukan mulai 2017, sebelum kereta bandara diresmikan. Nantinya kereta bandara ini akan terdiri dari 10 rangkaian yang masing-masing terdiri dari 6 kereta, sehingga totalnya ada 60 kereta
"Target kita tahun 2017 harus jadi karena itu harus mendukung komitmen customer dalam hal ini PT Railink yang mendapat penugasan dari Presiden," kata Cholik.
Perawatan kereta bandara ini nantinya tetap akan dilakukan oleh INKA. Alasannya, INKA ingin memastikan rolling stock buatan insinyur Indonesia tersebut bisa beroperasi secara normal dengan meminimalkan gangguan teknis.
"Untuk menjaga kualitas tentunya kereta akan melalui pengujian seperti pengereman, perlambatan, hingga semuanya diuji sesuai standar," kata Cholik.
Credit detikfinance