Tak hanya itu, kicauan Statfor yang dinilai mendukung tentara pengkudeta dan menentang Presiden Erdogan menimbulkan kritik dan pertanyaan. Apakah benar Stratfor salah satu bagian dari perencanaan kudeta?
Stratfor merupakan lembaga yang menyediakan kajian analisis global tentang ekonomi, kebijakan luar negeri serta keamanan.
Seperti dikutip kantor berita Turki Anadolu, kicauan Stratfor pada malam kudeta tak biasa. Ketika pesawat Erdogan balik ke Istanbul dari Marmaris, Stratfor berkicau sebanyak tiga kali tentang jalur penerbangan sang presiden.
Pada kicauan pertama, Stratfor menunjukkan posisi pesawat Erdogan yang berada di Laut Marmara. Cicitan kedua tentang pesawat Erdogan yang mendekati Istanbul dan akan mendarat.
Kicauan ketiga, Stratfor mengonfirmasi Erdogan telah mendarat di Bandara Ataturk. Mereka juga menggambarkan citra satelit lokasi bandara.
Ketika ditanya Anadolu bagaimana mereka bisa mengetahui pasti lokasi presiden, Stratfor cenderung mengelak. Begitupula ketika ditanya mengapa informasi sensitif itu dibagikan ke media sosial pada malam kudeta.
Tak berhenti di sini, pada keesokan harinya, Stratfor berkicau di Twitter dengan membagian profil salah Erdogan. Stratfor melaporkan, Erdogan telah ditahan oleh militer pada 1999. Ia dipenjara selama empat bulan karena mencoba memicu kekerasan dan kebencian agama.
Stratfor juga mengatakan, Erdogan telah lama menginginkan kekuatan militer dipangkas sejak pertengahan 2000-an. Hal ini menunjukkan seakan Erdogan telah memiliki permusuhan abadi dengan tentara.
Menurut Anadolu, kicauan-kicauan ini seakan meyakinkan kepada pengikut Stratfor bahwa ada alasan nyata untuk melakukan kudeta.
Ini bukan pertama kali Stratfor menyasar pemimpin negara. WikiLeaks pada 2012 membocorkan surat elektronik Wakil Presiden Stratfor Fred Burton tentang mendiang mantan presidken Venezuela Hugo Chavez.
Dalam surel, Burton menulis,"Kembali pada hari itu, kita akan merencanakan kecelakaan helikopter (Chavez) untuk menutupi pembunuhannya."
Pada 2012, WikiLeaks mengunggah koresponden internal Stratfor. Menurut WikiLeaks, daripada menyandarkan kepada sumber valid, Stratfor lebih menggunakan informasi intelijen yang ia peroleh dari 'mata-matanya' di berbagai belahan dunia.
Dalam salah satu bocoran dokumen, Stratfor disebut pernah membayar seseorang yang berhubungan dengan tentara Lebanon sebesar 6.000 dolar AS per bulan untuk analisis Timur Tengah.
Stratfor didirikan pada 1996 dan berbasis di Austin, Texas. Anadolu menyebut George Friedman, pendiri Stratfor merupakan mantan analis politik yang memilki perspektif anti-Islam dan pro-Israel. Friedman lahir di Hungaria dari keluarga Yahudi.
Friedman mundur pada 2015 ketika CEO David Sikora bergabung dengan perusahaan. Anadolu mengungkapkan latar belakang staf Stratfor lainnya juga menarik.
Sebut saja Jon Sather, merupakan anggota tim yang
ikut dalam operasi CIA selama 25 tahun. Ia direkrut oleh Stratfor pada
November 2015 menjadi kepala intelijen.
Birol Akgun, profesor dari Universitas Yildrim Beyazit di Ankara mengatakan, Stratfor sepertinya transparan. Namun siapa yang tahu jika ada pihak lain di balik lembaga itu.
"Membagi informasi pada malam kudeta, jam demi jam menunjukkan perusahaan yang juga badan bayangan berafiliasi CIA itu telah mengetahui tentang persiapan kudeta."
Kudeta Turki berakhir dengan kegagalan. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyalahkan Fethullah Gulen yang tinggal di AS sebagai biang kudeta. Otoritas Turki telah melakukan pembersihan di kubu militer itu. Tak hanya itu, pemerintah juga menangkapi hakim dan staf pengadilan yang terlibat dalam upaya kudeta.
Birol Akgun, profesor dari Universitas Yildrim Beyazit di Ankara mengatakan, Stratfor sepertinya transparan. Namun siapa yang tahu jika ada pihak lain di balik lembaga itu.
"Membagi informasi pada malam kudeta, jam demi jam menunjukkan perusahaan yang juga badan bayangan berafiliasi CIA itu telah mengetahui tentang persiapan kudeta."
Kudeta Turki berakhir dengan kegagalan. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyalahkan Fethullah Gulen yang tinggal di AS sebagai biang kudeta. Otoritas Turki telah melakukan pembersihan di kubu militer itu. Tak hanya itu, pemerintah juga menangkapi hakim dan staf pengadilan yang terlibat dalam upaya kudeta.
Credit REPUBLIKA.CO.ID