Sel punca bakal berkembang dalam lima tahun ke depan.
Ilustrasi sel punca (Pixabay)
“Saya sebagai Menteri Riset Teknologi sangat surprise terhadap kemajuan teknologi yang ada di Indonesia, khususnya di bidang kesehatan, yaitu yang menyangkut stem cell and cancer, di mana Kalbe Farma punya suatu lembaga yang disebut Stem Cell and Cancer Institute (SCI),” ujar Nasir, saat berkunjung ke gedung SCI, Jakarta Timur, Rabu 6 Januari 2016.
Untuk itu, Nasir pun mengungkapkan harapannya agar pengembangan stem cell yang tengah dilakukan oleh PT Kalbe Farma dan 11 rumah sakit di Jakarta bisa maju pesat dalam lima tahun ke depan. Bahkan, Indonesia bisa menghasilkan stem cell yang kemudian diekspor ke belahan negara di dunia.
"Ini kalau dikembangkan terus menerus harapan saya adalah untuk penyakit yang ada di Indonesia, khususnya penyakit degeneratif. Harapan kami lima tahun ini, nanti stem cell berkembang pesat di Indonesia,” tutur Nasir.
Nasir mengatakan, sejauh ini pengembangan stem cell dicomot dari plasenta, lemak dan sumsum tulang belakang manusia. "Maka jangan gaduh orang-orang yang gemuk, itu menyimpan bahan baku stem cell,” ujar nasir disambut gelak tawa para wartawan.
Diketahui, sel punca merupakan sel pusat yang bisa membelah menjadi sel apa pun. Ketika sel punca membelah banyak, ia bisa berkembang pada sel darah, sel rambut, atau sel lainnya.
Dengan begitu, sel punca bisa menjadi sel yang beregenerasi dan dipercaya menjadi obat bagi tubuh yang mengalami kerusakan. Prosesnya, setelah sel punca dikembangkan dari material yang mengandung stem cell, kemudian ia disuntikkan pada tubuh yang membutuhkan pengobatan, sehingga lambat laun ia akan menggantikan sel yang rusak karena bertarung dengan penyakit di dalam tubuh.
Teknologi sel punca umum digunakan untuk penyakit degeneratif seperti diabetes, jantung stroke, dan lainnya.
Credit VIVA.co.id