Rabu, 08 Juli 2015

Menanti Nasib Uni Eropa akibat Krisis Yunani


Eropa sudah mempersiapkan skenario keluarnya Yunani dari euro.

Menanti Nasib Uni Eropa akibat Krisis Yunani
Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras (REUTERS/Christian Hartmann)
 
  CB - Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker, yang merasa frustasi dengan pemerintah Yunani, mengatakan, Uni Eropa telah memiliki skenario keluarnya Yunani dari zona euro, yang disiapkan secara terperinci.

Laman Telegraph, Rabu, 8 Juli 2015, menyebut komentar Juncker itu sebagai peringatan paling keras bahwa kesalahan menghitung langkah politik negara-negara kreditor, akan menyebabkan keluarnya Yunani dari negara pengguna mata uang tunggal Eropa.

Tanpa adanya suntikan dana, Yunani akan gagal melakukan pembayaran utang senilai 4,2 miliar euro pada Bank Sentral Eropa (ECB), yang jatuh tempo dalam waktu 12 hari mendatang, pada 20 Juli.

Itu akan mendesak Yunani untuk memiliki mata uang alternatif, serta keluarnya mereka dari zona euro, yang baru diperkenalkan 15 tahun lalu. Krisis Yunani disebut masa paling kritis dalam 64 tahun sejarah Uni Eropa.

"Ketidakmampuan untuk menemukan kesepakatan, dapat berujung pada bangkrutnya Yunani, dan kebangkrutan sistem perbankan," kata Donald Tusk, kepala Dewan Eropa, setelah gagalnya pertemuan pada Selasa malam, 7 Juli 2015.

Pertemuan darurat digelar di Brussel, melibatkan 28 pemimpin Uni Eropa, untuk mencari kesepakatan yang dapat membuat Yunani bertahan di zona euro. "Saya tidak ragu, ini masa paling kritis dalam sejarah UE," ucapnya.

Tusk menepis pendapat bahwa membiarkan Yunani meninggalkan euro, tidak akan memberikan dampak geopolitik. "Jika seseorang memiliki ilusi tidak akan begitu (berdampak), mereka naif," ujarnya.

"Realitasnya adalah kami hanya memiliki lima hari tersisa, untuk menyepakati perjanjian akhir. Hingga sekarang, saya menghindari bicara tentang batas waktu. Tapi, malam ini saya harus bicara keras dan jelas, batas akhir adalah pekan ini," kata Tusk.


Credit  VIVA.co.id