Senin, 03 September 2018

Israel Ancam Gunakan Senjata Nuklir untuk Melibas Musuhnya



PM Israel Benjamin Netanyahu meresemikan penggantian nama reaktor nuklir di Dimona menjadi Shimon Peres. GPO/Kobi Gideon
PM Israel Benjamin Netanyahu meresemikan penggantian nama reaktor nuklir di Dimona menjadi Shimon Peres. GPO/Kobi Gideon

CB, Jakarta - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengancam menggunakan senjata nuklir untuk menyapu bersih musuh-musunya.
Ancaman Netanyahu itu disampaikan dalam sebuah pidato di depan para pemimpin Partai Likud, tempat Netanyahu bernaung, sekaligus sebagai peringatan keras Israel terhadap para musuhnya.

"Mereka yang mengancam kita berarti menempatkan diri pada posisi berbahaya. Mereka tidak bakal bisa mewujudkan tujuannya," katanya di Kota Dimona, lokasi reaktor nuklir Isarel seperti
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam konferensi pers senjata nuklir Iran di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv, Israel, 30 April 2018. REUTERS/Amir Cohendiberitakan Middle East Monitor.
Pidato Netanyahu mendapatkan reaksi keras Iran. Negeri Mullah itu memukul balik dengan mengatakan apa yang disampaikan Netanyahu sebagai sebuah hasutan perang. "Ancaman menghancurkan reaktor nuklir Iran adalah sebuah perbuatan tak tahu malu."

"Iran, sebuah negara tanpa senjata nuklir, terancam oleh seorang penghasut yang berdiri di samping pabrik senjata nuklir," kata Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, melalui akun Twitter menanggapi ujaran PM Israel.





Credit  tempo.co





Meskipun Kena Sanksi, Iran Tingkatkan Kapasitas Senjata Perang



Sayyad-3, rudal pertahanan udara terbaru Iran diperlihatkan kepada publik pada 22 Juli 2017 [Iranian Ministry of Defence]
Sayyad-3, rudal pertahanan udara terbaru Iran diperlihatkan kepada publik pada 22 Juli 2017 [Iranian Ministry of Defence]

CB, Jakarta - Iran sedang merencanakan meningkatkan kapasitas misil, jet tempur dan kapal selam sebagai bagian dari upaya pengembangan kemampuan pertahanan. Keterangan tersebut disampaikan oleh Mohammad Ahadi, Wakil Menteri Pertahanan Iran urusan Internasional, seperti dikutip Al Jazeera.
Menurut laporan kantor berita IRNA, Ahadi menyampaikan kebijakan Iran itu melalui sebuah pidato di depan para atase pertahanan. "Iran memiliki rencana mengembangkan dan meningkatkan kemampuan rudal balistik, kapal selam, serta berbagai senjata perang lainnya," ucapnya di ibu kota Iran, Teheran.


Sebuah rudal jarak menengah yang diluncurkan oleh militer Iran yang ditargetkan pada militan ISIS Suriah di Kermanshah, Iran, 19 Juni 2017. (IRIB News Agency, Morteza Fakhrinejad via AP)
Pidato Ahadi itu disampaikan sehari setelah Teheran menolak desakan Prancis mengenai reaktor nuklir, kepemilikan rudal balistik karena dianggap dapat meningkatkan ketegangan regional. Menurut Prancis, hal tersebut menjadi pemicu Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015.
Sebelumnya, pada awal pekan ini, sejumlah pengacara Iran meminta Hakim Pengadilan Internasional memerintahkan AS mencabut sanksi. Sebab sanksi yang diterapkan AS menyebabkan ekonomi Iran melemah.

Fasilitas Nuklir Iran di Isfahan.[haaretz]
"Sanksi AS melanggar kesepakatan persahabatan yang diteken kedua negara pada 1955," tulis Al Jazeera mengutip pernyataan pengacara Iran.

Ahadi menegaskan, sanksi yang diberlakukan oleh AS sama sekali tidak memperlambat laju pembangunan industri senjata Iran. "Kita memiliki infrastruktur dan kita telah melakukan penelitian serta pengembangan untuk memperbarui kemampuan persenjataan."


Credit  tempo.co







Perdana Menteri Israel Bertemu AS Bahas Soal Iran



Perdana Menteri Israel Bertemu AS Bahas Soal Iran
Ilustrasi (Kelsey J. Hockenberger/Handout via REUTERS) 

Jakarta, CB - Perdana Menteri IsraelBenjamin Netanyahu bertemu dengan utusan Amerika Serikat (AS) untuk melakukan pembicaraan soal negara-negara yang tengah dilanda perang dan Iran, seperti disebutkan juru bicara kantor Perdana Menteri tersebut.

"(Pembahasan seputar) situasi di Suria dan usaha bersama untuk menghentikan teror dan agresi Iran," jelas James Jeffrey, utusan khusus AS terkait Suriah dalam pernyataannya Minggu (2/9) seperti dikutip AFP. 


Sebelum pertemuan, Departemen Luar Negeri AS menyebut bahwa pertemuan Jeffrey akan dilakukan bersama dengan utusan khusus untuk Suriah lainnya, Joel Rayburn. Keduanya akan mendiskusikan soal, "menjaga keamanan Israel sambil melawan aktivitas destabilisasi Iran di seluruh wilayah."



Jeffrey dan Rayburn juga akan melakukan kunjungan ke Yordania dan Turki untuk menekankan lagi posisi AS atas serangan militer di Idlib.

Mereka juga diutus untuk mengatasi tuduhan Rusia yang dianggap tidak bermoral. Sebab, Rusia menyebut ada rencana internasional untuk menempatkan serangan senjata kimia ke Suriah. Hal tersebut diungkap dalam pertemuan Rusia di seluruh regional.


Iran memang dikenal mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad. Bersama dengan Rusia, Iran mendukung Presiden Suriah yang telah berkuasa sejak 1988 itu dalam perang sipil bersama dengan kelompok Syiah Libanon, Hizbullah.

Israel menyebut telah berusaha untuk menghindari keterlibatan langsung dalam konflik di Suriah. Meski demikian, mereka sudah melakukan belasan serangan udara ke Suriah yang diklaim dilakukan untuk menghentikan pengiriman persenjataan canggih kepada Hizbullah.





Credit  cnnindonesia.com




Iran Inginkan Eropa Bertindak Terkait Perjanjian Nuklir


Proyek reaktor nuklir Arak di Iran.
Proyek reaktor nuklir Arak di Iran.
Foto: Reuters/ISNA/Hamid Forootan/Files

Negara-negara Eropa berusaha agar perjanjian nuklir dengan Iran tetap berjalan





CB, DUBAI -- Teheran mengatakan negara-negara Eropa hendaknya mengambil tindakan jika mereka ingin menyelamatkan perjanjian nuklir Iran setelah Amerika Serikat (AS) mundur dari perjanjian tersebut. Hal ini disampaikan Iran saat kunjungan seorang menteri junior Inggris pada Sabtu (1/9).

"Sudah saatnya bagi negara-negara Eropa untuk bertindak selain menyuarakan komitmen politik mereka," kata kantor berita negara IRNA mengutip Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif kepada wartawan.

"Langkah-langkah ini mungkin mahal, tapi jika negara-negara ingin menuai keuntungan-keuntungan dan jika mereka yakin perjanjian nuklir itu merupakan pencapaian internasional, mereka hendaknya siap menjaga prestasi-prestasi ini," kata Zarif seperti dikutip Reuters.

Inggris dan negara-negara Eropa yang menandatangani perjanjian itu berusaha agar persetujuan tersebut tetap berjalan, kendati Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberlakukan kembali sanksi-sanksi atas Teheran.

Menteri Junior Urusan Luar Negeri Inggris, Alistair Burt, melakukan kunjungan pertama oleh seorang menteri Inggris sejak Trump mundur dari perjanjian itu. Sebelumnya ia bertemu dengan Wakil Menlu Iran Abbas Araghchi.

Zarif mengatakan pembicaraan dengan Burt menyinggung antara lain akses ke sumber daya perbankan dan penjualan minyak. Iran telah berusaha mengusahakan komitmen dari para penandatangan perjanjian nuklir dari Eropa dan memiliki akses ke sistem perbankan Barat serta terus menjual minyak kendati sanksi-sanksi AS berlaku.

"Sepanjang Iran memenuhi komitmen berdasarkan perjanjian itu, kami masih berkomitmen kepadanya karena kami yakin inilah cara terbaik untuk memastikan masa depan yang aman dan terjamin bagi kawasan," kata Burt dalam pernyataan sebelum kunjungannya.

Zarif kemudian berbicara melalui telepon dengan mitranya Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, media negara melaporkan. Ditambahkan, mereka membahas hubungan bilateral, perjanjian nuklir dan perkembangan regional.

Sehari sebelumnya, Iran membantah telepon dari Le Drian untuk mengadakan perundingan tentang rencana-rencana nuklir masa depan Teheran, persenjataan peluru kendali balistiknya dan perannya dalam perang-perang di Suriah dan Yaman.

Menteri Burt juga diperkirakan akan membahas kasus-kasus warga negaranya yang memiliki kewarganegaraan ganda yang ditahan di Iran. Utusan khusus London untuk Suriah Martin Longden, yang menemani Burt, kemudian bertemu pejabat senior Kemlu Iran Hosein Jaberi Ansari, kata kantor berita IRNA.

IRNA melaporkan Longden telah menyampaikan keprihatinan mengenai masa depan Idlib dan kemungkinan penggunaan senjata kimia di sana. Provinsi Idlib dan kawasan-kawasan yang mengelilinginya di Suriah merupakan kantung utama terakhir yang dikuasai para penentang Presiden Suriah Bashar al-Assad, sekutu dekat Iran. Satu sumber menyatakan kepada Reuters bahwa Bashar sedang menyiapkan tindakan ofensif untuk merebut provinsi tersebut.





Credit  republika.co.id





AS Tawarkan Pembentukan Konfederasi Palestina-Yordania



Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Foto: AP Photo/Majdi Mohammed

Palestina bisa menerima tawaran itu asalkan Israel bergabung dalam konfederasi.





REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan tim negosiasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menawarinya sebuah perjanjian damai berdasarkan konfederasi dengan Yordania. Abbas mengaku dapat menerima penawaran itu dengan syarat Israel bagian dari konfederasi.

“Saya ditanya apakah saya yakin pada federasi dengan Yordania,” kata Abbas tentang perundingan yang diadakan bersama penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner dan utusan khusus AS untuk perdamaian Timur Tengah Jason Greenblatt, dikutip Haaretz, Ahad (2/9).

Abbas menjawab bahwa dia dapat menerima penawaran tersebut, namun dengan syarat Israel bergabung di dalamnya. “Saya ingin konfederasi tiga pihak dengan Yordania dan Israel, dan saya meminta Israel untuk menerima tawaran seperti itu,” kata Abbas, dikutip laman the Jerusalem Post.

Beberapa jenis persatuan politik antara Tepi Barat dan Yordania adalah ide populer tentang hak Israel, yang kerap menolak seruan untuk pembentukan negara Palestina. Israel mengatakan Yordania sudah seperti negara berdasarkan demografi.

Kendati demikian, kantor berita Palestina WAFA melaporkan, Abbas tetap berkomitmen untuk merundingkan perjanjian damai dengan Israel atas dasar solusi dua negara. Perundingan solusi dua negara diketahui telah mandek sejak 2014. Dia juga menuding pemerintahan Trump ingin sepenuhnya menyabotase Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Tudingan itu mengacu pada keputusan AS untuk menghentikan pendanaan bagi UNRWA.

Pada Jumat (31/8), juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan Washington tidak akan lagi memberikan pendanaan lebih lanjut untuk UNRWA. Hal itu diumumkan setelah sebelumnya AS menangguhkan bantuan dana terhadap UNRWA.

Pada Januari lalu, AS telah memotong dana bantuan untuk UNRWA. Dari total dana 125 juta dolar AS yang disiapkan, AS hanya mengucurkan sebanyak 65 juta dolar AS.

Hal itu dilakukan setelah Palestina memutuskan menarik diri dari perundingan damai dengan Israel yang dimediasi AS. Palestina menilai AS tak lagi menjadi mediator yang netral karena terbukti membela kepentingan Israel. Pemotongan dana bantuan UNRWA dinilai sebagai cara AS untuk mengembalikan Palestina ke meja perundingan.

Penangguhan dana bantuan itu tak ayal menyebabkan UNRWA mengalami krisis pendanaan. Sebab bagaimanapun, AS merupakan penyandang dana terbesar bagi UNRWA.

AS juga telah mengumumkan akan memangkas bantuan lebih dari 200 juta dolar AS untuk Tepi Barat dan Jalur Gaza. Menurut seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, dana yang semula untuk Tepi Barat dan Jalur Gaza itu akan dialihkan ke proyek-proyek prioritas AS di tempat lain.

Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeineh mengecam hal tersebut. Rudeineh menjelaskan, pemangkasan dana bantuan AS untuk Tepi Barat dan Jalur Gaza bermotif politis. Menurutnya tindakan itu dirancang dengan maksud menekan Palestina agar berhenti memperjuangkan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Padahal, AS sepenuhnya sadar, tidak akan ada perdamaian dengan Israel bila Yerusalem Timur tidak menjadi Ibu kota Palestina.






Credit  republika.co.id



Palestina Marah atas Keputusan AS Hentikan Dana UNRWA


Palestina Marah atas Keputusan AS Hentikan Dana UNRWA
(AFP/Mahmud Hams)


Jakarta, CB-- Palestina marah atas keputusan AS menghentikan seluruh pendanaan bagi UNRWA, badan PBB yang membantu jutaan pengungsi Palestina dan memandang langkah ini sebagai perubahan kebijakan baru yang bertujuan menghalangi perjuangan mereka.

Washington, yang hingga tahun lalu merupakan pendonor terbesar UNRWA, mengumumkan tidak akan lagi menyumbang "kegiatan yang cacat sejak lahir".

Langkah pemerintahan Presiden Donald Trump ini digambarkan sebagai "kejam dan tidak bertanggung jawab" oleh pejaba senior Palestina Hanan Ashrawi.



"Pengungsi Palestina adalah korban yang kehilangan rumah, pekerjaan dan keamanan akibat pembentukan negara Israel," ujarnya, Sabtu (1/9).



Palestina Marah atas Keputusan AS Hentikan Dana UNRWA
UNWRA dianggap AS dan Israel badan cacat karena terus mempertahankan ide warga Palestina memilik hak kembali ke rumah mereka yang hilang setelah pendirian negara Israel.  (Taghrid Mohammed/UNRWA via Reuters)
Amerika Serikat mendukung tuduhan Israel bahwa UNRWA membuat konflik Timur Tengah abadi dengan mempertahankan ide bahwa sebagian besar warga Palestina adalah pengungsi yang memiliki hak kembali ke rumah mereka yang kini menjadi Israel.

Tetapi bagi Palestina, hak ratusan ribu orang yang mengungsi atau diusir ketika terjadi perang 1948 setelah negara Israel didirikan merupakan inti perjuangan mereka.

Ketua juru runding Palestina Saeb Erekat mengatakan pemerintah AS menafikan perundingan damai di masa depan dengan "mendahului dan menyimpulkan masalah-masalah yang seharusnya dibicarakan" dalam perundingan status permanen.

"Elemen-elemen Palestina dan Israel yang ingin menciptakan perdamaian secara damai berdasarkan solusi dua negara kini dihancurkan," ujarnya kepada AFP.

Masa Depan Anak-Anak Hancur

Israel sendiri menyambut baik langkah Amerika Serikat ini.

"Mengkonsolidasikan status pengungsi Palestina adalah salah satu masalah yang membuat konflik ini tidak selesai," ujar seorang pejabat kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Presiden Donald Trump sebelumnya membuat marah warga Palestina ketika Desember lalu dia mengakui kota Yerusalem yang diperebutkan sebagai ibu kota Israel dan menghentikan dana bantuan bilateral untuk Gaza dan Tepi Barat berjumlah lebih dari US$200 juta.

Kebijakan baru AS terkait Yerusalem ini mengubah kebijakan pemerintah negara itu selama beberapa dekade dan menyebabkan kepemimpinan Palestina menutup hubungan dengan Gedung Putih.

Juru Bicara Kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeina mengatakan keputusan terbaru Washington ini "memicu terorisme" dan pelanggaran atas resolusi PBB.

Dia mengatakan Presiden Mahmud Abbas sedang mempertimbangkan untuk meminta PBB mempertanyakan keputusan AS itu.

UNRWA, dibentuk pada 1949, sebelumnya mengalami krisis keuangan setelah Trump mengumumkan pembekuan bantuan berjumlah US$300 juta pada Januari lalu.

Badan yang membantu lebih dari lima juta pengungsi Palestina yang terdaftar mengatakan harus menutup jaringan sekolah dan layanan kesehatan yang dioperasikannya.

Mahmoud Mubarak, direktur komite penyelenggara 19 kamp pengungsi di Tepi barat yang mengampung sekitar 500 ribu warga Palestina, memperingatkan kemungkinan "balasan yang sangat serius".

Mubarak mengatakan anggota komite akan bertemu pada Selasa (4/9) untuk membicaraka opsi yang ada

Sementara itu, di Jalur Gaza dimana sebagian besar anak-anak Palestina belajar di sekolah UNRWA, Hisham Saqallah mengatakan langkah AS itu merupakan "pemerasan politik" yang akan meningkatkan ketegangan.

"Jika mereka menghentikan bantuan untuk sekolah, artinya mereka menghancurkan masa depan banyak pelajar sehingga mereka harus berhenti sekolah," ujarnya.

"Jika mereka menghentikan bantuan itu sama sekali, dampaknya akan besar pada anak-anak kami."

Dampak Mendalam

Juru Bicara UNRWA Chris Gunnes mengatakan badan itu akan mencoba menutup kekurangan dana sebesar US$217 juta.

"Jika tidak, sebagian warga yang paling terpinggirkan dan paling rentan di dunia ini akan menderita," ujarnya kepada AFP.

"Mereka akan semakin terpojok dan termaginalkan," katanya sambil memperingatkan akan konsekuensi yang "dramatis, luas, mendalam dan tidak terduga."

Yordania, satu dari dua negara Arab yang menandatangani kesepakatan damai dengan Israel, mengumumkan akan menyelenggarakan konferensi penggalangan dana di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York bulan depan.

Menteri luar negeri Yordania menyuarakan kekecewaan negara itu atas keputusan AS dengan mengatakan bahwa Amman telah berusaha meyakinkan Washington untuk terus mendanai UNRWA.




Palestina Marah atas Keputusan AS Hentikan Dana UNRWAPemerintah AS sebelumnya membuat marah warga Palestina karena mengakui Yerusalem yang dipersengketakan sebagai ibu kota Israel. (Reuters/Ibraheem Abu Mustafa)
"Penolakan terhadap layanan badan itu dan upaya menghilangkan perannya yang dibuat berdasarkan mandat PBB akan menyebabkan konsekuensi berbahaya," kata Menlu Ayman Safadi, Sabtu (1/9).

"Menghentikan para pengungsi mendapatkan layanan badan ini akan memperburuk situasi sulit mereka dan menciptakan ketegangan yang berbahaya," tambahnya.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan pemerintahnya akan "meningkatkan dialog dengan PBB, negara tempat UNRWA beroperasi dan pemangku kepentingan internasional mengenai model dan pendekatan baru" dalam membantu warga Palestina.

Tetapi pengamat masalah Israel dan Palestina dari Dewan Eropa bidang Hubungan Internasional, Hugh Lovatt, mengatakan Washington tidak akan mendapat banyak dukungan atas model bantuan alternatif yang diusulkannya.

Dia mengatakan langkah ini adalah upaya "bersama untuk mencabut hak warga Palestina untuk kembali ke tanah mereka dari meja perundingan".

"Tetapi langkah AS ini salah arah, berbahaya dan tidak akan berhasil....Lebanon dan Yordania tidak akan menyetujuinya," kata Lovatt.





Credit  cnnindonesia.com




Pemimpin Liga Arab cela keputusan AS hentikan bantuan buat UNRWA


Pemimpin Liga Arab cela keputusan AS hentikan bantuan buat UNRWA
Penasihat Presiden Palestina untuk Masalah Keagamaan Mahmoud Al Habbash (Kanan) didampingi Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun (kiri) menjelaskan situasi terkini Palestina dalam konferensi pers di Kedutaan Besar Palestina di Jakarta, Rabu (15/8/2018). (ANTARA News/Azizah Fitriyanti)




Kairo, Mesir (CB)- Sekretaris Jenderal Liga Arab (AL) Ahmed Aboul-Gheit pada Sabtu (1/9) mencela keputusan AS untuk menghentikan pendanaan buat Badan Pekerjaan dan Bantuan PBB bagi Pengungsi Palestina (UNRWA).

Kepala AL tersebut mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa keputsan AS itu kekurangan kesadaran mengenai tanggung-jawab dan nilai kemanusiaan.

Aboul-Gheit menganggap Washington bertanggung-jawab atas bahaya yang diperkirakan akan mempengaruhi sebanyak lima juta pengungsi Palestina, yang tergantung atas layanan yang diberikan oleh UNRWA, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad malam. Badan PBB itu terutama menyediakan perawatan kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan di dalam satu pernyataan resmi pada Jumat pagi bahwa "Amerika Serikat akan menghentikan semua pendanaan buat badan pengungsi Palestina di PBB".

Departemen tersebut menggambarkan UNRWA, yang menyediakan layanan kemanusiaan untuk lebih dari lima juta pengungsi Palestina di wilayah itu sebagai "cacat yang tak dapat ditebus".

Keputusan tersebut akan menambah parah masalah dan krisis yang telah dialami UNRWA dengan keprihatinan yang mendalam selama satu tahun belakangan, kata Aboul-Gheit.

Ia menyatakan pantulan negatif dari keputusan AS itu takkan terbatas pada pengungsi saja tapi juga akan mempengaruhi negara penampung, terutama Jordania dan Lebanon --yang sudah menampung sangat banyak pengungsi Suriah.

Aboul-Gheit mengatakan keputusan tersebut akan menambah rumit masalah di Timur Tengah dan takkan pernah memberi sumbangan bagi kestabilan wilayah itu.

UNRWA, yang dirintis oleh resolusi PBB 70 tahun lalu, menyediakan layanan buat pengungsi Palestina yang terdaftar di lima wilayahnya --yaitu Jordania, Suriah, Lebanon, Tepi Barat Sungai Jordan dan Jalur Gaza-- berupa layanan pendidikan, perawatan kesehatan, bantuan, layanan sosial, peningkatan kamp prasarana serta kredit mikro.



Credit  antaranews.com





Uni Eropa Desak AS Pikir Ulang Penghentian Dana Palestina


Uni Eropa Desak AS Pikir Ulang Penghentian Dana Palestina
UNRWA mengoperasikan sekolah bagi anak-anak Palestina dan tanpa dana dari AS sekolah-sekolah itu terancam tutup. (AFP/Jaafar Ashtiyeh)



Jakarta, CB-- Uni Eropa mendesak Amerika Serikat mempertimbangkan kembali keputusan menghentikan pendanaan bagi badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, "yang disesalkan".

Uni Eropa menekankan pentingnya melanjutkan dukungan bagi UNRWA yang menyediakan sekolah bagi ratusan anak Palestina di wilayah Palestina, Yordania, Lebanon dan Suriah.

"Keputusan yang disesalkan dari AS untuk tidak lagi menjadi bagian upaya internasional dan multilateral ini menyebabkan kekosongan besar," ujar juru bicara kantor politik Uni Eropa dalam pernyataan tertulis, Sabtu (1/9).



"Dan kami berharap AS akan mempertimbangkan kembali keputusan mereka."

"Aemrika Serikat selalu memainkan, dan terus memainkan, peran penting dalam setiap upaya menciptakan perdamaian di Timur Tengah," ujar pernyataan itu.

"Uni Eropa akan terus berhubungan dengan AS dan mitra regional dan internasional dalam mencapai tujuan bersama."

Washington sejak lama menjadi donor terbesar UNRWA tetapi negara itu "tidak lagi mau memikul bagian yang tidak seimbang dalam masalah ini," ujar Jubir Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert dalam pernyataan tertulis, Jumat (31/8).

Nauert mengatakan pemerintahnya tidak akan lagi memberi bantuan tambahan dari US$60 juta dolar yang telah dibayarkan pada Januari lalu.

Langkah AS ini dikecam oleh Palestina dan UNRWA tetapi disambut baik oleh Israel.

Nauert menyebut UNWRA "operasi yang cacat sejak lahir."

Sebanyak 28 Negara anggota Uni Eropa, sebagai penyumbang dana kedua terbesar bagi UNRWA, mengatakan akan membicarakan masalah ini dengan mitra internasionalnya untuk "memastikan tercipta sistem bantuan efektif dan berkelanjutan bagi warga Palestina, termasuk melalui UNRWA, sebelum sidang Majelis Umum PBB September ini.




Credit  cnnindonesia.com





UNRWA, Badan Penolong Jutaan Pengungsi Palestina


UNRWA, Badan Penolong Jutaan Pengungsi Palestina
UNRWA terancam tidak bisa lagi beroperasi, termasuk menyelenggarakan sekolah bagi anak-anak Palestina, setelah AS menghentikan pendanaan. (AFP/Jaafar Ashtiyeh)


Jakarta, CB -- UNRWA adalah badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) yang menjadi tali penyambung hidup bagi jutaan warga Palestina sejak didirikan 70 tahun lalu.

Amerika Serikat yang merupakan donor dana terbesar UNRWA mengumumkan penghentian pendanaan organisasi yang disebutnya "cacat sejak lahir", pada Jumat (31/8).

Badan Bantuan dan Proyek PBB atau UNRWA didirikan pada Desember 1949 oleh Dewan Keamanan PBB setelah pecah perang akibat pendirian negara Israel pada 1948.



Lebih dari 760 ribu warga Palestina menyelamatkan diri dari tentara Yahudi atau dipaksa keluar dari rumah mereka. Sebagian besar dari mereka pindah ke negara-negara tetangga.

UNRWA menjadi satu-satunya penjamin atas status internasional pengungsi Palestina itu.

Badan ini memberi bantuan kepada lebih dari tiga juta, dari lima juta, warga Palestina yang terdaftar sebagai pengungsi. Bantuan itu disalurkan lewat sekolah dan pusat layanan kesehatan di wilayah Palestina serta di Lebanon, Yordania dan Suriah.

Badan ini mengakui 59 kamp pengungsi, 19 diantaranya berada di Tepi Barat yang merupakan wilayah Palestina namun diduduki oleh Israel selama lebih dari setengah abad.

Sekolah-sekolah UNRWA ini memberi pendidikan bagi 520 anak-anak dan menghabiskan 54 persen dari anggaran badan itu.

UNWRA juga menyediakan pusat layanan kesehatan dan bantuan keuangan bagi para pengungsi Palestina

Terdapat lebih dari 20 ribu pegawai UNRWA di Timur Tengah dan sebagian besar adalah warga Palestina.

AS Hentikan Dana

Amerika Serikat adalah pemberi dana terbesar bagi UNRWA dengan jumlah lebih dari US$350 juta.

Donor terbesar kedua adalah Uni Eropa yang menyumbang sekitar setengah dana dari AS ini.

Pada Januari 2018, Washington hanya menyumbang US$60 juta dolar kepada UNRWA

Pada Jumat (31/8), pemerintah Donald Trump mengatakan "Amerika Serikat tidak akan memberi bantuan tambahan kepada UNRWA".

Isrel, yang menyambut baik keputusan AS itu, menuduh UNRWA membuat konflik di Timur Tengah tidak akan berakhir dengan mempertahankan pandangan bahwa jutaan warga Palestina adalah pengungsi yang berhak kembali ke rumah yang telah ditinggalkan oleh leluhur mereka atau diusir.

Namun, Komisaris Jenderal UNRWA Pierre Kraehenbuel mengatakan pada Kamis (30/8) bahwa badan ini memiliki peran penting hingga solusi akhir konflik Palestina-Israel dicapai.

UNRWA, Badan Penolong Jutaan Pengungsi Palestina
Israel yang terus terlibat bentrokan dengan warg Palestina menyambut baik keputusan AS menghentikan dana bagi badan PBB UNRWA.(REUTERS/Mohamad Torokman)


Palestina mengkritik langkah AS ini dan tudingan Israel dengan merujuk kepada fakta bahwa Israel menerima bantuan militer sebesar US$3 miliar per tahun.

Pejabat senior Palestina, Hanan Ashrawi, menggambarkan penghentian dana dari AS ini sebagai langkah "kejam dan tidak bertanggung jawab".

Balasan Serius

UNRWA sudah kekurangan dana jauh sebelum pengumuman penghentian pendanaan dari pemerintah Donald Trump.

Badan ini sekarang hanya dibiayai dengan bantuan dana sukarela dari negara anggota PBB.

Pada 2015, badan ini hampir menutup seluruh sekolah miliknya karena kekurangan dana, dan mengalami defisit anggaran sebesar puluhan juta dolar tahun lalu.

UNRWA, Badan Penolong Jutaan Pengungsi Palestina
UNRWA mengatakan operasi badan itu yang juga meliputi penyelenggaraan sekolah bagi anak Palestina terancam berhenti akibat penghentian dana dari AS. (AFP/Mahmud Hams)
Pada Agustus 30, Yordania mengumumkan rencana konferensi untuk mendukung badan yang memerlukan dana setidaknya US$200 juta pada akhir tahun ini. Konferensi internasional itu akan diadakan pada 27 September mendatang. Jerman telah mengumumkan penambahana sumbangan dalam jumlah "besar" untuk membantu organisasi ini

Mahmoud Mubarak, direktur komite yang menjalankan 19 kamp pengungsi di Tepi Barat tempat sekitar 500 ribu warga Palestina tinggal, memperingatkan akan "balasan serius" dari keputusan AS ini.

Sementara itu, Juru Bicara UNRWA Chris Gunnes memperingatkan bahwa "UNRWA tidak akan memiliki dana sedikitpun" pada akhir September.





Credit  cnnindonesia.com



Pernah Buat Marah Orang Yahudi, Kini Duterte Kunjungi Israel



Presiden Duterte
Presiden Duterte
Foto: ABC News

Duterte akan bertemu dengan PM Benjamin Netanyahu.




CB, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte memulai kunjungannya ke Israel pada Senin (3/9) waktu setempat. Perjalanan tur regional ke Israel ini merupakan kali pertama bagi seorang presiden Filipina yang juga akan singgah di Yordania.

Presiden berusia 73 tahun itu mengatakan, akan berusaha menegaskan kembali serta memperbaharui hubungan di antara kedua pihak. Diperkirakan 76 ribu warga Filipina tinggal dan bekerja di Israel.

"Saya berangkat hari ini untuk kunjungan bersejarah yang menggarisbawahi visi kami untuk negara kami yang juga anggota komunitas dunia yang bertanggung jawab. Filipina yang bersahabat dengan semua orang dan tidak memilki musuh," kata Duterte sebelum berangkat ke Tel Aviv.

Dalam jadwalnya, Duerte akan bertemu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Reuven Rivlin untuk membicarakan kesepakatan pertahanan, tenaga kerja dan pariwisata.

Duterte juga ingin meningkatkan kerja sama keamanan dengan Israel yang telah menjual kepada Filipina sebanyak tiga sistem radar dan 100 kendaraan lapis baja. "Selain itu, keamanan udara dan kesepakatan pesawat juga akan dibicarakan,"kata Presiden.


Menurut data otoritas Israel, ekspor ke Filipina bernilai  143 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada 2017. "[Kunjungan] Presiden Duterte untuk mencari pasar alternatif, untuk senjata bagi angkatan bersenjata kita, serta untuk polisi," ujar pakar hubungan internasional di Universitas Filipina, Henelito Sevilla dikutip Aljazirah, Senin (3/9).

Duterte juga akan mengunjungi pemakaman Yad Vashem Holocaust di Yerusalem dan Open Doors Monument, sebuah peringatan bagi orang-orang Filipina yang menyelamatkan orang-orang Yahudi dari penganiayaan Nazi.

Dikenal dengan logat dan kalimat yang kontroversial, Duterte telah membandingkan pembunuhan yang dilakukan selama perang anti-narkoba kontroversialnya dengan pembunuhan orang Yahudi oleh pemimpin Nazi Jerman Adolf Hitler.

"Hitler membantai tiga juta orang Yahudi. Sekarang, ada tiga juta pecandu narkoba [di Filipina]. Saya akan senang membantai mereka," katanya pada tahun 2017. Kebanyakan sejarawan mengatakan, enam juta orang Yahudi tewas dalam Holocaust.

Duterte, yang berkuasa tahun 2016, kemudian meminta maaf atas pernyataannya. Dia mengakui pernyataannya itu ditujukan untuk para kritikus yang telah menyamakannya dengan pemimpin Nazi.





Credit  republika.co.id



Boko Haram tewaskan 30 prajurit di Nigeria


Boko Haram tewaskan 30 prajurit di Nigeria
Ilustrasi Bendera Nigeria (Reuters)



Lagos, Nigeria (CB) - Sedikitnya 30 anggota pasukan keamanan Nigeria tewas setelah petempur Boko Haram menyerbu satu desa di daerah bergolak Negara Bagian Borno di bagian timur-laut Nigeria, kata beberapa sumber militer kepada Xinhua pada Sabtu (1/9).

Serangan tersebut terjadi di Desa Zari di Daerah Guzamala di negara bagian itu, kata sumber tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad malam. Ditambahkannya, jenazah prajurit itu secara diam-diam dibawa ke Maiduguri, Ibu Kota Negara Bagian Borno.

"Ya, sebagian anak-anak diserang dan sayangnya, kami kehilangan sebanyak 30 anak (prajurit) atas serangan anggota Boko Haram,, tapi mereka (Boko Haram) kehilangan anggota juga," kata satu sumber yang tak ingin disebutkan jatidirinya.

Satu sumber lain mengatakan beberapa prajurit menderita luka serius dalam serangan itu. Ia menggambarkan situasi tersebut sebagai sangat menyedihkan.

"Benar, mereka gugur dan jenazah mereka telah dibawa secara diam-diam ke Maiduguri," tambah sumber itu.

Militer Nigeria di dalam satu pernyataan pada Jumat malam telah mengkonfirmasi serangan yang terjadi tersebut, dan mengatakan tentara menewaskan beberapa petempur Boko Haram dan menyita senjata di Daerah Guzamala di Negara Bagian Borno, yang bergolak, setelah baku-tembak.

Onyeama Nwachukwu, Juru Bicara Militer Nigeria, mengatakan di dalam satu pernyataan yang diterima Xinhua bahwa banyak tembakan dilepaskan ke arah gerilyawan dari oleh tentara darat dan udara, sehingga menetralkan beberapa dari mereka dan senjata mereka selama baku-tembak.

Itu adalah satu dari beberapa serangan terhadap pasukan keamanan Nigeria di bagian utara negeri tersebut pada tahun ini.


Satu kendaraan militer disergap oleh Boko Haram dan tujuh prajurit kehilangan nyawa mereka di Borno saat melakukan misi pertolongan ke Republik Benin, yang bertetangga, pada 14 Juli.

Sebagian tentara menderita luka tembak dan menyelamatkan diri ke semak sementara empat prajurit tewas di tempat.

Mayat tujuh prajurit dilaporkan telah ditemukan di semak 25 hari setelah serangan oleh kelompok garis keras itu.

Pada 20 Maret, 11 prajurit tewas oleh kelompok bersenjata di Desa Kampanin Doka di Negara Bagian Kaduna, Nigeria Utara.

Boko Haram sejak 2009 telah berusaha mendirikan negara dengan dasar agama di bagian timur-laut Nigeria, dan telah menewaskan sebanyak 20.000 orang serta memaksa jutaan orang lagi mengungsi.

Keuletan kelompok Boko Haram di Lembah Danau Chad sejak 2009 menimbulkan tantangan besar keamanan, kemanusiaan dan pemerintahan, kata PBB.

Empat negara terjebak dalam aksi perlawanan adalah Kamerun, Chad, Niger dan Nigeria. PBB menyatakan Boko Haram telah membuat hampir 2,4 juta orang meninggalkan rumah mereka di sub-wilayah Danau Chad.




Credit  antaranews.com





Misteri 'Kapal Hantu' Berbendera Indonesia Muncul di Myanmar Terjawab


Misteri Kapal Hantu Berbendera Indonesia Muncul di Myanmar Terjawab
Kapal hantu berbendera Indonesia, Sam Ratulangi PB 1600 ditemukan di kawasan pantai Myanmar. Foto/Kepolisian Yangon/Facebook

YANGON - Sebuah kapal tanpa awak atau "kapal hantu" ditemukan mengapung di Teluk Martaban di dekat wilayah Yangon, Myanmar, pekan lalu. Angkatan Laut setempat telah menemukan jawaban dari misteri kapal yang membawa bendera Republik Indonesia (RI) itu.

Kapal kontainer besar, kosong dan berkarat tersebut bernama Sam Ratulangi PB 1600. Nelayan Myanmar merupakan penemu pertamanya. "Itu terdampar di pantai (dan) membawa bendera Indonesia," kata pihak Kepolisian Yangon."Tidak ada pelaut atau pun barang di kapal."

Pihak Angkatan Laut setempat mengatakan kapal kontainer itu ditarik oleh kapal tunda menuju ke pabrik pemecah kapal di Bangladesh. Namun, para awak meninggalkan kapal itu setelah terperangkap dalam cuaca buruk.

Pihak berwenang dan personel Angkatan Laut telah menaiki Sam Ratulangi PB 1600 pada hari Kamis untuk mencari petunjuk setelah kandas di pantai Myanmar. Awalnya, polisi dan pengamat bingung bagaimana kapal besar, tanpa pelaut atau pun barang di atasnya, bisa berakhir di Myanmar.

Menurut situs Marine Traffic yang mencatat pergerakan kapal di seluruh dunia, Sam Ratulangi PB 1600 dibangun pada tahun 2001. Panjangnya lebih dari 177 meter (580 kaki).

Menurut kantor berita AFP yang dikutip BBC, lokasi kapal itu terakhir tercatat di lepas pantai Taiwan pada tahun 2009. Sam Ratulangi PB 1600 adalah contoh kapal telantar pertama yang muncul di perairan Myanmar.

Pada Sabtu (1/9/2018) kemarin, Angkatan Laut Myanmar mengatakan, pihaknya menduga kapal itu ditarik oleh kapal lain setelah dua kabel ditemukan di kepalanya.

Mereka kemudian menemukan tugboat, yang disebut sebagai Independence, sekitar 80 km (50 mil) di lepas pantai Myanmar.

Setelah menanyakan kepada 13 anggota awak kapal Indonesia, mereka mengetahui bahwa kapal tunda itu telah menarik kapal Sam Ratulangi PB 1600 sejak 13 Agustus, dan bermaksud untuk membawanya ke sebuah pabrik di Bangladesh yang akan membongkar dan menyelamatkan kapal.

Namun, beberapa kabel yang menempel di kapal putus saat cuaca buruk melanda, dan mereka memutuskan untuk meninggalkan kapal.

Pihak berwenang sedang menyelidiki lebih lanjut. Menurut laporan Eleven Myanmar, pemilik kapal tunda itu diduga berasal dari Malaysia.

Bangladesh memiliki industri pemecah kapal besar, dengan ratusan kapal komersial tua dibongkar di Chittagong setiap tahunnya. 

Tetapi bisnis ini kontroversial, di mana para kritikus mengatakan bahwa pekerjaan itu tidak diatur dengan baik dan berbahaya bagi buruh.



Credit  sindonews.com





Jumat, 31 Agustus 2018

Tradisi Perdana Menteri Baru Australia Kunjungi Indonesia


Scott Morrison sekarang menjadi perdana menteri australia yang baru menggantikan Malcolm Turnbull.
Scott Morrison sekarang menjadi perdana menteri australia yang baru menggantikan Malcolm Turnbull.
Foto: ABC
Perdana menteri baru Australia Scott Morrison akan mengunjungi Jakarta Jumat besok.



CB, CANBERRA -- Perdana Menteri baru Australia Scott Morrison akan mengunjungi Jakarta pada Jumat (31/8), yang merupakan kunjungan luar negeri pertamanya sebagai kepala pemerintahan. Dia meneruskan semacam "tradisi" pemimpin baru negara itu untuk menjadikan Indonesia sebagai tujuan kunjungan pertama.


Perdana Menteri Paul Keating di era 1990-an yang memulai "tradisi" ini. Tapi konteksnya waktu itu, didorong oleh keinginan Australia agar bisa lebih dekat ke Asia. Konon, Paul Keating bahkan menganggap Presiden Suharto sebagai "guru politik" yang amat dihormatinya.

Ada yang menyebut bahwa "tradisi" kunjungan pertama ke Jakarta yang diteruskan oleh PM Kevin Rudd, PM Tony Abbott, PM Malcolm Turnbull dan kali ini PM Scott Morrison, hanya bermakna simbolis. Tapi, setidaknya, di era Paul Keating, maknanya jauh lebih mendalam.


Bahkan, di Istana Negara Jakarta pada Desember 1995, PM Keating dan Presiden Suharto menjadi saksi perjanjian bersejarah kedua negara, Perjanjian Keamanan Australia-Indonesia. Dengan berhasil menggandeng Indonesia yang ketika itu begitu disegani di Asia, PM Keating pun memastikan posisi Australia di kawasan ini.


Menurut penuturan Wakil PM Kim Beazley ketika itu, sebagaimana tercatat dalam Arsip Nasional Australia, PM Keating memang "sangat menghormati Suharto". Keating, kata Beazley, menyukai Suharto dan sebaliknya Suharto pun sangat menyukai Keating.


"Suharto menganggap Keating sebagai anak sendiri dan sangat memproteksinya," demikian kesaksian Kim Beazley.


Belum pernah ada lagi pemimpin kedua negara yang memiliki kedekatan seperti mereka, sejak itu.


985876-3x2-940x627.jpg
Photo: "Tradisi" tersebut dilanjutkan di era PM Kevin Rudd. (Foto: AAP)


Pengganti PM Keating, PM John Howard, tadinya hampir menjadikan Jakarta sebagai tujuan kunjungan pertama. Namun, dia membatalkan rencananya itu pada menit-menit terakhir.


PM Kevin Rudd yang menggantikan PM Howard kemudian meneruskan tradisi itu. Pada 2007 – tak sampai sebulan setelah terpilih sebagai pedana menteri – PM Rudd bertolak ke Indonesia menemui Presiden Yudhoyono.


Dia memang dikenal terobsesi membawa Australia untuk menyatu dengan Asia, menanggalkan orientasi dan fokus negara ini ke Eropa. Selama masa jabatannya, PM Rudd tercatat berkunjung ke Indonesia sebanyak 10 kali. Hal itu termasuk di periode kedua pada 2013 ketika dia menggantikan kembali PM Julia Gillard.


Di era PM Rudd, sektor pendidikan dan penelitian mendapat penekanan penting. Disebutkan bahwa lebih 100 ribu orang Indonesia telah menamatkan pendidikan tinggi di Australia.


PM Rudd diganti oleh PM Gillard setelah terjadi perseteruan kepemimpinan dalam partai mereka, Partai Buruh. PM Gillard tidak menjadikan Jakarta sebagai tujuan kunjungan pertamanya ke luar negeri.


Bahkan kepada ABC pada 2010, dia mengaku lebih memilih untuk mengunjungi sekolah-sekolah di Australia daripada bertemu dengan para pemimpin dunia di forum internasional. "Saya akan sangat terbuka dalam soal ini. Kebijakan luar negeri bukanlah minat saya," katanya ketika itu.


Tony Abbott yang terpilih menjadi PM baru dari Partai Liberal, justru mengembalikan "tradisi" kunjungan pertama ke Jakarta pada September 2013.


4314736-3x2-940x627.jpg
Photo: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan PM Tony Abbott. (Foto: AFP)


PM Abbott bahkan membawa serta rombongan pengusaha dalam jumlah besar. "Delegasi ini mengirim pesan jelas, bahwa pemerintah dan pengusaha Australia bermaksud meningkatkan hubungan ekonomi antara kedua negara," katanya.


Bahkan, PM Abbott menghendaki agar seluruh perdana menteri Australia berikutnya, menjadikan kunjungan luar negeri pertama ke Indonesia sebagai "tradisi". Hal itu, menurut PM Abbott, untuk menggarisbawahi betapa pentingnya posisi Indonesia bagi masa depan Australia sendiri.


"Pemerintahan saya akan menerapkan kebijakan luar negeri yang lebih berorientasi Jakarta daripada Jenewa," ujar PM Abbott ketika itu.


2E5ECAEB00000578-3315328-image-a-20_1447330188734.jpg
Photo: PM Malcolm Turnbull mandi keringat saat mengunjungi Pasar Tanah Abang bersama Presiden Joko Widodo. (Foto: AAP)


Pada November 2015, Malcolm Turnbull yang menggantikan Tony Abbott sebagai perdana menteri karena perseteruan internal partai mereka, Partai Liberal, juga meneruskan tradisi ini. Meskipun saat itu hanya sekitar 10 jam berada di Jakarta, tetapi PM Turnbull menyatakan sangat terkesan dengan kehangatan tuan rumah.


Kali ini, Scott Morrison, perdana menteri baru yang juga terpilih akibat perseteruan internal Partai Liberal, kembali menjadikan Jakarta sebagai tujuan pertama. Tampaknya, seluruh delegasi perdana menteri Australia, baik yang dulu maupun yang sekarang, menyadari bahwa sebenarnya Indonesia itu lebih penting bagi Australia dibandingkan sebaliknya.


PM Morrison sendiri mengakui, kunjungan kenegaraan yang memilih Indonesia sebagai tujuan pertama, adalah penggambaran mengenai pentingnya hubungan kedua negara bagi pemerintahannya. "Australia dan Indonesia berbagi hubungan geografis dan historis yang dalam, hubungan kontemporer yang hidup dan visi keamanan dan kesejahteraan kawasan," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima ABC.


Dalam kata-kata PM Paul Keating, "tidak ada negara yang lebih penting kedudukannya bagi Australia selain Indonesia". "Wilayah teritorial Australia mungkin terancam secara langsung oleh kekuatan militer hanya dari, atau melalui, Indonesia dan PNG," ujarnya.






Credit  republika.co.id




Rusia dan Suriah Bersumpah Sapu Bersih Teroris di Idlib

Presiden Rusia, Vladimir Putin saat menggelar pertemuan dengan Presiden Suriah Bashar Assad dalam kunjungannya di pangkalan udara Hemimeem di Suriah, 11 Desember 2017. Mikhail Klimentyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via REUTERS
Presiden Rusia, Vladimir Putin saat menggelar pertemuan dengan Presiden Suriah Bashar Assad dalam kunjungannya di pangkalan udara Hemimeem di Suriah, 11 Desember 2017. Mikhail Klimentyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via REUTERS

CB, Jakarta - Pemerintah Suriah dan sekutu besarnya, Rusia, memberikan sinyal akan habis-habisan menyapu bersih dan mengambil alih kawasan yang dikuasi pemberontak di Provinsi Idlib.
"Tekad ini menimbulkan ketakutan munculnya krisis kemanusiaan besar," tulis Al Jazeera, Jumat 31 Agustus 2018.

Sergei Lavrov [Reuters]
Berbicara dalam konferensi pers di Moskow bersama rekannya dari Suriah, Walid Muallem, usai melakukan pertemuah tertutup, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan bahwa sebagian besar wilayah Suriah telah dibebaskan dari kaum teroris dan menyelamatkan Idlib, provinsi di sebelah utara dekat perbatasan Turki.
"Apa yang kami inginkan adalah menyapu bersih kelompok teroris, persisnya menurunkan ketegangan di kawasan Idlib," ujar Lavrov.

Donald Trump dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov dan Duta Besar Sergei Kislyak. AFP
Idlib, sebuah kawasan yang menjadi hunian bagi sekitar tiga juta penduduk. Lebih dari separuh penduduknya menjadi pemberontak, sedangkan sisanya mengalir masif ke Aleppo, Ghouta Timur dan Deraa setelah pasukan proSuriah melakukan gempuran berat.

Pada acara jumpa pers tersebut, Lavrov juga memperingatkan Amerika Serikat dan sekutu Barat agar tidak bermain api di Suriah dengan menyebar isu penggunaan senjata kimia di Idlib oleh militer pemeritah Suriah.





Credit  tempo.co







Operasi Militer Koalisi AS Tewaskan 1.061 Warga Sipil

Operasi Militer Koalisi AS Tewaskan 1.061 Warga Sipil
Sebanyak 1.061 warga sipil tewas akibat operasi militer koalisi AS di Iran dan Suriah. Foto/Istimewa

WASHINGTON - Setidaknya 1.061 warga sipil telah dikonfirmasi tewas di Suriah dan Irak sebagai hasil dari kampanye koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) untuk memberangus ISIS. Demikian laporan Gabungan Joint Task Force - Operation Inherent Resolve (CJTF-OIR).

"Berdasarkan informasi yang tersedia, CJTF-OIR menilai setidaknya 1.061 warga sipil telah secara tidak sengaja dibunuh oleh serangan Koalisi sejak dimulainya Operasi Inherent Resolve," kata laporan itu.

"Sejumlah 216 laporan masih terbuka," sambung laporan itu seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (31/8/2018).

Angka terbaru laporan tersebut mencakup semua korban sipil dari awal kampanye pada Agustus 2014 hingga Juli 2018. Periode ini koalisi pimpinan AS melakukan total 29.920 serangan.

Pada Juli 2018, serangan koalisi menewaskan sedikitnya tiga warga sipil, berdasarkan analisis tiga laporan yang dianggap kredibel oleh pejabat AS. "Koalisi menetapkan bahwa 15 laporan korban sipil lainnya tidak dapat dipercaya," kata laporan itu.

Koalisi pimpinan AS yang terdiri lebih dari 70 negara melakukan operasi militer terhadap kelompok teroris Daesh di Suriah dan Irak. Kegiatan koalisi AS di Irak dilakukan bekerja sama dengan pejabat Irak, tetapi di Suriah tidak diizinkan oleh pemerintah Presiden Bashar al-Assad atau Dewan Keamanan PBB.




Credit  sindonews.com



Presiden AS Donald Trump Ancam Keluar dari WTO




Jakarta, CB -- Presiden Donald Trump mengancam bahwa Amerika Serikat akan keluar dari Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO), 'jika mereka tidak berubah'.

"Jika mereka tidak berubah, saya akan mundur dari WTO," kata Trump dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg News, seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat (31/8).

Jika Trump benar-benar mewujudkan ancamannya mundur dari WTO, maka langkah itu seperti itu dapat merusak salah satu fondasi sistem perdagangan global modern, dimana Amerika Serikat sangat berperan dalam pembentukannya. 



Trump berulang kali mengeluhkan perlakuan tidak adil WTO terhadap Amerika Serikat dalam perdagangan global. Trump juga menyalahkan WTO karena membiarkan hal itu terjadi.

Tak hanya mengancam mundur dari keanggotaan badan dunia yang notabene diciptakan Amerika Serikat sendiri, Trump juga memperingatkan bahwa dia bisa mengambil tindakan atas WTO. Belum jelas tindakan apa yang bakal diambil Trump tersebut.




Credit  cnnindonesia.com




Laporan IAEA: Iran patuh terhadap kesepakatan nuklir

Laporan IAEA: Iran patuh terhadap kesepakatan nuklir

Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Intenasional (IAEA) Yukiya Amano (REUTERS/Leonharad Foeger)





Wina, Austria, (CB) - Iran terus mematuhi larangan dalam kegiatan nuklirnya seperti yang ditetapkan dalam kesepakatan, yang dicapai dengan kekuatan dunia pada 2015.

Kesimpulan itu diisyaratkan dalam laporan rahasia badan pengawas atom Perserikatan Bangsa-bangsa (IAEA) pada Kamis.

Dalam laporan triwulan keduanya sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pada Mei bahwa AS akan keluar dari kesepakatan itu dan menerapkan sanksi, IAEA mengatakan Iran mematuhi batasan dalam hal pengayaan uranium dan pasokan uranium serta bahan lain, yang diperkaya.

Dalam laporan sebelumnya pada Mei, IAEA mengatakan Iran bisa lebih bekerja sama dengan pemeriksa dan dengan itu akan meningkatkan kepercayaan.

Laporan pada Kamis menyebutkan bahwa IAEA, yang berpusat di Wina, dapat menjalankan seluruh pemeriksaan yang diperlukan guna memastikan bahwa Iran benar-benar mematuhi kesepakatan tersebut, kata Reuters.

"Kerja sama yang tepat waktu dan proaktif Iran dalam memberikan akses telah memudahkan penerapan Protokol Tambahan dan meningkatkan kepercayaan," menurut laporan yang dibagikan kepada negara anggota IAEA itu.

"Tingkat produksi (uranium diperkaya) tetap tidak berubah. Tidak ada perubahan apa pun," tambah diplomat senior.


Amerika Serikat menerapkan kembali sanksi-sanksi terhadap Iran --yang sebenarnya sudah dicabut berdasarkan kesepakatan nuklir. Melihat keadaan tersebut, banyak diplomat dan pengulas sekarang meragukan apakah kesepakatan itu akan bertahan di tengah upaya-upaya yang dijalankan Uni Eropa untuk mengimbangi beberapa dampak dari langkah yang diambil Trump.

Pada Rabu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei mengungkapkan keraguannya bahwa negara-negara Uni Eropa memiliki kemampuan untuk menyelamatkan perjanjian tersebut. Ia mengatakan Iran kemungkinan akan meninggalkannya.

Presiden Iran Hassan Rouhani diminta Khamenei tidak terlalu bergantung pada dukungan Eropa pada saat ia semakin mendapat tekanan di dalam negeri terkait penanganannya soal perekonomian dalam menghadapi sanksi AS.




Credit  antaranews.com





Gugat Sanksi ke Mahkamah Internasional, AS Tuding Iran Beritikad Buruk


Gugat Sanksi ke Mahkamah Internasional, AS Tuding Iran Beritikad Buruk
Iran menggugat sanksi yang dijatuhkan AS ke Mahkamah Internasional. Foto/Istimewa

WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menuduh Iran beritikad buruk dengan menggugat sanksi baru Washington ke pengadilan internasional. Sanksi itu dijatuhkan AS terkait dengan program nuklir dan rudal Iran.

Iran telah meminta Mahkamah Internasional untuk memerintahkan AS mencabut sanksinya. Sanksi itu diberlakukan kembali setelah Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir multilateral 2015.

Iran membawa kasus ini ke pengadilan di Den Haag berdasarkan perjanjian persahabatan tahun 1955 yang mendahului Revolusi Islam di negara itu.

Washington mengatakan kepada pengadilan bahwa tidak ada yurisdiksi untuk memutuskan kasus tersebut, yang dikatakannya adalah masalah keamanan nasional.

"Iran tidak menganjurkan perjanjian persahabatan dengan itikad baik dalam proses ini," kata pengacara Departemen Luar Negeri AS Jennifer Newstead dalam argumen penutupnya.

"Iran tidak dapat diizinkan untuk menarik pengadilan ini ke dalam kampanye politik dan psikologis terhadap Amerika Serikat," tambahnya seperti dikutip dari AFP, Kamis (30/8/2018).

Selama empat hari persidangan, Iran mengatakan sanksi yang diberlakukan kembali bulan ini menyebabkan penderitaan ekonomi bagi warganya.

Para pengacara AS menjawab bahwa salah urus ekonomi adalah akar dari kesengsaraan Iran.

Gelombang kedua dari sanksi AS akan menghantam Iran pada awal November, menargetkan ekspor minyak yang vital.

Menutup sidang, ketua ICJ Abdulqawi Yusuf mengatakan pengadilan akan mengeluarkan putusan sesegera mungkin tetapi tidak menetapkan tanggalnya.

"Para hakim sangat menyadari taruhan politik," kata Eric De Brabandere, profesor penyelesaian sengketa internasional di Universitas Leiden di Belanda.

"Tetapi pada prinsipnya pengadilan akan memfokuskan secara ketat pada aspek hukum dari kasus ini," katanya kepada AFP. 

Meskipun mereka terikat perjanjian persahabatan dan hubungan ekonomi 1955, Iran dan Amerika Serikat belum memiliki hubungan diplomatik sejak tahun 1980.

ICJ didirikan pada 1946 untuk memutuskan perselisihan antar negara.

"Pengadilan bertugas memutuskan hanya apakah itu memiliki yurisdiksi atas permintaan Iran," kata De Brabandere.

Namun dia mencatat bahwa konsekuensi politik dari keputusan itu tentu saja penting, karena negara manapun akan melihat hasil yang menguntungkan sebagai kemenangan besar.



Credit  sindonews.com


Indonesia-AS Perkuat Kerjasama di Bidang Pertahanan

Indonesia-AS Perkuat Kerjasama di Bidang Pertahanan
Kesepakatan itu dicapai saat terjadi pertemuan antara Menteri Pertahanan Indonesia, Ryamizard Ryacudu dengan Menteri Pertahanan AS, James Mattis. Foto/KBRI Washington DC

WASHINGTON - Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk memperkuat hubungan dalam bidang pertahanan. Kesepakatan itu dicapai saat terjadi pertemuan antara Menteri Pertahanan Indonesia, Ryamizard Ryacudu dengan Menteri Pertahanan AS, James Mattis.

Menurut keterangan Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Washington DC, Ryamizard melakukan kunjungan ke AS pada tanggal 27 hingga 29 Agustus lalu. Kunjungan ini adalah bagian dari upaya untuk terus memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan AS, khususnya di bidang pertahanan.

Saat bertemu Mattis, yang bertempat di Pentagon, Ryamizard terlebih dahulu disambut dengan upacara militer berupa dentuman meriam 21 kali yang dilanjutkan dengan pemeriksaan pasukan kehormatan dan pengumandangan lagu kebangsaan kedua negara.

Dalam pertemuan tersebut, kedua Menhan menegaskan kembali hubungan kerja sama pertahanan kedua negara yang telah terjalin erat sejak lama. Ryamizard juga menekankan dukungan RI terhadap konsep “Free and Open Indo-Pacific” yang digagas oleh AS, dengan mengedepankan pendekatan ekonomi, menjunjung prinsip inklusifitas, dan mengedepankan peran ASEAN.

"Keduanya juga membahas sejumlah isu strategis, khususnya isu pertahanan dan keamanan di kawasan Indo-Pasifik. Berbagai langkah konkret telah disepakati dalam rangka memperluas kerja sama Maritime Domain Awareness, penegakan resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB untuk memerangi kejahatan trans-nasional seperti pembajakan/perompakan (piracy), Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing, dan illicit trafficking," bunyi keterangan KBRI Washington DC.

"Lebih lanjut, Menhan AS mendukung kerja sama trilateral Indonesia-Malaysia-Filipina, yang ditujukan bagi peningkatan keamanan di perairan masing-masing negara," sambungnya.

KBRI kemudian menuturkan, dalam pertemuan tersebut juga disepakati beberapa kerja sama konkret, diantaranya peningkatan kapasitas SDM melalui program pendidikan dan latihan bersama, peningkatan kapasitas industri pertahanan, serta modernisasi alutsista dan sistem pertahanan.   

"Dalam kunjungan ini, Menhan juga menyaksikan penandatanganan MoU kerja sama antara Boeing dengan P.T. Dirgantara Indonesia untuk mengembangkan teknologi manufaktur, perawatan, dukungan, pelatihan, dan sertifikasi. Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan industri penerbangannya bagi kebutuhan angkatan bersenjata," tukasnya. 





Credit  sindonews.com





Indonesia Tanggapi Laporan Dewan HAM Soal Rohingya


Warga muslim rohingya menunggu penyaluran bantuan berupa paket makanan di Kamp Pengungsi Rohingya di Propinsi Sittwe, Myanmar.
Warga muslim rohingya menunggu penyaluran bantuan berupa paket makanan di Kamp Pengungsi Rohingya di Propinsi Sittwe, Myanmar.
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika

Indonesia telah mengusulkan formula 4+1 kepada Pemerintah Myanmar.



CB,  JAKARTA -- Pemerintah Indonesia memberi tanggapan atas laporan awal Tim Pencari Fakta Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai pelanggaran hak asasi manusia (HAM), khususnya dugaan terjadinya genosida di negara bagian Rakhine, Myanmar.

"Pesan Indonesia kepada Pemerintah Myanmar sangat jelas. Indonesia telah mengusulkan formula 4+1 kepada Pemerintah Myanmar," demikian disampaikan dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Kamis (30/8).

Formula 4+1 yang diusulkan pemerintah Indonesia, yaitu pentingnya segera menciptakan stabilitas dan keamanan, menahan diri dan tidak menggunakan kekerasan, perlindungan terhadap semua orang tanpa melihat latar belakang etnik dan agama, akses terhadap bantuan kemanusiaan serta implementasi rekomendasi laporan Kofi Annan.

"Pesan tersebut sangatlah jelas. Indonesia berkeyakinan, jika elemen dari Formula 4+1 dijalankan, maka tragedi kemanusiaan dapat ditangani dan kondisi Rakhine State semakin baik," kata pernyataan dari Kemlu RI.

Selain itu, pemerintah Indonesia telah mencoba memainkan peran sebagai bridge builder. Indonesia juga mencoba berkontribusi dalam penanganan krisis kemanusiaan dengan berbagai bantuan, baik ke Myanmar maupun ke Bangladesh.

Namun, setelah lebih dari satu tahun sejak lingkaran kekerasan pertama terjadi, tidak banyak kemajuan yang dicapai di negara bagian Rakhine. Pemerintah Indonesia memandang semua pihak memahami kompleksitas isu dan proses reformasi yang masih berlangsung di Myanmar. Namun demikian, kompleksitas isu tersebut tidak dapat dijadikan alasan untuk membiarkan krisis terus berlangsung.

Pemerintah Indonesia menegaskan perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia semua masyarakat di Rakhine State, termasuk minoritas Muslim, adalah tanggung jawab Pemerintah Myanmar dan harus ditegakkan secara konsisten dan inklusif. Untuk itu, diperlukan komitmen politik yang kuat dari Pemerintah Myanmar untuk menyelesaikan masalah.

Berbagai nota kesepahaman dan pembentukan komite dan komisi tidak akan membantu memperbaiki situasi apabila tidak terdapat komitmen dan tekad kuat dari pemerintah Myanmar untuk menjalankan. Krisis kemanusiaan yang berawal dari Rakhine State telah berdampak pada kawasan. Ratusan ribu pengungsi meninggalkan Rakhine State menuju Bangladesh. Sebagian diantaranya mencari kehidupan ke negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Oleh karena itu, pemerintah Indonesia menekankan sudah saatnya bagi Pemerintah Myanmar untuk bersungguh-sungguh melaksanakan semua komitmen yang sudah dibuat dan menindaklanjuti berbagai rekomendasi dan temuan komisi yang dibentuknya bersama masyarakat internasional. Indonesia merupakan salah satu negara pertama yang sudah berada di Myanmar dan Bangladesh pada saat lingkaran kekerasan terjadi di Rakhine State pada 2016.

Indonesia juga merupakan negara yang sangat aktif menjalin komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan internasional yang memiliki perhatian terhadap tragedi kemanusiaan di Rakhine State, termasuk almarhum Kofi Annan dan Sekjen PBB. 




Credit  republika.co.id