Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menunjuk
kepala staf angkatan bersenjata yang baru, sedangkan kementerian dalam
negeri melakukan reorganisasi. (REUTERS/The Egyptian Presidency/Handout
via Reuters)
Jakarta, CB -- Presiden Mesir Abdel
Fattah al-Sisi menunjuk kepala staf angkatan bersenjata yang baru pada
Sabtu (28/10). Selaln itu kementerian dalam negeri juga memecat beberapa
pejabat tinggi dalam sebuah reorganisasi di negara tersebut.
Namun tak ada alasan jelas yang diberikan untuk perombakan tersebut.
Hanya saja, keputusan kementerian dalam negeri soal perombakan atau
reshuffle ini datang seminggu setelah serangan mematikan di gurun barat
Provinsi Giza.
Serangan mematikan tersebut menewaskan 16 orang polisi karena baku tembak.
Mengutip Reuters, sebuah pernyataan dari kepresidenan
mengungkapkan bahwa Jenderal Mohamed Farid Hegazy akan menggantikan
Jenderal Mahmoud Hegazy yang kini menjadi penasihat presiden untuk
perencanaan strategis dan management krisis.
Selaln itu dalam pernyataan terpisah, kementerian dalam negeri
mengumumkan bahwa mereka juga sudah mengganti beberapa pejabat tinggi.
Termasuk
di dalamnya kepala keamanan dalam negeri, asisten menteri keamanan
untuk Provinsi Giza, direktur keamanan, dan direktur keamanan pusat
untuk Giza.
Namun sampai saat ini, dia juga tak memberikan rincian lebih lanjut terkait hal tersebut.
ilustrasi: Ratusan ribu orang berkumpul di
ibukota Catalan, Barcelona pada Minggu (29/10) untuk menentang adanya
kemerdekaan Catalonia dari Spanyol.(REUTERS/Albert Gea)
Jakarta, CB -- Ratusan ribu orang
berkumpul di ibukota Catalan, Barcelona pada Minggu (29/10). Polisi kota
mengatakan bahwa kerumunan orang berjumlah sekitar 300 ribu orang.
Mereka berkumpul untuk menunjukkan kemarahan mereka atas langkah pemimpin Catalan yang ingin memisahkan diri dari Spanyol.
Orang-orang tersebut melambai-lambaikan bendera Catalan, Spanyol, dan
Uni Eropa sambal berteriak, ‘Jangat tertipu, Catalonia adalah Spanyol!’
Kerumunan orang yang terdiri dari orang tua dan anak kecil, pensiunan,
serta pemuda berjalan di sepanjang jalan Paseig de Gracia di bawah
pengawasan patroli helikopter polisi.
Carmen Gutierrez (60), salah seorang pekerja asuransi yang ikut pawai
tersebut melambaikan bendera Spanyol sembari menari dan menyanyi. Dia
mengungkapkan bahwa dia sedang bekerja saat mendengar parlemen daerah
Catalonia memutuskan untuk merdeka, Jumat lalu.
“Ini tidak akan berjalan lama,” katanya pada diri sendiri, dikutip dari AFP.
“Saya merasa sedih terhadap orang yang percaya itu.”
“Jalan-jalan tidak hanya milik kelompok separatis,” kata Alex Ramos,
seorang dokter dan wakil president Societas Civil Catalana, kelompok
penentang kemerdekaan dan penyelenggara demonstrasi itu.
Mereka membawa spanduk bertuliskan ‘bersama,’ ‘Catalonia adalah tanah saya, Spanyol adalah negara saya.’
“Tidak mungkin ada republik Catalan,” kata Oscar Torres, seorang pensiunan.
Tak dimungkiri, adanya permintaan merdeka telah memicu krisis politik
terbesar Spanyol dalam beberapa dasawarsa. Catalan terbagi karena
kemerdekaan.
Torres
mengungkapkan meskipun ada dua juta orang yang memilih dalam referendum
kemerdekaan terlarang pada 1 Oktober lalu, namun masih ada 7,5 juta
orang Catalan (yang belum memilih).
“Kita harus mencari solusi yang bisa memuaskan ego orang separatis dan juga ego penguasa Spanyol.”
Dia menambahkan bahwa kaum separatis memang punya jumlah yang banyak.
Namun dia yakin bahwa orang yang ingin Catalonia tetap jadi bagian dari
Spanyol jauh lebih banyak.
Tak cuma itu, para demonstran juga meminta pemimpin Catalan Carles
Puigdemont dipenjara. Pada Jumat, kantor jaksa penuntut umum Spanyol
akan mengajukan tuntutan atas pemberontakan terhadap Puigdemont minggu
ini.
Ribuan demonstran serukan pemenjaraan pemimpin separatis Catalonia
Presiden
Catalonia Carles Puigdemont saat memimpin rapat kabinet di kantor pusat
pemerintah daerah, Generalitat, di Barcelona, Spanyol, Selasa
(10/10/2017). (REUTERS/Ivan Alvarado)
Madrid (CB) - "Penjara untuk Puigdemont", demikian
teriakan ribuan orang di Madrid tengah yang pada Sabtu (28/10)
berdemonstrasi sambil mengibarkan bendera Spanyol raksasa dalam
kemarahan terhadap deklarasi kemerdekaan sepihak Catalonia di bawah
pimpinan separatis Carles Puigdemont.
Ketidaksenangan terhadap
upaya pemisahan diri Catalonia juga membuat banyak orang menyalahkan
Perdana Menteri Mariano Rajoy, yang mereka anggap terlalu lunak terhadap
pemimpin separatis di wilayah itu.
"Yang terjadi di Catalonia
adalah aib, dan yang terjadi setelahnya juga memalukan," kata Carlos
Fernandez, seorang teknisi pertambangan berusia 41 tahun.
Pada Jumat, parlemen Catalonia menyatakan kemerdekaan sepihak.
Rajoy
membalasnya dengan memecat Puigdemont dan eksekutifnya, membubarkan
parlemen dan menyerukan pemilu regional cepat pada 21 Desember untuk
membatalkan apa yang dia sebut sebagai "eskalasi pembangkangan".
"Tidak ada yang akan berubah dalam dua bulan," kata Fernandez tentang intervensi Rajoy, "Itu hanya akan memperpanjang masalah".
"Hari
ini, kami semua berkumpul untuk menunjukkan kesatuan kami, untuk
menyatakan bahwa kami akan mendapatkan kembali Catalonia," kata seorang
pembawa acara di hadapan massa.
"Kami tidak akan berhenti sampai melihat mereka di dalam penjara," tambah dia tentang seruan pemenjaraan Puigdemont.
Jaksa
Spanyol mengumumkan bahwa pekan depan mereka akan mengajukan tuduhan
"pemberontakan" terhadap Puigdemont -- kejahatan yang bisa kena hukuman
hingga 30 tahun penjara.
Di dekat lapangan, satu spanduk besar
dengan tulisan yang artinya "Spanyol tidak menyerah" tergantung dari
satu bangunan yang diduduki kelompok xenopobia kanan jauh, Hogar Social.
Orang-orang
condong keluar cendera dan bersorak saat puluhan pengunjuk rasa
memegang bendera Spanish Legion, satu unit angkatan darat, dan
sekelompok kecil anggota partai kanan-jauh National Democracy yang
berpawai diapik polisi.
Sementara di lapangan, insinyur 38 tahun Jorge Marin, mengatakan : "Pada akhirnya, ini tidak jadi apa-apa."
"Warga
Catalan tidak serius, dan kami tidak serius, karena mereka tidak
benar-benar mendapat kemerdekaan, dan kami tidak akan memasukkan mereka
ke penjara atas apa yang mereka lakukan," katanya sebagaimana dikutip
kantor berita AFP.
Ratusan ribu penentang kemerdekaan Catalonia unjuk gigi di Barcelona
Pengunjuk
rasa mengibarkan bendera Spanyol dan berteriak di depan balai kota
dalam sebuah demonstrasi mendukung persatuan Spanyol sehari sebelum
referendum kemerdekaan 1 Oktober yang dilarang di Catalunya, di Madrid,
Spanyol, Sabtu (30/9/2017). (REUTERS/Sergio Perez/cfo/17)
Barcelona (CB) - Ratusan ribu pendukung Spanyol bersatu
memenuhi jalan-jalan Barcelona, kemarin, dalam salah satu unjuk kekuatan
terbesar dari mayoritas diam yang selama ini harus menyaksikan para
pemimpin daerah mereka memaksakan kemerdekaan Catalonia.
Berbagai
jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan sekitar separuh elektorat di
provinsi kaya raya yang sudah mendapatkan status otonomi itu menentang
pemisahan diri Barcelona dari Spanyol. Namun gerakan prokemerdekaan yang
kian agresif telah membawa ke tingkat krisis seperti sekarang terjadi.
Jumat
pekan lalu pemerintah pusat Spanyol memecat Presiden Catalonia Carles
Puigdemont, membekukan parlemen dan membubarkan pemerintahan. Langkah
ini ditempuh setelah DPRD Catalonia memproklamasikan secara sepihak
kemerdekaan daerah ini, kendati diboikot tiga partai nasional.
Pemerintah
daerah merasa mendapatkan mandat untuk merdeka menyusul referendum
kemerdekaan 1 Oktober yang disebut pemerintah Spanyol ilegal dan
diboikot para pendukung kesatuan Spanyol.
Mengutip Reuters,
dengan mengibarkan bendera Spanyol dan menyanyikan “"Viva Espana", para
demonstran memenuhi jalan-jalan di kota Barcelona demi menunjukkan
dukungan kepada Spanyol bersatu.
"Saya di sini untuk
mempertahankan kesatuan dan hukum Spanyol," kata Alfonso Machado (55),
salesman yang membawa putrinya dengan hiasan bendera Spanyol pada
kepalanya.
Peta
Spanyol, dengan Catalonia digambarkan pada arena berwarna merah bata.
Ibukota Catalonia adalah Barcelona dan penduduknya memakai bahasa
Catalan. (google.com)
Jakarta (CB) - Pemerintah RI melalui Kementerian Luar
Negeri menyatakan bahwa Indonesia tidak mengakui kemerdekaan Catalonia
dan tidak mendukung pemisahan Catalonia dari Spanyol.
"Indonesia tidak mengakui pernyataan sepihak kemerdekaan Catalonia,"
kata pernyataan dari Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi seperti
dilansir pada laman resmi Twitter Kementerian Luar Negeri di Jakarta,
Sabtu.
Pemerintah Indonesia juga menganggap Catalonia sebagai bagian dari
wilayah Spanyol. "Catalonia adalah bagian integral Spanyol. Indonesia
tidak akan mengakui kemerdekaan Catalonia," demikian pernyataan Menlu
Retno Marsudi pada laman resmi Twitter Kemlu RI.
Catalonia menyampaikan deklarasi kemerdekaan sepihak setelah wilayah
tersebut mengadakan referendum penentuan nasib sendiri pada 1 Oktober
lalu.
Namun, referendum tersebut dinyatakan tidak sah oleh Mahkamah Konstitusi Spanyol, karena melanggar konstitusi Spanyol.
Selain Indonesia, beberapa negara lain pun menyatakan tidak mengakui
kemerdekaan Catalonia untuk memisahkan diri dari Spanyol, salah satunya
Jerman.
Pemerintah Jerman telah menyatakan dukungan kepada pemerintah
Spanyol dalam sengketanya separatis di Catalonia. Jerman pun menyatakan
tidak akan mengakui deklarasi kemerdekaan yang disampaikan parlemen
Catalonia.
Ilustrasi
- Pengunjuk rasa mengibarkan bendera Spanyol dan berteriak di depan
balai kota dalam sebuah demonstrasi mendukung persatuan Spanyol sehari
sebelum referendum kemerdekaan 1 Oktober yang dilarang di Catalonia, di
Madrid, Spanyol, Sabtu (30/9/2017). (REUTERS/Sergio Perez/cfo/17)
Madrid (CB) - Pemerintah Spanyol, Sabtu, secara resmi
mengambil alih kendali pemerintahan daerah Catalonia, yang disebut
dengan Generalitat.
Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy memegang kekuasaan atas fungsi-fungsi presiden Generalitat.
Rajoy telah mendelegasikan tugas-tugas tersebut kepada Wakil
Perdana Menteri Soraya Saenz de Santamaria, yang juga ditugaskan menjadi
wakil presiden Catalonia.
Sementara itu, menteri-menteri Spanyol mengambil alih berbagai departemen di bawah Generalitat.
Pemerintah Spanyol juga telah memecat Kepala Mossos dEsquadra
(Kepolisian Catalonia), Josep Lluis Trapero, yang menerima keputusan
tersebut.
Posisi Trapero sebagai Kepala Kepolisian Catalonia digantikan oleh Ferran Lopez.
Juga pada Sabtu, mantan presiden Generalitat, Carles Puigdemont,
meminta warga Catalonia untuk bersabar, menghindari kekerasan serta
menjalankan upaya "membangun negara yang bebas".
Sementara itu, ribuan orang berkumpul di Plaza Colon di ibu kota
negara Spanyol, Madrid, untuk membela kesatuan negara dan undang-undang
dasar Spanyol, demikian seperti dilaporkan Xinhua.
SANAA
- Pasukan koalisi Arab pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan udara
ke provinsi Hajja di barat laut Yaman pada Kamis kemarin. Serangan
tersebut menewaskan seorang pemimpin milisi Houthi dan sejumlah tentara
lainnya.
Seorang sumber militer Yaman mengkonfirmasi bahwa
pemimpin Houthi Ibrahim Abdullah al-Moayed, salah satu komandan lapangan
paling menonjol di medan perang Saada, tewas dalam serangan tersebut
seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (27/10/2017).
Sebuah
pernyataan komando wilayah militer kelima yang dikeluarkan oleh media
center mengatakan bahwa pesawat koalisi menargetkan al-Moayad dan
tentaranya di daerah Mazraq, saat menuju ke front Alba setelah
menghadiri pertemuan dengan para pemimpin milisi.
Al-Moayed
adalah putra pemimpin klan Houthi Abdullah al-Moayed. Dia ditunjuk
sebagai wakil menteri pelayanan sipil oleh pemerintah milisi. Dia adalah
orang ketiga dari saudara laki-lakinya yang membunuh orang-orang Yaman
dan pemerintah mereka yang sah.
Milisi Houthi mengkonfirmasi
kematian al-Moayad di situs jejaring sosial tempat foto-foto dia bersama
ayahnya, yang dijuluki 'guru' karena dia mewakili salah satu referensi
religius yang paling penting bagi Houthi.
AMMAN
- Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh membahas perkembangan
terakhir Palestina dengan Raja Jordania Abdullah II. Seperti diketahui,
kelompok Hamas dan Fatah telah sepakat untuk melakukan rekonsiliasi
setelah terlibat perseteruan panjang.
Dalam sebuah telpon,
Haniyeh menggariskan situasi politik dan isu persatuan Palestina. Dia
menekankan pada hubungan yang kuat antara orang-orang Palestina dan
Yordania, mengingat kejadian sejarah di mana Yordania berdiri di samping
Palestina.
"Citra Raja Yordania saat menyumbangkan darah selama
serangan Israel di Gaza dan peran almarhum Raja Hussein dalam pembebasan
pemimpin Hamas terakhir Ahmed Yassin dari penjara Israel terukir di
benak orang Palestina," katanya seperti dikutip dari Middle East Monitor, Jumat (27/10/2017).
Dia
juga mengatakan bahwa Hamas menolak semua konspirasi dan usulan negara
alternatif untuk orang-orang Palestina. "Palestina adalah Palestina dan
Yordania adalah Yordania. Kita tidak akan menerima teori tentang negara
lain," katanya.
Pemimpin tertinggi Hamas mengulangi dukungan
gerakannya untuk stabilitas Yordania, mencatat bahwa keamanan nasional
Yordania adalah keamanan nasional Palestina. Dia juga memuji kustodian
Saudi di tempat-tempat suci di Yerusalem.
Sementara itu, Raja
Yordania menekankan dukungan negaranya untuk kepentingan Palestina,
terutama menjelang tantangan yang terus berlanjut.
Dia
mengucapkan selamat kepada Haniyeh atas rekonsiliasi tersebut dan
mengatakan bahwa kerajaannya akan berusaha mengembalikan penyebab
Palestina ke prioritas utama negara-negara Arab.
NEW YORK
- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memasukkan sejumlah perusahaan
Israel dan internasional yang beroperasi di Tepi Barat, Yerusalem
Timur, dan Dataran Tinggi Golan dalam daftar hitam. Mereka dianggap
telah melanggar hukum internasional dan resolusi PBB.
Sebanyak
130 perusahaan Isrel dan 60 perusahaan internasional menerima surat
peringatan dari Komisioner PBB untuk Hak Asasi Manusia, Zeid bin Ra'ad
al-Hussein, tentang inklusi mereka yang akan masuk dalam daftar hitam.
Daftar
tersebut, yang kabarnya akan diterbitkan pada akhir Desember, termasuk
di dalamnya Israel Aerospace Industries, raksasa telekomunikasi, firma
teknologi internasional, bank, dan bahkan kafe.
Sementara perusahaan Amerika yang menerima surat tersebut adalah Coca-Cola, TripAdvisor, Airbnb, dan Caterpillar.
Duta
Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Nikki Haley mengecam daftar hitam
sebagai yang terbaru dalam serangkaian tindakan memalukan yang panjang
yang diambil oleh Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa
(UNHRC). Pada bulan Juni Haley memperingatkan AS bisa menarik diri dari
47 anggota badan tersebut.
"Ini dapat menyebabkan perusahaan
investasi besar atau dana pensiun membawa saham dari berbagai perusahaan
Israel untuk melakukan divestasi di dalamnya karena mereka kemudian
beroperasi di permukiman," kata seorang pejabat senior Israel seperti
dikutip dari Russia Today, Kamis (26/10/2017).
Ia menambahkan bahwa hal tersebut dapat menyebabkan efek bola salju yang akan sangat merugikan ekonomi Israel pada akhirnya.
Sementara
pihak perusahaan mengatakan penciptaan daftar itu bermotif politik dan
inklusi mereka dapat menyebabkan kerugian finansial dan merusak merek
mereka. Mereka dilaporkan tengah menimbang untuk mengajukan tuntutan
hukum terhadap Komisaris dan UNHRC.
Pada bulan September,
Komisaris PBB telah memperingatkan lebih dari 150 perusahaan bahwa
aktivitas mereka di wilayah Palestina yang diduduki dapat membuat mereka
masuk ke dalam daftar hitam. Pasalnya operasional mereka bertentang
dengan hukum internasional dan bertentangan dengan resolusi PBB.
Komisi
Hak Asasi Manusia PBB melakukan pemungutan suara untuk resolusi yang
akan merumuskan basis data perusahaan Israel dan internasional secara
langsung atau tidak langsung melakukan bisnis di Tepi Barat, Yerusalem
Timur atau Dataran Tinggi Golan. Resolusi yang didorong oleh otoritas
Palestina dan negara-negara Arab ini diterima meski mendapat tekanan dan
kritik dari AS.
NEW YORK
- Penyidik PBB atas pelanggaran hak asasi manusia di Myanmar
mengungkapkan kekecewaannya terhadap tanggapan pemimpin negara itu, Aung
San Suu Kyi, terkait krisis Rohingya. Ia menilai Suu Kyi bersikap tidak
acuh atas kekerasan yang berkecamuk terhadap minoritas Muslim Rohingya.
Komentar
oleh penyidik, Yanghee Lee dari Korea Selatan (Korsel), menggarisbawahi
frustrasi sunia internasional mengenai perilaku Aung San Suu Kyi
mengenai penganiayaan terhadap Rohingya. Lee adalah seorang ahli hak
anak terkemuka yang ditunjuk untuk jabatan penyidik hak asasi manusia
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2014
Lee mengatakan ada
begitu banyak kebencian dan permusuhan terhadap Rohingya di Myanmar yang
sedikit sekali yang berani menentangnya. Laporan pembunuhan,
pemerkosaan, desa-desa yang terbakar dan pemindahan paksa tidak mendapat
liputan di media berita Myanmar.
"Ini benar-benar membuat
bingung semua orang, dan telah benar-benar membuatku bingung, tentang
posisi tak beralasan Daw Aung dalam masalah ini," kata Lee seperti
dikutip dari New York Times, Jumat (27/10/2017).
"Dia
tidak pernah menyadari bahwa ada orang seperti itu yang disebut Rohingya
- itu adalah titik awal. Aku sangat kecewa," sambung Lee.
"Jika
pemimpin Myanmar menjangkau orang-orang dan berkata, 'Hei, mari kita
tunjukkan beberapa kemanusiaan,' Saya pikir orang akan mengikutinya. Dia
dipuja oleh publik," lanjut Lee.
Lee berbicara sehari setelah
dia menyampaikan sebuah kritik tajam mengenai situasi hak asasi manusia
Myanmar ke Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Lee mengatakan bahwa
dia sangat terkejut dengan suasana anti-Rohingya di negara ini.
"Sayangnya, tampaknya ada sedikit simpati, apalagi empati, untuk orang Rohingya di Myanmar," katanya.
"Selama
beberapa dekade, ini telah dibudidayakan di benak rakyat Myanmar bahwa
orang Rohingya tidak menjadi penduduk asli negara tersebut dan oleh
karena itu tidak memiliki hak apa pun yang dapat mereka klaim,"
ungkapnya.
Tidak ada tanggapan segera atas komentar Lee dari misi diplomatik Myanmar di Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pejabat
Myanmar sebelumnya membantah tuduhan pembersihan etnis dan telah
menegaskan bahwa penggambaran luar krisis tersebut terdistorsi atau
dibuat oleh simpatisan pro-Rohingya. Mereka juga secara tajam membatasi
akses ke Negara Bagian Rakhine.
MANILA
- Presiden Rodrigo Duterte melemparken kecaman keras kepada Uni Eropa
(UE). Kecaman Duterte ini muncul tidak lama setelah UE merilis laporan
tebaru, yang berisi kritikan keras terhadap kebijakan anti-narkoba
Filipina.
Berbicara di Malacañang, Duterte mengatakan bahwa UE
lebih baik pergi ke neraka, jika mereka tidak mendengarkan penjelasan
utusan khusus Filipina untuk organisasi di Eropa tersebut, Edgardo
Angara.
Duterte mengungkapkan bahwa dia telah memberi tahu Angara
bagaimana menangani orang-orang Eropa mengenai isu kampanye
anti-narkoba yang diterapkan Filipina saat ini.
"Senator Angara,
saya menunjuknya sebagai utusan ke UE. Saya telah mencoba untuk
menjelaskan kepada dia, saya berkata kepadanya, jika mereka (UE)
mendengarkan Anda, Tuan, baiklah, jika tidak, mereka semua bisa masuk
neraka," kata Duterte seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis
(26/10).
Duterte kemudian mengatakan Filipina seharusnya tidak
menerima lagi bantuan dari UE, jika bantuan itu disertai dengan sejumlah
syarat.
"Untuk semua Serikat Eropa, katakan tidak pada mereka,
katakan tidak, kita tidak membutuhkannya, kita bisa bertahan sebagai
sebuah negara. Mereka yang kritis terhadap perang obat bius tidak
bertanya mengapa tersangka narkoba terbunuh. Tapi mereka hanya melihat
berapa banyak orang yang dituduh dibunuh dengan proses di luar hukum.
Mereka bahkan tidak repot-repot melihat mengapa mereka dibunuh,"
ungkapnya.
Sebelumnya diwartakan, dalam sebuah laporan yang
dirilis pekan lalu, UE menyatakan pelanggaran HAM seperti pembunuhan di
luar hukum, dan iklim impunitas telah ada selama pemerintahan
sebelumnya. Pembunuhan dalam perang obat-obatan, serta kemungkinan
pengenalan hukuman mati menjadi fokus utama UE dalam laporan itu.
UE
kemudian menyatakan bahwa pernyataan, dan tindakan Duterte tampaknya
mendorong polisi untuk mengambil pendekatan agresif dalam menangani
pengguna narkoba, dan para pengedar narkoba.
Laporan tersebut
juga mengulangi sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh delegasi
legislator UE yang mengunjungi Filipina pada bulan Juli lalu, yang
menyatakan keprihatinannya atas undang-undang yang tertunda di Kongres
Filipina, salah satunya adalah mengenai hukuman mati.
WASHINGTON
- Para senator Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat berusaha
mencegah Presiden Donald Trump untuk menyerang Korea Utara (Korut)
dengan bom nuklir.
Mereka sedang mengusulkan rancangan
undang-undang (RUU) untuk membatasi wewenang eksekutif presiden untuk
menggunakan senjata nuklir AS. Ada tiga senator Partai Demokrat yang
gencar memperkenalkan RUU tersebut, yakni Chris Murphy, Corey Booker,
dan Brian Schatz.
RUU itu akan memberi wewenang Kongres untuk
menggelar pemungutan suara guna boleh tidaknya presiden meluncurkan
serangan nuklir pertama terhadap negara asing.
“Ancaman Trump di Korut itu nyata,” kata Senator Murphy dari Connecticut yang menuliskan komentarnya di Twitter
pada Rabu (26/10/2017) malam. Dia membenarkan bahwa para senator
Demokrat berniat untuk membatasi wewenang eksekutif presiden untuk
menggunakan senjata nuklir.
“Proposal saya dengan @brianschatz dan @CoryBooker memperjelas bahwa setiap serangan pre-emptive yang tidak sah di Korut—nuklir atau konvensional—adalah ilegal,” lanjut Murphy, yang dikutip Newsweek, Jumat (27/10/2017).
Para
senator Demokrat itu juga mengajak rekannya dari Partai Republik untuk
ikut mencegah serangan nuklir oleh Trump.”Inilah kesempatan Anda untuk
benar-benar membatasi kekuatannya yang paling berbahaya—untuk melakukan
perang,” kata para senator Partai Demokrat itu dalam pernyataan bersama.
RUU
tersebut mengikuti pernyataan serupa yang diajukan oleh perwakilan
Demokrat di parlemen AS, Ted Lieu, pada bulan Januari lalu. Saat itu,
Trump gencar mengumbar ancaman untuk melakukan tindakan militer terhadap
Korut jika Pyongyang melanjutkan program pengembangan senjata
nuklirnya.
Saat ini Presiden Trump memiliki wewenang untuk
memerintahkan peluncuran senjata nuklir kapanpun jika ada ancaman
terhadap AS. Menteri Pertahanan dapat menolak untuk melaksanakan
perintah tersebut, namun dia dapat dipecat segera dan diganti.
Pada
awal Oktober, Kim In Ryong, Wakil Duta Besar Korea Utara untuk
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengatakan bahwa perang nuklir dapat
terjadi kapan saja. Terlebih, ketegangan antara Korut dan AS semakin
memanas seiring dengan perang kata-kata antara Presiden Trump dan
pemimpin Korut Kim Jong-un.
Foto Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump
di antara aksi demonstrasi 100 hari pemerintahan Trump, di New York,
Sabtu (29/4).
CB, WASHINGTON -- Presiden Donald Trump
mengatakan Rusia mencederai usaha Amerika Serikat menyingkirkan senjata
nuklir Korea Utara, Rabu (25/10). Sedangkan Cina dinilai membantu.
Dalam sebuah wawancara dengan Fox Business Network,
Trump mengatakan akan lebih mudah menyelesaikan masalah nuklir Korea
Utara jika Amerika Serikat memiliki hubungan yang lebih baik dengan
Rusia.
"Cina membantu kita dan mungkin Rusia memilih jalan lain
dan mencederai apa yang kita dapatkan," kata Trump tentang situasi Korea
Utara.
Serangkaian tes senjata dilakukan oleh Korea Utara dan
serangkaian perseteruan yang semakin sengit antara Trump dan pemimpin
Korea Utara Kim Jong Un telah meningkatkan ketegangan. Trump telah
menekan Cina untuk membantu mengendalikan program nuklir Korea Utara.
Cina, satu-satunya sekutu utama Korea Utara, menyumbang lebih dari 90
persen perdagangan dengan negara yang terisolasi tersebut.
Trump
mengatakan dalam sebuah kicauan dia berbicara dengan Presiden Cina Xi
Jinping pada Kamis (26/10) dan pembicaraan tersebut mencakup Korea
Utara. Hubungan AS dan Rusia telah tegang karena tuduhan Rusia
mencampuri pemilihan presiden AS pada 2016, aneksasi Moskow terhadap
Krimea dari Ukraina dan dukungannya terhadap pemerintah Suriah.
"Saya
pikir kita bisa memiliki hubungan yang baik" dengan Rusia, kata Trump.
"Saya pikir situasi Korea Utara akan lebih mudah diselesaikan."
Trump
mengatakan selama kampanye tahun lalu dia berharap dapat memperbaiki
hubungan dengan Moskow. Sebelumnya, Trump mengatakan kepada diplomat
tertinggi AS untuk tidak menyia-nyiakan waktu bernegosiasi dengan
pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, yang dijulukinya "Pria Roket."
"Saya
mengatakan kepada Rex Tillerson, Menteri Luar Negeri kita yang luar
biasa, dia menyia-nyiakan waktunya untuk bernegosiasi dengan Pria Roket
Kecil," kata Trump di Twitter sehari setelah Tillerson
mengungkapkan Amerika Serikat secara langsung berkomunikasi dengan Korea
Utara mengenai program peluru kendali nuklir namun Pyongyang tidak
menunjukkan minat untuk berdialog.
"Hemat energi Anda Rex, kita akan melakukan apa yang harus dilakukan!" Kata Trump.
Sebelumnya,
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres meminta
negara anggota menghindari perang dengan Korea Utara dan mengecam
pemimpin dunia, yang menyebarkan ujaran kebencian kepada pengungsi untuk
mendapatkan kuntungan politik.
Dua pasal pernyataan tersebut
adalah kecaman tersirat Guterres kepada Presiden Amerika Serikat Donald
Trump, yang bersikap keras terhadap Pyongyang dan mengeluarkan beberapa
kebijakan benci-pendatang.
Dalam pidato pertama pertemuan tahunan
pemimpin 193 negara anggota di Sidang Umum PBB, sejak menjadi
sekretaris jenderal pada Januari, Guterres mengatakan bahwa kemelut
terkait Korea Utara harus diselesaikan dengan upaya politik, yang damai.
Di
tengah ketegangan terkait ambisi nuklir dan rudal kendali Korea Utara,
yang ingin punya kemampuan membombardir Amerika Serikat dengan rudal
kendali berhulu ledak nuklir, Trump sering mengeluarkan pernyataan
ancaman aksi militer.
Guterres juga meminta ke-15 negara anggota
Dewan Keamanan PBB untuk mempertahankan kesatuan sikap terkait Korea
Utara. Lembaga tersebut baru saja menjatuhkan sanksi kesembilan terhadap
Korea Utara sejak 2006.
WASHINGTON
- Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson telah
berbicara dengan Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing pada
hari Kamis. Diplomat top Washington itu mengatakan bahwa AS prihatin
dengan kekejaman militer terhadap minoritas Muslim Rohingya di Rakhine.
Sikap Menlu Tillerson itu disampaikan Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.
Tillerson
mendesak Jenderal Min Aung Hlaing untuk mendukung pemerintah Myanmar
dalam mengakhiri kekerasan di Rakhine dan membiarkan etnis Rohingya yang
melarikan diri pulang ke wilayah tersebut.
Lebih dari 600.000
warga Muslim Rohingya telah meninggalkan negara bagian Rakhine, Myanmar,
untuk menyelamatkan diri dari operasi militer.
Operasi itu
diluncurkan sebagai respons atas serangan kelompok militan Rohingya
(ARSA) terhadap sejumlah pos polisi yang menewaskan belasan petugas pada
25 Agustus lalu.
Departemen Luar Negeri AS, seperti dikutip Reuters,
Jumat (27/10/2017), sedang mempertimbangkan untuk secara formal
mengumumkan tindakan keras terhadap Muslim Rohingya sebagai pembersihan
etnis.
Dalam pembicaraan dengan Jenderal Min Aung Hlaing,
Tillerson juga mendesak militer Myanmar untuk memfasilitasi bantuan
kemanusiaan bagi orang-orang yang kehilangan tempat tinggal, mengizinkan
akses media dan bekerja sama dengan penyelidikan PBB.
Tekanan AS
terhadap Myanmar mulai meningkat menjelang kunjungan perdana Presiden
Donald Trump ke Asia bulan depan. Trump akan menghadiri puncak
konferensi ASEAN di Manila, di mana pihak Myanmar juga hadir.
Suasana kamp pengungsian etnis Rohingya pasca konflik tahun 2012 di Sittwee, Negara Bagian Rakhine Myanmar, (15/5/2013)
CB, RAKHINE -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
membantah bekerja sama dengan Pemerintah Myanmar untuk membangun tempat
tinggal warga Rakhine yang hancur akibat operasi militer setempat. PBB
berpendapat hunian yang dibangun berdasarkan rencana otoritas lokal
dibawah standar.
"Tak ada kesepakatan semacam itu sejauh ini,"
kata Juru Bicara Kordinator Pembangunan Tempat Tinggal PBB, Stanislav
Saling kepada Reuters, Kamis (26/10) di Myanmar.
Bantahan
tersebut muncul lantaran pemberitaan media milik pemerintah setempat,
Global New Light of Myanmar yang menyebut PBB setuju membantu pemerintah
menyediakan rumah bagi warga Rakhine. Media tersebut juga mengatakan
jika PBB akan bekerja dibawah pemerintah untuk menyediakan proyek yang
sesuai dengan sistem administrasi budaya dan sosial Myanmar.
PBB
menilai program pembangunan rumah warga Rakhine yang dicanangkan
pemerintah Myanmar berada dibawah standar. PBB mengkritik rencana
pemerintah untuk menempatkan kembali muslim Rohingya yang kabur ke
desa-desa yang mirip tempat pengungsian.
Sementara, misi
pembangunan rumah milik PBB mengharuskan pengungsi diberi tempat tinggal
sesuai standar perumahan. Stanislav Saling mengatakan, pengungsi harus
ditempatkan kembali ke lokasi yang aman dan bermartabat seperti semula.
"PBB hanya tertarik dengan program tersebut jika sesuai dengan norma dan standar internasional," kata Stanislav Saling lagi.
Seperti
diketauhi, lebih dari 500 ribu muslim Rohingya kabur dari kejaran
militer Myanmar dan mengungsi ke Bangladesh. Pemerintah kemudian enggan
untuk mengakui mereka sebagai warga negara Myanmar.
Kendati,
Pemimpin de facto Aung San Suu Kyi mengatakan, muslim Rohingya yang
melarikan diri ke Bangladesh dapat kembali jika bisa membuktikan mereka
benar warga Myanmar. Namun belum jelas apakah mereka dibolehkan kembali
ke rumah masing-masing. Ini mengingat desa dan ladang mereka kemungkinan
sudah dijual otoritas setempat.
Pasukan penjaga perdamaian PBB berpatroli di Kouroume, Mali.
CB, BAMAKO -- Sedikitnya tiga pasukan penjaga
perdamaian PBB di Mali utara telah terbunuh dan dua lainnya luka-luka
saat kendaraan mereka menabrak sebuah tambang atau alat peledak.
Dilansir dari Aljazirah, Jumat (27/10), ledakan ini terjadi
pada Kamis siang saat kendaraan tersebut mengawal konvoi logistik di
jalan antara Tessalit dan Aguelhok.
Sebuah pernyataan dari misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Mali
(MINUSMA) mengatakan dua penjaga perdamaian yang terluka telah dibawa ke
kota Kidal untuk perawatan. Namun identitas kewarganegaraan penjaga
perdamaian belum dipublikasikan.
"Saya mengutuk tindakan terkuat semacam itu, yang satu-satunya
tujuannya adalah untuk mengacaukan negara dan membahayakan proses
perdamaian yang sedang berlangsung di Mali," kata kepala misi interim
Koen Davidese.
Dia mengatakan misi PBB bertekad melakukan semua upaya agar
tercipta perdamaian di negara tersebut. Menurut Davidse, serangan
mematikan tersebut bisa dianggap sebagai kejahatan perang internasional.
Tidak ada klaim tanggung jawab atas serangan tersebut.
Tapi kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Alqaidah, seperti
Jamaat Nusrat al-Islam wal-Muslimeen, sebelumnya telah melakukan
serangan di wilayah tersebut. Pada September, tiga penjaga perdamaian
dari Bangladesh terbunuh dan lima lainnya terluka parah saat konvoi
mereka diserang di wilayah Gao tepat di sebelah selatan Kidal.
Sejak 2013, saat MINUSMA ditempatkan di Mali, ada lebih dari 80
penjaga perdamaian terbunuh, membuat misi tersebut menjadi yang paling
mematikan di dunia. Negara-negara tetangga Mali seperti Niger, Chad,
Mauritania dan Burkina Faso juga telah memerangi kelompok bersenjata di
wilayah Sahel.
Pemilihan presiden di Kenya diwarnai protes warga di Samaria, Kisumu, Kenya, Kamis (26/10).
CB, NAIROBI -- Pemungutan suara ulang untuk
memilih presiden Kenya diwarnai protes. Ini menyusul boikot yang
dilakukan salah satu kandidat, Raila Odinga. Demonstran membakar ban
yang memaksa aparat menembakkan gas air mata.
"Kami mengimbau warga Kenya yang menjunjung tinggi demokrasi dan
kadilan untuk berdoa saja dan tetap di rumah," kata Raila Odinga seperti
dikutip Aljazirah, Kamis (26/10).
Imbauan Odinga disertai persuasif kepada warga Kenya untuk mengajak
penduduk lainnya tidak berpartisipasi dalam pemungutan suara. Dia
mengatakan hal itu lantaran menilai voting yang dilakukan penuh dengan kecurangan.
Sebelumnya, pemungutan suara ulang dilakukan menyusul keputusan
pengadilan tinggi yang tidak mengakui hasil pemungutan suara yang
dilakukan pada 8 Agustus kemarin. Proses voting dinilai penuh dengan kejanggalan dan ilegal.
Pemungutan suara ulang dibuka pukul 06.00 pagi hingga 17.00 waktu
setempat. Lebih dari 19 juta warga tercatat sebagai daftar pemilih
tetap.
Sementara, hasil jajak pendapat sebelumnya menempatkan kandidat
pejawat presiden Uhuru Kenyatta unggul dengan perolehan 54 persen suara.
Unggul dibanding pesaingnya Raila Odinga dengan raihan 45 suara.
Penembakan dan Pembakaran Warnai Pemilu Ulang di Kenya
Pemilihan presiden di Kenya diwarnai protes warga di Samaria, Kisumu, Kenya, Kamis (26/10).
CB, KISUMU -- Para pendukung oposisi Kenya
bentrok dengan polisi dan membakar barikade-barikade pada Kamis (26/10)
untuk menantang legitimasi satu pemilihan yang diulang.
Presiden
petahana, Uhuru Kenyatta, diperkirakan akan kembali naik ke tampuk
kekuasaan di negara yang memiliki peran penting di bidang ekonomi dan
politik di Afrika Timur.
Di Kisumu, kota di bagian barat, kaum muda yang melempar batu bentrok
dengan polisi yang melepaskan gas airmata, peluru tajam dan semprotan
air. Dilansir Reuters, para kaum muda ini turun ke jalan-jalan setelah pemimpin oposisi Raila Odinga menyerukan boikot terhadap pemilihan tersebut.
Sejauh ini belum ada laporan korban dan Reuters tak menemukan tempat-tempat pemungutan suara buka.
Di Kibera dan Mathare, dua daerah kumuh di Nairobi, polisi anti
huru-hara berpatroli. Para pengunjuk rasa membakar barang-barang di
Kibera pada pagi. Hampir 50 orang tewas ketika bentrok dengan aparat
keamanan sejak pemungutan suara yang sebenarnya pada Agustus.
Dalam pemungutan suara itu Kenyatta menang tetapi dianulir oleh
Mahkamah Agung karena ditemukan kesalahan-kesalahan prosedur. Pemilihan
itu diperhatikan secara seksama di Afrika Timur, yang bergantung pada
Kenya sebagai pusat logistik dan perdagangan, dan di Barat, yang
memandang Nairobi benteng terhadap aktivitas kelompok-kelompok militan
di Somalia dan konflik sipil di Sudan Selatan dan Burundi.
Sementara ketegangan merebak di beberapa wilayah yang menjadi kubu oposisi, di kawasan-kawasan lain situasi tenang.
Menteri Dalam Negeri Fred Matiang'i mengatakan kepada Citizen TV bahwa
tempat-tempat pemungutan suara buka di lebih 90 persen negara itu,
termasuk Kiambu, tempat Kenyatta memberikan suaranya.
"Kami
meminta mereka (para pemberi suara) untuk memberikan suara dalam jumlah
besar," kata Kenyatta setelah memberikan suara. "Kami lelah sebagai
negara yang terkendala oleh pemilihan dan saya pikir kini saatnya kita
bergerak maju."
Jika beberapa wilayah gagal menyelenggarakan
pemilihan-pemilihan, ketakstabilan politik di negara itu yang terpecah
karena perbedaan etnis dapat berlangsung lama.
Pada Rabu,
Mahkamah Agung dijadwalkan mendengarkan satu perkara yang berusaha
menangguhkan pemilihan tetapi tak dapat bersidang setelah lima dari
tujuh hakimnya tak muncul.
Satu Orang Tewas dalam Kericuhan Pemilu Ulang di Kenya
Pendukung oposisi melemparkan batu ke Polisi dalam bentrokan di Nairobi, Kenya.
CB, NAIROBI -- Seorang pemuda berusia 19 tahun
tewas dalam aksi protes pemungutan suara ulang presiden Kenya. Korban
tewas akibat mengalami pendarahan usai tertembus timah panas dibagian
paha. Bentrokan tersebut juga melukai puluhan lainnya.
Seperti diwartakan Aljazirah, Kamis (26/10), pemungutan
suara ulang presiden Kenya diwarnai bentrokan antara massa dan
kepolisian. Aparat lantas menembakan gas air mata untuk membubarkan
demonstran.
Bentrokan terjadi tak lama setelah massa menggelar aski di markas
salah satu kandidat presiden, Raila Odinga. Pemungutan suara dibuka
pukul 06.00 pagi hingga 17.00 waktu setempat. Lebih dari 19 juta warga
tercatat sebagai daftar pemilih tetap.
Pemungutan suara ulang dilakukan menyusul keputusan pengadilan
tinggi yang tidak mengakui hasil pemungutan suara yang dilakukan pada 8
Agustus kemarin. Proses votinNairobig dinilai penuh dengan kejanggalan dan ilegal.
Hasil tersebut menempatkan kandidat pejawat presiden Uhuru Kenyatta
unggul dengan perolehan 54 persen suara. Unggul dibanding pesaingnya,
Raila Odinga dengan raihan 45 suara. Massa lantas memprotes hasil
tersebut.
Sedikitnya 37 orang tewas dalam demonstrasi menyusul pengumuman
hasil pemilihan di Kenya. Tiga di antara korban tewas yaitu anak-anak.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Kenya mengatakan korban tewas
disebabkan oleh tindakan polisi yang menggunakan peluru dan tongkat. Di
antara korban tewas adalah bayi perempuan berusia enam bulan.
Hampir semua korban kekerasan terbunuh di kubu oposisi di daerah ibu kota, Nairobi, atau bagian barat negara tersebut.
JENEWA
- Presiden Bashar al-Assad dan keluarganya tidak memiliki peran di masa
depan Suriah. Hal itu ditegaskan Sekretaris Negara Amerika Serikat
(AS), Rex Tillerson.
Tillerson mengatakan bahwa pemerintah Trump
mendukung perundingan perdamaian Jenewa sebagai satu-satunya cara untuk
mengakhiri perang enam tahun dan beralih ke transisi politik dan
pemilihan.
Ia mengatakan hal itu setelah mengadakan pembicaraan
dengan Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura. Sebelumnya de
Mistura mengumumkan bahwa perundingan damai yang terhenti antara
pemerintah Suriah dan oposisi akan dilanjutkan di Jenewa pada 28
November mendatang.
"Amerika Serikat menginginkan Suriah yang
utuh dan bersatu tanpa peran Bashar al-Assad di pemerintahan," kata
Tillerson seperti dilansir dari Reuters, Jumat (27/10/2017).
"Ini
adalah pandangan kami dan saya telah mengatakan ini berkali-kali juga
bahwa kami tidak percaya bahwa ada masa depan bagi rezim Assad dan
keluarga Assad. Masa pemerintahan keluarga Assad akan segera berakhir.
Satu-satunya masalah adalah bagaimana hal itu harus dilakukan,"
lanjutnya.
"Ketika pemerintah Trump mulai beroperasi, kami
berpendapat bahwa ini bukanlah sebuah prasyarat bahwa Assad pergi
sebelum proses peralihan dimulai," tukasnya.
Didukung oleh
kekuatan udara Rusia dan milisi yang didukung Iran, Assad tampaknya
tidak dapat ditahan secara militer dan bulan lalu sekutu Assad Hizbullah
mengumumkan kemenangan dalam perang Suriah.
Pasukan tersebut
telah mendorong negara Islam kembali dari sebagian besar wilayah timur
Suriah dalam beberapa bulan terakhir. Selama setahun terakhir Hizbullah
telah membawa banyak wilayah kantong yang dikuasai pemberontak di
sekitar Aleppo, Homs dan Damaskus.
Perundingan gencatan senjata
yang ditengahi oleh Rusia, Turki, Iran dan Amerika Serikat di
daerah-daerah yang dikuasai pemberontak di Suriah barat telah
membebaskan tenaga kerja untuk sekutu-sekutu Assad.
Tillerson
menyebut pembahasannya dengan Mistura "berbuah" dan mengatakan bahwa AS
akan melanjutkan usahanya untuk mengurangi kekerasan di Suriah".
Dia
mengatakan satu-satunya alasan pasukan Assad telah berhasil mengubah
arus dalam perang melawan ISIS dan militan lainnya adalah dukungan udara
yang di terima dari Rusia.
Tillerson mengatakan Iran, sekutu utama Assad lainnya, seharusnya tidak
dipandang telah membuat perbedaan dalam kekalahan ISIS di Suriah.
"Saya
tidak melihat Suriah sebagai kemenangan bagi Iran. Saya melihat Iran
sebagai gantungan baju. Saya tidak berpikir bahwa Iran harus diberi
penghargaan atas kekalahan ISIS di Suriah. Sebaliknya, saya pikir mereka
telah memanfaatkan situasi ini," tukasnya.
NEW DELHI
- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson mengatakan
bahwa sanksi AS terhadap Iran menargetkan "perilaku jahat" negara
tersebut, dan ditujukan untuk membantu rakyat Iran menguasai
pemerintahan mereka.
"Tindakan AS berusaha untuk membatasi
aktivitas destabilisasi Iran lainnya di Timur Tengah, termasuk
pengembangan rudal balistik, ekspor senjata ke organisasi terori" dan
keterlibatan dalam konflik di Suriah dan Yaman," kata Tillerson, seperti
dilansir Al Arabiya pada Kamis (26/10).
"Pertarungan kami bukan
dengan rakyat Iran. Ketidaksepakatan kami adalah dengan rezim
revolusioner. Kami mengambil tindakan untuk menjatuhkan sanksi kepada
rezim tersebut, dan khususnya Garda Revolusi Iran. Ini adalah tujuan
kami untuk menolak pembiayaan dan untuk mengganggu aktivitas yang
terkait dengan perilaku jahat ini," sambungnya.
Tillerson
kemudian menjelaskan bahwa AS berusaha memberi dukungan untuk suara
modern di Iran, dalam upaya untuk mewujudkan perubahan dalam pemerintah
Iran.
"Kami tahu ada perasaan, dan nilai yang kuat di dalam Iran
yang ingin kami promosikan suatu hari orang-orang Iran dapat merebut
kembali kendali pemerintah mereka. Mereka hidup di bawah rezim
revolusioner yang represif ini, dan kami tidak ingin menyakiti
orang-orang Iran. Pertarungan kami bukan dengan rakyat Iran," imbuhnya.
Meski
demikian, Tillerson yang berbicara saat melakukan konferensi pers di
New Delhi setelah melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri India
Sushma Swaraj, Tillerson menuturkan AS tidak akan memblokir kegiatan
bisnis India atau sekutu lainnya, dengan Iran.
Jakarta, CB -- Dewan Perwakilan Amerika
Serikat meloloskan undang-undang tentang penjatuhan sanksi baru untuk
Iran dan kelompok Hizbullah.
Sanksi dijatuhkan tak lama setelah
Presiden Donald trump menolak mengesahkan kembali kesepakatan nuklir
Iran yang ia anggap tak patuh karena terus mengembangkan program peluru
kendali.
Seorang sumber di Kongres pada Kamis (26/10) menyebut
Dewan Perwakilan saat ini tengah berfokus mencari cara lain untuk
menekan Iran, salah satunya yaitu dengan menjatuhkan sanksi terhadap
sekutu seperti Hizbullah.
Organisasi politik dan paramiliter itu menyebarkan pengaruh di Libanon dan memainkan peran kunci dalam perang sipil di Suriah.
"Langkah-langkah
penting ini memberlakukan sanksi baru untuk mematikan pendanaan
Hizbullah sekaligus menjadi tagihan pertanggungjawaban atas kerusakan
dan kematian yang diakibatkan kelompok itu," kata Wakil Ketua Komisi
Luar Negeri Dewan Perwakilan Ed Royce sebagaimana dikutip Reuters.
Melalui
undang-undang tersebut, AS menjatuhkan sanksi karena Iran dan Hizbullah
dianggap telah menggunakan warga sipil sebagai tameng hidup dalam
peperangan di Timur Tengah.
Sanksi tersebut juga menyasar seluruh pihak dan entitas lain yang
dianggap memasok senjata dan bantuan lain bagi Hizbullah. Undang-undang
itu juga menyepakati sebuah resolusi yang mendesak Uni Eropa untuk
memasukan Hizbullah dalam daftar teroris.
Ketiga sanksi itu
disetujui dengan suara bulat pada Rabu (25/10). Parlemen juga berencana
melakukan voting terhadap undang-undang lain berisikan sanksi tambahan
bagi Iran terkait program peluru kendalinya.
Sejak pemerintahan
Trump berkuasa, AS kembali bersikap keras terhadap Iran yang selama ini
dianggap menjadi ancaman karena ideologi dan senjata nuklirnya.
Trump
bahkan mengambil risiko membatalkan kesepakatan nuklir Iran yang telah
disepakati pemerintahan Barack Obama pada 2015 lalu karena menganggap
perjanjian itu menjadi salah satu langkah terburuk AS dalam sejarah.
Awal Oktober lalu, Washington bahkan menawarkan hadiah senilai jutaan
dolar bagi dua pejabat pemerintah yang dapat mengembangkan strategi
untuk membendung pengaruh Iran yang terus berkembang di kawasan.
Namun,
sejumlah pihak menganggap AS bakal kesulitan mendapatkan dukungan
internasional untuk melawan Hizbullah yang selama ini memiliki pengaruh
politik cukup besar di Libanon.
Hizbullah juga dikenal banyak
memberikan bantuan dan layanan sosial terhadap masyarakat di negara yang
berbatasan langsung dengan Suriah dan Israel itu.
MOSKOW
- Rusia membantah segala tudingan keterlibatan mereka dengan pembunuhan
presiden Amerika Serikat (AS), John F Kennedy. Pernyataan itu
dikeluarkan jelang dirilisnya ribuan arsip pembunuhan presiden ke-35 AS
yang tewas ditembak itu.
Arsip Nasional AS akan merilis sebuah dokumen yang terkait dengan pembunuhan yang terjadi pada hari Kamis 22 November 1963 itu.
Salah
satu dari beberapa teori konspirasi tentang pembunuh Kennedy, Lee
Harvey Oswald, adalah bahwa dia berhubungan dengan dinas intelijen
Soviet, atau diberi pelatihan oleh mereka saat dia berkunjung ke Uni
Soviet.
"Jika bahkan di sini tuduhan liar dilemparkan ke Rusia,
itu akan memalukan, karena ini adalah informasi, dan bukan disinformasi
yang diinginkan orang," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia
Maria Zakharova seperti dikutip dari Independent, Jumat (27/10/2017).
"Saya
bahkan tidak dapat membayangkan bagaimana seseorang dapat mendistorsi
topik ini sampai tingkat tertentu," katanya, meskipun tidak ada tuduhan
resmi yang disuarakan secara terbuka oleh pemerintah AS atau otoritas
kepolisian.
Mayoritas catatan yang berkaitan dengan kasus ini - sekitar 88 persen - telah tersedia untuk umum sejak akhir 1990an.
Seperti
pelepasan dokumen pada bulan Juli 2017 yang berkaitan dengan peristiwa
tragis tersebut, dokumen-dokumen ini akan diposkan di situs web agensi.
Diharapkan
bahwa rilis terbaru ini akan berisi lebih banyak informasi tentang
Oswald dan kehidupannya di bulan-bulan menjelang pembunuhan di Dallas,
Texas, termasuk sebuah perjalanan yang dia tempuh ke Meksiko pada bulan
September 1963.
Dokumen ini setidaknya berisi 3.000 file, yang masing-masing bisa memiliki ratusan dokumen.
Rusia Bantah Berhubungan dengan Pembunuh John Kennedy
Lee Harvey Oswald terdakwa dalam pembunuhan Presiden AS John F. Kennedy pada 1963.
CB, MOSKOW -- Arsip Nasional Amerika Serikat
merilis sebuah dokumen yang terkait dengan pembunuhan mantan presiden AS
John F Kennedy pada 22 November 1963.
Dilansir dari The Independent, Jumat (27/10), salah satu
dari beberapa teori konspirasi tentang pembunuh Kennedy adalah pelaku
pembunuhan Lee Harvey Oswald berhubungan dengan dinas intelijen Soviet,
atau diberi pelatihan oleh Soviet saat dia berkunjungan ke Uni Soviet.
"Jika
bahkan tuduhan tersembunyi liar dilemparkan ke Rusia, itu akan
memalukan karena ini adalah informasi, dan bukan disinformasi yang
diinginkan orang," ujar juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria
Zakharova.
Ia mengaku tidak dapat membayangkan bagaimana
seseorang dapat mendistorsi topik ini sampai tingkat tertentu, meskipun
tidak ada tuduhan resmi yang disuarakan secara terbuka oleh pemerintah
AS atau otoritas kepolisian. Mayoritas catatan yang berkaitan dengan
kasus ini sekitar 88 persen telah tersedia untuk umum sejak akhir
1990-an.
Diharapkan rilis terbaru ini akan berisi lebih banyak
informasi tentang Oswald dan kehidupannya menjelang pembunuhan Kennedy
di Dallas, Texas, termasuk sebuah perjalanan yang dia tempuh ke Meksiko
pada September 1963.
CB, BOSTON - Lebih dari setengah abad setelah
Presiden AS John F Kennedy tewas ditembak di Dallas, pemerintah
Washington dijadwalkan membuka berkas terakhir mengenai penyelidikan
pembunuhan yang menggemparkan negara tersebut.
Ilmuwan yang
mempelajari pembunuhan Kennedy pada 22 November 1963 memperkirakan
berkas terakhir itu tidak memberikan rincian baru mengenai mengapa Lee
Harvey Oswald menembak presiden AS Katolik berdarah Amerika-Irlandia
pertama tersebut.
Mereka juga khawatir bahwa dokumen lebih dari
lima juta halaman di Arsip Nasional itu tidak akan banyak membantu teori
persekongkolan lama bahwa pembunuhan presiden berusia 46 tahun tersebut
digalang kelompok mafia, Kuba, atau komplotan rahasia.
Ribuan
buku, artikel, acara TV dan film telah menggali gagasan bahwa pembunuhan
Kennedy adalah hasil dari persekongkolan rumit. Tidak ada yang
menghasilkan bukti akhir bahwa Oswald, yang ditembak mati sehari setelah
membunuh Kennedy, bekerja dengan orang lain, meskipun mereka
mempertahankan nilai budaya, yang kuat.
"Murid saya sangat ragu
bahwa Oswald adalah satu-satunya pembunuh bayaran. Sulit memikirkan hal
ini, bahwa seorang penyendiri, pecundang, bisa membunuh Kennedy dan
mengubah jalan sejarah dunia. Tapi di situlah buktinya," kata Patrick
Maney, guru besar sejarah di Boston College.
Pada 1992, kongres
memerintahkan semua catatan berkaitan dengan penyelidikan atas kematian
Kennedy dibuka untuk umum dan menetapkan batas akhir 26 Oktober 2017
untuk keseluruhan keputusan yang akan diumumkan.
Presiden Donald
Trump pada hari Sabtu mengonfirmasi bahwa ia akan mengizinkan dokumen
tersebut dipublikasikan. Dokumen itu, yang akan disiarkan pada Kamis,
kemungkinan berfokus pada upaya oleh CIA dan FBI menentukan kontak
Oswald dengan mata-mata dari Kuba dan bekas Uni Soviet dalam perjalanan
ke Kota Meksiko pada September 1963, kata ahli.
"Ada kekhawatiran nyata bahwa Oswald mungkin berada di pihak Uni Soviet," kata Maney.
Pembunuhan
Kennedy adalah yang pertama dari serangkaian pembunuhan bermotif
politik, termasuk kematian saudaranya Robert F. Kennedy dan pemimpin HAM
Martin Luther King Jr., yang mengejutkan Amerika Serikat selama tahun
1960-an yang penuh gejolak. Kennedy tetap menjadi salah satu presiden AS
paling dikagumi hingga sekarang.
Presiden AS John F Kennedy dan ibu negara
Jacqueline Bouvier Kennedy tiba di Love Field, Dallas, Texas, kurang
dari satu jam sebelum Kennedy ditembak mati pada 22 November 1963.
CB, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump
memerintahkan 3.000 dokumen rahasia pembunuhan presiden AS terdahulu
John F Kennedy pada 22 November 1963 diungkap ke publik. Saat ini Arsip
Nasional telah merilis 2.891 file rahasia yang terkait dengan pembunuhan
JFK. File tersebut dapat dilihat melalui situs www.archives.gov.
Dilansir dari The Guardian,
Jumat (27/10), dokumen-dokumen tersebut juga berisi mengenai komunisme,
hak-hak sipil dan Vietnam. Setidaknya satu dokumen, yang berisikan
sebuah ringkasan fakta 1975 menyebutkan berbagai upaya badan intelijen
AS, CIA untuk membunuh pemimpin asing, yang merupakan bagian dari
penyelidikan apakah pembunuhan JFK direncanakan oleh Kuba atau Uni
Soviet (USSR).
Nama Fidel Castro berada di depan dan di tengah
arsip. Dokumen tersebut mengatakan CIA mencoba mempertimbangkan untuk
bekerja dengan sumber mafia di antara cara-cara lain.
"Komisi
telah menetapkan agen CIA terlibat dalam perencanaan di negara ini
dengan warga negara tertentu dan pihak lainnya untuk berusaha membunuh
Perdana Menteri (Kuba) (Fidel) Castro. Komisi juga telah menetapkan CIA
terlibat dalam pengiriman senjata dari negara ini kepada orang-orang di
Republik Dominika, yang berusaha membunuh Jenderal Hellimo Trujillo
(yang terlibat dalam upaya membunuh presiden Venezuela).
Komisi
tersebut belum menemukan bukti adanya upaya lain membunuh pemimpin asing
lainnya yang memiliki aktivitas nyata di Amerika Serikat. Namun, sifat
aktivitas dan tingkat kerahasiaan dan kompartemen di dalam CIA yang
sedemikian rupa sehingga sulit menemukan bukti semacam ini kecuali fakta
spesifik dibawa ke badan investigasi," demikian bunyi dokumen itu.
Menurut
dokumen tersebut, CIA juga mempertimbangkan membunuh pemimpin Kongo
Patrice Lumumba dan presiden Indonesia Sukarno. Banyak dokumen berkaitan
dengan upaya anti-Kuba oleh pemerintah AS pada 1960-an dan 1970-an,
termasuk "Operasi Mongoose".