Senin, 11 Mei 2015

Rancang Helikopter dengan Avionik Buatan Domestik, Industri Militer Rusia Siapkan Pengganti Mi-8




Rancang Helikopter dengan Avionik Buatan Domestik, Industri Militer Rusia Siapkan Pengganti Mi-8
Mi-171A2 merupakan helikopter versi paling modern di keluarga helikopter terlaris di dunia, Mi-8/17.

Mi-35M dipilih sebagai model referensi pembuatan helikopter baru yang akan 'sedikit lebih besar dari Mi-8' tersebut, kata sang narasumber.
Berdasarkan keterangan sumber tersebut, helikopter baru ini akan memiliki karakteristik yang lebih hebat, lebih efisien, kapasitas yang lebih besar, serta jangkauan terbang yang lebih jauh. Rencananya, helikopter ini akan dilengkapi dengan avionik produksi dalam negeri.
Namun, sumber RBTH dari industri pertahanan menyangkal informasi tersebut. Ia mengatakan, "Saat ini belum ada program seperti itu di lini produk Russian Helicopters."
Pengganti Mi-8
Terdapat dua proyek helikopter kelas menengah dan kelas berat yang menjanjikan di lini produk Russian Helicopters, yakni Mi-17A2 dan Mi-38. Keduanya berpotensi menggantikan Mi-8, yang pada 2015 akan memperingati 53 tahun penerbangan pertamanya.


Mi-171A2 merupakan helikopter versi paling modern di keluarga helikopter terlaris di dunia, Mi-8/17. Meski bentuknya familiar, menurut pengembangnya Mi-171A2 merupakan kendaraan yang benar-benar baru. Karakter helikopter ini bahkan lebih baik dari Mi-8. Helikopter Mi-171A2 memiliki mesin yang lebih tangguh dan sistem aviasi modern yang tesertifikasi ARMAK. Versi modern helikopter ini, Mi-17A2, akan memasuki tahap produksi massal pada 2015.
Selain Mi-17A2, yang dapat diklasifikasikan sebagai helikopter berukuran sedang, Russian Helicopters juga akan membuat pesawat sipil yang lebih berat dan memiliki kapasitas angkut lebih besar, Mi-38. Menurut Russian Helicopters, Mi-38 akan menjadi pemimpin di industri helikopter nasional dan model kunci untuk promosi ekspor masa depan.
Selain dapat dioperasikan kapan saja di berbagai kondisi iklim yang berbeda, helikopter ini juga telah memenuhi standar AP-29 Rusia, JAR-29 Eropa, dan FAR-29 Amerika. Mi-38 merupakan salah satu helikopter multifungsi yang paling fleksibel saat ini, dan sejumlah modifikasi pesawat tengah dikembangkan.
Dibanding pendahulunya, Mi-8, kecepatan maksimal Mi-38 meningkat 50 kilometer per jam dan kecepatan jelajahnya meningkat 45 kilometer per jam saat level getaran di kabin direduksi. Kecepatan jelajah Mi-38 mencapai 295 kilometer per jam dan helikopter ini dapat terbang hingga 1.200 kilometer. Meski menggunakan sistem aviasi modern IBKV-38, helikopter Mi-38 menggunakan prinsip 'kokpit kaca' yang pada saat terbang, semua indikator ditampilkan di layar agar kru helikopter dapat menganalisa situasi dengan cepat dan dapat memanfaatkan arus informasi yang diterima dengan baik. Dengan demikian, kewaspadaan kru pun meningkat, begitu pula keselamatan terbang.
Calon Lain
"Dengan fakta bahwa Mi-38 dan Mi171A2 belum diproduksi secara komersil, maka dapat dikatakan belum ada kendaraan yang akan menggantikan Mi-8," demikian disampaikan Wakil Editor Majalah Aviasi Vzlet (Lepas Landas) Vladimir Shcherbakov dalam wawancara bersama RBTH. Saat ini, menurut Shcherbakov, pembuatan helikopter ringan seperti Robinson R44 lebih dibutuhkan.

Segmen helikopter ringan dan sedang di pasar Rusia masih dikuasai oleh pemain asing. Padahal menurut Kepala Sistem Helikopter Rusia Zhanna Kiktenko, selama lebih dari lima tahun armada helikopter kelas ringan dan kelas menengah telah meningkat sebesar 166,8 persen, sementara armada helikopter berat hanya meningkat 3,2 persen.
Mi-8 dan modifikasinya mendominasi armada helikopter Rusia (1.192 helikopter), serta merupakan lini produksi yang paling laris dari Russian Helicopters (sekitar 60 persen dari jumlah pesanan yang diterima). Dengan kemampuan tempur yang luar biasa dan dapat diandalkan, Mi-8 telah digunakan di 30 negara dengan beragam kondisi iklim, dari iklim gurun di Afganistan dan Pakistan hingga dataran tinggi seperti Llanos Venezuela.


Credit  RBTH Indonesia



Sekitar 600 Imigran Rohingnya Terdampar di Aceh


Sekitar 600 Imigran Rohingnya Terdampar di Aceh  
Hampir 600 imigran yang berasal dari Rohingya, Myanmar, diselamatkan dari dua kapal kayu yang terdampar di lepas pantai Aceh. (Ilustrasi/Reuters/Beawiharta)
 
 
Jakarta, CB -- Hampir 600 imigran yang berasal dari Rohingya, Myanmar, diselamatkan dari dua kapal kayu yang terdampar di lepas pantai Aceh.

Kapal dengan muatan berlebih itu membawa hampir 100 wanita dan puluhan anak-anak, dan diderek oleh kapal nelayan Aceh karena kehabisan bahan bakar.


“Menurut informasi yang kami terima sejauh ini, mereka berasal dari Myanmar. Mereka Muslim, dari komunitas Rohingnya,” kata Mohammed Arif Mutaqin, juru bicara tim SAR Aceh pada Minggu (10/5), dilansir dari Reuters.

Para imigran itu meninggalkan Thailand sekitar sepekan lalu dan beberapa dari mereka, menurut pihak berwenang, telah meninggal di perjalanan.

Dari mereka yang selamat, sekitar 50 dibawa ke rumah sakit.

“Secara umum, mereka menderita kelaparan dan banyak dari mereka yang sangat kurus,” kata Kapolres Aceh Utara, AKBP Achmadi.

Diperkirakan sekitar 25 ribu warga Rohingnya dan Bangladesh melarikan diri dan diselundupkan dengan kapal di tiga bulan pertama tahun ini, menurut badan pengungsi PBB, UNHCR, pada Jumat. Jumlah ini dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, diperkirakan sekitar 300 orang tewas di laut dalam quartal pertama tahun ini akibat kelaparan, dehidrasi dan siksaan dari kru kapal.



Credit   CNN Indonesia



Hizbullah Klaim Tewaskan Puluhan Militan Front Nusra


Hizbullah Klaim Tewaskan Puluhan Militan Front Nusra  
Bendera Hizbullah terlihat di Aleppo, Suriah. Pasukan Hizbullah telah ikut berperang di sisi militer Suriah dalam perang sipil negara itu. (Reuters/Hosam Katan)
 
 
 
Jakarta, CB -- Kelompok Hizbullah dari Libanon mengatakan bahwa mereka telah menewaskan lebih dari 20 militan al-Qaidah cabang Suriah, yang dikenal dengan sebutan Front Nusra atau Jabhat al Nusra, sekaligus menghancurkan beberapa tempat persembunyian dan kamp pelatihan mereka yang disiapkan untuk menyerang perbatasan Libanon dan Suriah.


Jaringan televisi Hizbullah, Manar, pada Minggu (10/5), mengatakan bahwa militer Suriah dan Hizbullah, telah membuat beberapa “kemajuan penting” dalam perang mereka terhadap militan Suriah yang menentang pemerintahan Presiden Suriah, Bashar al Assad.

Pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, berjanji pada Selasa lalu, bahwa pasukannya bersama sekutu mereka dari Suriah, akan membersihkan wilayah itu dari para pemberontak.

Manar melaporkan bahwa Hizbullah—didukung oleh Iran—dan militer Suriah telah merebut beberapa wilayah di Assal al-Ward, wilayah strategis di Suriah yang berbatasan dengan Libanon.

Tiga kamp pelatihan milik Front al Nusra dihancurkan dan persenjataan mereka, termasuk ranjau dan bahan peledak, dilumpuhkan.

Pasukan Hizbullah telah ikut berperang di sisi militer Suriah dalam perang sipil negara itu. Beberapa pejabat Libanon telah memperingatkan Hizbullah bahwa mereka bisa menyeret Libanon ke dalam konflik Suriah.




Credit  CNN Indonesia  






Mantan Presiden Yaman Terbuka Dukung Pemberontak Houthi


Mantan Presiden Yaman Terbuka Dukung Pemberontak Houthi  
Mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh. (Getty Images/Manny Ceneta)
 
 
Jakarta, CB -- Mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh menyatakan secara terbuka telah beraliansi dengan pejuang Houthi. Pernyataan dukungan ini terlontar setelah kediamannya di Sanaa, ibu kota Yaman, dihantam dua serangan udara koalisi Arab.

Saleh yang dipaksa mundur dari jabatan nomor satu di Yaman pada 2012 lalu, lolos dari serangan yang dilancarkan koalisi Arab, kemarin. Berdasarkan pemberitaan Al Jazeera, Saleh sedang tak berada di tempat saat bom jatuh dan meledak di kediamannya. Pemoban itu akhirnya menewaskan tiga penjaga rumah dan tiga bangunan milik sang mantan presiden.

Sebelumnya, keberpihakan Saleh terhadap Houthi hanya sebatas tudingan. Tudingan itu terlontar kala ia disebut-sebut berada di balik upaya penggulingan terhadap Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi, Februari lalu.


Menanggapi serangan yang menjadikan rumahnya sebagai target, Saleh mengatakan, agresi yang dilakukan oleh koalisi Arab tak ubahnya seperti tindakan seorang pengecut. "Jika Anda cukup berani, datang dan mari berhadapan di medan perang,” ujarnya menantang.

Sebelumnya, Pemberontak Yaman yang disokong Iran, Houthi, menerima tawaran gencatan senjata Arab Saudi selama lima hari. Gencatan senjata itu akan dimulai pekan depan. Dengan gencatan senjata ini, diharapkan bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Yaman.

Juru bicara militer Houthi Kolonel Sharaf Luqman mengatakan bahwa mereka menerima gencatan senjata namun akan tetap melawan serangan dari para loyalis Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi dan militan al-Qaidah.

"Setiap pelanggaran gencatan senjata dari al-Qaidah dan mereka yang berdiri bersama mereka akan direspon," ujar Luqman.

Telah enam minggu Arab Saudi dan para sekutunya melancarkan serangan ke markas Houthi di Yaman, menewaskan lebih dari 1.300 orang. Kondisi di kota-kota yang dikuasai Houthi juga kian mengenaskan, warga kesulitan makanan, obat-obatan dan bahan bakar.

Lembaga bantuan kemanusiaan dan beberapa negara, termasuk Indonesia, mendesak dilakukannya gencatan senjata agar bantuan dapat masuk.

Kantor berita di Iran, Tasnim, mengatakan bantuan dari Teheran akan berangkat ke wilayah pelabuhan Laut Merah di Hudaida hari ini. Iran selama ini membantah membantu Houthi kendati berbagai bukti menunjukkan sebaliknya.

Negara-negara Sunni di kawasan meyakini Iran menggunakan pasukan pemberontak Syiah Houthi untuk menguasai negara di Semenanjung Arab itu. Iran dan Houthi juga dituduh telah memblokir akses bantuan internasional pada warga.

Gencatan senjata ini juga diragukan penerapannya, banyak yang sangsi Houthi akan memenuhi janji.

"Kami ragu Houthi akan berpegang pada perjanjian gencatan senjata karena sebelumnya mereka berkali-kali melanggar komitmen politik yang mereka buat sendiri di masa lalu," kata seorang militan pro-Hadi pada Reuters.



Credit   CNN Indonesia


Pesawat Tempur F-16 Maroko Hilang di Yaman


Pesawat Tempur F-16 Maroko Hilang di Yaman  
Pesawat tempur F-16 milik Moroko yang ikut serta dalam koalisi serangan udara pimpinan Arab Saudi di Yaman dilaporkan menghilang pada Minggu (10/5). (Ilustrasi/Thinkstock)
 
 
Jakarta, CB -- Sebuah pesawat tempur F-16 milik Moroko yang ikut serta dalam koalisi serangan udara negara Arab pimpinan Arab Saudi di Yaman dilaporkan menghilang pada Minggu (10/5).

“Satu dari F-16 milk Royal Armed Force (FAR) yang tergabung dalam pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi untuk mengembalikan legitimasi di Yaman hilang pada Minggu pukul 18.00 waktu setempat,” kata Royal Armed Forces Moroko dalam sebuah pernyataan, dikutip dari kantor berita MAP.

Pilot dari jet kedua yang berada di dalam skuadron yang sama tidak bisa melihat apakah pilot (pesaway yang hilang) telah melontarkan diri.

Penyelidikan saat ini sedang berlangsung.

Didukung oleh Amerika Serikat, negara koalisi Arab melancarkan serangan udara untuk menggempur kelompok pemberontak al-Houthi di Yaman sejak 26 Maret silam, untuk mendukung pemerintahan Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi.

Maroko sendiri mengumumkan dukungan terhadap Arab Saudi sejak awal serangan udara dan beberapa jet tempur F-16 mereka ditempatkan di Uni Emirat Arab (UEA).

Sebelumnya, Arab Saudi mengumumkan akan melakukan gencatan senjata selama lima hari yang akan dimulai Selasa besok (12/5), untuk memberikan kesempatan bagi bantuan kemanusiaan yang saat ini sangat dibutuhkan oleh penduduk sipil memasuki Yaman.

Kelompok Houthi mengatakan mereka menerima gencatan senjata yang diusulkan oleh Saudi tapi menegaskan mereka akan menanggapi setiap pelanggaran pada jeda tersebut.

Berturut-turut pada Sabtu dan Minggu kemarin, pesawat pasukan koalisi mengebom beberapa wilayah di ibu kota Yaman, Sanaa, yang merupakan rumah dari mantan Presiden Ali Abdullah Saleh, yang kini berpihak pada Houthi.

Maroko, bersama dengan Mesir, adalah salah satu sekutu terdekat dari negara-negara Badan Kerja Sama Teluk (GCC) di Afrika Utara. Empat negara GCC—Arab Saudi, Qatar, Kuwait dan UEA—berjanji memberikan bantuan sebesar US$5 miliar ke Maroko pada 2012-2017 untuk membantu kerajaan di Afrika Utara itu mengatasi gejolak “Arab Spring”.

Maroko juga mengirimkan skuadron F-16 ke UEA tahun lalu, ketika koalisi pimpinan AS melancarkan serangan udara terhadap militan ISIS di Irak dan Suriah.

Itu adalah misi pertama dari pesawat tempur Maroko sejak negara itu membeli 24 jet dari AS pada 2011.




Credit   CNN Indonesia


Malaysia Kirim Pasukan Gabung Koalisi Arab Saudi

Foto: Reuters
Foto: Reuters
RIYADH   (CB) – Garda depan pasukan Malaysia dilaporkan telah tiba di pangkalan udara Kota Riyadh, Arab Saudi, pada Minggu 10 Mei. Kedatangan pasukan itu ternyata merupakan tanda bergabungnya Pemerintah Malaysia dengan Koalisi Arab Saudi. Hal itu diungkapkan Saudi Press Agency.
Seperti dikutip Al Arabiya, Senin (11/5/2015), dengan bergabungnya Malaysia, Koalisi Arab Saudi dipastikan mendapat dukungan pertama dari negara-negara di kawasan Asia. Negeri Jiran itu dilaporkan menjadi negara ke-12 yang bergabung dengan koalisi pimpinan Arab Saudi yang dibentuk untuk mengusir kelompok Houthi di Yaman.
Sebelumnya, Senegal telah resmi bergabung dengan koalisi Arab Saudi setelah Presiden Macky Sall mengirim 2.100 prajuritnya untuk bergabung bersama koalisi pimpinan Arab Saudi.
Dengan bergabungnya Senegal, negara itu dipastikan menjadi negara pertama dari wilayah Afrika yang bergabung dengan Koalisi Arab Saudi yang beranggotakan negara-negara dari Timur Tengah.
Sebagaimana diberitakan, Koalisi Arab Saudi dibentuk untuk merespons permintaan bantuan dari Menteri Luar Negeri Yaman, Riyadh Yaseen. Pada 26 Maret 2015, koalisi pimpinan Arab Saudi tersebut memulai agresi militernya dengan meluncurkan serangan udara ke Ibu Kota Sanaa untuk mengusir kelompok Houthi.
Hingga kini, Koalisi Arab Saudi sudah meluncurkan ribuan kali serangan udara sejak 26 Maret 2015. Serangan udara Koalisi Arab Saudi yang terbaru bahkan menghantam kediaman mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh. Kendati demikian, Saleh dan keluarganya dilaporkan baik-baik saja karena telah lama meninggalkan negeri kelahirannya.
Akibat keikutsertaan Koalisi Arab Saudi atas konflik antara kelompok Houthi dan pasukan loyalis Presiden Mansour Hadi, warga sipil di Yaman banyak menjadi korban. Saat ini, PBB telah menyatakan Yaman sedang dilanda krisis kemanusiaan.



Credit  Okezone

China Bangun Ribuan Tentara Drone


Tentara China Mencoba Drone (Foto: Reuters)
Tentara China Mencoba Drone (Foto: Reuters)
WASHINGTON  (CB) - Militer China berencana untuk memproduksi sekira 42.000 senjata otomatis dengan sensor untuk di darat dan laut sebagai bagian pembangunan militer skala besar. Hal itu seperti yang tercantum dalam laporan tahunan Pentagon mengenai Tentara Kebebasan Rakyat (PLA).
Seperti diberitakan Fox News, Senin (11/5/2015), belakangan China mengoperasikan beberapa drone udara dengan dan tanpa awak. Militer China juga mengembangkan kendaraan udara tanpa awak (UAV) jarak jauh. UAV tersebut digunakan untuk kegiatan intelijen dan serangan bom.
Keberadaan UAV akan meningkatkan kemampuan China untuk mengoperasikan pesawat mata-mata jarak jauh dan melakukan penyerangan.
Kemampuan China untuk menggunakan meningkat dan China sedang berencana memproduksi 41.800 drone tanpa awak dengan sistem darat dan laut. Pengadaan drone untuk 2014-2023 tersebut menghabiskan dana sebesar USD10,5 miliar atau sekira Rp1,3 triliun.
Empat UAVsedang dalam pengembangan termasuk Xianglong, Yilong, Sky Saber, dan Lijian. UAV Yilong, Sky Saber, dan Lijian dikonfigurasikan sebagai senjata yang dapat menyerang dengan presisi.
"UAV Lijian, yang terbang pertama kali pada 21 November 2013, adalah UAV siluman China pertama yang dilengkapi sayap," isi laporan tersebut.



Credit  Okezone

China Kembangkan Senjata Pengacau Satelit, AS Terancam

China Kembangkan Senjata Pengacau Satelit (Foto: Daily Mail)
China Kembangkan Senjata Pengacau Satelit (Foto: Daily Mail)
WASHINGTON   (CB) – Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengungkap sebuah laporan bahwa Pemerintah China telah mengembangkan senjata laser dan senjata pengacau satelit (anti-satelit). Perkembangan teknologi militer China itu membuat sistem satelit AS merasa terancam.
Dalam laporannya kepada Kongres AS, China dikabarkan telah membangun sebuah infrastruktur yang luas untuk membangun peluncur dan pengontrol satelit.
Laporan itu menandai dorongan terakhir pejabat militer AS untuk menyoroti peningkatan ancaman terhadap sistem satelit AS.
Kekhawatiran mereka membuat pemerintahan Presiden Obama mengusulkan tambahan anggaran belanja sebesar USD5 miliar untuk meningkatkan keamanan, ketahanan militer, serta teknologi satelit mata-mata. Anggaran tersebut diproyeksikan untuk lima tahun ke depan.
Pada bulan Oktober 2014, China telah meluncurkan 16 pesawat ruang angkasa yang telah dilengkapi sistem komunikasi satelit dan sistem pengawasan. Hal itu termasuk satelit pertama yang menyediakan gambaran teknologi yang sangat tinggi.
Laporan tersebut juga memberikan rincian baru tentang kegiatan counterspace (peningkatan teknologi ruang angkasa) China.
”Pemerintah AS memberikan rincian lebih lanjut tentang kegiatan counterspace China daripada yang mereka miliki di masa lalu,” ujar Brian Weeden dari organisasi nirlaba Secure World Foundation, seperti dikutip Reuters, Minggu (10/5/2015).
“Pentagon jelas semakin khawatir tentang kemampuan China berkembang pesat, dan kemampuan counterspace-nya,” lanjut Weeden.


Credit  Okezone


Rusia Gelar Parade Militer Terbesar saat Perayaan V-Day


Parade militer terbesar dalam V-Day Rusia kali ini (Foto: Sputnik)
Parade militer terbesar dalam V-Day Rusia kali ini (Foto: Sputnik)
MOSKOW - Dalam perayaan Hari Kemenangan atau V-Day yang digelar kemarin menjadi ajang unjuk gigi Rusia. Perayaan yang digelar tahunan itu, militer Negeri Beruang Merah tersebut menggelar secara besar-besaran bahkan tercatat terbesar ketimbang perayaan beberapa tahun lalu.
Ini sekaligus menandai 70 tahun kemenangan atas Nazi dalam Perang Dunia II. Berbagai senjata tempur dan alutsista canggih dipamerkan Rusia dalam parade yang digelar di Lapangan Merah, Kota Moskow.
Seperti dilansir Sputnik, Minggu (10/5/2015), ada yang unik dalam perayaan tersebut. 16.500 tentara Rusia mengenakan seragam besisaat berbaris di Lapangan Merah. Seragam besi itu untuk kali pertama ditampilkan dalam perayaan V-Day Rusia.
Kemudian, lebih dari 140 jet tempur dan helikopter ikut beraksi dalam aksi tersebut. Mereka bermanuver dan menghisasi langit Kota Moskow. Ratusan jet tempur itu menghibur 30 pemimpin negara dunia yang hadir dalam parade militer terbesar Rusia itu.
Selain jet tempur, Rusia juga memamerkan rudal balistik antar-benua, RS-24 Yars, sistem pertahanan udara, rudal S-400. Rudal itu dilengkapi tiga hulu ledak nuklir. Tank Armata T-14 yang diklaim Rusia sebagai tank terkuat di dunia untuk saat ini, terlihat dalam parade militer tersebut.
Senapan mesin teranyar, AK-74 M, yang diproduksi produsen senjata legendaris Rusia, Kalashnikov Concern, ikut meramaikan parade militer yang tercatat sebagai parade militer terbesar yang pernah dipentaskan Rusia.
Kendati demikian, parade militer Rusia itu diboikot para pemimpin negara-negara Barat dengan alasan membela Ukraina dalam konflik dengan Rusia.
Menjelang parade militer, Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan bahwa kerjasama internasional memang telah terancam dalam beberapa tahun terakhir. Dalam pidato sambutannya, Presiden Putin memuji pengorbanan pasukan Uni Soviet (sekarang Rusia) selama Perang Dunia II.
Dia juga mengucapkan terima kasih warga Inggris, Prancis, dan AS atas kontribusi mereka untuk kemenangan itu.
“Namun, dalam beberapa dekade terakhir prinsip-prinsip dasar kerjasama internasional telah diabaikan, dengan semakin sering kita melihat bagaimana mentalitas militer blok Barat dalam meraih momentum,” ujar Putin.



Credit  Okezone


30 Pemimpin Negara Ikuti V Day Moskow, Ukraina Ikuti Eropa

Perayaan V Day di Moskow. (Foto : Sputnik)
Perayaan V Day di Moskow. (Foto : Sputnik)
MOSKOW – Sebanyak 30 pemimpin negara dan organisasi internasional akan menghadiri perayaan peringatan 70 Tahun Kemenangan Perang Dunia Kedua (V Day) di Moskow, 9 Mei 2015.
Laporan dari Sputnik, Sabtu (9/5/2015) menyebutkan bahwa Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan para pemimpin negara dari China, India, afrika Selatan, Venezuela, Vietnam, Jerman, Zimbabwe, Kuba, Makedonia, Mongolia, Palestina, Slovakia, Bosnia Herzegovina, Abkhazia, Ossetia Selatan, Serbia, Republik Ceko, Azerbaijan, Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kyrgiztan, Tajikistan, dan Turkmenistan telah menyatakan akan menghadiri acara peringatan tersebut.
Tamu lainnya yang juga direncanakan akan datang antara lain Ketua Presidium Rakyat Korea Utara, Kim Yong Nam, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon, Direktur Badan PBB untuk pendidikan dan kebudayaan (United Nations Education Scientific dan Cultural Organization–UNESCO) Irina Bokova.
Italia dan Prancis dikabarkan akan mengirimkan menteri luar negeri mereka, sedangkan cucu dari mantan Perdana Menteri Inggris Winston Churcill akan mewakili Inggris dalam perayaan ini.
Untuk pertama kalinya dalam 70 tahun, Ukraina akan merayakan peringatan kemenangan ini pada 8 Mei bersama-sama dengan negara Eropa Barat. Pemimpin Ukraina Petro Poroshenko memperingati kemenangan ini dengan mengumumkan hari libur baru yang bertajuk ‘Hari Peringatan dan Rekonsiliasi’ yang menunjukkan keinginan Ukraina untuk meninggalkan masa lalunya yang terhubung dengan Soviet.
“Pada 8 Mei, untuk pertama kalinya rakyat Ukraina akan bergabung dengan tradisi Eropa untuk mengenang para korban Perang Dunia Kedua. Hari berikutnya di Moskow, dengan alasan memperingati Kemenangan Besar, pasukan agresor akan memperlihatkan kekuatan berbahayanya kepada dunia,” kata Poroshenko.
Selain Moskow, parade V Day tahun ini akan diadakan juga di 150 kota di seluruh Rusia, di Belarusia, Kirgiztan, dan Armenia, dan beberapa negara lainnya.


Credit   Okezone


Parade 70 Tahun V Day, Putin Berterima Kasih pada Sekutu

Tentara Rusia dalam parade Peringatan 70 Tahun Kemenangan Perang Dunia Kedua di Moskow 9 Mei 2015. (Foto : Reuters)
Tentara Rusia dalam parade Peringatan 70 Tahun Kemenangan Perang Dunia Kedua di Moskow 9 Mei 2015. (Foto : Reuters)
MOSKOW – Parade Peringatan 70 Tahun Kemenangan Perang Dunia Kedua (V Day) di Moskow hari ini ditutup dengan Lagu ‘Den Pobedy’ yang dimainkan oleh orkestra gabungan Rusia. Acara ini diklaim sebagi parade militer terbesar yang pernah dilangsungkan di Rusia.
Rangkaian acara peringatan V Day dibuka pada pukul 10.00 waktu Rusia. Setelah bendera Rusia diarak memasuki Lapangan Merah, acara dimulai dengan inspeksi dari para pejabat militer dan menteri pertahanan Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pidato dihadapkan para tamu undangan yang hadir. Dalam pidatonya pemimpin Rusia yang telah berkuasa selama 15 tahun itu menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pasukan sekutu.
“Kemenangan ini, selamanya akan menjadi keberanian tertinggi yang tercatat dalam sejarah negara kita. Tapi kita juga harus mengingat, sekutu kita di koalisi anti-Hitler. Kami berterima kasih kepada rakyat Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat untuk kontribusi mereka,” kata Putin dalam pidatonya sebagaimana dikutip Sputnik, Sabtu (9/5/2015).
Setelah menyambut para pemimpin negara-negara yang hadir, Putin meminta hadirin untuk mengheningkan cipta mengenang para korban yang jatuh selama Perang Dunia Kedua. Setelah memberi penghormatan kepada para veteran perang, lagu kebangsaan Rusia berkumandang dan parade pun dimulai.
Parade ini melibatkan 16.500 orang tentara, 200 unit kendaraan tempur, dan 140 unit helikopter dan pesawat tempur. Selain itu, pasukan dari 10 negara yang hadir juga ikut ambil bagian. Di antara negara-negara yaitu China, Serbia, dan Mongolia.
Setelah unit infanteri membuka parade selanjutnya giliran kendaraan tempur Rusia mencuri perhatian. Seperti yang telah digambar gemborkan sebelumnya, berbagai kendaraan tempur mutakhir seperti Kurganetz, Tank T-14 Armata, hingga sistem pertahanan misil terbaru S-400 dipamerkan dalam parade ini.
Tidak ketinggalan armada udara Rusia yang terdiri dari helikopter, pesawat tempur dan pesawat pengebom memeriahkan langit di atas Lapangan Merah. Helikopter tempur Mi-35M dan Ka-52s muncul bersama dengan pengebom Tu-160, dan Tu-95M serta jet tempur Su-30M, Su-35. Rangkaian parade ditutup dengan aksi akrobat udara lima unit Su-27 dan empat unit Mig-29.
Acara peringatan V Day juga berlangsung di 150 kota di seluruh Rusia, dan beberapa negara bekas Uni Soviet. Sekira 30 orang pemimpin negara dan pemimpin organisasi dunia hadir dalam peringatan ini.


Credit  Okezone








WHO nyatakan Liberia bebas penularan virus Ebola


WHO nyatakan Liberia bebas penularan virus Ebola
Petugas medis membawa James Dorbor (8), yang diduga mengidap Ebola, ke dalam fasilitas perawatan di Monrovia, Liberia, dalam foto karya Daniel Berehulak yang diambil tanggal 5 September 2014 ini. Daniel Berehulak meraih Penghargaan Pulitzer untuk Foto Cerita untuk liputannya mengenai wabah Ebola di Afrika Barat untuk The New York Times. (REUTERS/Daniel Berehulak/The New York Times/Handout via Reuters )
Jenewa (CB) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Sabtu (9/5) mengumumkan wabah virus Ebola di Liberia sudah berakhir, setelah 45 hari tanpa ada kasus baru, kata badan dunia tersebut, Sabtu.

WHO mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa terhentinya penularan tersebut adalah prestasi besar bagi satu negara yang sebelumnya melaporkan jumlah paling banyak kematian akibat wabah yang paling besar, paling lama, dan paling rumit sejak Ebola pertama kali muncul pada 1976.

Saat terjadi puncak penularan pada Agustus dan September 2014, negara itu melaporkan terjadi sebanyak 300 sampai 400 kasus baru setiap pekan.

WHO menyatakan hal itu merupakan prestasi bagi pemerintah dan rakyat Liberia. Rakyat dan pemerintah Liberia, disebutkan, telah menunjukkan tekad untuk mengalahkan Ebola yang tak pernah pudar.

Para dokter dan perawat terus merawat pasien, bahkan ketika saat pasokan perlengkapan perlindungan diri dan pelatihan yang dimilikinya tak memadai, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi. Secara keseluruhan, 375 pekerja kesehatan tertular dan 189 kehilangan nyawa mereka.

Relawan lokal, yang bekerja di pusat perawatan, pada tim pemakaman, atau sebagai pengemudi ambulans, dinilai memiliki tanggung-jawab yang tinggi untuk mengakhiri Ebola serta membawa kembali harapan bagi rakyat negeri tersebut.

Saat jumlah kasus meningkat drastis, bantuan internasional mulai mengalir ke negeri itu. Semua upaya tersebut mendorong jumlah kasus Ebola turun menjadi nol.

Kasus terakhir di Liberia adalah seorang perempuan di Daerah Monrovia, yang terserang gejala pada 20 Maret dan meninggal pada 27 Maret. Sumber penularannya masih diselidiki.

Sebanyak 332 orang yang mungkin telah berhubungan dengan pasien itu diidentifikasi dan dipantau secara seksama. Tak seorang pun memperlihatkan gejala, dan semuanya telah diperkenankan pulang dari rumah sakit.

Walau demikian, para pejabat kesehatan tetap melakukan pengawasan seksama untuk memantau kasus baru. Selama April, lima laboratorium yang memusatkan perhatian pada Ebola di negeri tersebut memeriksa sebanyak 300 sampel setiap pekan. Semua hasil pemeriksaan itu negatif.

Meskipun WHO yakin bahwa penularan telah terhenti di Liberia, wabah tersebut masih menyerang di negara tetangganya, Guinea dan Sierra Leone, sehingga menciptakan resiko tinggi bahwa orang yang tertular mungkin menyeberang ke dalam wilayah Liberia melewati penjagaaan perbatasan yang sangat longgar di wilayah itu.





Credit   ANTARA News


Raja Saudi tak akan hadiri KTT AS-Teluk


Raja Saudi tak akan hadiri KTT AS-Teluk
Raja Salman Bin Abdulaziz Al Saud (REUTERS)
 
 
Washington (CB) - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz As-Saud tak akan menghadiri pertemuan puncak Negara Teluk dengan Presiden AS Barack Obama yang dijadwalkan diadakan dalam waktu dekat, kata Kedutaan Besar Arab Saudi di Washington seperti dikutip Xinhua.

Raja Arab Saudi itu akan mengirim Putra Mahkota Pangeran Mohammad bin Naif, yang juga Wakil Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri, untuk menghadiri pertemuan antara para pemimpin Amerika Serikat dan negara lain anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) --Bahrain, Kuwait, Qatar, dan Uni Emirat Arab, kata kedutaan tersebut.

Obama dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin GCC pertama di Gedung Putih pada Rabu (13/5) lalu di Camp David, tempat peristirahatan Presiden AS di negara bagian Maryland, pada hari berikutnya.

Pertemuan tingkat tinggi yang dilakukan di tengah keprihatinan mendalam mengenai pembicaraan nuklir antara Washington dan Iran serta meningkatnya pengaruh Iran di wilayah Teluk itu, diperkirakan akan meningkatkan komitmen keamanan AS untuk mitranya di Teluk.

Raja Arab Saudi itu juga akan mengirim Wakil Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman yang menjadi Wakil II Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan, ke pertemuan puncak itu, kata kedutaan besar Arab Saudi itu mengutip Menteri Luar Negeri Adel bin Ahmed Al-Jubeir.

Iran dan AS, Inggris, Prancis, Tiongkok, Rusia ditambah Jerman --secara kolektif dikenal dengan nama P5+1-- berlomba dengan tenggat 30 Juni untuk mencapai kesepakatan menyeluruh mengenai program nuklir Iran, yang jadi sengketa, setelah perundingan kesepakatan kerangka kerja awal April lalu.




Credit   ANTARA News



Milisi Houthi terima gencatan senjata lima hari di Yaman


Kairo (CB) - Kelompok Houthi sekutu Iran di Yaman menerima pada Ahad gencatan senjata kemanusiaan lima hari yang diusulkan Arab Saudi tetapi memperingatkan mereka akan menanggapi tiap pelanggaran.

Arab Saudi yang bebatasan dengan Yaman telah menyatakan pada Jumat bahwa gencatan senjata itu dapat dimulai Selasa jika milisi Houthi menyetujuinya.

Koalisi pimpinan Saudi, yang didukung Amerika Serikat, mulai melakukan serangan-serangan udara terhadap kelompok pemberontak itu dan unit-unit tentara yang setia kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh pada 26 Maret dengan tujuan memulihkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.

Milisi itu menyatakan kampanye mereka bertujuan untuk memerangi militan Al Qaeda dan korupsi.

"Tiap pelanggaran terhadap gencatan senjata dari Al Qaida dan mereka yang mendukungnya dan mendanainya akan ditanggapi oleh tentara dan komite rakyat dan keamanan," kata Kolonel Sharaf Luqman, juru bicara Tentara sekutu Houthi, dalam satu pernyataan yang disiarkan kantor berita Saba.

Satu pernyataan Houthi yang disiarkan Sabtu malam menyatakan mereka akan menyambut "positif" tiap usaha untuk mengangkat penderitaan rakyat Yaman, suatu isyarat bahwa mereka akan menerima gencatan senjata tersebut.

Houthi juga meminta dialog politik dengan bantuan PBB untuk memulihkan keadaan guna menyelesaikan konflik.

Gencatan senjata, yang dirancang untuk memberikan waktu bagi para donor mengkoordinasikan pasokan bantuan, akan mulai berlaku pukul 2.00 GMT (pukul 9.00 WIB) Selasa.

Masyarakat internaional merasa prihatin atas situasi kemanusiaan di Yaman sementara serangan-serangan itu telah membunuh lebih 1.300 orang, menyebabkan orang-orang setempat meninggalkan rumah-rumah dan menghancurkan infrastruktur -- sehingga menimbulkan kekurangan pangan, obat-obatan dan bahan bakar.

Penerimaan Houthi atas suatu gencatan senjata itu menyusul pemboman benteng-benteng milisi itu di bagian utara Yaman sejak Jumat malam, ketika Riyadh menghimbau warga sipil untuk keluar dari Saada, kota di bagian utara tempat dukungan bagi pemberontak Houthi bertambah kuat.

Tiga serangan udara menyasar kediaman bekas Presiden Saleh di Sanaa, ibu kota Yaman, pada dini hari Minggu, tetapi kantor berita Yaman, Khabar, mengatakan mantan presiden dan keluarganya tidak terluka.




Credit   ANTARA News




Suriah kecam upaya AS latih gerilyawan



Suriah kecam upaya AS latih gerilyawan
Pejuang pemberontak melaksanakan ibadah shalat berjamaah sebelum mereka melakukan serangan untuk mengambil alih Jisr al-Shughour dan daerah sekitarnya, yang berada di bawah kendali pasukan yang loyal terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad, Senin (20/4). (REUTERS/Khalil Ashawi)
 
 
Damaskus (CB) - Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad  mengecam rencana AS untuk melatih gerilyawan Suriah. Ia menuduh Washington mendukung terorisme dan menambah rumit situasi politik di Suriah, kata kantor berita resmi Suriah, SANA.

"Amerika Serikat akan mulai melatih apa yang disebutnya pemberontak moderat Suriah dengan dalih memerangi teroris Daesh dan Front An-Nusra," kata Mekdad, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Minggu.

Ia menggunakan singkatan dalam Bahasa Arab untuk kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Amerika Serikat membohongi rakyatnya dan dunia", katanya.

Ia menambahkan,  "Dengan melatih gerilyawan, Amerika Serikat akan mendukung terorisme serta menambah rumit kondisi dan penyelesaian politik di Suriah. Ini juga melindungi Israel".

Mekdad menyerukan Amerika Serikat agar "menjauhkan diri dan tidak campur tangan dalam urusan kedaulatan negara melalui kekuatan", kata SANA --dengan mengutip pernyataan Mekdad dari harian Lebanon, Al-Bina.

Hampir sembilan bulan setelah Kongres AS pertama kali menahan dana untuk melatih gerilyawan Suriah, para pejabat Washington mengatakan Amerika Serikat telah mulai menawarkan pelatihan buat gerilyawan moderat di Suriah guna memernagi ISIS.

Pelatihan sebanyak 90 gerilyawan yang sudah dipilih dimulai di Jordania, katanya, dan pelatihan lain diperkirakan diselenggarakan di Turki serta Arab Saudi.

Pada Kamis Menteri Pertahanan AS Ashton Carter mengatakan personel militer AS telah mulai memberi pelatihan perang buat petempur guna memerangi kelompok fanatik Negara Islam (IS) --yang juga dikenal dengan nama ISIS.

Carter, yang menyebut program pelatihan tersebut sebagai "bagian penting dan rumit" dalam aksi anti-IS, mengatakan bagian awal dari pelatihan itu melibatkan hampir 90 petempur Suriah, dan kelompok kedua akan memulai pelatihan dalam beberapa pekan mendatang.

"Mereka akan dilatih dan diberi perlengkapan untuk memerangi ISIL (Negara Islam Irak dan Levant), nama lain IS atau ISIS," kata Carter.

Kelompok IS dan Front An-Nusra --yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida-- telah menguasai lebih dari 90 persen kamp pengungsi Palestina Yarmouk, kata beberapa laporan pada awal April.

Kamp Yarmouk direbut oleh Front An-Nusra dan kelompok IS setelah empat hari pertempuran sengit dengan kelompok mujahidin saingan mereka --Aknaf Beit Al-Maqdes, yang telah menguasai kamp itu sejak 2013.

Kelompok Aknaf Beit Al-Maqdes telah mundur ke bagian timur-laut Kamp Yarmouk, kata beberapa laporan --yang menambahkan IS memenggal dua orang di Yarmouk. Laporan tersebut tidak memberi penjelasan mengenai penyebab pembunuhan kejam itu.



Credit    ANTARA News



Pesawat Airbus A400M jatuh, empat orang meninggal


Pesawat Airbus A400M jatuh, empat orang meninggal
ilustrasi Pesawat AIRBUS A400M produk terbaru Airbus Military setibanya di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu (18/4). Airbus Military A400M yang untuk pertama kalinya mendarat di tempat itu adalah pesawat angkut militer yang bisa memuat hingga 37 ton dalam jarak tempuh hingga 3.300 kilometer atau hingga 6.400 kilometer dengan muatan seberat 20 ton. (FOTO ANTARA/M Agung Rajasa) ()
 
 
Seville, Spanyol (CB) - Satu pesawat angkut militer Airbus A400M jatuh di luar Seveille pada Sabtu, menewaskan empat awak dan menyebabkan Inggris dan Jerman tidak menerbangkan pesawat angkut kargo dan tentara Eropa.

Pesawat itu dijadwalkan dikirim ke Turki, negara pembeli anggota NATO, dan sedang dalam pengujian ketika jatuh di satu lapangan sekitar 1,6 kilometer sebelah utara bandar udara San Pablo, Seville. Inilah kali pertama pesawat jenis A400M jatuh.

Airbus menyatakan empat karyawan asal Spanyol telah meninggal dan dua awak yang selamat mengalami luka-luka serius dan saat ini sedang dirawat di rumah sakit.

Surat kabar El Pais melaprokan awak pesawat mendeteksi kerusakan dan meminta izin untuk mendarat, tetapi kemudian menabrak satu menara listrik ketika berusaha melakukan pendaratan darurat.

Seorang juru bicara Airbus menolak untuk memberi komentar mengenai sebab-sebab kecelakaan. Airbus menyatakan pihaknya telah mengirim satu tim untuk menyelidiki.

Inggris dan Jerman mengatakan mereka menangguhkan penerbangan A400M sementara mereka menunggu informasi lebih jauh mengenai sebab jatuhnya pesawat tersebut.

Api membakar pesawat itu dan kepulan asap hitam membubung dari tempat jatuhnya pesawat.

Perdana Menteri Mariano Rajoy, yang berbicara kepada wartawan dekat tempat kejadian, meminta penjelasan dari Airbus mengenai alasan-alasan atas jatuhnya pesawat itu.

"Insiden seperti ini bukan terbaik bagi industri kita ... Hal ini masih dilihat apakah murni kecelakaan atau apakah satu kesalahan dibuat," kata dia, dengan menambahkan bahwa menteri pertahanan Spanyol akan bertemu rekan sejawatnya dari Jerman dan Prancis pada Ahad guna membahas insiden tersebut.

A400M Atlas dikembangkan untuk Spanyol dan enam negara anggota NATO lainnya: Belgia, Inggris, Prancis, Jerman, Luxembourg dan Turki dengan biaya 20 miliar euro (22 miliar dolar AS), yang membuatnya menjadi kontrak senjata tunggal terbesar di Eropa. Pesawat jenis itu memasuki layanan pada 2013 setelah penundaan lebih tiga tahun, demikian Reuters.





Credit  ANTARA News