CB - Pada 22 April 1945, Adolf Hitler
mendapat laporan dari salah satu jenderalnya, bahwa tidak ada lagi
pertahanan untuk menghadapi serangan Uni Soviet di Eberswalde.
Dikutip dari laman Histroy, Hitler mengaku telah kalah dalam
perang, di depan semua yang ada dalam bunker bawah tanahnya. Bunuh diri
menjadi langkah terakhir yang dipilihnya.
Pasukan Soviet dengan
cepat mencapai Treunbrietzen, 40 mil barat daya Berlin, membebaskan para
tahanan di kamp-kamp Nazi, termasuk Panglima Militer Norwegia, Otto
Ruge.
Selama hidupnya, Hitler hampir tidak pernah mengakui
kesalahan, atau menerima kegagalan. Ketika Nazi di ambang kehancuran,
awal 1945, dia menyalahkan lemahnya orang-orang Jerman.
Laman History Place
menyebut setelah kegagalan dalam perang di Bulge, Hitler jatuh dalam
keadaan putus asa mundur dari Front Barat kembali ke Berlin, hanya
bertahan di gedung Reich Chancellery.
Laporan demi laporan yang
diterimanya, menyebut laju pasukan kombinasi terbesar di dunia yang tak
dapat dihentikan. Pasukan sekutu bergerak ke Jerman dari timur dan
barat.
Di timur, 300 divisi pasukan Soviet telah bergerak sejak
pertengahan Januari. Pertahanan Jerman hancur seperti susunan kartu yang
berjatuhan dalam efek domino.
Sementara 85 divisi pasukan
Amerika Serikat (AS) dan Inggris, bergerak dari Barat sejak awal
Februari. Keputusasaan melanda banyak prajurit Jerman, yang kemudian
menyerah pada pasukan sekutu.
JAKARTA (CB) – Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe, bersama
dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bertindak sebagai pimpinan rapat
paripurna sesi pertama pada Pertemuan Puncak Konferensi Asia Afrika
(KAA).
Presiden berusia 91 tahun yang juga merupakan ketua Uni Afrika
(African Union) itu menyampaikan pidatonya di hadapan para kepala
pemerintah dan pejabat tinggi yang hadir di Plenary Hall Jakarta
Convention Center (JCC).
“Kita butuh usaha lebih keras untuk memperkuat kerjasama di anatara
negara-negara Asia Afrika jika kita ingin mencapai ambisi kita,” tegas
Mugabe saat membuka pidatonya, Rabu (22/4/2015).
Dalam pidatonya, Presiden Mugabe menyoroti pentingnya kerjasama yang
telah digagas sejak 1955 oleh negara-negara Asia Afrika. Dia meyakini,
sumber daya alam adalah salah satu kunci dalam usaha mengubah negara dan
menyatakan pentingnya sumber daya alam suatu negara untuk dikelola oleh
masyarakat negara itu, bukan pihak asing.
Mugabe menilai negara-negara di Asia dan Afrika telah menderita
ketertinggalan dari negara-negara Barat karena penjajahan di masa lalu.
Ia mengakui bahwa negara-negara Asia telah mampu berkembang lebih baik
dari negara-negara Afrika setelah melewati masa penjajahan.
“Di Asia, Anda telah mencapai perkembangan yang jauh lebih baik dari
kami di Afrika,” ujar Mugabe dalam pidatonya di Pertemuan Puncak KAA.
Presiden Mugabe menyayangkan sistem yang ada di dalam PBB yang tidak
melihat suara negara-negara di Asia Afrika. Menurutnya, sistem PBB tidak
berlaku adil kepada semua negara-negara anggotanya, dengan mendahulukan
suara dari negara-negara anggota permanen Dewan Keamanan (DK PBB).
“Suara anggota tetap (DK PBB) berpengaruh sangat besar dibandingkan
suara negara-negara yang membutuhkan bantuan. Kita harus berusaha
mencapai kesuksesan dalam kerjasama ini. Memperkuat persatuan kita agar
PBB melihat semua anggotanya secara setara,” lanjut Presiden Mugabe.
Para pemimpin negara-negara peserta KAA memberikan pidato mereka
dalam pertemuan kali ini. Pidato itu menyoroti isu-isu yang ingin
diajukan masing-masing negara untuk dibahas dalam rapat Pertemuan Puncak
KAA ini.
JAKARTA (CB) – Usai menghadiri acara pembukaan Pertemuan
Puncak Konferensi Asia Afrika (Asian Afrikan Summit/KAA), Perdana
Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan
(TMP) Kalibata pada hari ini.
Berdasarkan pantauan Okezone, Rabu (22/4/2015), PM Abe tiba di TMP Kalibata sekira pukul 10.00 WIB, dan disambut oleh Kasdam Kodam Jayakarta, Brigjen Ibnu.
Di TMP Kalibata, PM Abe yang didampingi kerabat keluarga, serta
ajudannya, melakukan acara tabur bunga di makam seorang warga Jepang
yang turut membantu perjuangan rakyat Indonesia dalam perang
kemerdekaan. Warga Jepang itu bernama Eto Sichio.
Menurut pihak berwenang TMP Kalibata, sebanyak 28 warga Jepang yang
ikut dalam perang kemerdekaan Indonesia dimakamkan di TMP Kalibata.
Setelah selesai melakukan ziarah di TMP Kalibata, PM Abe akan kembali
menghadiri rangkaian acara Pertemuan Puncak KAA di Jakarta Convention
Center (JCC).
JAKARTA (CB) – Hubungan Swedia dan Israel dilaporkan
sempat memanas setelah Pemerintah Swedia melalui Menteri Luar Negeri
(Menlu), Margot Wallstrom, mengakui dan mendukung kemerdekaan Palestina.
Sebagaimana diketahui, Israel memang sempat kecewa kepada Swedia
dengan menarik Duta Besar (Dubes) mereka di sana. Namun, Margot
Wallstrom mengakui hubungan dengan Pemerintah Israel sudah mulai
membaik.
“Kami sudah memperbaiki hubungan diplomatik kami dengan Israel. Kami
mendapat kritikan dari pihak Israel ketika kami mengakui dan mendukung
kemerdekaan Palestina, tapi Duta Besar (Dubes) Israel sudah kembali ke
negara kami. Jadi, kami berharap bisa memperbaiki hubungan diplomatik
kami,” ujar Menlu Wallstrom kepada wartawan di Jakarta Convention Center
(JCC), Rabu (22/4/2015).
Kendati demikian, Swedia dengan tegas tetap akan mengakui kemerdekaan
Palestina dan memberikan bantuan berupa perbaikan gedung dan
pendidikan.
“Kami bersama Indonesia akan membantu Palestina. Kami memiliki
sejumlah proyek untuk membangun kembali Palestina,” lanjut Menlu
Wallstrom.
CB, Jakarta - Andromax boleh dibilang sukses
jadi merek smartphone yang dipasarkan di Indonesia. Produk keluaran PT
Smartfren Telecom Tbk (Smartfren) itu ternyata sudah mendapat perhatian
dari kalangan militer.
Bahkan, ribuan handset Andromax disebutkan telah dipesan oleh Tentara
Nasional Indonesia (TNI) dari Komando Daerah Militer (Kodam) IV
Brawijaya sebagai perangkat pendukung aktivitas personelnya. Produk yang
dipesan oleh komando militer dari Jawa Timur itu berupa seri Andromax
G2 yang dikhususkan bagi kelas menengah.
"Sekarang ini sudah ada 11 ribuan pesanan yang akan kita kirim ke sana, tapi kemungkinan akan ada 40 ribuan handset yang akan masuk ke kita, dari Kodam IV saja," ujar Djoko Tata Ibrahim, Deputi CEO Smartfren
Pria berkumis tebal itu mengungkapkan pihaknya memberikan harga
khusus bagi pesanan dalam jumlah besar yang dikirim ke Kodam Brawijaya.
Smartfren juga telah menyediakan aplikasi khusus supaya para personil
militer pengguna produknya bisa lebih mudah sewaktu menjalankan tugasnya
"Kita berikan harga khusus untuk pesanan Kodam IV Brawijaya, ada juga
aplikasi yang kita kembangkan khusus untuk kebutuhan pertanian guna
mempermudah mereka membantu masyarakat dan akan kita tambah lagi
aplikasi lain sesuai kebutuhan," ungkap Djoko.
Lebih lanjut, Djoko mengklaim, perusahaannya tak memberikan fitur
keamanan khusus di perangkat yang dibuatnya demi memenuhi pesanan Kodam
IV Brawijaya.
Meski begitu, Djoko menyatakan pesanan yang dikirim kalangan militer
telah membuktikan produknya telah mendapat pengakuan dari sisi kualitas
dan sekuritas.
"Ini kan menunjukkan produk kita sudah diakui kalangan militer. Kita
sih, nggak kasih keamanan khusus, tapi kan jaringan Smartfren aman,
nggak pernah ada isu penyadapan di jaringan kita," aku Djoko diiringi
tawa di hadapan awak media di Jakarta.
CB, Jakarta - Mesin Allison menderu kencang, 2
baling-baling berputar cepat, sebuah pesawat putih, dengan warna biru di
perutnya, mengambil posisi take off setelah berputar 180
derajat di ujung landasan. Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa
Barat diliputi suasana tegang kala itu. Sejumlah mobil pemadam kebakaran
disiagakan, mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
Selang beberapa menit, burung besi dengan berat kosong 13.660 kg pun
melaju sangat kencang, mendongak, dan kemudian mengangkasa dengan
anggun. Dipandu CN-235 yang lepas landas lebih dulu.
Pesawat itu adalah N-250 Gatotkaca. Namanya diambil dari tokoh pewayangan yang konon punya kesaktian luar biasa: otot kawat balung wesi (berotot kawat dan bertulang besi). Ia juga mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap.
Dan ketika Sang Gatotkaca mengangkasa di atas Kota Bandung,
ketegangan sirna. Kegelisahan orang-orang yang ada di sana berganti
senyuman. Semua bertepuk tangan. Tak sedikit yang mengucurkan air mata.
Dari darat, Presiden Soeharto kemudian berbincang melalui radio
komunikasi dengan pilot N-250 yang sedang mengudara. Di sampingnya, ada
Dirut PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), Prof. Dr. Ing. BJ
Habibie. Ia orang yang paling lega saat itu. Prediksi seujumlah pakar
yang menyebut N-250 tak mampu terbang, dipatahkan telak.
Itulah momentum bersejarah penerbangan perdana pesawat ‘asli’ buatan anak bangsa, yang melalui proses panjang sejak tahun 1985.
Peristiwa terbang perdana pesawat N-250 pada 10 Agustus 1995 dijadikan peringatan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional.
Sayangnya, keberhasilan ini tidak berlangsung lama. Proyek pesawat
N-250 terhenti setelah krisis moneter yang menimpa Indonesia pada tahun
1998. Kini pesawat yang pernah menjadi kebanggan ini ‘mangkrak’ di area
PT Dirgantara Indonesia (PT DI), yang dulunya bernama Industri Pesawat
Terbang Nusantara (IPTN). Sang primadona dirgantara mungkin tak akan
pernah bangkit.
Namun, kini, muncul pesawat-pesawat berlabel made in Indonesia. Memberi sepercik harap industri kedirgantaraan nusantara akan kembali bangkit. Salah satunya, Regio Prop 80 (R-80).
Industri Dirgantara RI Bangkit?
Dua puluh tahun berlalu sejak penerbangan perdana N-250. Pada Senin
13 April 2015, BJ Habibie muncul di ajang National Innovation Forum
(NIF) 2015 di Puspiptek, Serpong, Tangerang, Banten.
Di depan Presiden Jokowi, ia mempresentasikan salah satu produk
pesawatnya yang diberi label R-80. Pesawat yang diklaim bakal lebih
hebat dari N-250.
Melalui PT Ragio Aviasi Industri (RAI), produsen R-80, Habibie
mengatakan, pesawat terbarunya tak membutuhkan waktu lama untuk bisa
mengudara di langit Nusantara. Tak seperti N-250 yang ‘mati suri’.
Menurut Habibie, pesawat itu merupakan generasi baru pesawat
berpenumpang 80-90 orang berkecepatan tinggi dan merupakan regional
turboprop aircraft.
R-80 juga dinilai unggul karena biaya operasinya yang paling rendah
di kelasnya, menawarkan keandalan, sistem avionik kelas lanjut yang
memungkinkan tingkat keselamatan semakin tinggi, kenyamanan bagi
penumpang, hingga ramah lingkungan.
Presiden ke-3 RI itu menyebut, dukungan dari pemerintah mutlak
diperlukan. Sebab, investor dari dalam dan luar negeri baru mau
berinvestasi ke perusahaannya jika ada dukungan dari negara. "Pesawat
ini baru akan mengudara tahun 2019. Sudah dua tahun, kita sudah jauh
bekerjanya," kata Habibie.
Pria yang pernah menjadi petinggi perusahaan pesawat Jerman,
Messerschmitt-Bölkow-Blohm pernah menyebut, R-80 akan menjadi kejutan.
Tak hanya bagi Indonesia, tapi juga dunia. "It's a surprise, you'll see it," kata Habibie pada 2013 lalu.
Ditemui di tempat terpisah, Komisaris PT RAI, Ilham Habibie
menambahkan, sejauh ini pemerintah sudah menunjukan bukti nyata
mendukung program ini. Namun, ia belum berani memberikan detail
kerjasamanya. Masih terlalu dini.
"Presiden Jokowi sudah menyatakan bahwa R-80 akan menjadi program
nasional. Tapi memang kita memiliki beberapa ide, tapi belum bisa saya
sebutkan di sini," ujar Ilham dalam wawancara khusus dengan Liputan6.com, Kamis 16 April 2015.
Dukungan pemerintah, kata dia, bisa berupa pendanaan atau fasilitas
tertentu seperti pengurangan pajak. "Banyak sekali instrumen-instrumen
yang akan sangat bermanfaat."
Sementara itu, pengamat Aviasi UGM, Arista Atmadja mengatakan,
pemerintah harus belajar dari masa lalu. Ia menilai, penguasa sebelumnya
kurang perhatian dengan sektor industri kedirgantaraan.
Akhirnya, banyak anak bangsa yang cerdas memilih mengembangkan
pesawat di negeri lain. Yang akhirnya mempengaruhi perkembangan industri
pesawat di dalam negeri. “SDM kita di PT Dirgantara banyak diambil
Boeing mereka lari ke Amerika. Kan sayang insinyur kita ke sana semua,”
kata dia.
Arista menambahkan, dari segi pendidikan, di Indonesia sejatinya
sudah mumpuni. Di Institut Teknologi Bandung (ITB) ada jurusan teknik
penerbangan. Lulusannya sudah terbiasa menangani penerbangan sejak 1979.
“Namun, karena industri penerbangan kurang dukungan yang serius
mereka pada kabur. Bahkan para insinyur kita terlibat dalam pembuatan
Boeing 787 Dreamliner. Padahal, mereka adalah aset bangsa," ujar Arista.
Dosen UGM itu berpendapat, R-80 adalah pesawat ideal. Juga kuat dalam bisnis pesawat di kelas 80 seat atau tempat duduk.
Pesawat tanggung ini menurut Arista hampir tidak ada yang menyaingi.
Mungkin hanya Embraer (Brasil) dan Bombardier CRJ (Kanada), atau ATR
(Prancis) -- para 'raksasa' yang bermain di kelas di bawah 100 seat.
Menurut Arista, tingkat persaingan yang dihadapi R-80 kurang ketat dan kompetitif. Pesawat itu juga tak jadi kekhawatiran dan pressure untuk produsen kelas besar seperti Eropa dan Amerika. Airbus dan Boeing.
"Kita harus waspadai bisnis manufaktur pesawat. Ini bisnis prestise
dan membawa nama baik negara,” kata dia. Butuh upaya luar biasa untuk
bersaing dengan Boeing atau Airbus. Jika tak mampu, bisa-bisa justru
mati.
Pesawat ‘Bandel’ R-80
R-80 merupakan pesawat terbang komersial berjenis turboprop yang bisa
mengangkut 80-100 orang. Memiliki kecepatan maksimal 330 knots (378
mph, 605 km/h), R-80 dapat menempuh jarak tempuh kurang dari 600 km.
Komisaris PT Regio Aviasi Industri, Ilham Habibie menerangkan
sejumlah keunggulan lain pesawat R-80. Salah satunya, "Ini pesawat
bandel," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis 16 April 2015.
Kenapa
disebut bandel, Ilham membeberkan kelebihan pesawat dengan mesin
turboprop dibanding jet. Yakni mampu take off dan landing di landasan
pacu yang pendek dan kondisi berbatu kerikil.
Dengan mesin turboprop, take off atau landing di landasan yang banyak
batu kerikil tak akan berujung bahaya. Sebab, batu-batu kecil itu tidak
akan tersedot ke dalam mesin. "Kalau mesin jet itu, bahaya, batu-batu
kerikilnya bisa tersedot ke dalam mesin," ujar Ilham.
Tak cuma
itu, R80 disebut Ilham juga merupakan pesawat yang lebih besar dan luas
dari pesawat sejenis lainnya. R80 akan didesain memiliki 80 kursi
penumpang, engine termutakhir, ruang kabin pilot yang lebih luas.
"Lalu
bahan bakarnya lebih irit. Tempat duduk pilot juga lebih luas. Kita
juga pakai sistem yang mendukung dengan komputer," kata Ilham.
Menurut putra sulung B. J. Habibie ini, desain yang diusung R-80
berbeda dengan N-250. Desain ini dikerjakan oleh puluhan desainernya
yang berpengalaman baik di dalam maupun luar negeri menggunakan software
CATIA atau Dassault Systemes di fasilitas milik PT DI.
"Secara prinsip memang mirip tapi semuanya desain baru. Yang lebih
penting pengalaman dari N-250. Karena ahlinya berasal dari program
N-250. R-80 adalah kesempatan sekarang atau tidak sama sekali karena
orang-orangnya sudah tua dan hampir pensiun,"imbuhnya.
Ilham menuturkan, saat ini program R-80 sudah masuk di tahap desain pendahuluan atau preliminary design. Setelah selesai, akan masuk dalam tahap design rinci atau detail design. "Preliminary design dimaksudkan untuk membuat desain itu utuh dari ujung ke ujung,” kata Ilham.
Meski belum masuk detail design, Ilham menjamin pesawat yang
dikerjakan pihaknya memiliki banyak keunggulan dibanding pesawat
sejenis. Salah satunya adalah teknologi "Fly by Wire" atau sistem yang
membatasi gerakan pesawat udara melalui komputer elektronik atau Flight
Control Computer (FCC).
"Jadi kita untuk menggunakan sistem
pengendalian pesawat terbang, kita juga menggunakan teknologi mutakhir
yaitu adalah kita pakai sistem yang didukung oleh komputer.”
Menurut pengamat aviasi UGM, Arista Atmadja, R-80 cocok untuk kondisi
Indonesia yang memiliki belasan ribu pulau. Apalagi, tidak perlu
landasan pacu yang panjang untuk menerbangkannya.
"Ia bisa
landing di landasan pacu yang pendek 1.900 meter cukup lah. Penumpang
kapasitas 80 juga cocok di Indonesia yang negara kepulauan dan memiliki
237 bandara" bebernya.
Dia menambahkan, R-80 bisa memenuhi
pangsa pasar domestik walaupun market internasional cukup bagus seperti
kawasan Asia dan Asia Tenggara: Filipina, Vietnam, Kamboja, Malaysia dan
Thailand.
Tantangan Besar
Program R-80 bukan mudah dilakukan. Selain pendanaan, tantangan yang
harus dihadapi adalah masalah Sumber Daya Manusia (SDM) dan fasilitas.
Untuk itu, PT Ragio Aviasi Industri (RAI) mengajak PT Dirgantara
Indonesia untuk turut serta dalam program ini.
"Pertama, pendanaan selalu menjadi tantangan, tapi kita selalu
menemukan solusi tapi boleh dikatakan itu adalah salah satu tantangan.
Kedua SDM, kita memang punya secukupnya tapi memang kita punya beberapa
yang harus didorong,” kata Ilham Habibie.
PT RAI, tambah Ilham, mempercayakan PT DI, salah satu perusahaan BUMN
Industri Strategis, untuk mengerjakan beberapa bagian pesawat. Namun,
untuk detailnya Ilham belum bisa berkomentar banyak. Pembicaraan antar
kedua pihak telah dilakukan.
"Dalam kasus R-80 ini mereka (PT DI) partner kita. Ada beberapa pekerjaan kita sub-con
kepada mereka dari segi engineering saat ini. Ke depan, kita harapkan
dia bisa membuat paling tidak sebagian daripada program ini dari segi
fuselage dan juga wings-nya," cakapnya.
Sedangkan, dari pihak PT Dirgantara Indonesia mengaku siap membantu.
Namun, mereka akan mengkaji mulai masalah bisnis plan, market analisis,
maupun perkembangan apa yang telah dihasilkan.
“Secara program kita kalau dilihat 2015-2016 itu sudah full, sudah
terstruktur. Jadi kita lagi melihat lagi program ini. Saat ini kita
masih sebatas diskusi, kita harus melihat juga bagaimana kapasitas PT
DI, bantuan apa yg bisa diberikan PT DI, bagaimana positioning-nya,
ini belum ada keputusan masih dalam ranah diskusi.,” ucap Ade Yuyu
Wahyuna, Kepala Pengembangan Bisnis PT. DI saat dihubungi tim Liputan6.com.
Ditambahkan Ade, sebagai perusahaan negara yang berkecimpung di
industri dirgantara, pihaknya juga akan membicarakan masalah pendanaan
hingga kaitannya dengan pemerintah. Pembicaraan panjang pun akan
dilakukan PT RAI dan PT DI agar program ini bisa maksimal.
“Memang kita harus duduk lagi untuk membicarakan pengembangan bisnis
seperti apa? Kaitan dengan pemerintah, masalah pendanaanya jadi masih
kasar belum berbentuk. Tapi kita sudah mulai berdiskusi, tapi belum
berbentuk kesepakatan,” kata dia. Komponen Dalam Negeri
Untuk menjadi pesawat transport nasional, selain desain diperlukan
juga komponen-komponen yang diproduksi di dalam negeri. Peneliti Utama
Pustekbang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Sulistyo Atmadi
berharap kehadiran pesawat nasional juga mendatangkan industri-industri
komponen pesawat di dalam negeri.
Ia berharap, siapa pun yang terlibat di dalam program pesawat
nasional jangan pernah melupakan kemajuan industri manufaktur di dalam
negeri.
“Pesawat transport nasional adalah pesawat yang semakin banyak
menggunakan komponen lokal, itu harapan saya seperti itu. Memang masih
sulit untuk total, tapi mudah-mudahan komponen-komponen lainnya sudah
lokal. Jadi jangan terlalu banyak komponen dari luar negeri, karena
nantinya malah bukan pesawat nasional ya,” ungkap Sulistyo.
PT Infoglobal, perusahaan dalam negeri yang berkecimpung di industri
avionik, mengaku siap jika nantinya mereka dipilih untuk membantu
program ini. Saat ini, beberapa hasil produksinya sudah digunakan TNI di
pesawat militer.
“Kami ini dalam rangka mau mengundang Pak Habibie agar beliau bisa
melihat workshop kami di Surabaya sehingga beliau mau melihat langsung
bagaimana kompetensi kami di bidang avionik,” kata dia.
“Kami satu-satu di dalam negeri yang sudah mendesain, manufaktur
avionik pesawat tempur,”tutur Ahmad Fauzi, Marketing Manager PT.
Infoglobal kepada Liputan6.com.
Menurut Ahmad,
avionik pesawat militer dengan pesawat sipil relatif sama. Namun, saat
ini pihaknya belum masuk ke pasar sipil karena terkendala masalah
sertifikasi.
Ia pun berharap pemerintah membantu agar program pesawat nasional
bisa sempurna dengan produk dalam negeri. “Pesawat sipil dan tempur itu
avioniknya relatif sama, hanya berbeda regulasi dan sertifikasi.
Sertifikasi di dunia selama ini masih didominasi FAA dari Amerika dan
EASA dari Eropa. Di negeri kita sampai saat ini belum ada lembaga
pemerintah yang membidangi itu. Bisa mensertifikasi dalam negeri.
Makanya kami ingin sekali bersama-sama mencari solusi agar sertifikasi
tidak tergantung luar,” cakapnya.
“Kalau pemerintah berkenan membantu kita sertifikasi dalam negeri
maka cita-cita itu bisa terwujud. Seperti yang dilakukan oleh China,
yang tidak mau bergantung kepada 2 lembaga sertifikasi tadi sehingga
pasar pesawat sipil tidak harus dipegang dua raksasa itu. Kebutuhan
dalam negeri kita kan cukup besar, kenapa harus dari luar,”
Sementara itu, menurut Ilham kehadiran komponen dalam negeri sangat
dimungkinkan di tempatkan di pesawat R-80. Namun, semua akan melewati
seleksi karena berkaitan dengan masalah tanggung jawab perusahaan.
“Kita adalah project owner dari pesawat R-80 ini. Kalau
seandainya ada bagian-bagian belum bisa kita buat dari dalam negeri tapi
katakanlah dalam waktu 5-10 tahun sudah ada supplier dari dalam negeri
jadi kita bisa merekomendasikan ini yang akan kita gunakan bukan dari
luar negeri lagi,” tutup Ilham.
Selain R-80, pemerintah telah menetapkan N-219 dan N-245 sebagai
program pesawat transport nasional. Pesawat ini dikembangkan oleh PT
Dirgantara Indonesia dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
CB, Jakarta - Batin Menteri Kelautan dan
Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti seolah mendapat tamparan keras.
Bagaimana tidak, dia mendapat berita jika Laut Wanam Papua dikuasai oleh
kapal-kapal asing.
Susi pun bercerita, beberapa waktu lalu
mendapat tamu dari seorang warga Papua. Orang tersebut datang untuk
pertama kalinya di ibukota dan takjub melihat gedung dan lampu-lampu
yang terangnya.
Sayang, menurut orang tersebut lampu di Jakarta kalah terang dengan lampu yang berada di Papua.
"Dia bilang 'Bu lampu Jakarta sangat terang tetapi lampu Wanam lebih
terang dari Jakarta' ucapan lugu dan sangat naif tetapi sebuah tamparan
keras kita. Yang dimaksud kapal asing terapung di depan desa mereka,"
kata dia dalam Pidato Kedaulatan, Jakarta, Selasa (21/4/2015).
Mendengar hal tersebut, Susi pun terhentak. Dia merasa seolah melakukan pembiaran atas kapal-kapal asing tersebut.
Susi menegaskan tinggal diam. Dia meminta seluruh jajarannya untuk
menghalau kapal-kapal asing yang terindikasi melakukan pencurian ikan.
"Seluruh jajaran KKP, kita harus menunjukan bukti manusia bebas. Tidak
takut diintimidasi, tidak diancam, akan konsekuensi demi kebenaran,
kedaulatan ekonomi," ujarnya.
Sejumlah peraturan pun telah
dikeluarkan oleh pemerintah, salah satunya ialah moratorium kapal bekas
asing. Hal itu penertiban pencurian ikan.
"Moratorium untuk menertibkan ilegal fishing, menyadarkan sumber daya alam luar biasa," tandas dia
Jakarta, CB
--
Departemen Kehakiman dan FBI secara resmi mengakui
hampir setiap pemeriksaan unit forensik di FBI memberikan kesaksian yang
cacat dan tidak teratur pada hampir semua pemeriksaan selama lebih dari
dua dekade, sebelum tahun 2000.
Menurut National Association of
Criminal Defense Lawyers (NACDL) dan Innocence Project, pemeriksa unit
forensik FBI memberi kesaksian cacat dengan membesar-besarkan
pemeriksaan pada 95 persen dari 268 ulasan tentang perbandingan rambut
manusia yang dipakai sebagai alat bukti.
"Pemakaian
analisis rambut mikroskopis FBI selama tiga dekade untuk memberatkan
terdakwa adalah bencana yang lengkap," ujar Peter Neufeld, pendiri
Innocence Project.
Menurutnya, lembaga sekelas FBI seharusnya
bisa melakukan investigasi yang mendalam untuk mengungkap suatu kasus
karena pemerintah bergantung pada pemeriksaan dari FBI.
Investigasi perbandingan rambut dimanfaatkan para ilmuwan forensik untuk
mencari kemungkinan tersangka. Helai rambut di tempat kejadian perkara
juga dapat digunakan sebagai barang bukti.
Pengumuman ini
menyoroti kegagalan besar ilmu forensik. Lembaga ini berencana mengubah
standar disiplin ilmu forensik pada tahun ini.
Pengakuan FBI ini
memunculkan keyakinan dari para pengamat bahwa bisa jadi ada beberapa
orang tak bersalah kini mendekam di penjara karena kesalahan investigasi
FBI.
Pada tahun 2002, FBI melaporkan lebih dari 11 persen dari
pemeriksaan perbandingan rambut yang mereka lakukan adalah palsu.
Akibatnya, lima terdakwa telah dibebaskan sejak tahun 2009, mereka
dahulu dituding melakukan pembunuhan atau perkosaan dan dihukum selama
20 sampai 30 tahun penjara.
Arab Saudi mengumumkan akan menghentikan serangan udara dan memulai proses politik di Yaman. (Reuters/Stringer)
Jakarta, CB
--
Arab Saudi mengumumkan pada Selasa (21/4) bahwa
serangan udara di Yaman untuk menggempur pemberontak Syiah al-Houthi
yang telah berlangsung sekitar sebulan akan segera diakhiri.
Iran, yang mendukung Houthi, menyambut gencatan senjata itu.
"Operation Decisive Storm
telah mencapai tujuannya...(termasuk) menghapus ancaman terhadap Arab
Saudi dan negara-negara tetangga, terutama dalam hal senjata berat,"
kata sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita milik
pemerintah Saudi, SPA.
Dalam surat pernyataan itu, Arab Saudi mengatakan akan memulai operasi
baru yang disebut ‘Operation Restoring Hope’, yang akan menggabungkan
aksi politik, diplomatik dan militer. Namun operasi baru ini akan
berfokus pada “proses politik yang akan mengarah ke masa sepan yang
stavil dan aman untuk Yaman.”
Juru bicara Saudi, Brigjen Ahmed
Asseri, mengatakan aliansi masih menargetkan Houthi. "Koalisi akan terus
mencegah milisi Houthi bergerak atau melakukan operasi apapun di dalam
Yaman," katanya kepada wartawan di Riyadh.
Amerika Serikat, yang merupakan sekutu dekat Saudi, pada Selasa juga mengatakan menyambut baik pengumuman Arab Saudi ini.
"Amerika Serikat menyambut pengumuman hari ini oleh pemerintah Arab Saudi dan mitra koalisinya dari kesimpulan Operation Decisive Storm di Yaman," kata Alistair Baskey, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.
Serangan
udara yang dilancarkan oleh Arab Saudi dan negara koalisinya untuk
memukul mundur pasukan Houthi yang mulai merangsek masuk ke Aden, tempat
persembunyian terakhir Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang
kini berada di Riyadh sejak serangan udara dimulai.
Senin lalu
sebuah serangan udara yang menargetkan depot senjata di Bukit Fat Attan,
mengenai Gedung KBRI yang berada sekitar satu kilometer dari Faj Attan.
Dua diplomat dan seorang WNI lain terluka akibat ledakan, namun korban
warga sipil Yaman berjatuhan. Media lokal melaporkan sekitar 46 orang
tewas, serta hamppir 400 lainnya terluka.
Presiden Joko Widodo memberikan pidato
pembukaan di forum peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika yang
digelar di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (22/4). REUTERS/Beawiharta.
Jakarta, CB
--
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti terjadinya
ketidakseimbangan global yang membawa dampak buruk bagi negara-negara di
Asia dan Afrika. Karenanya Jokowi mendesak perlunya reformasi di
Perserikatan Bangsa-Bangsa demi terwujudnya kesetaraan dalam keadilan
dan kemakmuran bagi seluruh bangsa di dunia.
Pernyataan Jokowi
tersebut disampaikan di hadapan seluruh peserta peringatan 60 tahun
Konferensi Asia-Afrika yang digelar di Jakarta Convention Center,
Senayan, Jakarta, Rabu (22/4).
“Sebuah tatanan dunia baru yang didasari oleh kesetaraan keadilan dan
kemakmuran belum terwujud sesuai dengan cita-cita pendahulu kita,” kata
Jokowi dalam pidato pembukaan. “60 tahun berlalu, perjuangan kita belum
selesai.”
Jokowi secara tegas menyindir dominasi sekelompok
negara-negara maju yang menyampingkan keadilan dan kesejahteraan pada
negara-negara di Asia-Afrika. “Kita mendesak reformasi PBB agar
mengutamakan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh bangsa-bangsa di
dunia,” ujar Jokowi.
Jokowi juga menyinggung akan pentingnya
kemerdekaan dan kedaulatan bagi Palestina. “Kita semua harus mendukung
Palestina sebagai sebuah negara yang merdeka,” kata Jokowi seraya
menekankan perlu dilawan ketidakadilan global.
Indonesia, lanjut
Jokowi, siap memainkan peran global secara positif demi terwujudnya
keadilan, kesejahteraan, kemakmuran, dan solidaritas global. “Kita
bangsa-bangsa di Asia-Afrika harus berdiri sama tinggi dengan
bangsa-bangsa di dunia sesuai cita-cita pendiri kita 60 tahun lalu.”
Jokowi
lantas mengingatkan pentingnya mempererat kerja sama di antara seluruh
anggota KAA karena akan menjadi pusat perubahan dunia. “Saya
berkeyakinan masa depan dunia ada di Asia-Afrika,” kata Jokowi dengan
tegas yang disambut tepuk tangan seluruh peserta.
Menurut Jokowi, tiga tantangan ini harus
ditemukan penyelesaiannya agar bangsa-bangsa Asia Afrika bisa berdiri
sejajar dengan negara lain di seluruh dunia. (Reuters/Darren Whiteside)
Jakarta, CB
--
Presiden Joko Widodo hari ini resmi membuka
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika di Jakarta, Selasa (22/4). Dalam
pidatonya, Jokowi memaparkan tiga tantangan yang harus dihadapi bersama.
Menurut
Jokowi, tiga tantangan ini harus ditemukan penyelesaiannya agar
bangsa-bangsa Asia Afrika bisa berdiri sejajar dengan negara lain di
seluruh dunia. Di antara solusinya adalah mempererat kerja sama di
beberapa bidang.
Tantangan pertama adalah kesejahteraan. Menurut
Jokowi tantangan ini bisa diatasi dengan mempererat kerja sama untuk
menghapuskan kemiskinan.
"Kita harus mempererat kerja sama untuk
menghapuskan kemiskinan, kesehatan, ilmu pengetahuan dan memperluas
lapangan kerja," ujar Jokowi.
Tantangan kedua adalah mempererat
solidaritas. Salah satu cara untuk memperkuatnya adalah dengan
meningkatkan investasi serta membangun kerja sama ekonomi antara
negara-negara Asia Afrika.
"Dengan saling membantu membangun
konektivitas, infrastruktur, bandara dan jalan. Indonesia akan menjadi
jembatan maritim yang menghubungkan kedua benua," tutur Jokowi.
Tantangan ketiga adalah stabilitas, baik internal dan eksternal. Dalam hal ini, Jokowi bertanya pada para delegasi.
"Kita harus bertanya apa yang salah dengan kita, sehingga banyak negara Asia Afrika
yang dilanda berbagai konflik internal, kita harus bekerja sama
menghadapi kekerasan, pertikaian dan radikalisme," kata Jokowi.
Selain
itu, Jokowi juga mengajak negara-negara Asia Afrika perang melawan
narkoba yang menghancurkan negara. Namun dia menegaskan bahwa berbagai
tantangan ini harus dihadapi dengan damai.
"Melalui forum ini, saya yakin bahwa masa depan dunia ada di sekitar ekuator di tangan kita," tegas Jokowi.
Hari
ini adalah puncak dari KAA setelah sebelumnya didahului oleh pertemuan
para pejabat tinggi, menteri luar negeri, dan pelaku bisnis Asia Afrika.
Dari 109 negara undangan, 21 kepala negara hadir di Jakarta.
Jokowi
juga hari ini dijadwalkan akan melakukan pertemuan bilateral beberapa
kepala negara, yaitu Singapura, Tiongkok, Jepang dan Yordania.
Rangkaian peringatan 60 tahun KAA berlangsung pada 19-24 April di Jakarta dan Bandung.
Surabaya (CB) - TNI AL menambah empat pesawat latih dasar baru jenis Beechcraft Bonanza G-36 yang akan dioperasikan oleh Skuadron 200 Wing Udara 1/Pusat Penerbangan TNI AL, di Surabaya.
Keempat pesawat latih dasar yang baru itu diserahterimakan dalam
upacara penerimaan yang disaksikan Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade
Supandi, di Base Ops Pangkalan Udara TNI AL Juanda, Surabaya, Jawa
Timur, Senin.
Dalam upacara serah terima pesawat baru itu, keempat pesawat latih
dasar itu diserahkan Asisten Logistik Kepala Staf TNI AL, Laksamana Muda
TNI Hari Pratomo, kepada Komandan Pusat Penerbangan TNI AL, Laksamana
Pertama TNI Sigit Setiyanta.
"Untuk mencetak penerbang yang profesional dan handal, kami perlu
pesawat latih yang spesifik. Sebelumnya, kami sudah punya empat pesawat
sejenis, sehingga kami sekarang memiliki delapan pesawat latih Bonanza
G-36," kata Supandi.
Untuk pengadaan 2015, TNI AL masih memerlukan pesawat latih lagi
sebanyak empat pesawat udara. "Itu pesawat latih mesin tunggal, yaitu
Bonanza G-36 , tapi ke depan kami membutuhkan enam jenis mesin ganda,"
katanya.
Bahkan, untuk calon penerbang yang memasuki pelatihan madya akan
bisa berlatih dengan pesawat yang lebih besar, seperti CN-235 dan Cassa
N-212.
"Pesawat itu merupakan kepanjangan mata dalam deteksi kapal-kapal permukaan," katanya.
Ditanya antisipasi kecelakaan atau insiden dalam latihan dengan
pesawat latih, orang nomer satu di TNI AL itu mengatakan pelatihan di
lingkungan TNI AL itu dilakukan secara lebih rinci.
"Tidak hanya itu, perawatan juga kita lakukan secara rutin dan
kalau ada error akan langsung dilakukan perbaikan. Kita juga memiliki
Tim Keselamatan Penerbangan yang selalu memantau," katanya.
Dalam upacara serah terima pesawat udara latih dasar itu, Supandi
sempat membaptis mereka dengan air dalam kendi serta membuka selubung
pesawat yang bertuliskan Skuadron 200.
Terkait pengadaan pesawat latih dengan penyedia PT Krida Setia
Abadi itu, Setiyanta menjelaskan nilai keempat pesawat latih buatan
Beechcraft Company di Wichita, Kansas, AS itu mencapai Rp59 miliar.
"Sertifikasi dan pelatihan untuk pengoperasian pesawat itu sudah
dilakukan di AS pada November-Desember 2014, bahkan keempat pesawat
latih itu sebenarnya sudah memeriahkan HUT TNI 2014, tapi upacara resmi
baru hari ini," katanya.
Spesifikasi pesawat latih Bonanza G-36 adalah mesin tunggal,
bertenaga 300 HP, enam silinder, dan bahan bakar avgas. Kapasitas
pesawat terbang adalah empat orang dengan kecepatan 326/jam dan daya
jelajah 1.713 km di ketinggian maksimal 5.639 m.
Pada periode II (2015-2019), TNI AL berkomitmen untuk membangun
kekuatan, khususnya pesawat udara yakni helikopter anti-kapal selam (11
unit), helikopter anti-kapal permukaan air (delapan unit), helikopter
angkut taktis (empat unit), CN235-2000 Patmar (tiga unit), dan sejumlah
simulator.
Selain alutsista, TNI AL juga berencana mengembangkan pangkalan
udara TNI AL kelas A di Tanjung Pinang dan kelas B di Bengkulu, Ambon,
dan Tual, serta Wing Udara 3 di Sorong.
ESA Citra supervoid (berbentuk lingkaran) seperti diambil teleskop Planck.
CB— Astronom menemukan obyek raksasa di
alam semesta. Obyek itu ialah supervoid, punya diameter sekitar 1,8 juta
tahun cahaya. Bayangkan besarnya, rentang jarak Bumi ke Pluto saja
hanya 5,3 jam cahaya.
Istvan Szapudi, astronom yang memimpin
studi di University of Hawaii di Manoa, mengatakan bahwa obyek tersebut
kemungkinan "merupakan benda tunggal terbesar yang pernah ditemukan oleh
manusia".
Obyek terbesar itu ditemukan saat Szapudi dan tim tengah mempelajari fenomena "area dingin" atau "cold spot" di alam semesta. Area itu memiliki materi 20 persen dan galaksi 10.000 lebih sedikit dibanding area lain.
"Cold spot"
merupakan area yang begitu misterius, ditemukan pada tahun 2004.
Astronom hingga saat ini belum mampu menguraikan tentang asal-usul area
tersebut serta dampaknya pada pemahaman akan asal-usul alam semesta.
Di tengah upaya menguraikan "cold spot",
dalam satu studinya, Szapudi dan timnya menemukan supervoid terbesar
ini. Dibandingkan dengan bagian alam semesta lain yang padat, supervoid
bisa diumpamakan sebagai sebuah lubang.
Meskipun demikian, Andras
Kovacs dari Eotovos Lorand University di Budapest yang juga terlibat
studi mengatakan, "Supervoid tidak benar-benar kosong. Mereka hanya
sangat kurang padat."
"Yang kami temukan adalah supervoid
terbesar yang pernah ditemukan. Dengan kombinasi ukuran dan
kekosongannya, supervoid kami sangat jarang. Kami memperkirakan hanya
ada beberapa supervoid yang sebesar ini di alam semesta," imbuh Kovacs.
Penemuan supervoid ini sedikit memberi penjelasan tentang misteri "cold spot". Area itu mungkin lebih dingin dan memiliki lebih sedikit galaksi karena keberadaan supervoid besar di pusatnya.
Adanya supervoid bisa menguraikan misteri "cold spot"
sebab dalam semesta yang terus mengembang seperti yang dipahami saat
ini, foton cahaya akan bergerak lebih lambat ketika melintasi void.
Seiring
memasuki supervoid, energi kinetik foton cahaya diubah menjadi energi
potensial. Bayangkan pergerakan foton cahaya memasuki supervoid seperti
manusia yang mendaki sebuah bukit.
Dalam semesta yang stasioner
atau tak mengembang, foton cahaya akan mendapatkan lagi energi
kinetiknya begitu keluar dari supervoid. Dengan demikian, kecepatannya
akan sama cepat. Bayangkan seperti manusia yang turun gunung.
Namun,
dalam semesta yang mengembang, skenarionya berbeda. Ruang akan lebih
besar sehingga supervoid, jika dianggap sebagai bukit, akan lebih rendah
ketika manusia menuruninya. Maka dari itu, kecepatan foton cahaya pun
akan lebih lambat ketika keluar.
Meskipun memberi sedikit pencerahan, supervoid hanya menyumbang 10 persen dari anomali "cold spot". Jadi, penemuannya belum mampu memecahkan misteri "cold spot", malah menambah daftar pertanyaan yang harus dijawab.
"Sekarang
kita harus menjawab bagaimana void itu terbentuk. Ini adalah fenomena
yang sangat jarang," ungkap Roberto Trotta dari Imperial College London
yang tak terlibat studi seperti dikutip The Guardian, Senin (20/4/2015).
CB- Selama 450 juta tahun, Bumi pernah mengalami "kiamat" atau kematian massal 5 kali. Itulah yang dipahami selama ini.
Dalam
publikasi di Geological Society of American Bulletin, ilmuwan
mengatakan, ada satu lagi peristiwa yang bisa disebut kematian massal,
yaitu peristiwa Capitanian yang terjadi 262 juta tahun lalu.
David
Bond dari University of Hull dan timnya melakukan penelitian di
Spitsbergen, pulau pada jarak 890 km dari pulau utama Norwegia, untuk
membuktikan adanya "kiamat" keenam itu.
Bond dan rekannya
meneliti Kapp Starostin Formation, lapisan batuan setebal 400 meter di
beberapa lokasi Spitsbergen, yang bisa memberi petunjuk tentang kondisi
27 juta tahun masa Permian Tengah, masa di mana peristiwa Capitanian
diduga terjadi.
Pertama, Bond harus memastikan bahwa data dari
lapisan batuan tersebut menunjukkan kesamaan dengan data adanya
peristiwa Capitanian yang diambil dari wilayah tropis.
Dengan
menganalisis rasio isotop karbon dan stronsium serta beragam logam dan
polaritas magnetik, Bond berhasil mengonfirmasi bahwa lapisan batuan
tersebut menunjukkan korelasi dengan lapisan batuan di wilayah tropis.
Kedua,
Bond harus bisa menunjukkan adanya penurunan populasi satwa tertentu
secara drastis pada waktu terjadinya kepunahan massal.
Bond pun
menganalisis populasi mollusca jenis brachiopoda dan bivalvia. Dia
menunjukkan bahwa lapisan Capitania, populasi brachiopoda mengalami
penurunan hingga 87 persen. Itu merupakan petunjuk terhadinya kepunahan
massal.
Kemudian pada lapisan batuan yang lebih muda, brachiopoda
kembali muncul. Namun, pasca kepunahan massal itu, bivalvia lebih
mendominasi.
Menurut Bond, kepunahan massal kala itu terjadi
karena erupsi Emeishan Traps, kini terletak di provinsi Sichuan, China.
Erupsi melepaskan banyak karbon dioksida, membuat laut mengalami
pengasaman dan kekurangan oksigen.
Penelitian tentang peristiwa
Capitanian dibutuhkan sebab sejak diketahui 20 tahun lalu, peristiwa itu
belum dikategorikan sebagai kematian massa.
Ada kematian massal
yang lebih besar berpaut 12 juta tahun dari peristiwa Capitanian.
Peristiwa yang disebut Kiamat Permian Akhir itu memusnahkan 96 persen
spesies di muka Bumi. Karena terpaut singkat, seringkali Captanian dan
permian Akhir dianggap satu.
Karena belum banyak diteliti dan minim bukti dampak, Capitanian juga sering dianggap hanya kiamat regional, bukan global.
Dengan
hasil penelitiannya, Bond yakin bahwa Capitanian merupakan peristiwa
yang terpisah dengan Permian Akhir. Ia juga yakin bahwa peristiwa itu
bisa dikatakan kematian massa yang global.
Meski demikian, tak
semua setuju bahwa peristiwa Capitanian bisa dikatakan kiamat global.
Salah satunya Matthew Clapham dari Universoty of California di Santa
Cruz.
"Hilangnya beberapa lusin spesies di suatu daerah tak
menjadikan sebuah peristiwa sebagai kematian massal," katanya seperti
dikutip BBC, Selasa (21/4/2015). Namun Clapham mengakui bahwa hasil riset Bond menyuguhkan fakta menarik di Spitsbergen jutaan tahun lalu.