Menteri Susi Pudjiastuti dan Duta
Besar Norwegia untuk RI Stig Traavik menyaksikan peledakan kapal Viking
di perairan Pangandaran, Jawa Barat. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Pangandaran, CB
--
Susi Pudjiastuti tak duduk manis menjelang peledakan
Fishing Vessel Viking, kapal pencuri ikan lintas negara yang diburu 13
negara dan
Interpol karena gentayangan meraup sumber daya laut di berbagai samudra.
Alih-alih
anteng melihat ‘pasukannya’ bekerja, sang menteri berdiri di panggung
kecil, memimpin langsung penenggelaman kapal. Dia mengomandani Satuan
Tugas Pemberantasan Penangkapan Ikan Ilegal.
“Kakap, di sini Paus. Laporkan kesiapan,” ujar Susi via
handy talky dari atas panggung yang didirikan di pesisir Pantai Pangandaran, Jawa Barat, Senin pekan ini.
Mendengar
suara sang komandan, salah satu marinir yang berada di laut, di sekitar
kapal FV Viking yang hendak dikaramkan separuh badan, segera menjawab.
“Di
sini Kopaska. Bahan peledak terpasang di Viking, siap untuk diledakkan.
Selanjutnya siap menunggu perintah,” jawab si prajurit Komando Pasukan
Katak, juga via
handy talky.
Susi pun memberi aba-aba
dari darat. “Kakap, di sini Paus. Laksanakan peledakan dengan hitungan
mudur. Lima, empat, tiga, dua, satu,” ujar sang menteri.
Beberapa
detik kemudian, terdengar suara ledakan yang cukup memekakkan telinga.
Api berkobar dari badan Viking, kontras dengan semburan air laut di
sekeliling kapal itu.
Kapal
Viking yang ditangkap TNI Angkatan Laut diledakkan di perairan
Pangandaran, Jawa Barat, Senin (14/3). (CNN Indonesia/Safir Makki)
|
“Kapal berhasil diledakkan, kapal berhasil diledakkan. Seluruh bahan
peledak berhasil meledak sempurna,” kata marinir ‘Kakap’ kepada Susi si
‘Paus’ betina.
Susi pun merespons, “Kakap, di sini Paus. Bravo. Laut masa depan bangsa, laut masa depan bangsa.”
Itulah
petikan dialog antara 'Kakap' dan 'Paus' kala kapal Viking yang
berstatus tanpa kenegaraan dikaramkan sebagian dengan cara diledakkan.
Berikutnya kapal karam itu akan jadi monumen perlawanan terhadap praktik
pencurian ikan yang terjadi di laut Indonesia.
“Perang menentang
illegal fishing di laut Indonesia menjadi bagian perlawanan dunia bagi praktik-praktik
transnational organized crime yang dilakukan para pelaku
Illegal, Unreported dan Unregulated Fishing,” ujar Susi.
Susi,
mengenakan gaun hijau dan sepatu olahraga hitam, berdiri bak Ratu Laut.
Dia meminta anak buahnya berdiri berjajar di samping dia menyaksikan
peledakan kapal. Susi berkata, tanpa kerja keras para bawahannya itu,
Viking mungkin tak akan bisa ditangkap.
Susi bukan orang yang
asing dengan laut dan isinya. Perempuan asli Pangandaran itu, sebelum
menjadi menteri, merupakan pemilik dan Presiden Direktur PT ASI
Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan.
Kejahatan di lautan, kata Susi, telah merugikan banyak pihak, khususnya nelayan yang mengandalkan hidup dari sumber daya laut.
“Pencurian
ikan telah membuat perekonomian Indonesia dari sektor perikanan tidak
pantas merefleksikan luasnya laut indonesia,” ujar perempuan 51 tahun
itu.
Susi mengingatkan, pencurian ikan harus dilawan dengan ketegasan dan
kesungguhan. Jika mengalah, kata dia, seluruh sumber daya laut Indonesia
sudah pasti akan habis.
“Ketegasan diperlukan untuk menjaga
laut, menjaga masa depan bangsa kita. Lautan biru tanpa ikan tak ada
artinya. Laut mesti menjadi masa depan bangsa. Kami betul-betul tak
main-main lagi,” kata Susi.
Lebih dari 150 kapal ilegal telah
ditenggelamkan pemerintah Indonesia sejak Susi menjabat sebagai menteri.
Semua itu, ujar Susi, sesuai dengan amanah Undang–Undang Nomor 45 Tahun
2009 tentang Perikanan, dan mengacu pada Surat Edaran Ketua Mahkamah
Agung Nomor 1 Tahun 2015 tentang Barang Bukti Kapal dalam Perkara Pidana
Perikanan.
Dalam surat edaran itu dijelaskan, berdasarkan Pasal
69 ayat (4) Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009, penyidik dan atau
pengawas perikanan dapat melakukan tindakan khusus berupa pembakaran
dan/atau penenggelaman kapal perikanan yang berbendera asing berdasarkan
bukti permulaan yang cukup.
Credit
CNN Indonesia