MOSKOW
- Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menuturkan bahwa Rusia dan
negara-negara Eropa khawatir dengan masa depan Perjanjian Pakta
Pertahanan Jarak Jauh atau INF. Peskov menyebut, masa depan INF menjadi
tidak jelas, setelah Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk keluar dari
perjanjian itu.
"Eropa khawatir tentang situasi dengan misil jarak dekat dan jarak menengah, kami prihatin. Nasib dokumen ini tidak jelas, dan yang paling penting, apa yang akan terjadi selanjutnya dengan rudal ini, itu juga tidak jelas. Karena itu, diperlukan untuk duduk bersama dan berbicara," ucap Peskov, seperti dilansir Sputnik pada Senin (12/11).
Peskov kemudian menyinggung mengenai rencana pertemuan antara Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden AS, Donald Trump di sela-sela acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20. Peskov mengatakan bahwa tidak ada perjanjian konkret dalam pertemuan yang akan digelar di Argentina itu.
"Keadaan terus berubah untuk rekan-rekan AS kami, kami mungkin juga memiliki beberapa perubahan. Jadi tidak ada kesepakatan konkret saat ini, kami tidak bisa mengatakan apa pun dengan pasti," kata Peskov.
"Eropa khawatir tentang situasi dengan misil jarak dekat dan jarak menengah, kami prihatin. Nasib dokumen ini tidak jelas, dan yang paling penting, apa yang akan terjadi selanjutnya dengan rudal ini, itu juga tidak jelas. Karena itu, diperlukan untuk duduk bersama dan berbicara," ucap Peskov, seperti dilansir Sputnik pada Senin (12/11).
Peskov kemudian menyinggung mengenai rencana pertemuan antara Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden AS, Donald Trump di sela-sela acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20. Peskov mengatakan bahwa tidak ada perjanjian konkret dalam pertemuan yang akan digelar di Argentina itu.
"Keadaan terus berubah untuk rekan-rekan AS kami, kami mungkin juga memiliki beberapa perubahan. Jadi tidak ada kesepakatan konkret saat ini, kami tidak bisa mengatakan apa pun dengan pasti," kata Peskov.
Dia
mengatakan bahwa jumlah masalah dalam agenda bilateral terus meningkat.
Peskov lalu menekankan bahwa defisit saling percaya dalam hubungan
kedua negara sedang tumbuh di tengah lambatnya persiapan pertemuan
Putin-Trump.
Credit sindonews.com