(Reuters/Turkish Interior Ministry/Handout)
Moskow, CB
--
Rusia mengancam akan melancarkan balasan ekonomi
terhadap Turki, namun pemerintah Turki menganggap ancaman itu
“emosional” dan “tidak pantas”.
Perdana Menteri Dmitry Medvedev
memerintahkan pemerintahnya menyusun langkah yang mencakup pembekuan
proyek-proyek investasi bersama dan membatasi impor makanan dari Turki.
Menteri
Ekonomi Alexei Ulyukayev mengatakan Moskow akan membatasi penerbangan
dari dan menuju Turki, menunda zona perdagangan bebas bersama dan
membatasi proyek-proyek besar seperti pipa gas TurkiStream serta pusat
pembangkit listrik nuklir yang dibangun Rusia di Turki bernilai US$20
miliar.
Tindakan Turki membuat marah Rusia, namun reaksi Moskow
dibuat dengan berhati-hati dan tidak ada isyarat kuat bahwa negara ini
menginginkan ketegangan militer, atau gangguan pada tujuan utamanya di
wilayah: mendapatkan dukungan internasional atas upayanya menyelesaikan
konflik di Suriah.
Namun, mereka ingin menghukum Turki secara ekonomi.
Kepala badan pariwisata Rusia Rotourism, mengatakan kerjadama dengan Turki “jelas” akan dihentikan.
Setidaknya
dua perusahaan perjalanan wisata telah mengatakan akan menghentikan
penjualan paket liburan ke Turki setelah para pejabat Rusia menyarankan
warga Rusia untuk tidak berlibur ke negara itu.
Jumlah warga
Rusia yang berkunjung ke Turki berada di urutan kedua di belakang
Jerman, dan menyumbang pemasukan sekitar US$4 miliar per tahun pada
sektor pariwisata Turki. Pemasukan ini sangat dibutuhkan pemerintah
Turki untuk membiayaai defisit anggaran berjalan yang besar.
Perdana
Menteri Medvedev mengatakan pembatasan impor makanan dari Turki bisa
diterapkan dalam beberapa hari, setelah memperketat pemeriksaan
produk-produk pertanaian Turki.
Moskow melarang impor sebagian
besar makanan barat pada 2014 ketika negara Barat menerapkan sanksi
terkait peran Rusia dalam krisis Ukraina. Larangan ini mengganggu pasok
makanan karena pedagang harus mencari pemasok baru.
Sementara
itu, kementerian pertahanan Rusia mengatakan telah menghentikan seluruh
kerjasama dengan militer Turki seperti layanan khusus yang dibuat untuk
berbagi informasi terkait serakgan udara Rusia di Suriah.
Pemerintah
Turki bereaksi dengan mengatakan kedua negara perlu duduk bersama
membicarakan insiden yang menewaskan satu penerbang Turki itu.
“Kita
adalah mitra strategis…’Proyek-proyek bersama kemungkinan dihentikan,
hubungan kemungkinan diputus?’ Apakah pendekatan itu pantas bagi
politisi,” kata Presiden Tayyip Erdogan, Kamis (26/11).
“Pertama-tama,
politisi dan militer kedua negara harus duduk bersama untuk
membicarakan kesalahan yang telah dibuat, kemudian memusatkan perhatian
untuk membenahi kesalahan di kedua kubu. Tetapi, kita malah mengeluarkan
pernyataan emosional seperti ini, sangat tidak benar.”
Warga Rusia memprotes penembakan jet tempur oleh Turki di depan Kedutaan Rusia di Moskow, 24 November. (Reuters/Maxim Shemetov)
|
Penembakan jet Rusia oleh angkatan udara Turki pada Selasa (24/11)
adalah bentrokan paling serius antara anggota NATO dan Rusia. Insiden
ini semakin membuat upaya memerangi militan ISIS oleh sejumlah negara
menjadi rumit.
Para pemimpin dunia mendesak kedua kubu mencegah
peningkatan ketegangan. Dalam upaha mendinginkan perseteruan ini, dan
meminta dukungan pada negara Barat, Perdana Menteri Turki Ahmet
Dauvutoglu menulis surat kepada koran Inggris the Times bahwa negaranya
siap bekerja sama dengan sekutu dan Rusia untuk “mengendorkan
ketegangan”.
Presiden Tayyip Erdogan juga menjawab tudingan
Rusia bahwa Turki membeli minyak dan gas dari ISIS di Suriah, dengan
mengatakan bahwa justru Presiden Suriah Bashar al-Assad dan pendukungnya
termasuk Rusia, menjadi sumber keuangan dan kekuatan militer kelompok
itu.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia masih
menunggu jawaban masuk akal dari Turki terkait penembakan jet tempur
yang menurut Moskow tidak pernah keluar dari wilayah udara Suriah.
Namun, Ankara mengatakan pesawat itu memasuki wilayah udaranya meski
sudah diperingatkan beberapa kali.
Kementerian luar negeri Turki
mengatakan misi diplomatik dan perwakilan usaha Turki di Rusia telah
diserangn, dan dutabesar Rusia di Ankara telah dipanggil sebagia protes.
Presiden
Erdogan mengatakan jet tempur itu ditembak sebagai “reaksi otomatis”
jika ada pelanggaran di wilayah udara Turki, yang sejalan dengan
perintah kepada militer.
Erdogan mengatakan perintah ini
merupakan masalah yang terpisah dari ketidaksepakatan dengan Rusia
terkai kebijakan di Suriah. Dia mengatakan Ankara akan terus mendukung
pemberontak moderat di Suriah dan pejuang Turkmenistan yang melawan
pasukan Presiden Assad.
Erdogan mengatakan kepada CNN bahwa
Rusia, bukan Turki, yang harus meminta maaf atas insiden ini. Dia juga
mengatakan telah menelpon Putin setelah jet itu ditembak jatuh, namun
pemimpin Rusia itu belum menelpon balik.
Credit
CNN Indonesia